Anda di halaman 1dari 18

Gas Kromatografi

Kimia Analisis Instrumen


Jenis kromatografi yang umum digunakan
dalam analisis kimia untuk pemisahan dan
analisis senyawa yang dapat menguap
tanpa mengalami dekomposisi
Prinsip
Suatu fase gerak berbentuk gas mengalir di bawah tekanan melewati
pipa yang dipanaskan dan disalut dengan fase diam cair atau dikemas
dengan fase diam cair yang disalut pada suatu penyangga padat. Analit
tersebut dimuatkan ke bagian atas kolom melalui suatu portal injeksi
yang dipanaskan, tempat analit menguap. Analit ini kemudian
berkondensasi di bagian atas kolom tersebut, yaitu pada suhu yang
lebih rendah. Suhu oven kemudian dijaga agar tetap konstan ataupun
diprogram agar meningkat secara bertahap. Ketika sudah berada di
dalam kolom, pemisahan suatu campuran yang terjadi bergantung
pada lamanya waktu relative yang dibutuhkan oleh komponen-
komponennya di dalam fase diam.
Instrumentasi
Penerapan
• Karakterisasi beberapa obat yang tidak diformulasi, terutama yang
berhubungan dengan deteksi pengotor pada proses
• Uji batas untuk sisa pelarut dan pengotor atsiri lain dalam bahan obat
• Terkadang digunakan untuk kuantifikasi obat-obat dalam formulasi,
terutama jika obat tersebut tidak memiliki satu kromofor
• Karakterisasi beberapa bahan baku yang digunakan dalam sintesis
molekul obat
• Karakterisasi minyak atsiri
• Pengukuran obat dan metabolitnya dalam cairan biologis
Syarat senyawa
• Volatil
• Stabil terhadap panas: dapat berubah menjadi fase gas atau uap pada
suhu operasional KG.
• Tidak terdekomposisi pada suhu tersebut
Syarat gas sebagai fase gerak
• Inert, tidak bereaksi dengan sampel, solvent, dan material dalam
kolom
• Kemurnian tinggi
• Mudah diperoleh dan murah
• Cocok dengan detector yang dipakai
• Contoh: N2, He, H2, Ar, dll.
• Gas helium dan argon sangat baik, tidak mudah terbakar namun
relative lebih mahal. H2 relative lebih murah namun mudah terbakar
Instrumentasi
• Gas pembawa
• Injector
• Kolom
• Detektor
• Recorder
Parameter yang mengatur kinerja KG
• Jenis/aliran gas pembawa
Menurut persamaan Van Deemter, Hidrogen dan Helium memberikan
efisiensi yang lebih tinggi pada laju aliran yang tinggi dibandingkan
dengan nitrogen.
Laju aliran lazim untuk hydrogen dan helium adalah dalam rentang 30-
50cm/detik
Laju aliran optimum Nitrogen adalah 10-20cm/detik.
Laju aliran gas turun seiring dengan naiknya suhu sehingga dapat
mempengaruhi efisiensi kolom.
Parameter yang mengatur kinerja KG
• Suhu kolom
Seiring dengan peningkatan suhu, derajat resolusi antara kedua
komponen turun karena tingkat interaksi dengan fase diam berkurang
seiring dengan naiknya tekanan uap analit.
suhu yang lebih rendah menghasilkan resolusi yang lebih baik.
Parameter yang mengatur kinerja KG
• Panjang kolom
Daya pemisahan suatu kolom bervariasi tergantung pada akar kuadrat
panjangnya. Jika diperlukan peningkatan resolusi 2x lipat, Panjang
kolom harus ditingkatkan menjadi 4x lipat yang menyebabkan waktu
analisis juga meningkat 4x lipat.
Peningkatan resolusi yang dihasilkan oleh Panjang sering dapat
digantikan dengan penurunan suhu, memastikan bahwa interaksi
dengan fase diam akan lebih banyak terjadi, terutama jika fase diam
memiliki karakteristik yang memungkinkannya untuk memilih satu
analit daripada yang lain.
Parameter yang mengatur kinerja KG
• Pengisian fase ketebalan film
Semakin besar volume fase diam, zat terlarut akan semakin berpartisi
ke dalam fase tersebut. Jika ketebalan film atau pengisian fase diam
digandakan maka retensi suatu analit akan menjadi dua kali lipat.
Jadi film yang lebih tebal digunakan untuk bahan yang sangat volatile
untuk meningkatkan waktu retensinya dan untuk meningkatkan
resolusi antara analit tanpa menambah Panjang kolom.
Parameter yang mengatur kinerja KG
• Inner diameter
Semakin kecil inner diameter suatu kolom kapiler, kolom tersebut akan
semakin efisien untuk ketebalan yang sama.
Kelebihan
• Memiliki kemampuan akurasi dan presisi kuantitatif yang sama
dengan HPLC, terutama jika digunakan bersamaan dengan suatu baku
internal
• Memiliki kekuatan pemisahan yang lebih besar daripada HPLC jika
digunakan dengan kolom kapiler
• Mudah diautomisasi
• Dapat digunakan untuk menentukan senyawa yang tidak memiliki
kromofor
• Fase geraknya tidak bervariasi dan tidak membutuhkan pembuangan
Keterbatasan
• Hanya senyawa atsiri yang stabil terhadap suhu yang dapat dianalisis
• Sampel mungkin membutuhkan derivatisasi untuk mengubahnya
menjadi bentuk atsiri sehingga memasukkan satu tahap tambahan
dalam analisis, dan kemungkinan besar pengganggu-pengganggu
• Pemasukan sampel kuantitatif lebih sulit karena sedikitnya sampel
yang diinjeksikan
• Larutan berair dan garam tidak dapat disuntikkan ke dalam instrumen
Latihan kelas A

• Bentuk 4 kelompok untuk mendiskusikan:


1. Sampel yang dianalisis, kondisi analisis dan preparasi sampel
2. Metode analisis: validasi metode
3. Hasil analisis: linearitas dan range, akurasi, dan presisi
4. Hasil analisis: persen recovery, stabilitas analit, serta kesimpulan
Latihan kelas B

• Bentuk 4 kelompok untuk mendiskusikan:


1. Sampel yang dianalisis, kondisi analisis dan preparasi sampel
2. Metode analisis: validasi metode
3. Hasil analisis: linearitas dan sensitivitas; precission dan akurasi.
4. Hasil analisis: kuantitatif dan kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai