Konsep Modul Ajar
Konsep Modul Ajar
Pada kegiatan belajar sebelumnya, Bapak Ibu guru telah mempelajari asesmen baik formatif,
sumatif, bentuk tes, dan juga umpan balik. Setelah Bapak Ibu mengetahui cara menilai
pembelajaran yang dilakukan, pada kegiatan belajar 7 ini, Bapak Ibu guru akan belajar menyusun
modul ajar sesuai dengan capaian pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Penyusunan modul ajar penting supaya Bapak Ibu guru dapat merancang skenario pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, siswa, capaian pembelajaran dan tujuan
pembelajaran yang telah dianalisis dan ditetapkan sebelumnya. Perencanaan yang baik akan
memudahkan Bapak Ibu guru dalam melakukan pembelajaran dan evaluasi terhadap pembelajaran
yang telah dilakukan.
A. Konsep Modul Ajar
Modul ajar adalah sejumlah alat atau sarana media, metode, petunjuk, dan pedoman yang
dirancang secara sistematis dan menarik. Modul ajar merupakan implementasi dari Alur Tujuan
Pembelajaran yang dikembangkan dari Capaian Pembelajaran dengan Profil Pelajar Pancasila
sebagai sasaran. Modul ajar disusun sesuai dengan fase atau tahap perkembangan peserta
didik, mempertimbangkan apa yang akan dipelajari dengan tujuan pembelajaran, dan berbasis
perkembangan jangka panjang. Guru perlu memahami konsep mengenai modul ajar agar proses
pembelajaran lebih menarik dan bermakna.
Secara lengkap penjelasan terkait komponen – komponen modul ajar adalah sebagai berikut :
1. Informasi Umum
a. Identitas Modul
Kompetensi awal adalah pengetahuan dan/atau keterampilan yang perlu dimiliki siswa
sebelum mempelajari topik tertentu. Kompetensi awal merupakan ukuran seberapa
dalam modul ajar dirancang.
Setiap modul ajar memuat satu atau beberapa unsur dimensi Profil Pelajar Pancasila
yang telah ditetapkan.
Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.
Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar yang terbatas hanya satu gaya
misalnya dengan audio. Memiliki kesulitan dengan Bahasa dan pemahaman materi ajar,
kurang percaya diri, kesulitan berkonsentrasi jangka panjang, dsb.
Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin.
f. Model Pebelajaran
2. Komponen Inti
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran harus mencerminkan hal-hal penting dari pembelajaran dan harus
bisa diuji dengan berbagai bentuk asesmen sebagai bentuk dari unjuk pemahaman.
Tujuan pembelajaran menentukan kegiatan belajar, sumber daya yang digunakan,
kesesuaian dengan keberagaman murid, dan metode asesmen yang digunakan.
Tujuan pembelajaran bisa dari berbagai bentuk, yaitu pengetahuan yang berupa fakta
dan informasi, dan juga prosedural, pemahaman konseptual, pemikiran dan penalaran
keterampilan, dan kolaboratif dan strategi
komunikasi.
b. Pemahaman Bermakna
Pemahaman bermakna adalah informasi tentang manfaat yang akan peserta didik
peroleh setelah mengikuti proses pembelajaran. Manfaat tersebut nantinya dapat peserta
didik terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh kalimat pemahaman bermakna:
b.
o Manusia berorganisasi untuk memecahkan masalah dan mencapai suatu tujuan.
o Makhluk hidup beradaptasi dengan perubahan habitat.
c. Pertanyaan Pemantik
Pertanyaan pemantik dibuat oleh guru untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan
kemampuan berpikir kritis dalam diri peserta didik. Pertanyaan pemantik
memandu siswa untuk memperoleh pemahaman bermakna sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Contohnya pada pembelajaran menulis cerpen, guru dapat mendorong
pertanyaan pemantik sebagai berikut:
c.
o Apa yang membuat sebuah cerpen menarik untuk dibaca?
o Jika kamu diminta untuk membuat akhir cerita yang berbeda, apa yang akan kamu
usulkan?
d. Kegiatan Pembelajaran
e. Asesmen
Pengayaan adalah kegiatan pembelajaran yang diberikan pada peserta didik dengan
capaian tinggi agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Remedial
diberikan kepada peserta didik yang membutuhkan bimbingan untuk memahami materi
atau pembelajaran mengulang. Saat merancang kegiatan pengayaan, perlu diperhatikan
mengenai diferensiasi contohnya lembar belajar/kegiatan yang berbeda dengan kelas.
3. Lampiran
1.
1. Karakteristik, kompetensi dan minat peserta didik di setiap fase.
2. Perbedaan tingkat pemahaman, dan variasi jarak (gap) antar tingkat kompetensi
yang bisa terjadi di setiap fase.
3. Melihat dari sudut pandang pelajar, bahwa setiap peserta didik itu unik.
4. Bahwa belajar harus berimbang antara intelektual, sosial, dan personal dan semua
hal tersebut adalah penting dan saling berhubungan.
5. Tingkat kematangan setiap peserta didik tergantung dari tahap perkembangan yang
dilalui oleh seorang peserta didik, dan merupakan dampak dari pengalaman
sebelumnya.
Selain hal di atas, ada 4 kriteria yang harus diiliki bahan ajar, yaitu
1. Esensial
Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melaluipengalaman belajar dan lintas
disiplin.
Menumbuhkan minat untuk belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses
belajar. Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya,
sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk tahap usianya.
Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai
dengan konteks di waktu dan tempat peserta didik berada.
4. Berkesinambungan
Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai dengan fase belajar peserta didik.
D. Prosedur Penyusunan Modul Ajar
Untuk menyusun modul ajar, yang perlu dilakukan pertama kali adalah analisis kondisi dan
kebutuhan terkait guru, siswa, dan satuan pendidikan. Hal ini penting untuk membagi tugas
mengajar guru dalam melaksanakan struktur kurikulum Merdeka dan merancang
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan yang ditetapkan pemerintah dan satuan pendidikan. Selanjutnya, sekolah
bersama guru mengidentifikasi dan menentukan dimensi profil pelajar Pancasila yang akan
dikembangkan, baik melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila maupun dalam
pembelajaran. Guru merumuskan capaian pembelajaran yang nantinya akan dikembangkan
menjadi alur tujuan pembelajaran sebagai dasar dalam menyusun bahan ajar. Setelah modul
ajar disusun, guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan modul ajar yang telah disusun.
Apabila pembelajaran selesai dilakukan, guru melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran dan memberikan tindak lanjut terkait hasil evaluasi yang telah dilakukan.
Prosedur penyusunan modul ajar dapat dilihat secara ringkas pada gambar 6.3 di bawah ini :
Gambar 6.3 Prosedur Penyusunan Modul Ajar
RANGKUMAN
1. Modul ajar adalah sejumlah alat atau sarana media, metode, petunjuk, dan pedoman yang
dirancang secara sistematis dan menarik.
2. Komponen modul ajar terdiri dari 3 bagian, yaiu informasi umum, kompetensi inti, dan
lampiran
3. Kriteria modul ajar yang baik ada 4, yaitu (1) esensial, (2) Menarik, Bermakna, dan
Menantang, (3) Relevan dan Kontekstual, dan (4) berkesinambungan.
4. Prosedur penyusunan modul ajar dimulai dari analisis kebutuhan guru, siswa, dan sekolah,
identifikasi dimensi profil pelajar Pancasila yang akan dikembangkan, menentukan alur
tujuan pembelajaran, menyusun bahan ajar, pelaksanaan bahan ajar, hingga yang terakhir
evaluasi dan tindak lanjut atas pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul ajar yang
telah disusun.
Uji pemahaman Anda dengan klik test Formatif dibawah ini:
TES FORMATIF
Setelah menjawab seluruh soal tersebut, cocokkan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes
Formatif-7 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban benar Anda. Setiap jawaban
benar diberi skor 2 sehingga skor tertinggi adalah 10 (sepuluh) dan skor terendah adalah 0 (nol).
Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
Kegiatan Belajar (KB) ini. Jika nilai Anda 60% maka Anda boleh langsung melanjutkan belajar ke
Kegiatan Belajar berikutnya. Sedangkan jika nilai Anda kurang dari 60% maka Anda perlu
mengulangi belajar KB ini terutama materi yang berkaitan dengan jawaban yang salah.