Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL SKRIPSI

TINJUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI PASIR DI


PT TAMBANG TEMBELING KELURAHAN
TEMBELING TANJUNG

Oleh :

Bintan Amari Widyanto

NIM: 19.1255

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SULTAN ABDURRAHMAN KEPULAUAN RIAU
2023
TINJUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI PASIR DI
PT TAMBANG TEMBELING KELURAHAN
TEMBELING TANJUNG

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia selalu berhubungan satu

sama lain, disadari atau tidak, untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan

hidupnya. Pergaulan hidup tempat setiap orang melakukan perbuatan

dalam hubunganya dengan orang-orang lain disebut muamalah.1 Dalam

kehidupan muamalah, walaupun terdapat hadist yang mengatakan bahwa

manusia lebih mengetahui atas urusan dunianya, namun bukan berarti

membuat kebenaran hukum syara‟ tunduk pada nafsu manus Oleh

karena itu dalam kehidupan manusia tidak lepas dari peraturan hukum.

Salah satu bentuk muamalah yang mempunyai peran penting dalam

kehidupan manusia adalah muamalah jual beli, hampir semua manusia

pernah melakukannya.

Fiqh Muamalah adalah hukum-hukum syarak yang bersifat praktis

(amaliah) yang di peroleh dari dalil-dalil yang terperinci yang mengatur

hubungan keperdataan seseorang dengan orang lain dalam hal persoalan

ekonomi, diantaranya: dagang, pinjam-meminjam, sewa-menyewa, kerja

1
Ahmad Azhar Basyri Asas-asas Hukum Muamalah Hukum Perdata Islam,
(Yogyakarta: UII Press, 2000)11.
sama dagang, simpanan barang atau uang, penemuan, pengupahan,

rampasan perang, utang-piutang, pungutan, warisan, wasiat, nafkah,

barang titipan, pesanan, dan lain-lain. 2

Kejadian muamalah pada dasarnya adalah boleh, sampai

ditemukan dalil yang melarangnya Maksudnya selama tidak ada dalil yang

melarang suatu kreasi mumalah itu diperbolehkan. 3 Dalam melakukan jual

beli yang penting adalah mencari halal yang sesuai dengan syara‟ yaitu

carilah barang yang dapat dijualbelikan, bersih dari segala sifat yang

merusak jual beli seperti penipuan, perampasan, menjual barang yang

bukan milik penjual tanpa memperoleh kuasa dari pemiliknya.

Setiap manusia diwajibkan untuk mencari rezeki yang ada di dunia

ini. Salah satu usaha yang dianjurkan agama adalah dengan cara jual beli.

Jual beli merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk memenuhi semua

kebutuhan hidup.

Contohnya adalah pasir, ia merupakan salah satu barang yang

dapat diperjualbelikan karena pasir merupakan salah satu bahan bangunan

yang dibutuhkan dalam pembangunan terutama dalam industri kontruksi.

Kebutuhan pasir terus ada dan bahkan meningkat apalagi daerah kota yang

pembangunannya sangat pesat. Kegunaan pasir sangat banyak terutama

dalam kontruksi bangunan, salah satunya dipakai untuk campuran beton,


2
Zainuddin Ali, Hukum Ekonomi Syariah,(Jakarta; Sinar Grafika, 2009) hlm. 118

3
Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam, (Surabaya: Bina ilmu,
1982), 234.
plesteran, pemasangan batako, pembuatan pondasi bangunan dan banyak

lainnya.

Bisnis jual beli pasir perlu mendapat perhatian yang serius, di

antaranya adalah kualitas pasir yang bagus agar dapat digunakan dengan

tepat dalam pekerjaan konstruksi bangunan. Ukuran atau takaran dalam

penjualannya sebagaimana lazimnya pasir yang diperdagangkan.

Dalam transaksi jual beli yang sesuai dengan kehendak Allah

adalah suka sama suka, terbuka, dan bebas dari unsur penipuan untuk

mendapatkan sesuatu yang ada manfaatnya dalam kehidupan dunia. Yang

dijelaskan dalam Al-Quran surat An-Nisa‟ ayat 29 :

‫ل َءا َمنُواَ ٱلَّذِينََ يََٰٓأَيُّ َها‬


ََ َ‫ل بَ ْينَ ُكم أ َ ْم َولَ ُكم ت َأْكُلُ َٰٓوا‬
َِ ِ‫لَٰٓ بِ ْٱلبَط‬
ََّ ِ‫عن تِ َج َرةَ ت َ ُكونََ أَن إ‬
َ َ‫َۚمن ُك َْم ت ََراض‬
ِ ‫ل‬ ََ ‫ت َ ْقتُل ُ َٰٓواَ َو‬

َ ُ‫ن َۚأَنف‬
َ‫س ُك ْم‬ َََّ ََ‫َرحِ يما ِب ُك َْم كَان‬
ََّ ‫ٱّلل ِإ‬

“Hai orang-orang yang beriman, jangan kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

berlaku dengan suka sama suka diantara kamu”. (QS.an-Nisa‟ 29)

Bisnis jual beli pasir perlu mendapat perhatian yang serius, di

antaranya adalah kualitas pasir yang bagus agar dapat digunakan dengan

tepat dalam pekerjaan konstruksi bangunan. Ukuran atau takaran dalam

penjualannya sebagaimana lazimnya pasir yang diperdagangkan. Seperti

halnya jual beli pasir tambang yang dilakukan oleh penambang pasir di PT

Tambang Tembeling Kelurahan Tembeling Tanjung, Kabupaten Bintan.

Akad awal transaksi jual beli pasir berpatokan pada harga Kubikasi (per
kubik), artinya kuantitas kubik yang dijadikan banyak, sedikitnya jumlah

dan harga, namun jual beli pasir yang dilakukan oleh pejual pasir dengan

menggunakan (penaksiran) kira-kira yang mana penjual pasir tersebut

tidak ada alat untuk menakar pasir tersebut. Sistem penaksiran kira-kira ini

dilakukan penjual pasir sejak tahun 2019 sampai sekarang, kurang lebih 4

tahun lebih penjual pasir menggunakan sistem Tradisional, karna tidak ada

standar kepastian dalam alat ukur tersebut dan bisa terjadi lebih.

Jual beli pasir tambang yang ada di PT Tambang Tembeling

Kelurahan Tembeling Tanjung, 1 lori berisikan 3 kubik dengan kisaran

harga Rp. 495.000.- yang berjenis pasir kasar . Pasir ini mengalami

kenaikan harga yang cukup signifikan dimana kisaran harga pasir pada

tahun 2019 sekitar Rp. 300.000,- Sistem takaran kubik yang menggunakan

kira kira ini tidak bisa di pastikan karna bisa kemungkinan kurang atau

lebih dikarnakan alat untuk menakarnya menggunakan alat berat yaitu

bucket loader. Sistem takaran ini bisa dipastikan kurang atau lebih karna

tergantung pada kapasitas pengerukan dengan menggunakan bucket

loader. Dalam satu bucket loader kapasitasnya 1 kubik,, dan lori memuat

rata rata 1 lori berisikan 3 kubik.

Sistem perkiraan dalam jual beli pasir tersebut juga memungkinkan

adanya jual beli yang mengandung gharar (kecurangan) yang di larang

dalam hukum islam. Dalam melakukan pembayaran yang dilakukan

adalah dengan membayar terlebih dahulu sebelum barang di antar sesuai

dengan kesepakatan kedua belah pihak .


Berpijak dari jual beli pasir diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul : “TINJUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL
BELI PASIR DI PT TAMBANG TEMBELING KELURAHAN
TEMBELING TANJUNG”

B. Alasan Pemilihan Judul

Penulis merasa tertarik memilih judul tersebut dengan

pertimbangan sebagai berikut :

1. Dari aspek pembahasan, judul tersebut sangat memungkinkan untuk

dikaji serta didukung dengan tersedianya data-data yang dibutuhkan

sehingga diharapkan penelitian ini dapat terselesaikan tepat waktu .

2. Judul ini sesuai dengan bidang ilmu yang dikaji oleh penulis pada
Program Studi Hukum Ekonomi Syariah dan sepanjang pengetahuan
peneliti di dalam ruang lingkup kampus Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Sultan Abdurrahman Kepuluan Riau khususnya
Program Studi Hukum Ekonomi Syariah belum ada yang meneliti
mengenai “Tinjuan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Pasir Di PT
Tambang Tembeling Kelurahan Tembeling Tanjung”

3. Terdapat sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses

penyusunan penelitian ini seperti literatur-literatur, referensi-

referensi yang mudah didapatkan di perpustakaan serta adanya

informasi dan data-data yang dibutuhkan yang terdapat dalam

literatur .
4. Penulis ingin mengetahui hukum atas jual beli pasir di PT Tambang

Tembeling Kelurahan Tembeling Tanjung dan masalah ini masih

berlanjut dari tahun ketahun.

C. Penegasan Istilah

Penegasan istilah merupakan faktor penting dalam setiap

penelitian, agar istilah yang dipakai mudah dipahami dan tidak disalah

artikan dalam penelitian ini. Dalam penegasan istilah penulis

menyimpulkan istilah yang ditampilkan oleh judul dalam penelitian ini

yaitu :

1. Tinjauan

Hasil meninjau, pandangan, ataupun pendapat.4

a. Hukum Islam

Hukum Islam merupakan hukum yang berasal dari

agama Islam. Yaitu hukum yang diturunkan Allah SWT yang

bertujuan untuk kemashlahatan umatnya di dunia dan akhirat.5

b. Jual Beli

Jual beli berasal dari kata al-bai’ yaitu menjual,

mengganti, atau tukar menukar sesuatu dengan sesuatu. Jual beli

merupakan suatu perjanjian tukar menukar benda ataupun

barang yang mempunyai nilai secara sukarela diantara kedua

4
https://kbbi.web.id/tinjauan..html (diakses pada 15 Februari 2023 Pukul 20.24 WIB)
5
Muchammad Ichsan, Pengantar Hukum Islam, (Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta: Gramasurya,2015) hlm. 2
belah pihak yaitu penjual dan pembeli berdasarkan ketentuan

yang telah di benarkan dan disepakati oleh syara’. 6

c. Pasir

Adalah butir-butir batu yang halus.7

D. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Untuk mempermudah dalam penelitian ini maka penulis perlu

menelaah pembahasan yang akan dibahas, maka masalah ini terkait

diantaranya adalah :

a. Tidak adanya alat ukur takaran pasir, sehingga penjual pasir

bekerja sesuai pengalaman

b. Praktik jual beli pasir memungkinkan adanya unsur

ketidakjelasan dalam kualitas objek yang diperjualbelikan.

c. Praktik jual beli pasir dapat merugikan salah satu pihak.

2. Batasan Masalah

Pembahasan masalah yang dimaksudkan untuk

memperjelas ruang lingkup masalah serta pembahasannya pun

menjadi lebih terarah dan tidak menyimpang dari pokok

permasalahan yang akan penulis bahas. Adapun masalah yang akan

dibahas oleh penulis adalah Jual Beli Pasir di PT Tambang

Tembeling di Kelurahan Tembeling Tanjung

6
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011) hlm. 68-69
7
https://kbbi.web.id/pasir.html (diakses pada tanggal 15 Februari 2023 Pukul 20.35 WIB)
3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka

dirumuskan menjadi beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana Mekanisme Jual Beli Pasir Dengan Sistem Perkiraan

di PT Tambang Tembeling Kelurahan Tembeling Tanjung ?

b. Bagaimana Perpektif Hukum Islam Terhadap Jual Beli Pasir

Dengan Sistem Perkiraan di PT Tambang Tembeling di

Kelurahan Tembeling Tanjung?

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ialah :

a. Untuk mengetahui bagaimana Sistem Manajemen Praktek Jual

beli pasir di PT Tambang Tembeling di Kelurahan Tembeling

Tanjung.

b. Untuk mengetahui bagaimana perpektif Hukum Islam Tentang

jual beli pasir di PT Tambang Tembeling di Kelurahan

Tembeling Tanjung.

2. Manfaat Penelitian
a. Sebagai lazimnya suatu penelitian tentu di harapkan manfaat dan

kegunaan nya adalah : secara teoris agar dapat mengetahui dan

menerapkan dari masalah yang ada hubungannya dengan

pemanfaatan jual beli.

b. Secara praktis dapat di jadikan acuan oleh semua pihak yang

terlibat dalam kegiatan jual beli untuk bermualah secara islam.

F. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan bahan pustaka yang berkaitan dengan

masalah penelitian, berupa sajian hasil atau bahasan ringkas dari hasil

temuan penelitian terdahulu yang relavan dengan masalah penelitian.

Kegunaanya adalah untuk mengetahui hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh penelitian terdahulu. Selain itu untuk menentukan

pembeda dari penelitian yang dilakukan saat ini baik dari segi objek

yang diteliti maupun lokasi yang diteliti. Dalam penelitian ini melakukan

penelitian tentang Jual Beli Pasir di PT Tambang Tembeling di

Kelurahan Tembeling Tanjung. Kajian pustaka ini diharapkan

mendapatkan suatu informasi tentang teori yang ada kaitannya dengan

judul dalam penelitian ini. Berapa kajian pustaka tersebut antara lain :

1. Ahmad Khoiri Anwar, fakultas syari’ah, Institut Agama Islam Negri

Ponogoro 2021, dengan judul Skripsi: Tinjauan Hukum Islam

Terhadap Jual Beli Pasir Tras Di Desa Nguneng Kecamatan

Puhpelem Kabupaten Wonogiri, penelitian ini membaas tentang


sebagaimana yang terjadi pada jual beli bahan tambang di desa

nguneng kecamatan puhpelem kabupaten wonogiri dimana supir truk

selaku penjual mengoplos pasir yang dijualnya. Dari pembahasan

diatas dapat disimpulkan objek jual beli pasir tras di desa nguneng

kecamatan puhpelem kabupaten wonogiri tidak sesuai dengan

ketentuan hukum islam. 8

2. Abudzar Al Gifari, Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Surakarta 2019, dengan judul Skripsi: Tinjauan

Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Pasir Pantai Desa

Nangawera, Wera, Bima, penelitian ini membahas tentang dalam

melakukan transaksi jual beli pasir sopir truk/buruh angkut

melakukan pengurangan muatan pasir tanpa sepengetahuan

konsumen. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan menurut

hukum islam, pengurangan oleh sopir truk/buruh ankut di pandang

sebagai suatu hal yang bertentangan dengan al-quran sehingga

mengakibatkan jual belinya tidak sah. 9

3. Siti Maemanah, Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negri

Purwokerto 2018 dengan Judul Skripsi : Tinjauan Hukum Islam

Terhadap Praktik Jual Beli Pasir Kali Serayu Dengan Sistem Rit Di

Desa Cindaga Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas. Penelitian

8
Ahmad Khoiri Anwar, Tinjuan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Pasir Tras Di Desa Nguneng
Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri,(Fakultas Syari’ah, Institut Agama Islam Negri
Ponorogo, 2021)
9
Abudzar Al Gifari, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Pasir Pantai Desa
Nangawera, Wera, Bima, (Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2019)
ini membahas tentang banyaknya penambang yang memodifikasi

perahu mereka sehingga menyebabkan debit pasir antar para

penambang berbeda, karena hitungan satu rit pasir berisi tiga perahu

sedangkan debit dalam perahu dengan bedanya seorang penambang

memungkinkan berbeda pula banyaknya pasir yang terdapat dalam

perahu. Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa menurut

tinjauan hukum fiqh muammalah ketidakjelasan ukuran masih

didebatkan oleh para fuqoha 10

4. Fitria Yesti, fakultas Syaria’h dan Hukum Universitas Islam Negri

Sultan Syarif Kasim Riau 2022, dengan judul Skripsi: Jual Beli Batu

Sungai Dengan Sistem Kubikasi Di Desa Bandur Picak Kecamatan

Koto Kampar Hulu Kabupaten Kampar Perspektif Fiqh Muamalah .

Penelitian ini membahas tentang pelaksanaan transaksi antara

penjual dan pembeli (toke) untuk menentukan harga kubik batu diliat

dari berapa banyak batu yang sudah di masukan kedalam mobil.

Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan dalam perspektif fiqh

muamalah, pelaksanaan transaksi jual beli batu sungai di desa bandur

picak hukumnya boleh dan tidak bertentangan dengan hukum

islam.11

10
Siti Maemanah, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Pasir Kali Serayu Dengan
Sistem Rit Di Desa Cindaga Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas.(Fakultas Syariah Institut
Agama Islam Negri Purwokerto, 2018)
11
Fitria Yesti, Jual Beli Batu Sungai Dengan Sistem Kubikasi Di Desa Bandur Picak Kecamatan
Koto Kampar Hulu Kabupaten Kampar Perspektif Fiqh Muamalah (fakultas Syaria’h dan Hukum
Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau, 2022)
5. Zurriyatun Thaiyibah Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negri

Mataram 2022, dengan Judul Skripsi : Tinjauan Hukum Islam

Terhadap Praktik Jual Beli Pasir Sungai Di Desa Tanak Beak

Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Penelitian ini

membahas tentang adanya pengurangan dalam jual beli pasir di

sungai di pandang sebagai suatu hal yang bertentangan dengan al-

quran . Dari pembahasan diatas dapat di simpulkan transaksi yang

mengandung pengurangan takaran mengakibatkan jual beli tidak sah

karena syarat rukun akadnya tidak terpenuhi. 12

G. Kerangka Teori

1. Pengertian Jual Beli

Pengertian Jual beli secara etimologi terdiri dari dua suku

kata yaitu “jual dan beli”. Kata jual menunjukkan bahwa adanya

perbuatan menjual, sedangkan beli adalah adanya perbuatan

membeli. Dengan demikian, perkataan jual beli menunjukkan

adanya dua perbuatan dalam satu peristiwa, yaitu satu pihak menjual

12
Zurriyatun Thaiyibah,Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Pasir Sungai Di Desa
Tanak Beak Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat (Fakultas Syari’ah Universitas Islam
Negri Mataram, 2022)
dan pihak lain membeli. Maka dalam hal ini terjadilah peristiwa

hukum jual beli.

Jual beli dalam istilah fikih di sebut dengan al-bai‟ yang

berarti menjual, mengganti, dan menukar sesuatu dengan sesuatu

yang lain. Lafal al bai‟ dalam bahasa Arab terkadang digunakan

untuk pengertian lawannya, yakni kata as-syira‟ (beli). Dengan

demikian, kata al-bai‟ berarti jual, tetapi sekaligus juga berarti beli.

Pengertian jual beli menurut bahasa adalah pertukaran sesuatu

dengan sesuatu yang lain. Menurut terminologi, jual beli ialah

persetujuan saling mengikat antara penjual (yakni pihak yang

menyerahkan/menjual barang) dan pembeli (sebagai pihak yang

membayar/membeli barang yang dijual).

Untuk memelihara sikap antaradhin dalam hal jual beli ada

rukun dan syarat yang harus dipenuhi, memenuhi syariat yang

diuraikan secara praktis oleh fiqih muamalah, syarat pada barang

yang diperjual belikan, dan syarat pada akad yang diucapkan dalam

bentuk perjanjian. Syarat bagi penjual dan pembeli adalah sebagai

berikut :

a. Sudah baliq, sehat lahir batin

b. Atas kehendak sendiri tidak ada unsur paksaan.

Syarat-syarat akad yang diucapkan dalam bentuk perjanjian

adalah:
1) Adanya kesepakatan yang tidak terpisahkan, terjadi secara

bersamaan.

2) Tidak diselingi oleh kata-kata lain.

3) Menggunakan kalimat yang jelas, mudah dipahami oleh kedua

belah pihak.

Syarat-syarat barang yang dijual adalah:

1) Barang yang suci maksudnya adalah benda-benda najis bukan

hanya tidak diperjual belikan, tetapi juga tidak sah untuk

diperjual belikan.

2) Barang yang memberikan manfaat satu sama lain maksudnya

barang tersebut harus mempunyai manfaat dan barang tersebut

tidak memberikan madharat.

3) Tidak mengaitkan barang dengan syarat tertentu maksudnya

adalah tidak memberi syarat-syarat terhadap barang tersebut .

4) Tidak dibatasi dengan waktu maksudnya akadnya tidak dibatasi

dengan periode waktu tertentu.13

Di dalam jual beli terdapat rukun jual beli yang terdiri 3 yaitu

sebagai berikut:

1) Akad (ijab qabul) adalah merupakan bentuk pernyataan serah

terima dari kedua belah pihak (penjual dan pembeli).

2) Orang-orang yang berakad (penjual dan pembeli) orang yang

melakukan akad jual beli meliputi penjual dan pembeli. Pelaku

13
Beni Ahmad Saebani, filsafat hukum islam,(Bandung:Pustaka Setia, 2007) hlm. 298
ijab dan qabul haruslah orang yang ahli akad baik mengenai apa

saja, anak kecil orang gila, orang bodoh, tidak diperbolehkan

melakukan akad jual beli. Dan orang yang melakukan akad jual

beli haruslah tidak ada paksaan.

3) Ma’kud alaih (objek akad) adalah adanya harga beserta barang

yang diperjual belikan14

Adapun jual beli yang terlarang dan batal hukumnya adalah

sebagai berikut:

1) Jual beli Muamasah yaitu perkataan penjual kepada pembeli,

“Baju mana saja yang kamu pegang maka itu kamu harus beli

dengan harga sekian”.

2) Jual beli Mumabadzah yaitu seperti penjual kepada pembeli,

“Baju mana saja yang kamu lemparkan kepada saya, maka itu

kamu harus kamu beli dengan harga sekian.”

3) Jual beli hashat, yaitu seperti perkataan penjual kepada pembeli,

“Lemparlah kerikil ini! Barang siapa saja yang dijatuhi oleh

kerikil, maka itu harus harus kamu beli dengan harga sekian.”

4) Jual beli najasy yaitu seseorang yang menambahkan harga

barang padahal dia tidak ingin membelinya.

14
Ali Muhammad Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamallah, (Jakarta:PT
Raja Grafindo Persada, 2003) hlm. 118.
Dua akad dalam satu transaksi, seperti perkataan penjual

kepada pembeli, “saya menjual barang ini kepadamu dengan isyarat

kamu menjual kepadaku atau kamu membeli dariku yang ini.

1) Jual beli hadir libadi yaitu makelar yang menjual barang dengan

harga yang lebih tinggi dari warga waktu itu.

Jual beli yang masih dalam trasaksi orang lain, seperti

perkataan penjual kepada orang yang ingin membeli barang dengan

harga Rp.10.000. “saya mempuyai barang seperti itu dengan harga

Rp.9.000”. Menjual barang yang belum diterima.

1) Jual beli ‘ainah, yaitu menjual barang dengan harga yang lebih

rendah dari harga jualnya secara kontan.

2) Jual beli gharar yaitu jual beli yang samar sehingga ada

kemungkinan terjadi penipuan.

Jual beli sperma hewan, seperti mengawinkan seekor domba

jantan dengan betina agar dapat memperoleh keturunan. 15

Menipu pembeli atau konsumen serta mencederai

kepentingan mereka dengan alat ukur palsu amatlah dilarang dengan

tegas oleh islam. Al-quran dengan keras mengutuk praktik ukuran

palsu ini diantara bangsa-bangsa masa lalu terutama bangsa Madyan,

tempat nabi Syu’aib melaksanakan tugas kenabiannya. Kaum

15
Hendi Suhendi Fiqih Muamalah, (Jakarta Rajawali Pers 2014) hlm. 78
mukminin telah diperingatkan agar menggunakan alat ukur yang

benar dan seimbang untuk menghindari hukuman Allah. 16

Takaran adalah alat untuk menakar, dalam muamalah

dipakai untuk mengukur satuan daftar isi dan dinyatakan dalam

standar yang diakui banyak pihak. Dalam kegiatan proses

mengukur tersebut dikenal dengan menakar yang sering disamakan

dengan menimbang. Menakar atau menimbang merupakan bagian

dengan perniagaan yang sering dilakukan oleh pedagang. Para

pedagang menggunakan alat untuk menimbang yaitu timbangan

yang juga disebut dengan neraca karena memiliki keseimbangan.

Timbangan dipakai untuk mengukur satuan brat (ons gram

kilogram, dll). Takaran dan timbangan adalah 2 alat ukur yang

diberikan perhatian untuk benar-benar dipergunakan secara tepat

dan benar dalam perspektif ekonomi Syariah. Tujuan penetapan

takaran dan timbangan ini adalah atas dasar keadilan islam yang

harus ditegakkan. Karena definisi adil akan berbeda antara satu

dengan lain bila hanya mengikuti hawa nafsu.

H. Metode Penelitian

16
Chaudhry Sharif Muhammad, Sistem Ekonomi Islam Prinsip Dasar, (Kencana:PT. Fajar
Interpranata Mandiri) hlm. 132
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dengan kegunaan tertentu. Adapun

metode penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Untuk mendapatkan pemahaman yang utuh tentang “PT

Tambang Tembeling di Kelurahan Tembeling Tanjung” sesuai dengan

rumusan masalah, tujuan serta manfaat yang telah ditetapkan, maka

jenis penelitian ini yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field

research) dengan metodologi kualitatif dalam brntuk studi kasus, juga

dengan melakukan tinjuan pustaka. Studi kasus adalah uraian dan

penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu,

suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program atau

situasi sosial. 17

Adapun yang dimaksud dengan metodologi kualitatif adalah

proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati.18 Dalam hal ini penulis selanjutnya akan menjelaskan

gambaran-gambaran mengenai praktik Jual Beli Pasir di PT

Tambang Tembeling di Kelurahan Tembeling Tanjung.

2. Lokasi Penelitian

17
Suharismi Arikunto, Dasar-dasar Research, (Bandung, Tarsoto, 1995, hlm.58
18
Lexy. J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), hlm.
3
Penelitian ini dilaksanakan di Lokasi Kelurahan Tembeling

Tanjung

3. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dimana data diperoleh dari tempat,

orang atau benda yang dapat memberikan suatu data yang bertujuan

untuk penyusunan informasi bagi penelitian. 19

Sumber data yang akan penulis gunakan pada penulisan ini

adalah sebagai berikut :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari orang

atau sumber ahli, maka proses pengumpulan datanya perlu

dilakukan dengan memperhatikan siapa sumber utama yang akan

dijadikan objek penelitian oleh penulis. 20 Dalam penelitian ini

adalah data yang diperoleh penulis pada penelitian yang bersumber

dari penjual dan pembeli dari jual beli pasir pada PT Tambang

Tembeling di Kelurahan Tembeling Tanjung.

b. Data Sekunder

19
Prastowo,Andi,Memahami Metode-Metode Penelitian, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011),
hlm. 31
20
Muhammad, Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2008), hlm. 103
Data Sekunder adalah data yang diperoleh berdasarkan

informasi tidak langsung melalui media perantara, yaitu data

pendukung dari dokumen-dokumen resmi, kitab-kitab, serta buku

yang bersumber dari kepustakaan yang berhubungan dengan objek

penelitian, hasil penelitian dalam bentuk jurnal, laporan, skripsi,

peraturan perundang-undangan, dan lain-lain. 21 Dalam penelitian

ini data sekunder yang diperoleh penulis antara lain adalah buku,

jurnal ilmiah, dan sebagainya.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang berkaitan dengan penelitian,

peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut :

a. Observasi

Yakni penyusun melakukan pengamatan dan

pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang di

teliti. 22 Pada penelitian ini, penulis melakukan pengamatan

langsung di lokasi PT Tambang Tembeling di Kelurahan

Tembeling Tanjung

b. Wawancara

21
Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Universitas Indonesia, 1986), hlm. 114
22
Pada penelitian ini, penulis melakukan pengamatan langsung di lokasi Toko Bintan Bata
Kelurahan Toapaya Asri
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara

interview yang memberikan jawaban atas pernyataan itu. 23

Secara umum yang dimaksud dengan wawancara

adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang

dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan secara

sepihak, berhadapan muka dan dengan arah serta tujuan yang

telah ditentukan.24

Mula-mula penulis akan menanyakan sederet

pertanyaan yang suda terstruktur, kemudian satu persatu di

perdalam untuk keterangan lebih lanjut. Adapun yang menjadi

informasi dalam penelitian ini adalah pekerja PT Tambang

Tembeling di Kelurahan Tembeling Tanjung.

c. Dokumentasi

Data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan

transkip, buku-buku surat kabar majalah dan sebagainya.

Adapun dokumen yang diambil oleh penulis nantinya berupa

data-data yang berkenan dengan jual beli pasir

5. Metode Penulisan Data

23
Tamwifi Irfan, Metode Penelitian, (Surabaya: UIN SA Press,2014), hlm. 186

24
Arikunto Suhsrdimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT .

Rieneka Cipta, 2006), hlm. 155


Analisis data adalah proses penyusunan data tersebut dapat

ditafsirkan. Sebagai pendekatannya, penelitian menggunakan

metode deskriptif dengan analisis kualitatif. 25

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif

kualitatif, yaitu suatu metode pemecahan masalah dengan

mengumpulkan data dan melukiskan keadaan objek atau peristiwa

lalu di susun, dijelaskan, dianalisis dan di interprestasikan dan

kemudian di tarik kesimpulan secara induktif, yaitu dari hal yang

bersifat khusus menuju ke hal yang bersifat umum. 26

I. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan di paparkan dengan tujuan untuk

memudahkan pembahasan masalah-masalah dalam penelitian ini. Dan

agar dapat dipahami permasalahannya lebih sistematis dan kronologis,

maka pembahasan ini akan disusun penulis sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan pendahuluan, yang termasuk dalam bab ini

ialah latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penulisan, kajian pustaka yang di ambil dari

beberapa penelitian terdahulu yang berkenan dengan

penelitian ini, kerangka teori yang digunakan sebagai acuan

25
Boedi Abdullah, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Muaamalah, Bandung : CV Pustaka Setia,
2014), hlm. 219
26
Sudarwan Danim , Menjadi Peneliti Kualitas, (Bandung : Pustaka Setia, 2002), hlm. 61
dalam penelitian, metode penelitian serta sistematika

penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Bab kedua ini membahas gambaran umum tentang

Kelurahan Tembeling Tanjung. Antara lain geografis

Kelurahan Tembeling Tanjung, keadaan penduduk di

Kelurahan Tembeling Tanjung, keadaan sosial dan

ekonomi Kelurahan Tembeling Tanjung dan lain

sebagainya.

BAB III KAJIAN TEORI

Merupakan bab yang membahas mengenai kajian teori,

yang berisikan mekanisme jual-beli, kajian hukum islam

terhadap jual-beli perpektif hukum Islam .

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Bab ini merupakan inti dari penyusunan penelitian ini. Bab

ini akan mencoba menganalisis tentang tinjauan hukum

Islam terhadap jual beli pasir.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab akhir dari pembahasan penelitian,

yaitu meliputi kesimpulan yang merupakan pemaparan

berdasarkan data yang diperoleh dan analisis yang telah

dilakukan serta saran berupa bahan fikiran yang


bermanfaat yang diharapkan penulis kepada pihak yang

bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Azhar Basyri Asas-asas Hukum Muamalah Hukum Perdata

Islam, (Yogyakarta: UII Press, 2000).

Zainuddin Ali, Hukum Ekonomi Syariah,(Jakarta; Sinar Grafika,

2009)

Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam

Islam, (Surabaya: Bina ilmu, 1982).

https://kbbi.web.id/tinjauan..html (diakses pada 15 Februari 2023

Pukul 20.24 WIB)

Muchammad Ichsan, Pengantar Hukum Islam, (Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta: Gramasurya,2015).

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2011).

https://kbbi.web.id/pasir.html (diakses pada tanggal 15 Februari

2023 Pukul 20.35 WIB)

Abdulloh, Tinjuan Hukum Islam Terhadap Praktik jual Beli Pasir

Sungai Pabelan,(Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negri

Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013)

Dwi Nur Afifah, Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Pasir

Dengan Sistem Pesanan (Fakultas Syari’ah, Institut Agama Islam Negri

Sunan Ampel, Surabaya, 2012)


Hayati Lailatul Fitri, Praktek Jual Beli Pasir dengan Takaran

Nyotnyot dari Perpektif Muamalah, (Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam,

Universitas Islam Negri, Mataram , 2017)

Nur Faizah, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Takaran

Dalam Jual Beli Bensin Eceran. (Fakultas Syaria’h, Institut Agama Islam

Negri, Purwokerto, 2016)

Beni Ahmad Saebani, filsafat hukum islam,(Bandung:Pustaka

Setia, 2007).

Ali Muhammad Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam

(Fiqh Muamallah, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2003).

Hendi Suhendi Fiqih Muamalah, (Jakarta Rajawali Pers 2014).

Chaudhry Sharif Muhammad, Sistem Ekonomi Islam Prinsip

Dasar, (Kencana:PT. Fajar Interpranata Mandiri).

Suharismi Arikunto, Dasar-dasar Research, (Bandung, Tarsoto,

1995, hlm.58

Lexy. J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1991).

Prastowo,Andi,Memahami Metode-Metode Penelitian,

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011).

Muhammad, Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan

Kuantitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008).

Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Universitas

Indonesia, 1986).
Pada penelitian ini, penulis melakukan pengamatan langsung di

lokasi Toko Bintan Bata Kelurahan Toapaya Asri

Tamwifi Irfan, Metode Penelitian, (Surabaya: UIN SA Press,2014),

Arikunto Suhsrdimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

(Jakarta: PT . Rieneka Cipta, 2006),

Boedi Abdullah, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Muaamalah,

Bandung : CV Pustaka Setia, 2014),

Sudarwan Danim , Menjadi Peneliti Kualitas, (Bandung : Pustaka

Setia, 2002),

Anda mungkin juga menyukai