Anda di halaman 1dari 11

PESAN YANG EFEKTIF DALAM BERKOMUNIKASI

MAKALAH DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS HUBUNGAN MEDIA


Dosen Pengampu: Sri Sumarni, M.Si

Oleh :
Nama : Muhammad Raihan Akhsal
NIM : 21041017
Prodi : Ilmu Komunikasi-A

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


INSTITUT MANAJEMEN WIYATA INDONESIA
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Hubungan Media
tentang “Pesan yang Efektif dalam Berkomunikasi”.

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin. Untuk itu, kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada ibu Sri Sumarni, M.Si. selaku dosen mata kuliah Hubungan
Media yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Pesan yang Efektif dalam
Berkomunikasi” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Sukabumi, 15 April 2023


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Makalah

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Efektif

2.2 Hal yang Perlu diperhatikan dalam Menyampaikan Pesan secara Efektif

2.3 Hal-Hal yang Meliputi Pesan Efektif

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa dalam kehidupan sehari-hari itu tidak lepas dari yang
namanya komunikasi. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari komunikator atau pemberi pesan kepada komunikan atau penerima pesan.
Berarti, dari segi definisi, komunikasi ini intinya adalah sebagai sarana penyampaian pesan
baik kepada perorangan maupun khalayak umum. Di dalam komunikasi, ada yang namanya
komunikasi efektif. Dikatakan efektif apabila pesan yang diberitahukan komunikator dapat
diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi.
Dengan berkomunikasi efektif itu artinya komunikator dan komunikan sama-sama memiliki
pengertian yang sama tentang suatu pesan. Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi,
ide, perasaan yang menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik
antara pemberi pesan dan penerima pesan. Pengukuran efektivitas dari suatu proses
komunikasi dapat dilihat dari tercapainya tujuan si pengirim pesan. Pesan yang tersampaikan
dengan benar dan tepat sesuai keinginan sang komunikator, menunjukkan bahwa komunikasi
dapat berjalan secara efektif.
Tetapi, nyatanya tidak semua orang mampu melakukan komunikasi dengan baik atau efektif
karena pesan yang disampaikan tidak efektif. Pesan yang tidak efektif mengakibatkan
kesalahpahaman atau perbedaan persepsi, komunikan tidak mengerti apa yang disampaikan
oleh komunikator, menimbulkan kesalahan informasi, atau bahkan menimbulkan konflik dan
perselisihan karena sudah enggan untuk saling berkomunikasi. Lalu, bagaimana caranya agar
pesan itu dapat diterima dengan baik oleh komunikan (penerima pesan). Lalu, bagaimana
pesan yang efektif dalam berkomusi itu? Hal itu akan dibahas dalam pembahasan dalam
makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pesan efektif dalam berkomunikasi ?


2. Bagaimanakah bentuk pesan yang efektif dalam berkomunikasi ?
3. Apa manfaat dari suatu pesan yang efektif dalam berkomunikasi ?
1.3 Tujuan Makalah

1. Mengetahui sekaligus memahami apa itu yang dimaksud dengan pesan efektif dalam
berkomunikasi.
2. Mengetahui bentuk pesan yang efektif dalam berkomunikasi.
3. Mengetahui manfaat dari pesan yang efektif dalam berkomunikasi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Efektif


Pengertian komunikasi secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio
yang bersumber dari kata communis yang berarti sama. Kata sama yang dimaksudkan adalah
sama makna. Jadi dalam pengertian ini, komunikasi berlangsung manakala orang-orang yang
terlibat di dalamnya memiliki kesamaan makna mengenai suatu hal yang tengah
dikomunikasikannya itu. Dengan kata lain, jika orang-orang yang terlibat di dalamnya saling
memahami apa yang dikomunikasikannya itu, maka hubungan antara mereka bersifat
komunikatif Sebaliknya, jika ada pihak yang tidak mengerti tentang suatu hal yang sedang
dikomunikasikan, berarti komunikasi tidak berjalan, dan hubungan antara orang-orang
tersebut tidak komunikatif.
Pengertian secara terminologis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan
seseorang kepada orang lain. Pengertian ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa
komunikasi melibatkan sejumlah orang atau manusia, sehingga komunikasi seperti ini disebut
sebagai Human Communication (komunikasi manusia).
Sedangkan pengertian secara paradigmatis, meskipun banyak definisi yang dikemukakan oleh
para ahli, namun dari semua definisi itu dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses
penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk
mengubah sikap, pendapat, dan perilaku, baik langsung (komunikasi tatap muka) maupun
tidak langsung (komunikasi melalui media).
Wiryanto menegaskan bahwa komunikasi dikatakan efektif apabila pesan yang disampaikan
oleh komunikator dapat menghasilkan efek-efek atau perubahan-perubahan sebagaimana
yang diinginkan komunikator, seperti perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku.
Perubahanperubahan di pihak komunikan itu dapat diketahui melalui tanggapan-tanggapan
yang diberikannya sebagai umpan balik atau feedback. Terjadinya feedback dalam proses
komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu feedback langsung (immediate feedback) dan feedback
tidak langsung (delayed feedback).
Dalam komunikasi efektif, agar pesan yang disampaikan komunikator dapat menghasilkan
feedback, maka harus memiliki kriteria-kriteria di bawah ini :
a. Pesan yang hendak disampaikan harus disusun secara sistematis. Untuk Menyusun
sebuah pesan, baik berupa pidato maupun percakapan, maka harus mengikuti urutan-
urutan, misalkan dalam bentuk tulisan, maka ada pengantar, pernyataan, argumen, dan
kesimpulan. Sedangkan dalam retorika, urutan-urutannya sebagaimana saran
Aristoteles
b. Pesan yang disampaikan komunikator harus mampu menarik perhatian komunikan
Menurutnya, pesan yang menarik adalah pesan yang memiliki keterkaitan dengan
sesuatu yang dibutuhkan komunikan sekaligus memberikan cara-cara untuk
mendapatkan kebutuhan tersebut. Jika pesan tidak terkait dengan kebutuhan
komunikan, terlebih tidak memberikan cara bagaimana mendapatkan kebutuhan yang
dimaksudkan, maka pesan yang disampaikan komunikator itu dianggap tidak penting,
dan karena dianggap tidak penting maka komunikan tidak akan memperhatikan pesan
tersebut. Oleh karenanya, sebelum menyampaikan pesan komunikasinya,
komunikator hendaknya melakukan identifikasi kebutuhan yang diinginkan audience
(komunikan). Disamping itu, komunikan juga akan tertarik dengan pesan-pesan yang
memberikan solusi bagaimana cara memecahkan masalah yang sedang dialaminya.
Terlebih jika permasalahan tersebut pernah dialami langsung oleh komunikator, dan
berhasil diatasinya. Maka solusi pemecahan masalah itu akan dianggap sebagai
sesuatu yang penting dan menarik oleh komunikan. Disini perlu adanya upaya
identifikasi permasalahan oleh komunikator sebelum menyampaikan pesan
komunikasinya kepada audience.
c. Pesan harus mudah difahami oleh komunikan. Dalam menyampaikan pesan ini
biasanya dipengaruhi oleh factor semantis, yakni menyangkut penggunaan bahasa
sebagai alat untuk menyalurkan fikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan.
Agar komunikasi berjalan lancar, maka gangguan semantic ini harus diperhatikan
oleh komunikator, sebab jika terjadi kesalahan ucap atau kesalahan tulis, maka akan
menimbulkan salah pengertian (mis-understanding).

2.2 Hal yang Perlu diperhatikan dalam Menyampaikan Pesan secara Efektif

1. Kredibilitas pengirim pesan


Adalah kadar keterpercayaan atau keterandalan pernyataan-pernyataan pengirim di telinga
penerima. Aspek kredibilitas ialah:
a. Sifat bisa dipercaya dari si pengirim pesan sebagai sumber informasi.
b. Intensi, yaitu maksud atau motivasi baik dari pihak pengirim.
c. Ungkapan sikap hangat dan bersahabat dari pengirim pesan.
d. Predikat atau cap positif yang dimiliki pihak pengirim.
e. Keahlian pengirim pesan menyangkut pokok pembicaraan yang disampaikan.
f. Sifat dinamis, proaktif dan empatik dari si pengirim pesan.

2. Keterampilan mengirim pesan


Hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Menggunakan kata ganti orang pertama tunggal dalam pembicaraan, contoh: “Saya….”,
“Aku….”.
b. Membuat pesan lengkap dan mudah dipahami.
c. Pesan non verbal harus sesuai dengan pesan verbal.
d. Redundasi: pesan sebaiknya diulang seperlunya, termasuk menggunakan lebih dari satu
media untuk mengirimkan pesan yang sama.
e. Menyesuaikan cara penyampaian pesan dari pengirim dengan kerangka acuan, sudut
pandang maupun kemampuan atau daya tangkap dari penerima pesan.
f. Dalam mengungkapkan perasaan, sebaiknya ditempuh salah satu dari tiga cara berikut,
yaitu menyebut nama perasaan (“Maaf, saya sedang sedih”), menyebut bentuk tindakan yang
disebabkan oleh perasaan yang sedang dialami (“Saya ingin menangis”), menggunakan
kiasan (“Hati saya seperti disayat sembilu”).
g. Menahan diri untuk membuat penilaian atau interpretasi.

3. Umpan balik dari penerima pesan


Umpan balik adalah proses yang memungkinkan pengirim mengetahui bagaimana pesan yang
dikirim ditangkap oleh si penerima. Umpan balik dari penerima pesan membuat pengirim
dapat memodifikasi bentuk pesan sehingga dapat ditangkap si penerima dengan arti yang
lebih tepat.

2.3 Hal-Hal yang Meliputi Pesan Efektif

Pesan yang efektif meliputi hal-hal sebagai berikut:


1. Sumber secara jelas memiliki pesan yang disampaikan. Kalimat yang disampaikan
biasanya menggunakan kata saya, aku, menurut saya, dan sebagainya. Penggunaan kata-kata
ini menunjukkan adanya tanggung jawab pribadi atas ide dan perasaan yang dinyatakan.
2. Membuat pesan secara verbal selaras dengan pesan non verbal. Dalam komunikasi tatap
muka, pesan verbal maupun non verbal harus selaras. Misalnya apabila mengucapkan
terimakasih, maka ekspresi non verbal yang sesuai adalah tersenyum dengan penuh
kehangatan.
3. Mengulangi pesan lebih dari satu kali dan menggunakan lebih dari satu media komunikasi
(misal: menggunakan gambar, bagan, tulisan, dll).
4. Meminta umpan balik dalam hal bagaimana pesan tersebut diterima.
5. Buatlah pesan sesuai dengan susut pandang dan cara berpikir penerima. Artinya, informasi
yang sama dapat disampaikan secara berbeda oleh ahli atau oleh orang awam, anak-anak dan
orang dewasa, pada atasan dan rekan kerja.
6. Mengungkapkan perasaan melalui istilah bagi perasaan tersebut, tindakan yang
menggambarkan perasaan itu atau melalui kiasan. Misalnya : mengungkapkan perasaan
dengan istilah (saya merasa sedih) melalui gambaran perilaku (saya seperti ingin menangis)
atau melalui kiasan (hati saya terasa seperti tertusuk duri).
7. Menguraikan tingkah laku orang lain tanpa menilai atau menghakimi. Untuk memberikan
tanggapan perilaku seseorang, katakanlah mengenai apa yang ia perbuat (misal : saya
terganggu dengan ocehanmu) lebih baik dikatakan dari pada membuat penilaian (misal :
kamu egois, tidak mau mendengarkan perkataan orang lain).

Menyampaikan pesan secara efektif adalah seni serta keterampilan yang dikembangkan
setelah latihan dan pengalaman berkelanjutan. Berikut adalah serangkaian keterampilan yang
telah ditentukan sekaligus diperlukan dalam proses komunikasi, antara lain:
a. Ketaatan: seseorang harus memiliki keterampilan mengamati yang tajam untuk
mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan informasi.
b. Kejelasan dan singkat: pesan harus disusun dengan kata-kata sederhana, harus jelas, dan
tepat untuk menciptakan dampak yang diinginkan pada penerima.
c. Mendengarkan dan memahami: keterampilan paling penting adalah dia harus menjadi
pendengar yang baik, waspada, dan sabar. Ia harus mampu memahami dan menafsirkan
pesan dengan baik.
d. Kecerdasan Emosional: seseorang harus sadar secara emosional dan mampu
memengaruhi orang lain dari dalam.
e. Self-efficiency: dia harus memiliki keyakinan pada dirinya sendiri dan kemampuannya
untuk mencapai tujuan komunikasi.
f. Percaya diri: menjadi salah satu keterampilan komunikasi yang penting, kepercayaan diri
meningkatkan kelayakan pesan yang disampaikan.
g. Respectfulness: menyampaikan pesan dengan sopan dan menghormati nilai, kepercayaan,
pendapat dan ide penerima adalah inti dari komunikasi yang efektif.
h. Komunikasi non-verbal: untuk terhubung dengan penerima dengan cara yang lebih baik,
pengirim harus melibatkan komunikasi sarana non-verbal juga. Ini termasuk gerak tubuh,
ekspresi wajah, kontak mata, postur tubuh, dll.
i. Pemilihan media yang tepat: seseorang perlu memilih media yang sesuai dengan situasi,
prioritas pesan, sudut pandang penerima, dll.
j. Memberikan umpan balik: komunikasi yang efektif selalu merupakan proses dua arah.
Seseorang harus menerima dan juga memberikan umpan balik untuk mengedepankan
perspektif orang lain juga.
BAB III
KESIMPULAN

Dalam kehidupan Manusia sehari-hari, tidak akan lepas dari yang namanya komunikasi.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari
komunikator atau pemberi pesan kepada komunikan atau penerima pesan. Berarti, dari segi
definisi, komunikasi ini intinya adalah sebagai sarana penyampaian pesan baik kepada
perorangan maupun khalayak umum. Di dalam komunikasi, ada yang namanya komunikasi
efektif. Dikatakan efektif apabila pesan yang diberitahukan komunikator dapat diterima
dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Dengan
berkomunikasi efektif itu artinya komunikator dan komunikan sama-sama memiliki
pengertian yang sama tentang suatu pesan. Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi,
ide, perasaan yang menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik
antara pemberi pesan dan penerima pesan.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pesan merupakan elemen yang paling
mendasar dalam komunikasi. Berhasilnya program komunikasi apabila pesan yang
disampaikan komunikator dapat merubah pengetahuan, sikap, maupun perilaku komunikan.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan adanya strategi komunikasi, jangkauan
pesan komunikasi, perencanaan pesan komunikasi, dan etos komunikator.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, D. (2007). Ilmu Komunikasi. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya.

Suprapto, T. (1994 ). Ilmu Komunikasi : Teori dan Perkembangannya. Yogyakarta : MMTC


Press .

Uchjana Effendi, O. (1992). Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: Penerbit PT.
Remaja Rosdakarya.

Uchjana effendi, O. (2004). Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wiryanto. (n.d.). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Penerbit PT Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai