Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN
STOMATA

OLEH:

NAMA : UTDIYAH MILASARI


NIM : 08041281924028
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : EVI ROLINA PUTRI

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN 2021


LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

Judul Praktikum : Stomata


Hari/Tanggal Praktikum : Selasa/ 28 September 2021

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jaringan epidermis merupakan jaringan terluar pada setiap organ tumbuhan,
jaringan ini tersusun dari sel-sel yang merupakan modifikasi dari sel parenkim.
Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, dan
daun. Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan
rapat. Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan di dalamnya
serta sebagai tempat pertukaran zat. Jaringan epidermis daun terdapat di
permukaan atas dan permukaan bawah daun. Jaringan epidermis daun tidak
mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel penutup stomata (Gardner, 1991).
Stomata adalah bukaan pada epidermis yang sebagian besar terdapat pada
bawah daun dan meregulasi pertukaran gas. Stomata dibentuk oleh dua sel
epidermis yang terspesialisasi yang disebut sel penjaga yang meregulasi besarnya
diameter stomata. Stomata ini berfungsi sebagai jalan masuknya CO2 dari udara
pada proses fotosintesis, sebagai jalan penguapan (transpirasi), dan sebagai jalan
pernapasan (respirasi). Stomata sangat penting bagi kehidupan tumbuhan karena
pori stomata merupakan tempat terjadinya pertukaran gas dan air antara atmosfer
dengan system ruang antar sel yang berada pada jaringan mesofil di bawah
epidermis. Hal ini sangat menyebabkan stomata sangat berperan dalam proses
transpirasi dan fotosintesis (Abizar, 2017).
Stomata pada sebagian besar tumbuhan lebih terkonsentrasi pada
permukaan bagian bawah daun, yang dapat mengurangi transpirasi atau
penguapan karena permukaan bagian bawah menerima lebih sedikit cahaya
matahari dibandingkan dengan permukaan atas. Stomata terdiri atas sel penjaga
dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga. Mekanisme menutup
dan membuka-nya stomata tergantung dari tekanan turgor sel tanaman, atau

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN 2021


karena perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya cahaya dan hormon
asam absisat (Lestari, 2006).
Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga
berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup. Sel
penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel
epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis maka yang
lainnya disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah
permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan
kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel
penjaga sebagian berlapis lignin (Anu, 2017).
Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan
tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga
tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang
mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Semakin
banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotic sel akan semakin rendah.
Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan
potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka
jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus ditingkatkan (Lakitan,
2010).
Tipe stomata yang berbeda dipengaruhi olek kondisi lingkungan, habitat
tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri. Tanaman dengan kondisi
kekurangan air memiliki stomata dengan kerapatan rendah serta memiliki sel
buliform berukuran besar dengan kerapatan relative besar Sedangkan pada kondisi
kelebihan air memiliki stomata dengan kerapatan tinggi. Keragaman struktur
stomata diperkirakan juga diketemukan pada suku Nepentheceae. Kepadatan
stomata dapat ditunjukkan dengan kondisi perubahan konsentrasi karbondioksida.
Karbondioksida dan intensitas cahaya merupakan adalah satu-satunya faktor yang
diketahui dapat digunakan untuk mengendalikan perkembangan stomata dari sel
epidermis (Abizar, 2017).
1.2. Tujuan Praktikum

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN 2021


Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh, fungsi dan perilaku
stomata pada tumbuhan serta mengetahui cara kerja stomata yang yang ada pada
tumbuhan.
II. HASIL PERCOBAAN
Berdasarkan pada hasil praktikum di dapatkan hasil:

2.1 Percobaan 1 : Penguapan Air dari Lubang-Lubang Kecil.


No. Kelompok Tinggi Awal (cm) Tinggi Akhir (cm)
1. Di luar rumah (1) 5 cm 4,8 cm
2. Di luar rumah (2) 5 cm 4,7 cm
3. Di luar rumah (3) 5 cm 4,8 cm
4. Di dalam rumah (1) 5 cm 4,9 cm
5. Di dalam rumah (2) 5 cm 4,9 cm

2.2 Percobaan 2 : Pengaruh Turgor Terhadap Membuka dan Menutupnya


Stomata.
No. Kelompok Deteksi Air Deteksi Garam
1. 1 + -
2. 2 + -
3. 3 + -
4. 4 + -
5. 5 + -

2.2 Percobaan 3 : Perilaku Membuka dan Menutupnya Stomata.


Waktu ke- Berat Awal (g) Berat akhir (g) Air yang
ditranspirasikan
10.50 - 10.55 291,10 291,03 0,07
10.55 - 11.00 291,03 291,01 0,02
11.00 - 11.05 291,01 290,99 0,02
11.05 - 11.10 290,99 290,97 0,02
11.10 - 11.15 290,97 290,95 0,02
11.15 - 11.20 290,95 290,94 0,01

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN 2021


11.20 - 11.25 290,94 290,93 0,01
11.25 - 11.30 290,93 290,92 0,01
11.30 - 11.35 290,92 290,91 0,01
11.35 - 11.40 290,91 290,91 0,00
11.40 - 11.45 290,91 290,87 0,04
11.45 - 11.50 290,87 290,89 0,02

2.2.1. Grafik
Grafik Transpirasi Air pada Daun Rhoeo discolor
0.08
Grafik Transpirasi Air pada Daun Rhoeo discolor
0.07 0.07

0.06

0.05

0.04 0.04

0.03

0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02

0.01 0.01 0.01 0.01 0.01

0 0
10.50- 10.55- 11.00- 11.05- 11.10- 11.15- 11.20- 11.25- 11.30- 11.35- 11.40- 11.45-
10.55 11.00 11.05 11.10 11.15 11.20 11.25 11.30 11.35 11.40 11.45 11.50

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN 2021


III. PEMBAHASAN
Berdasakan praktikum yang telah dilaksanakan sebelumnya pada percobaan
penguapan air dari lubang-lubang kecil didapatkan hasil dari 5 buah gelas plastik.
yang pada awalnya setinggi 5 cm turun menjadi 4,8 - 4,5 cm pada dua kondisi
lingkungan yang berbeda. Gelas plastik yang diletakkan diluar ruangan lebih cepat
menguap karena perbedaan suhu di lingkungannya. Menurut Hariyanti 2010,
menyatakan bahwa distribusi stomata sangat berhubungan dengan kecepatan dan
intensitas transpirasi pada daun, yaitu misalnya letak satu sama lain dengan jarak
tertentu. Dalam batas tertentu, maka makin banyak porinya makin cepat
penguapan.
Jika lubang-lubang itu terlalu berdekatan, maka penguapan dari lubang yang satu
akan menghambat penguapan lubang dekatnya.
Mekanisme menutup dan membuka-nya stomata tergantung dari tekanan
turgor sel tanaman, atau karena perubahan konsentrasi karbondioksida,
berkurangnya cahaya dan hormon asam absisat. Stomata berperan penting sebagai
alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Menurut Lestari
(2006), menyatakan bahwa pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan
menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak
berperan dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat (ABA).
Mekanisme membuka dan menutup stomata pada tanaman yang toleran terhadap
cekaman kekeringan sangat efektif sehingga jaringan tanaman dapat menghindari
kehilangan air melalui penguapan.
Stomata membuka jika tekanan turgor sel penutup tinggi, dan menutup
jika tekanan turgor sel penutup rendah. Ketika air dari sel tetangga memasuki sel
penutup, sel penutup akan memiliki tekanan turgor yang tinggi. Sementara itu, sel
tetangga yang telah kehilangan air akan mengerut, sehingga menarik sel penutup
kebelakang, maka stomata terbuka. Sebaliknya, ketika air meninggalkan sel
penutup dan menuju ke dalam sel tetangga, maka tekanan turgor di dalam sel
penutup akan menurun (rendah). Menurut Lildhashiro (2009) menyatakan bahwa

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN 2021


jika sel penjaga mempunyai tekanan turgor maka stomata membuka dan pada saat
tekanan turgor berkurang maka stomata menutup.
Sementara itu, sel tetangga yang mengakumulasi lebih banyak air akan
menggelembung, sehingga mendorong sel penutup ke depan, maka stomata
tertutup. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air ke
dalam sel penjaga tersebut. Menurut Papuangan (2014), menyatakan bahwa
pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai
potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya
potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut di dalam cairan
sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotic sel akan
semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka
secara keseluruhan potensi air sel akan menurun.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya
stomata. Antara lain kelembaban udara, temperatur, kecepatan angin, cahaya, dan
ketersediaan air. Faktor ketersediaan air berhubungan dengan turgiditas pada sel.
Bila tumbuhan kekurangan air, transpirasi akan berkurang karena stomata
menutup akibat turunnya tekanan turgor sel penutup. Membuka menutupnya
stomata tergantung pada perubahan turgor sel penjaga (sel stomata). Turgor yang
tinggi menyebabkan stomata membuka sebaliknya turgor yang rendah akan
menyebabkan stomata menutup. Menurut Ampara (2008), menyatakan bahwa
mekanisme mebuka dan menutupnya stomata berdasarkan suatu perubahan turgor
itu adalah akibat dari perubahan nilai osmosis dari isi sel-sel penutup.
Pengamatan ketiga dengan melihat besarnya berat basah dan kering pada
Rhoeo discolor . dan dihitung per lima menit air yang ditranspirasikan. Hasil akhir
menunjukan berat daun Rhoeo discolor memiliki berat basah 290,87 dan berat
kering sebesar 290,89. Dengan air yang ditranspirasikan yaitu 0,02. Menurut
Hariyanti (2010), menyatakan bahwa distribusi stomata sangat berhubungan
dengan kecepatan dan intensitas transpirasi pada daun, yaitu misalnya letak satu
sama lain dengan jarak tertentu. Dalam batas tertentu, maka makin banyak
porinya makin cepat penguapan. Jika lubang-lubang terlalu berdekatan maka
penguapan dari lubang yang satu akan menghambat penguapan lubang dekatnya.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN 2021


Stomata memiliki peranan untuk mencegah hilangnya air melalui daun.
Menurut Setiawati (2019), menyatakan bahwa perbedaan waktu menjemur daun
dibawah cahaya mempengaruhi perubahan lebar porus stomata dan tidak
berpengaruh terhadap panjang porus stomata. Pembukaan stomata pada daun yang
terkena sinar matahari lebih besar dibandingkan dengan daun yang ternaungi.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Penguapan air dari lubang-lubang kecil didapatkan hasil dari 5 buah gelas
plastik. yang pada awalnya setinggi 5 cm turun menjadi 4,8 - 4,5 cm pada
dua kondisi lingkungan yang berbeda.
2. Stomata membuka jika tekanan turgor sel penutup tinggi, dan menutup
jika tekanan turgor sel penutup rendah.
3. Faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata yaitu
kelembaban udara, temperatur, kecepatan angin, cahaya, dan ketersediaan
air.
4. Makin banyak porinya makin cepat penguapan, jika lubang-lubang terlalu
berdekatan maka penguapan dari lubang yang satu akan menghambat
penguapan lubang dekatnya.
5. Pembukaan stomata pada daun yang terkena sinar matahari lebih besar
dibandingkan dengan daun yang ternaungi.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN 2021


DAFTAR PUSTAKA
Abizar. & Linco, M. 2017. Struktur Stomata Daun Beberapa Tumbuhan Kantong
Semar (Nepenthes spp.). Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati. 16(3) : 219-330.
Ampara. 2009. Teknologi Benih. Bandung : Angkasa Raya.
Anu, Oktarian. Rampe, H. & Palealu, J. 2017. Struktur Sel Epidermis dan Stomata
Daun Beberapa Tumbuhan Suku Euphorbiaceae. Jurrnal MIPA Unsrat
Online. 6(1) : 69-73.
Gardner, Franklin. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta : UI Press.
Haryanti, S. 2010. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies
Tanaman Dikotil Dan Monokotil. Jurnal Buletin Anatomi dan Fisiologi.
7(2) : 90-100.
Lakitan, 2010. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Grafindo, Jakarta
Lestari, E.G. 2006. Hubungan Antara Kerapatan Stomata Dengan Ketahanan
Kekeringan Pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64.
Jurnal Biodiversitas. 7(1): 44-48.
Lildhashiro, 2009. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Kanisius.
Papuangan, N. Nurhasanah. & Djurumudi, M. 2014. Jumlah Dan Distribusi
Stomata Pada Tanaman Penghijauan Di Kota Ternate. Jurnal Bioedukasi.
3(1) : 287-292.
Setiawati, T. & Syamsi, I. 2019. Karakteristik Stomata Berdasarkan Estimasi
Waktu Dan Perbedaan Intensitas Cahaya Pada Daun Hibiscus tiliaceus
Linn. Di Pangandaran, Jawa Barat. Jurnal Pro-Life. 6 (2) : 148-159.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN 2021


LAMPIRAN
1. Penguapan Air Melalui Lubang-Lubang Kecil

Gambar 1. Penguapan Air di dalam ruangan Gambar 2. Penguapan Air di dalam ruangan
Sumber : Dokumentasi Pribadi, (2021) Sumber : Dokumentasi Pribadi, (2021)

Gambar 3. Penguapan Air di luar ruangan Gambar 4. Penguapan Air di luar ruangan
Sumber : Dokumentasi Pribadi, (2021) Sumber : Dokumentasi Pribadi, (2021)

Gambar 5. Penguapan Air di luar ruangan


Sumber : Dokumentasi Pribadi, (2021)

2. Pengaruh Turgor Terhadap Membuka Dan Menutupnya Stomata

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN 2021


Gambar 1. Sebelum Diberi Larutan Garam Gambar 2. Setelah Diberi Larutan Garam
pada Stomata Daun Rhoeo discolor pada Stomata Daun Rhoeo discolor
Sumber : Dokumentasi Pribadi, (2021) Sumber : Dokumentasi Pribadi, (2021)
3. Perilaku Membuka Dan Menutupnya Stomata

Gambar 1. Vaseline Gambar 2. Timbangan Analitik


Sumber : Dokumentasi Pribadi, (2021) Sumber : Dokumentasi Pribadi, (2021)

Gambar 3. Botol Gambar 4. Karet Gelang


Sumber : Dokumentasi Pribadi, (2021) Sumber : Dokumentasi Pribadi, (2021)

Gambar 5. Aluminium Foil Gambar 6. Daun Rhoeo discolor


Sumber : Dokumentasi Pribadi, (2021) Sumber : Dokumentasi Pribadi, (2021)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN 2021


LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN 2021

Anda mungkin juga menyukai