Anda di halaman 1dari 6

Nama : Dika Dwiyasa

NIM : 0411181419049
Kelas : Alpha Kelompok A2
ANALISIS MASALAH

1. Bagaimana tatalaksana dari skabies pada Tn.Ambu, keluarga dan masyarakat


dengan pendekatan dokter keluarga? 9 10 11
Penatalaksanaan terhadap penderita skabies adalah secara menyeluruh
yaitu seluruh anggota keluarga harus diobati dan memenuhi syarat pengobatan
seperti efektif membunuh pada semua stadium tungau skabies, tidak
menimbulkan iritasi atau toksisitas, tidak berbau atau merusak pakaian dan
mudah diperoleh serta murah harganya. Jenis obat yang digunakan seperti
sulfur presipitatum, benzil-benzoat, permethrin, krotamiton dan sebagainya.
Obat skabies yang ada di puskesmas pasien berobat adalah salep 2-4.
Salep 2-4 terdiri dari asam salisilat 2% dan sulfur 4%. Obat ini sudah dipakai
sejak dahulu untuk pengobatan skabies. Obat ini dipakai malam hari selama 3
hari berturut-turut. Selain salep 2-4, ada obat antiskabies yang dapat digunakan
yaitu: emulsi benzil-benzoat (20-25%), krim lindan, krim permetrin 5%, lotio
malation 0,5%, solusio sulfiram 25%, krim krotamiton 10%, dan ivermektin.
Pengobatan skabies terbaik adalah topikal permetrin atau oral ivermectin, tetapi
regimen optimal masih belum jelas. Pemberian permetrin 5% pada penderita
skabies memberikan kesembuhan klinis 100%. Sedangkan penderita yang
menggunakan salep 2-4 memberikan kesembuhan klinis dengan presentase
87,5%.
Penularan skabies terutama melalui kontak langsung yang erat, maka
untuk keberhasilan terapi seluruh keluarga yang tinggal dalam 1 rumah harus
diobati dengan anti skabies secara serentak. Penularan melalui kontak tidak
langsung seperti melalui perlengkapan tidur, pakaian, atau handuk memegang
peranan penting, maka dilakukan edukasi kepada keluarga pasien untuk
mencuci sofa dan tempat tidur. Hal ini dilakukan untuk mematikan semua
tungau dewasa dan telur sehingga tidak terjadi kekambuhan. Dalam

1
menatalaksana pasien, seorang dokter perlu memperhatikan pasien seutuhnya,
tidak hanya tanda dan gejala penyakit namun juga psikologisnya.
Pembinaan keluarga yang dilakukan pada kasus ini tidak hanya mengenai
penyakit pasien, tetapi juga mengenai masalah-masalah lainnya seperti fungsi
ekonomi dan pemenuhan kebutuhan keluarga, perilaku kesehatan keluarga, dan
lingkungan. Faktor yang mempengaruhi kesehatan salah satunya adalah faktor
lingkungan, baik fisik maupun biologi. Faktor lingkungan sosial hal ini
diantaranya kondisi rumah dan sosial ekonomi. Melakukan kebiasaan seperti
kebiasaan mencuci tangan, mandi menggunakan sabun, menganti pakaian dan
pakaian dalam, tidak saling bertukar pakaian, kebiasaan keramas menggunakan
shampo, tidak saling bertukar handuk dan kebiasaan memotong kuku, dapat
mengurangi resiko terkena skabies.
Keluarga dimotivasi untuk memperbaiki ventilasi dan penerangan dengan
membuka pintu rumah pada siang hari dan menggunakan kipas angin yang
selalu dibersihkan, serta selalu mencuci dan menyeterika pakaian setelah
digunakan dan menyimpannya dalam lemari.

2. Bagaimana bentuk kolaborasi dr.Amri dengan tenaga kesehatan lainnya dan


pemerintah setempat untuk menangani kasus skabies? 10 11 7
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupakan
kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis,
juga merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang
menunjang pelayanan kedokteran, baik dari formal maupun informal
 Koordinator penatalaksanaan pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan koordinator dalam
penatalaksanaan pasien yang diselenggarakan bersama, baik bersama
antar dokter-pasien-keluarga, maupun bersama dokter-pasien-dokter
spesialis/ rumah sakit.
 Mitra dokter-pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan kemitraan antara
dokter dan pasien pada saat proses penatalaksaan medis
 Mitra lintas sektoral medik

2
Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia pelayanan
kesehatan dengan berbagai sektor pelayanan kesehatan formal di
sekitarnya.
 Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medik
Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia pelayanan
kesehatan dengan berbagai sektor pelayanan kesehatan formal di
sekitarnya.

Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini merupakan


pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari
upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang meliputi kegiatan
berikut.
1. Kunjungan keluarga untuk pendataan/ pengumpulan data Profil Kesehatan
Keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya.
2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif
dan preventif.
3. Kunjungan keluarga untuk menindaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung.
4. Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk
pengorganisasian/pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas.

Kunjungan rumah (keluarga) dilakukan secara terjadwal dan rutin, dengan


memanfaatkan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga (family folder).
Dengan demikian, pelaksanaan upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
(Perkesmas) harus diintengrasikan ke dalam kegiatan pendekatan keluarga. Dalam
menjangkau keluarga, Puskesmas tidak hanya mengandalkan upaya kesehatan
berbasis masyarakat (UKBM) yang ada sebagaimana selama ini dilaksanakan,
melainkan juga langsung berkunjung ke keluarga. Perlu diperhatikan, bahwa
pendekatan keluarga melalui kunjungan rumah ini tidak berarti mematikan
UKBMUKBM yang ada, tetapi justru untuk memperkuat UKBM-UKBM yang
selama ini dirasakan masih kurang efektif. Dengan mengunjungi keluarga di
rumahnya, Puskesmas akan dapat mengenali masalahmasalah kesehatan (dan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat-PHBS) yang dihadapi keluarga secara lebih
menyeluruh (holistik). Individu anggota keluarga yang perlu mendapatkan

3
pelayanan kesehatan kemudian dapat dimotivasi untuk memanfaatkan UKBM
yang ada dan/atau pelayanan Puskesmas. Keluarga juga dapat dimotivasi untuk
memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan dan berbagai faktor risiko lain yang
selama ini merugikan kesehatannya, dengan pendampingan dari kader-kader
kesehatan UKBM dan/atau petugas profesional Puskesmas. Untuk itu, diperlukan
pengaturan agar setiap keluarga di wilayah Puskesmas memiliki Tim Pembina
Keluarga.

3. Apa saja klasifikasi keluarga berdasarkan pendapatan pada kasus? 11 1 8


Berdasarkan penggolongannya BPS (Badan Pusat Statistik) membedakan
pendapatan penduduk menjadi 4 golongan yaitu:
1. Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata-rata lebih
dari Rp. 3.500.000 per bulan
2. Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp.
2.500.000 s/d Rp. 3.500.000 per bulan
3. Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp.
1.500.000 s/d Rp. 2.500.000 per bulan
4. Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp.
Rp. 1.500.000 per bulan

4. Apa hubungan kondisi rumah Tn.Ambu dengan penyakit yang diderita


Tn.Ambu dan keluarga? 2 4 6 8 10 11
Faktor lingkungan sosial hal ini diantaranya kondisi rumah dan sosial ekonomi.
Dikatakan pula skabies banyak ditemukan pada rumah-rumah yang berada di
lokasi kumuh, yang kondisi tidak memenuhi syarat higiene lingkungan sehat.
Masalah lingkungan rumah pada keluarga adalah ventilasi dan penerangan di
dalam rumah yang masih kurang serta banyaknya pakaian ditumpuk dan
digantung di sembarang tempat, hal ini merupakan lingkungan yang baik untuk
berkembang biaknya parasit seperti skabies.

4
5. Bagaimana penatalaksaan permasalahan kesehatan pada Tn.Ambu, keluarga,
dan masyarakat dengan konsep dan prinsip kedokteran keluarga dan konsep
Mandala of Health? (semua)
Masalah kesehatan yang terkait dengan faktor yang berpengaruh diidentifikasi
dengan memperhatikan konsep Mandala of Health dan diselesaikan dengan
pendekatan individual untuk penatalaksanaan klinisnya dan pendekatan
keluarga serta komunitas untuk penyelesaian faktor yang berpengaruh.
Pendekatan tersebut diterapkan secara menyeluruh, paripurna, terintegrasi dan
berkesinambungan sesuaiPenatalaksanaan kasus bertujuan mengidentifikasi
masalah klinis pada pasien dan keluarga serta faktor-faktor yang berpengaruh,
menyelesaikan masalah klinis pada pasien dan keluarga, dan mengubah
perilaku kesehatan pasien dan keluarga serta partisipasi keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatan.

5
Gaya Hidup
Penghasilan ±700.000/bln untuk 5
anggota keluarga (pemenuhan
kebutuhan primer merupakan prioritas
utama)
KELUARGA

Pasien (Ibu dan anak-anaknya)


Gatal-gatal >2 tahun yang lalu
Status generalis dalam batas normal
daerah lipatan paha dan bokong, sela jari tangan dan kaki terdapat papul multipel berukuran milier sewarna kulit sebagian eritematosa. Juga terdapat pustul, erosi,
Tampak bekas garukan (scratch mark)
Ditemukan telur sarcoptes scabiei dari kerokan kulit
Lingkungan Psiko-
Perilaku Sosio-Ekonomi
Kesehatan Pendapatan keluarga
Menggunaka rendah
n pakaian Kamar mandi dan
yang sama jamban menggunakan
berulang kali fasilitas umum
sebelum Dapur digunakan
dicuci bersama dengan
Menggunaka penghuni kontrakan
n handuk lain
bergantian

Faktor Biologi
Istri dan ketiga Lingkungan Fisik
Sinar matahari tidak masuk ke
anaknya
rumah
menderita skabies Penerangan dengan lampu
pijar 25 watt
Ventilasi kurang
KOMUNITAS Rumah terasa lembab
Kontrakan padat dengan Kebersihan dan kerapian
sanitasi buruk rumah kurang
Tetangga sekitar juga Sampah berserakan di dalam
dan di luar rumah karena tidak
menderita skabies ada tempat sampah

Anda mungkin juga menyukai