PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pubertas merupakan suatu tahap penting dalam proses tumbuh kembang
anak terutama pada fase anak menuju remaja. Menurut Peraturan Mentri
Kesehatan RI nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam
rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN) tentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum
menikah (Kemenkes RI, 2017).
Pada fase pubertas remaja putri akan mengalami suatu proses pematangan
organ reproduksi yang ditandai dengan terjadinya Menstruasi. Menstruasi
pertama kali biasanya dialami oleh perempuan sekitar usia 10 tahun,
namun bisa juga lebih dini atau lebih lambat, menstruasi menandakan
bahwa seseorang perempuan sudah mampu untuk dapat menghasilkan
keturunan dan tentunya hal ini sangat diharapkan oleh semua perempuan
(Juliana 2018).
Salah satu keluhan yang paling sering dirasa oleh remaja putri pada saat
menstruasi adalah nyeri haid atau dismenore dan memiliki derajat nyeri
yang berbeda-beda pada tiap individu berbeda-beda, mulai dari yang
ringan sampai yang berat. Pada sebagian perempuan, nyeri menstruasi
yang dirasakan dapat berupa nyeri samar, tetapi bagi sebagian yang lain
dapat terasa kuat bahkan bisa membuat aktivitas terganggu. Rasa nyeri
yang timbul ini biasanya dikenal dengan nama dismenore (Pebrianti, S
2018)
1
Universitas Faletehan Serang
2
Dikutip dari Rima Berlian Putri 2014 dalam jurnal pengaruh Terapi music
Mozart terhadap penurunan drajat Nyeri Menstruasi pada remaja yaitu
Hasil analisa univariat diketahui bahwa rata-rata derajat nyeri sebelum
dilakukan terapi music Mozart adalah 4,67 (nyeri sedang), rata-rata derajat
nyeri sesudah dilakukan terapi music Mozart adalah 3,72 (nyeri ringan).
Hasil analisa bivariat ada pengaruh terapi music Mozart terhadap music
Mozart terhadap penurunan derajat nyeri menstruasi pada remaja putrid di
MAN Padang tahun 2014, nilai p=0,000.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Intervensi Terapi Musik Klasik Mozart untuk memenuhi
kebutuhan Nyeri dan Kenyamanan (Nyeri) Pada Pasien Remaja Wanita
dengan NDISMENORE di Wilayah Desa Kramatwatu Tahun 2021?.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Intervensi Terapi Musik Klasik untuk memenuhi
kebutuhan Nyeri dan Kenyamanan (Nyeri) Pada Pasien Remaja
Wanita dengan DISMENORE di Wilayah Desa Kramatwatu Tahun
2021.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien Nyeri Dismenore
untuk memenuhi kebutuhan Nyeri dan Kenyamanan (Nyeri) di
Desa Kramatwatu Tahun 2021.
b. Menetapkan diagnosa keperawatan pada pasien Nyeri Dismenore
untuk memenuhi kebutuhan Nyeri dan Kenyamanan (Nyeri) di
Desa Kramatwatu Tahun 2021.
1. Bagi Masyarakat
Mengenalkan secara luas Intervensi music Mozart sehingga
masyarakat dapat melakukan intervensi tersebut secara mandiri.
3. Bagi Penulis
Menambah pengalaman penulis dalam bidang penelitian kesehatan
serta menambah wawasan penulis tentang Intervensi Terapi Musik
Mozart untuk mengatasi Nyeri Dismenore.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengkajian
Pengkajian terdiri dari pengumpulan data atau informasi subjek dan
informasi objektif (misalnya: tanda-tanda vital, wawancara pasien atau
keluarga, pemeriksaan fisik) dan peninjauan informasi riwayat pasien
pada rekam medic (NANDA 2015).
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk
menentukan masalah kesehatan klien, pemeriksaan fisik dapat
dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah:
1) Inspeksi, pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat
bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan
2) Palpasi, pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan
terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan.
3) Auskultasi, pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui
pendengaran. Biasanya menggunakan stetoskop.
4) Perkusi, pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk
bagian tubuh menggunakan tangan atau alat bantu seperti
reflek hammer untuk mengetahui reflek seseorang.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis Keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap
pengalaman atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada
masalah kesehatan, pada risiko masalah kesehatan atau pada proses
kehidupan. Diagnosis Keperawatan merupakan bagian vital dalam
menentukan asuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu klien
mencapai kesehatan yang optimal (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2016).
Tabel 2.1
Diagnosa Keperawatan Nyeri Akut
Nyeri Akut
Kategori : Agen pencedera fisiologis
Sub Kategori : Reproduksi
Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional
yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan actual atau fungsional, dengan
onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan.
Penyebab : inflamasi
Gejala dan tanda mayor dan minor : a) Subjektif
1) Mengeluh Nyeri
b) Objektif
1) Tekanan darah meningkat
2) Pola napas berubah
3) Nafsu makan berubah
4) Proses berfikir terganggu
5) Diaforesis
3. Perencanaan
Perencanaan tindakan adalah tahap ketiga dari proses keprawatan.
Setelah perawat mengkaji kondisi klien dan menetapkan diagnosis
keperawatan, perawat perlu membuat rencana tindakan dan tolok ukur
yang akan digunakan untuk mengevaluasi perkembangan klien
(Debora, 2017).
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan /implementasi adalah tahap keempat dari proses
keperawatan. Tahap ini muncul jika perencanaan yang dibuat
diaplikasikan pada klien, tindakan yang dilakukan mungkin sama
mungkin juga berbeda dengan urutan yang telah dibuat pada
perencanaan aplikasi yang dilakukan pada klien akan berbeda,
disesuaikan dengan kondisi klien saat itu dan kebutuhan yang paling
dirasakan oleh klien. (Debora, 2017).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap kelima dari proses keperawatan. Pada tahap ini
perawat membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan dengan
kriteria hasil yang sudah ditetapkan serta menilai apakah masalah
yang terjadi sudah teratasi seluruhnya, hanya sebagian, atau bahkan
belum teratasi semuanya. (Debora, 2017).
2. Etiologi
Ada 2 jenis Dismenore, yaitu Dismenore primer dan Dismenore sekunder.
Penyebab Dismenore primer atau esensial adalah gangguan keseimbangan
fungsional, bukan karena penyakit organik pelvis. Tidak ditemukan
adanya kelainan ginekologik yang nyata. Menstruasi yang menimbulkan
rasa nyeri pada remaja hampir semuanya disebabkan dismenore primer.
Penyebab adanya dismenore meliputi banyak hal, dari yang mulai faktor
endokrin sampai psikologis. Penyebab munculnya dismenore, antara lain:
a. Merokok.
3. Manifestasi Klinis
Menurut Ana Ratnawati 2018, gejala-gejala dismenore yang biasa terjadi
adalah nyeri pada perut bagian bawah, pusing, mual, hingga muntah, dan
nyeri dibagian paha dalam serta pinggang. Gejala dismenore juga dibagi
menjadi tiga berdasarkan derajatnya:
a. Derajat I: Nyeri yang dialami berlangsung hanya beberapa saat, dan
penderita masih bisa melakukan aktivitas sehari-harinya.
b. Derajat II: Rasa nyeri yang dialami cukup mengganggu, sehingga
penderita memerlukan obat penghilang rasa nyeri seperti paracetamol,
ibuprofen, atau lainnya. Penderita akan merasa baikan jika sudah
meminum obat dan bisa kembali melakukan pekerjaannya.
c. Derajat III: Penderita mengalami rasa nyeri yang luar biasa hingga
membuatnya butuh waktu untuk beristirahat beberapa hari. Biasanya
penderita juga mengalami sakit kepala hingga pingsan, gangguan
metabolism hingga menyebabkan diare, sakit pinggang dan paha bagian
dalam.
4. Komplikasi
Dismenore primer bukanlah persoalan yang mengancam nyawa
penderitanya, meskipun dismenore primer tidak mengancam nyawa tetapi
bukan berarti dibiarkan begitu saja. Menurut Martini, Mulyati, &
Fratidhina (2014;135-140) Dismenore primer yang dibiarkan tanpa
penanganan akan menimbulkan gejala yang merugikan bagi penderitanya.
Dismenore primer tanpa penanganan dapa menyebabkan :
1. Depresi
2. Infertilitas
3. Gangguan fungsi seksual
4. Penurunan kualitas hidup akibat tidak bisa menjalankan aktivitas
seperti biasanya
5. Dapat memicu kenaikan angka kematian
5. Pathway
Prostaglandin
m
Merangsang
miometrium
Kontraksi di uterus
Kurang pengetahuan
Dismenore
C. Konsep Nyeri
a. Menurut Tempat
1. Periferal pain: nyeri permukaan (superfical pain), nyeri dalam (deep
pain), nyeri alihan (refferal pain), nyeri yang dirasakan pada area
yang bukan merupakan sumber nyerinya.
2. Central pain, terjadi karena perangsangan pada susunan saraf pusat,
medula spinalis, batang otak, dan lain-lain.
3. Psychogenic pain, nyeri dirasakan tanpa penyebab organik, tetapi
akibat dari trauma psikologis.
4. Phantom pain, merupakan perasaan pada bagian tubuh yang sudah
tak ada lagi. Contohnya pada amputasi, phantom pain timbul akibat
b. Menurut Sifat
1. Insidentil: timbul sewaktu-waktu dan kemudian menghilang.
2. Steady: nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang lama.
3. Paroxysmal: nyeri dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali serta
biasanya menetap 10-15 menit, lalu menghilang dan kemudian
timbul kembali.
4. Intractable pain: nyeri yang resistan dengan diobati atau dikurangi.
Contoh pada artritis, pemberian analgetik narkotik merupakan
kontraindikasi akibat dari lamanya penyakit yang dapat
mengakibatkan kecanduan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah asuhan
keperawatan klien Dismenore di Desa Kramatwatu tahun 2021dalam
mengurangi intensitas nyeri. Klien diobservasi selama masa menstruasi dan
diharapkan intensitas nyeri dapat berkurang.
Pada sub ini dideskripsikan tentang karakteristik subyek penelitian atau kasus
yang akan diteliti. Subyek penelitian yang digunakan dan penelitian ini
adalah 2 pasien (2 kasus) dengan masalah keperawatan yang sama sesuai
dengan kriteria inkluasi dan ekskluasi.
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan dilakukan teliti (Nursalam,
2014).
Sampel yang termasuk kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
a) Pasien dengan diagnosa medis nyeri akut dengan masalah
disemsore di desa Kramatwatu
b) Pasien dengan usia 17-21 tahun di desa Kramatwatu
c) Menstruasi hari ke 1 sampai hari ke 3
d) Bersedia menjadi responden
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi dari studi serta terdapat halangan yang dapat
mengganggu kemampuan pelaksanaan penelitian (Nursalam, 2014).
Sampel yang termasuk kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah :
a) Terjadi perubahan diagnosis medis
b) Tidak ada komplikasi
D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan yang berdasarkan kenyataan atau
penjelasan di lapangan yang meliputi penjelasan tentang studi kasus yang
dilakukan.
Penulis mengambil lokasi di wilayah Desa Kramatwatu dari bulan april 2021.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3. Pedoman observasi
Instrumen kedua dalam penelitian ini adalah dengan observasi. Secara
umum, penyusun instrumen pengumpulan data berupa pedoman observasi
dilakukan dengan tahap-tahap berikut ini:
a) Mengadakan identifikasi terhadap fokus studi yang ada didalam
rumusan judul penelitian.
b) Melengkapi instrumen dengan pedoman atau intruksi.
p Dismenore
a
Q Q Q Q Q Q
1 R R R R R R
S S S S S S
T T T T T T
P P P P P P
Q Q Q Q Q Q
2 R R R R R R
S S S S S S
T T T T T T
Keterangan:
PQRST:
P : Problem atau penyebab nyeri
Q : Quality atau kualitas nyeri yang dirasa
R : Region atau tempat/lokasi sebaran nyeri
S : Scale atau atau skala yang dideskripsikan oleh pasien
T :Time atau waktu yang berkaitan dengan terjadinya nyeri
4. Alat tulis
Berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data.
5. Nursing kit
Berfungsi untuk mengukur tanda-tanda vital dengan focus studi.
G. Pengumpulan Data
Langkah-langkah pengumpulan data dalam studi kasus ini adalah sebagai
berikut:
1. Observasi nonpartisipan (Pengamatan tidak terkendali)
2. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Wawancara yang dilakuakn
meliputi identifikasi pengkajian asuhan keperawatan pada klien
Dismenore dengan masalah Nyeri Akut. Keuntungan metode ini adalah
mampu memperoleh jawaban yang berkualitas.
3. Studi dokumentasi, yaitu melihat hasil rekam medis terakhir subyek
penelitian.
Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks
naratif. Kerahasian dari responden dijamin dengan jalan mengaburkan
identitas dari responden. Data yang di kumpulkan terkait dengan data
pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan dan evaluasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pada bab ini akan menjelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan bertujuan
untuk mendapatkan gambaran mengenai penatalaksanaan intervensi terapi
musik klasik mozart untuk memenuhi kebutuhan nyeri dan kenyamanan
(nyeri) pada pasien remaja wanita dengan dismenore di wilayah desa
kramatwatu tahun 2021 Sebanyak 2 penderita Dismenore yang memenuhi
syarat dan berpartisipasi dalam penelitian ini.
Penyajian data yang akan dilakukan dapat berupa table maupun teks naratif.
Data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis,
perencanaan, implementasi (tindakan), evaluasi.
Penyajian dan penjelasan hasil dibagi dalam 2 bagian yaitu, pertama penyajian
data karakteristik pasien meliputi data pengkajian. Data demografi meliputi
inisial pasien, umur, stastus pernikahan, pendidikan, pekerjaan, agama,
bahasa, suku bangsa, dan alamat yang dilanjutkan dengan keluhan utama,
riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat keluarga, hasil
observasi, pemeriksaan fisik (sesuai kebutuhan), analisa data dan diagnosa
keperawatan. Bagian kedua memaparkan hasil penelitian berupa intervensi
dan evaluasi.
1. Karakteristik Pasien
a. Identitas Pasien
Table 4.1 Identitas Pasien
IDENTITAS Pasien 1 (P2) Pasien 2 (P2)
Inisial Pasien Ny. D Ny. R
Umur 20 tahun 21 tahun
Status pernikahan Belum Menikah Belum Menikah
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Mahasiswi Mahasiswi
Agama Islam Islam
Bahasa Indonesia Indonesia
Suku bangsa Indonesia Indonesia
Alamat Kramatwatu Kramatwatu
Keluhan utama Nyeri bagian perut bawah Nyeri bagian perut kanan
saat menstruasi bawah
Penjelasan :
Berdasarkan table 4.1 didapatkan data dari hasil pengkajian dan anamnesa
pada pasien Ny. D dengan keluhan utama nyeri bagian perut bawah. Nyeri
yang dirasakan seperti diperah/digiling di bagian perut bawah dan menjalar
ke pinggang, skala nyeri 5 (1-10) dan pada Ny. N dengan keluhan utama
nyeri pada bagian perut kanan bawah. Nyeri yang dirasakan seprti ditekan kuat
tidak menjalar kebagian tubuh lainnya. Pasien mengatakan skala nyeri 4 (1-10).
Data Psikolo Pasien mengatakan gelisah saat Pasien merasa cemas saat
nyeri datang merasakan nyeri haid
Data Sosial Pasien mengatakan berhubungan Pasien mengatakan berhubungan
baik dengan keluarga dan warga baik dengan keluarga dan warga
sekitar sekitar
Pasien mengatakan selalu sholat 5 Pasien mengatakan selalu shalat 5
Data Spiritual
waktu. waktu
Penjelasan:
Berdasarkan table 4.2 yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik pada
kedua pasien adanya nyeri saat mesntruasi. Pada pasien Ny.D terdapat
gelisah saat nyeri datang pada data psikolo, pada Ny.R terdapat kecemasan
saat merasakan nyeri haid pada data psikolo.
c. Analisa Data
Table 4.3 Analisa Data
Menguraikan hubungan data yang ditemui dengan etiologi dan masalah
Data Etiologi Masalah
P1 (Ny. D)
Data Subyektif : Nyeri Akut Sendi
Prostaglandin
Pasien mengatakan nyeri di
bagian perut bagian bawah
Merangsang miometrium
saat menstruasi
P: Pasien mengatakan nyeri
di hari pertama, kedua dan
hari ketiga menstruasi Kontraksi di uterus
Q: Pasien mengatakan nyeri
yang dirasakan seperti Kurang pengetahuan
diperah/digiling
R: Pasien mengatakan nyeri
Dismenore
menjalar ke pinggang
S: Pasien mengatakan skala
nyeri 5 (1-10) Nyeri akut
T: Pasien mengatakan nyeri
berlangsung selama pasien
beraktivitas dan berkurang
ketika pasien istirahat.
Data Objektif
Pasien tampak gelisah
merasakan nyerinya
Pasien terlihat memegangi
perutnya
Pasien terlihat meringis
skala nyeri 5 (0-10)
P2 (Ny. R)
Data Subyektif : Nyeri Akut
Pasien mengatakan nyeri di
Prostaglandin
bagian perut bagian bawah
saat menstruasi
Data Objektif
Pasien tampak cemas saat
nyerinya datang
Pasien terlihat memegangi
perutnya dan menunduk
Pasien terlihat meringis
skala nyeri 6 (0-10)
Penjelasan :
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan dari hasil pengkajian pada pasien 1 (Ny.
D) dan pasien 2 (Ny. R) memiliki keluhan yang sama yaitu nyeri dibagian
perut saat menstruasi. Pasien 1 (Ny. D) didapat data muka tampak meringis
dan diukur skala yeri 5 (0-10), sedangkan pada pasien 2 (Ny.R) muka
tampak meringis dan diukur skala nyeri 6 (0-10).
d. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.4 Diagnosa Keperawatan
Data Diagnosa Keperawatan
Pasien 1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen
Data Subyektif : pencedera fisiologis
Pasien mengatakan nyeri di bagian perut
bagian bawah saat menstruasi
P: Pasien mengatakan nyeri di hari
pertama, kedua dan hari ketiga
menstruasi
Q: Pasien mengatakan nyeri yang
dirasakan seperti diperah/digiling
R: Pasien mengatakan nyeri menjalar
ke pinggang
S: Pasien mengatakan skala nyeri 5 (1-
10)
T: Pasien mengatakan nyeri
berlangsung selama pasien beraktivitas
dan berkurang ketika pasien istirahat.
Data Objektif
Pasien tampak gelisah merasakan
nyerinya
Pasien terlihat memegangi perutnya
Pasien terlihat meringis
skala nyeri 5 (0-10)
Data Objektif
Pasien tampak cemas saat nyerinya
datang
Pasien terlihat memegangi perutnya dan
menunduk
Pasien terlihat meringis
skala nyeri 6 (0-10)
Penjelasan :
Berdasarkan data pengkajian table 4.4 diagnosa yang muncul pada kedua
pasien dismenore yaitu nyeri akut berhubungan dengan dengan Agen
pencedera fisiologis.
- Headset
- Musik klasik (Mozart)
2. Prosedur :
Pre Interaksi
- Cek catatan keperawatan klien
- Siapkan alat-alat
- Identifiksi faktor atau kondisi yang menyebabkan masalah pada klien
- Cuci tangan
Tahap orientasi
- Beri salam dan panggil klien dengan namanya
- Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien.
Tahap kerja
- Atur dan bantu posisi pasien senyaman mungkin
- Beri tahu pasien, bahwa dirinya tidak akan terganggu selama pemberian
terapi musik dilakukan, kecuali jika ada kepentingan medis atau
permintaan dari pasien itu sendiri
- Bantu pasien untuk memperbaiki perlengkapan seperti heandphoen,
headset, dan volume musik
- Cek terlebih dahulu ke telinga pemberi intervensi terapi musik sebelum
diberikan kepada pasien.
- Pasang headset ditelinga pasien, tanyakan apakah volumenya cukup
- Mainkan musik sesuai dengan waktu yang telah disepakati
- Bimbing pasien untuk menutup mata
- Bimbing pasien untuk mendengarkan ritme dan alunannya
- Anjurkan pasien untuk membiarkan imajinasinya mengikuti ritme
musik
- Anjurkan psien untuk membiarkan dirinya menjadi rileks dengan musik
- Anjurkan dan bimbing pasien untuk melemaskn otot-ototnya selama
musik berlangsung.
- Anjurkan dan bimbing pasien untuk menarik napas melalui hidung, dan
mengeluarkan melalui mulut secara perlahan-lahan sambil
mendengarkan musik
Teknik penyajian data tentang pelaksanaan dapat dibuat dalam bentuk tabel,
dan menurut informasi atau catatan terintegrasi disesuaikan dengan waktu
tindakan.
Berikut ini adalah tabel pelaksanaan dapat dibuat dalam bentuk tabel
pelaksanaan intervensi yang telah dilakukan.
mesntruasi Intervensi
Pasien dilanjutkan
mengatakan
nyeri seperti
diperah/digil
ing
R/o
Pasien
tampak
gelisah
merasakan
nyerinya
Skala nyeri
5 (0-10)
Pasien
bersedia
menjadi
responden
P1 Berikan Hari Memberikan Memberikan S:
(Ny.D) terapi ke2 terapi music terapi music Pasien
music Ming klasik Mozart Mozart selama mengatakan
klasik gu 1x15 menit nyerinya
Mozart 18 saat nyeri haid masih
April dirasakan dirasakan,
2021 R/s: namun
Pasien berkurang
mengatakan dari
nyeri sedikit sebelumnya,
berkurang nyeri dirasa
Pasien di daerah
mengatakan perut bagian
nyeri seperti bawah, skala
diperah/digil nyerinya
ing menjadi 3 (0-
R/o 10) setelah
Pasien mendengarka
tampak n music
gelisah klasik
merasakan Mozart
nyerinya O:
Skala nyeri Skala nyeri 3
5 (0-10) (0-10)
A:
Masalah
belum
teratasi
P:
Intervensi
dilanjutkan
smesntruasi dirasakan
R/o lagi
Skala nyeri O:
1 (0-10) Skala nyeri 1
(0-10)
A:
Masalah
teratasi
P:
Intervensi
dihentikan
6 (0-10)
Pasien
bersedia
menjadi
responden
P2 Berikan Hari Memberikan Memberikan S:
(Ny.R) terapi ke2 terapi music terapi music Pasien
music Selas klasik Mozart mozart selama mengatakan
klasik a 1x15 menit nyerinya
Mozart 04 saat nyeri haid masih
Mei dirasakan dirasakan,
2021 R/s: O:
Pasien Skala nyeri 5
mengatakan (0-10)
nyeri sedikit A:
berkurang Masalah
Pasien belum
mengatakan teratasi
nyeri seperti P:
ditekan kuat Intervensi
R/o dilanjutkan
Skala nyeri
5 (0-10)
P2 Berikan Hari Memberikan Memberikan S:
(Ny.R) terapi ke3 terapi music terapi music Pasien
music Rabu klasik Mozart mozart selama mengatakan
klasik 05 1x15 menit setelah
Mozart Mei saat nyeri mendengarka
2021 haid dirasakan n music
R/s: klasik
Pasien mozart
mengatakan pasien
B. Pembahasan
1. Pengkajian
Tujuan utama pengkajian adalah untuk mengetahui data pasien seakurat-
akuratnya UNIMUS (2015).
Pada tahap pengkajian ini pada intinya tidak terdapat kesenjangan antara
praktek dan teori, keluhan utama antara hasil pengkajian dan teori sama-
sama memunculkan nyeri pada saat menstruasi.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) menjelaskan bahwa,
Diagnosis Keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman
atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan,
pada risiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan. Diagnosis
Keperawatan merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan
Pada tahap ini tidak ditemukan kesenjangan antara praktek dengan teori,
diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus Ny. D dan Ny. R
didasarkan pada keluhan nyeri yang sama hanya skala nyeri yang
berbeda.
3. Perencanaan
Menurut (Debora, 2017) menjelaskan bahwa, Perencanaan tindakan
adalah tahap ketiga dari proses keprawatan. Setelah perawat mengkaji
kondisi klien dan menetapkan diagnosis keperawatan, perawat perlu
membuat rencana tindakan dan tolok ukur yang akan digunakan untuk
mengevaluasi perkembangan klien.
Dalam hal ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
kasus di lapangan.
4. Implementasi
Implementasi adalah Pelaksanaan / tahap keempat dari proses
keperawatan. Tahap ini muncul jika perencanaan yang dibuat
diaplikasikan pada klien, tindakan yang dilakukan mungkin sama mungkin
juga berbeda dengan urutan yang telah dibuat pada perencanaan aplikasi
yang dilakukan pada klien akan berbeda, disesuaikan dengan kondisi klien
saat itu dan kebutuhan yang paling dirasakan oleh klien. (Debora, 2017).
5. Evaluasi
Menurut Debora 2017 menjelaskan bahwa, Evaluasi adalah tahap kelima
dari proses keperawatan. Pada tahap ini perawat membandingkan hasil
tindakan yang telah dilakukan dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan
serta menilai apakah masalah yang terjadi sudah teratasi seluruhnya,
hanya sebagian, atau bahkan belum teratasi semuanya.
Tabel 4.6
Evaluasi Intervensi terapi music klasik mozart terhadap
Skala Nyeri
Dalam tahap ini evaluasi yang didapatkan adalah terapi music klasik
Mozart hanya mampu menurunkan skala nyeri tetapi tidak mengurangi
rasa nyeri. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Irmayanti Harahap
(2018), yang menyebutkan bahwa terapi music klasik Mozart merupakan
salah satu jenis music relaksasi yang bertempo antara 60 sampai 80
ketukan per menit. Music yang memiliki tempo antara 60-80 kali per
menit mampu membuat seseorang yang mendengarkannya menjadi rileks.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien 1 (Ny. D) dan
pasien 2 (Ny. R) dengan nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis pada remaja wanita di desa Kramatwatu dilakukan selama 15 menit.
Pasien 1 (Ny. D) pada tanggal 17 april 2021 dilakukan selama 15 menit
dikediaman pasien, dan pasien 2 (Ny. R) pada tanggan 03 Mei 2021 dilakukan
selama 15 menit dikediaman pasien maka penulis mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pengkajian
Dari pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. D dan Ny. R dengan
Dismenore (Nyeri haid) disimpulkan bahwa nyeri haid yang muncul saat
menstruasi yang melebihi batas normal. Hal tersebut terdapat kesesuaian
antara kasus dengan teori.
2. Diagnosa Keperawatan
Setelah dilakukan pengkajian pada studi kasus ini dapat dirumuskan
diagnosa keperawatan pada pasien 1 dan 2 yaitu nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisiologis. Hal tersebut terdapat kesesuaian antasa
kasus dengan teori.
3. Perencanaan
Perencanaan dalam penelitian ini adalah memberikan terapi music klasik
Mozart selqma 15 menit selama nyeri menstruasi berlangsung seperti yang
dilakukan oleh peneliti (Irmayanti Harahap 2018) terhadap penurunan
skala nyeri.
4. Tindakan Keperaatan
Pada implementasi keperawatan, penulis melakukan sesuai perencanaan
asuhan keperawatan yang dibuat, yaitu pemberian terpai music klasik
Mozart. Pada pasien 1 (Ny. D) dilakukan pada tanggan 17 april 2021, dan
pada pasien 2 (Ny. R) pada tanggal 03 mei 2021 dengan pemberian terapi
music klasik Mozart selama 15 menit selama nyeri menstruasi
berlangsung.
5. Evaluasi
Pada evaluasi keperawatan pada Ny. D dan Ny. R didapatkan evaluasi
masalah sudah teratasi sebagian, yaitu penurunan skala nyeri pada saat
menstruasi berkurang dan intervensi dilanjut oleh keluarga secara mandiri.
B. Saran
Setelah penulis melakukan tindakan keperawatan intervensi terapi music
klasik Mozart pada pasien Ny. D dan Ny. R maka penulis menyampaikan
saran yang menjadikan bahan pertimbangan kearah yang lebih baik, yaitu
sbagai berikut :
1. Bagi Perawat
Perawat harus tetap mempertahankan hubungan baik dengan pasien untuk
mendapatkan hasil optimal saat mengelola kasus keperawatan yang
terdapat pada kasus tersebut. Selain itu, perawat harus rutin mengontrol
kesehatan penderita untuk mengetahui apakah implementasi yang
diberikan kepada penderita tetap dilaksanakan dengan baik meskipun
perawat sudah tidak mengelola kasus tersebut.
2. Bagi Pasien
Pasien harus mendengarkan terapi music klasik Mozart agar dapat kembali
mengurangi nyeri yang timbul saat menstruasi, dan rutin memeriksakan
kesehatan agar mengetahui ada masalah tidak dengan kesehatannya.
3. Untuk Mahasiswa
Sebagai calon perawat professional harus mempunyai bakat dan
keterampilan yang bersifat aktif dan kreatif dalam melakukan asuhan
keperawatan. Diharapkan karya tulis ilmiah ini mampu menjadikan bahan
inspirasi studi kasus dalam pemenuhan kebutuhan nyeri dan kenyamanan
dengan terapi music klasik Mozart.
4. Untuk Institusi
Diharapkan untuk meningkatkan kembali sarana dan prasarana. Pada masa
pandemic ini penulis memiliki hambatan dlam mencri referensi buku dan
terhambat untuk konsultasi langsung dengan pembimbing, sehingga
konsultasi terjadwal online dan offline. Dan semoga pandemic ini segera
berakhir agan mempermudah dalam melakukan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, Reni Yuli. 2017. Asuhan Keperawatan Maternitas Aplikasi Nanda, Nic
dan Noc. Jakarta Timur: CV. Trans Info Madia.
Liandary, Dera Oktavia. 2015. Pengaruh Terapi Musik Klasik (Mozart) Terhadap
Intensitas Nyeri Haid Pada Masa Remaja Putri Di Sma Negri 1 Pontianak.
Jurnal Proners Vol 3, No 1.
Mubarak, W. I., Indrawati, L. dan Susanto, J. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Dasar. Jakarta: Salemba Medika.
Natalina Dian. 2013. Terapi Musik Bidang Keperawatan. Jakarta: Mitra Wacana
Media
Nora Isa Tri Novadela. 2018. Perbandingan Terapi Air Putih Dengan Kompres
Hangat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Haid Pada Remaja. Jurnal
Keperawatan Ilmiah Keperawatan, 142(2), pp.219.
Solehati, Tetti dan Cecep Eli Kosasih., 2015. Konsep dan Aplikasi Relaksasi
dalam Keperawatan Maternitas. Bandung: PT. Refika Aditama.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI