Anda di halaman 1dari 51

Universitas Faletehan

INTERVENSI TERAPI MUSIK KLASIK MOZART


UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN NYERI DAN
KENYAMANAN (NYERI) PADA PASIEN REMAJA WANITA
DENGAN DISMENORE DI WILAYAH DESA
KRAMATWATU
TAHUN 2021

KARYA TULIS ILMIAH

SITI BELLA SARFINDAH ISLAMI


3018041130

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
SERANG – BANTEN
TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pubertas merupakan suatu tahap penting dalam proses tumbuh kembang
anak terutama pada fase anak menuju remaja. Menurut Peraturan Mentri
Kesehatan RI nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam
rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN) tentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum
menikah (Kemenkes RI, 2017).

Pada fase pubertas remaja putri akan mengalami suatu proses pematangan
organ reproduksi yang ditandai dengan terjadinya Menstruasi. Menstruasi
pertama kali biasanya dialami oleh perempuan sekitar usia 10 tahun,
namun bisa juga lebih dini atau lebih lambat, menstruasi menandakan
bahwa seseorang perempuan sudah mampu untuk dapat menghasilkan
keturunan dan tentunya hal ini sangat diharapkan oleh semua perempuan
(Juliana 2018).

Salah satu keluhan yang paling sering dirasa oleh remaja putri pada saat
menstruasi adalah nyeri haid atau dismenore dan memiliki derajat nyeri
yang berbeda-beda pada tiap individu berbeda-beda, mulai dari yang
ringan sampai yang berat. Pada sebagian perempuan, nyeri menstruasi
yang dirasakan dapat berupa nyeri samar, tetapi bagi sebagian yang lain
dapat terasa kuat bahkan bisa membuat aktivitas terganggu. Rasa nyeri
yang timbul ini biasanya dikenal dengan nama dismenore (Pebrianti, S
2018)

World Health Organization (WHO, 2012 dalam Nora, 2018) didapatkan


kejadian sebesar 1.769.425 jiwa (90%) remaja mengalami dismenore
dengan 10-15% mengalami dismenore berat. WHO dalam penelitian
Sulistyorini (2017) angka kejadian dismenore cukup tinggi diseluruh

1
Universitas Faletehan Serang
2

dunia. Rata-rata insidensi terjadinya dismenore pada wanita muda antara


16,8-81%, rata-rata di negara-negara Eropa dismenore terjadi pada 45-
97% wanita, dengan prevalensi terendah di Bulgaria (8,8%) dan tertinggi
mencapai 94% di negara Finlandia. Prevalensi dismenore tertinggi sering
ditemui pada remaja wanita yang diperkirakan antara 20-90%. Sekitar
15% remaja dilaporkan mengalami dismenore berat (WHO, 2017).

Studi di Afrika dalam penelitian yang dilakukan oleh Sidi, (2016)


menyatakan angka kejadian dismenore sebanyak 78,35%, sedangkan di
India terdapat 84,2%, di Goergia terdapat 52,07 remaja wanita mengalami
dismenore. Angka kejadia dismenore di Indonesia terdiri dari 54,89%
dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder (Silviani, 2019).

Nyeri menstruasi yang sering dikeluhkan adalah nyeri yang terjadi


sebelum, saat atau sesudah menstruasi. Nyeri tersebut timbul akibat
adanya hormon prostaglandin yang membuat otot uterus (rahim)
berkontraksi. Bila nyeri yang terjadi sangat hebat sampai mengganggu
aktivitas atau tidak mampu melakukan aktivitas maka termasuk pada nyeri
gangguan. Nyeri dapat dirasakan didaerah perut bagian bawah, pinggang,
bahkan punggung. (Depkes 2016).

Menurut Repositori Riset Kesehatan Nasional 2019, cara mengatasi nyeri


dismenore saat menstruasi pada umumnya menggunakan terapi secara
farmakologi atau nonfarmakologi. Salah satu intervensi yang bisa
dilakukan untuk menurunkan nyeri haid (dismenore) adalah terapi
nonfarmakologi yaitu terapi musik klasik (Mozart) (Dera Oktavia
Liandary 2015).

Dikutip dari Rima Berlian Putri 2014 dalam jurnal pengaruh Terapi music
Mozart terhadap penurunan drajat Nyeri Menstruasi pada remaja yaitu
Hasil analisa univariat diketahui bahwa rata-rata derajat nyeri sebelum
dilakukan terapi music Mozart adalah 4,67 (nyeri sedang), rata-rata derajat

Universitas Faletehan Serang


3

nyeri sesudah dilakukan terapi music Mozart adalah 3,72 (nyeri ringan).
Hasil analisa bivariat ada pengaruh terapi music Mozart terhadap music
Mozart terhadap penurunan derajat nyeri menstruasi pada remaja putrid di
MAN Padang tahun 2014, nilai p=0,000.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis


tertarik untuk mengetahui tentang “intervensi terapi musik klasik
mozart untuk memenuhi kebutuhan Nyeri dan Kenyamanan (nyeri)
Pada pasien remaja wanita dengan DISMENORE di Wilayah desa
Kramatwatu ”.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Intervensi Terapi Musik Klasik Mozart untuk memenuhi
kebutuhan Nyeri dan Kenyamanan (Nyeri) Pada Pasien Remaja Wanita
dengan NDISMENORE di Wilayah Desa Kramatwatu Tahun 2021?.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Intervensi Terapi Musik Klasik untuk memenuhi
kebutuhan Nyeri dan Kenyamanan (Nyeri) Pada Pasien Remaja
Wanita dengan DISMENORE di Wilayah Desa Kramatwatu Tahun
2021.

2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien Nyeri Dismenore
untuk memenuhi kebutuhan Nyeri dan Kenyamanan (Nyeri) di
Desa Kramatwatu Tahun 2021.
b. Menetapkan diagnosa keperawatan pada pasien Nyeri Dismenore
untuk memenuhi kebutuhan Nyeri dan Kenyamanan (Nyeri) di
Desa Kramatwatu Tahun 2021.

Universitas Faletehan Serang


4

c. Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien Nyeri Dismenore


untuk memenuhi kebutuhan Nyeri dan Kenyamanan (Nyeri)di Desa
Kramatwatu Tahun 2021.
d. Melakukan implementasi keperawatan pada pasien Nyeri
Dismenore untuk memenuhi kebutuhan Nyeri dan Kenyamanan
(Nyeri) di Desa Kramatwatu Tahun 2021.
e. Melakukan evaluasi pada pasien Nyeri Dismenore untuk memenuhi
kebutuhan Nyeri dan Kenyamanan (Nyeri) di Desa Kramatwatu
Tahun 2021
D. Manfaat penelitian

1. Bagi Masyarakat
Mengenalkan secara luas Intervensi music Mozart sehingga
masyarakat dapat melakukan intervensi tersebut secara mandiri.

2. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Keperawatan
Menambah alternatif penatalaksanaan gangguan rasa Nyeri pada
pasien nyeri Dismenore yang lebih ekonomis sehingga dapat
diterapkan oleh masyarakat secara mandiri.

3. Bagi Penulis
Menambah pengalaman penulis dalam bidang penelitian kesehatan
serta menambah wawasan penulis tentang Intervensi Terapi Musik
Mozart untuk mengatasi Nyeri Dismenore.

Universitas Faletehan Serang


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan Keperawatan Kebutuhan Nyeri dan Kenyamanan (Nyeri)


Proses Keperawatan meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan (intervensi) keperawatan, penatalaksanaan keperawatan
(implementasi), dan evaluasi. Perawat menggunakan pengkajian dan
penilaian klinis untuk merumuskan hipotesis, atau penjelasan tentang
penyajian masalah aktual, potensial, resiko, atau peluang promosi
kesehatan. Semua langkah-langkah ini membutuhkan pengetahuan tentang
konsep-konsep yang mendasari ilmu keperawatan sebelum memasuki pola
yang diidentifikasikan sesuai data klinis atau penetapan diagnosis yang
akurat.

1. Pengkajian
Pengkajian terdiri dari pengumpulan data atau informasi subjek dan
informasi objektif (misalnya: tanda-tanda vital, wawancara pasien atau
keluarga, pemeriksaan fisik) dan peninjauan informasi riwayat pasien
pada rekam medic (NANDA 2015).

Menurut Mahasiswa UNIMUS (2015) Tujuan utama pengkajian


adalah untuk mengetahui data pasien seakurat-akuratnya. Adapun tipe
data yang dapat diperoleh dalam pengkajian adalah
1. Data subjektif: data yang didapat dari klien melalui
penglihatan langsung.
2. Data objektif: data yang didapati dengan cara diukur

Universitas Faletehan Serang


6

Macam-macam cara melakukan pengkajian diantaranya dengan:


a. Wawancara
Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang
berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh klien, biasa juga
disebut disebut dengan anamnesa. Wawancara berlangsung untuk
menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang
dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang
direncanakan. Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh
data tentang masalah kesehatan dan masalah keperawatan klien.

b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk
menentukan masalah kesehatan klien, pemeriksaan fisik dapat
dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah:
1) Inspeksi, pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat
bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan
2) Palpasi, pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan
terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan.
3) Auskultasi, pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui
pendengaran. Biasanya menggunakan stetoskop.
4) Perkusi, pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk
bagian tubuh menggunakan tangan atau alat bantu seperti
reflek hammer untuk mengetahui reflek seseorang.

Pemeriksaan fisik pada pasien Dismenore yang biasa


dilakukan adalah:
a) Keadaan umum tanda-tanda vital
b) pengukuran intensitas nyeri dengan menggunakan format
PQRST:
P : Problem atau penyebab nyeri
Q : Quality atau kualitas nyeri yang dirasa

Universitas Faletehan Serang


7

R : Region atau tempat/lokasi sebaran nyeri


S : Scale atau atau skala yang dideskripsikan oleh pasien
T :Time atau waktu yang berkaitan dengan terjadinya
nyeri

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis Keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap
pengalaman atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada
masalah kesehatan, pada risiko masalah kesehatan atau pada proses
kehidupan. Diagnosis Keperawatan merupakan bagian vital dalam
menentukan asuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu klien
mencapai kesehatan yang optimal (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2016).

Setelah melakukan pengkajian secara menyeluruh dengan cara


wawancara dan muncul diagnosa. Masalah keperawatan yang muncul
pada kasus Dismenore adalah nyeri kronis, gangguan mobilitas fisik.
Berdasarkan dari beberapa diagnosa keperawatan diatas penulis
memilih salah satu diagnosa keperawatan dalam pembahasan karya
tulis ilmiah ini yaitu nyeri berhubungan dengan Agen pencedera
fisiologis.

Universitas Faletehan Serang


8

Tabel 2.1
Diagnosa Keperawatan Nyeri Akut

Nyeri Akut
Kategori : Agen pencedera fisiologis
Sub Kategori : Reproduksi
Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional
yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan actual atau fungsional, dengan
onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan.
Penyebab : inflamasi
Gejala dan tanda mayor dan minor : a) Subjektif
1) Mengeluh Nyeri

b) Objektif
1) Tekanan darah meningkat
2) Pola napas berubah
3) Nafsu makan berubah
4) Proses berfikir terganggu
5) Diaforesis

c) Kondisi Klinis Terkait


Infeksi

Sumber : Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016

3. Perencanaan
Perencanaan tindakan adalah tahap ketiga dari proses keprawatan.
Setelah perawat mengkaji kondisi klien dan menetapkan diagnosis
keperawatan, perawat perlu membuat rencana tindakan dan tolok ukur
yang akan digunakan untuk mengevaluasi perkembangan klien
(Debora, 2017).

Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh


perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai tujuan yang diharapkan (SIKI, 2018).

Intervensi yang dilakukan dengan diagnosa nyeri akut yaitu


berhubungan dengan Agen pencedera fisiologis.

Universitas Faletehan Serang


9

Manajemen nyeri: Yaitu mengidentifikasi dan mengelola


pengalamaan sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan.
Tabel Intervensi Keperawatan
Tujuan Intervensi Keperawatan
Nyeri Akut
Setelah dilakukan asuhan Observasi
keperewatan Selama 3x24 - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
jam diharapkan: kualitas, intensitas nyeri
1) Mampu mengontrol - Identifikasi skala nyeri
nyeri (tahu penyebab - Identifikasi respon nyeri non verbal
nyeri, mampu - Identifikasi faktor yang mermperberat dan
menggunakan teknik memperingan nyeri
non farmakologi untuk - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
mengurangi nyeri, tentang nyeri
mencari bantuan) - Monitor kebersihan terapi komplementer yang
2) Melaporkan bahwa sudah diberikan
nyeri berkurang- Monitor efek samping pengguna analgetik
dengan menggunakan Terapeutik
manajemen nyeri - Berikan teknik nonfarmakologi untuk
3) Mampu mengenali mengurangi rasa nyeri (mis, TENS, hipnosis,
nyeri (skala, teknik nafas dalam, akupresure, terapi musik,
karakteristik, durasi, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
frekuensi, kualitas, imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,
intensitas nyeri) terapi bermain)
4) Menyatakan rasa- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyaman setelah nyeri nyeri (mis, suhu ruangan, pencahayaan,
berkurang kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, priode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Sumber: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1 Cetakan ll 2018

4. Pelaksanaan
Pelaksanaan /implementasi adalah tahap keempat dari proses
keperawatan. Tahap ini muncul jika perencanaan yang dibuat
diaplikasikan pada klien, tindakan yang dilakukan mungkin sama
mungkin juga berbeda dengan urutan yang telah dibuat pada
perencanaan aplikasi yang dilakukan pada klien akan berbeda,

Universitas Faletehan Serang


10

disesuaikan dengan kondisi klien saat itu dan kebutuhan yang paling
dirasakan oleh klien. (Debora, 2017).

Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang


dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi
keperawatan (SIKI, 2018).

5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap kelima dari proses keperawatan. Pada tahap ini
perawat membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan dengan
kriteria hasil yang sudah ditetapkan serta menilai apakah masalah
yang terjadi sudah teratasi seluruhnya, hanya sebagian, atau bahkan
belum teratasi semuanya. (Debora, 2017).

Evaluasi yang akan dilakukan oleh penulis akan disesuaikan dengan


kondisi pasien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan dapat
dilaksanakan dengan SOAP (subjective, objektive, analisa, planning)
Hasil akhir yang diharapkan pada asuhan keperawatan pasien
Dismenore adalah sebagai berikut :
a. Nyeri berkurang atau terjadi perbaikan tingkat kenyamanan
b. Meningkatkan atau mempertahankan tingkat mobilitas

B. Konsep Medis Dismenore


1. Pengertian
Dismenore adalah rasa sakit atau nyeri hebat pada bagian bawah perut
yang terjadi saat wanita mengalami siklus menstruasi. Nyeri biasanya
berlangsung sesaat sebelum haid, selama haid, hingga berakhirnya siklus
menstruasi. Nyeri yang terus-menerus membuat penderitanya tidak bisa
beraktivitas (Ana Ratnawati 2018).

Universitas Faletehan Serang


11

Kram, nyeri dan ketidaknyamanan lainnya yang dihubungkan dengan


menstruasi disebut juga dismenore. Kebanyakan wanita mengalami tingkat
kram yang bervariasi pada beberapa wanita, hal itu muncul dalam bentuk
rasa nyaman ringan dan letih, dimana beberapa yang lain menderita rasa
sakit yang mampu menghentikan aktivitas sehari-hari.

Dismenore dikelompokan sebagai Dismenore primer saat tidak ada sebab


yang dapat dikenali dan Dismenore sekunder saat ada kelainan jelas yang
menyebabkannya. Wanita yang tidak berovulasi cenderung untuk tidak
menderita kram menstruasi. Hal ini sering terjadi pada mereka yang baru
saja mulai mesntruasi atau mereka yang menggunakan pil KB. Kelahiran
bayi sering merubah gejala-gejala mentruasi seorang wanita, dan sering
menjadi lebih baik (Ns. Reny Yuli Aspiani, S. Kep 2017).

2. Etiologi
Ada 2 jenis Dismenore, yaitu Dismenore primer dan Dismenore sekunder.
Penyebab Dismenore primer atau esensial adalah gangguan keseimbangan
fungsional, bukan karena penyakit organik pelvis. Tidak ditemukan
adanya kelainan ginekologik yang nyata. Menstruasi yang menimbulkan
rasa nyeri pada remaja hampir semuanya disebabkan dismenore primer.

Penyebab dismenore sekunder atau ekstrinsik, yaitu rasa nyerinya


disebabkan karena adanya kelainan pada daerah pelvis, misalnya
endometriosis. Mioma uteri, stenosis serviks, malposisi uterus atau adanya
IUD. Dismenore sekunder berhubungan dengan kelainan organikdi pelvis
yang terjadi pada masa remaja (Ns. Reny Yuli Aspiani, S. Kep 2017).

Penyebab adanya dismenore meliputi banyak hal, dari yang mulai faktor
endokrin sampai psikologis. Penyebab munculnya dismenore, antara lain:
a. Merokok.

Universitas Faletehan Serang


12

b. Haid pada usia dini, kurang dari 12 tahun.


c. Berusia dibawah 30 tahun.
d. Mengalami pendarahan hebat saat siklus menstruasi terjadi.
e. Riwayat keluarga memiliki dismenore.
f. Memiliki adenomiosis.
g. Kista ovarium.
h. Penderita darah rendah atau anemia.
i. Wanita dengan gangguan endometriosis.
j. PID (Pelvic Inflammation isease).
k. Leiomioma submukosa.
l. Septum vagina transverse.
m. Malformasi kongenital
n. Obstruksi kanalis servikalis
(Ana Ratnawati 2018).

3. Manifestasi Klinis
Menurut Ana Ratnawati 2018, gejala-gejala dismenore yang biasa terjadi
adalah nyeri pada perut bagian bawah, pusing, mual, hingga muntah, dan
nyeri dibagian paha dalam serta pinggang. Gejala dismenore juga dibagi
menjadi tiga berdasarkan derajatnya:
a. Derajat I: Nyeri yang dialami berlangsung hanya beberapa saat, dan
penderita masih bisa melakukan aktivitas sehari-harinya.
b. Derajat II: Rasa nyeri yang dialami cukup mengganggu, sehingga
penderita memerlukan obat penghilang rasa nyeri seperti paracetamol,
ibuprofen, atau lainnya. Penderita akan merasa baikan jika sudah
meminum obat dan bisa kembali melakukan pekerjaannya.
c. Derajat III: Penderita mengalami rasa nyeri yang luar biasa hingga
membuatnya butuh waktu untuk beristirahat beberapa hari. Biasanya
penderita juga mengalami sakit kepala hingga pingsan, gangguan
metabolism hingga menyebabkan diare, sakit pinggang dan paha bagian
dalam.

Universitas Faletehan Serang


13

4. Komplikasi
Dismenore primer bukanlah persoalan yang mengancam nyawa
penderitanya, meskipun dismenore primer tidak mengancam nyawa tetapi
bukan berarti dibiarkan begitu saja. Menurut Martini, Mulyati, &
Fratidhina (2014;135-140) Dismenore primer yang dibiarkan tanpa
penanganan akan menimbulkan gejala yang merugikan bagi penderitanya.
Dismenore primer tanpa penanganan dapa menyebabkan :
1. Depresi
2. Infertilitas
3. Gangguan fungsi seksual
4. Penurunan kualitas hidup akibat tidak bisa menjalankan aktivitas
seperti biasanya
5. Dapat memicu kenaikan angka kematian

Universitas Faletehan Serang


14

5. Pathway

Prostaglandin

m
Merangsang
miometrium

Kontraksi di uterus

Kurang pengetahuan

Dismenore

Gangguan rasa nyaman


Nyeri akut Ansietas

C. Konsep Nyeri
a. Menurut Tempat
1. Periferal pain: nyeri permukaan (superfical pain), nyeri dalam (deep
pain), nyeri alihan (refferal pain), nyeri yang dirasakan pada area
yang bukan merupakan sumber nyerinya.
2. Central pain, terjadi karena perangsangan pada susunan saraf pusat,
medula spinalis, batang otak, dan lain-lain.
3. Psychogenic pain, nyeri dirasakan tanpa penyebab organik, tetapi
akibat dari trauma psikologis.
4. Phantom pain, merupakan perasaan pada bagian tubuh yang sudah
tak ada lagi. Contohnya pada amputasi, phantom pain timbul akibat

Universitas Faletehan Serang


15

dari stimulasi dendrit yang berat dibandingkan dengan stimulasi


reseptor biasanya. Oleh karena karena itu, orang tersebut akan
merasa nyeri pada area yang telah diangkat.
5. Radiating pain, nyeri yang dirasakan pada sumber yang meluas ke
jaringan sekitar.
6. Nyeri somatis dan nyeri viseral, kudua nyeri ini umumnya
bersumber dari kulit dan jaringan dibawah kulit (superfisial) pada
otot dan tulang.

b. Menurut Sifat
1. Insidentil: timbul sewaktu-waktu dan kemudian menghilang.
2. Steady: nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang lama.
3. Paroxysmal: nyeri dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali serta
biasanya menetap 10-15 menit, lalu menghilang dan kemudian
timbul kembali.
4. Intractable pain: nyeri yang resistan dengan diobati atau dikurangi.
Contoh pada artritis, pemberian analgetik narkotik merupakan
kontraindikasi akibat dari lamanya penyakit yang dapat
mengakibatkan kecanduan.

c. Menurut Intensitas Nyeri


1. Nyeri ringan: dalam intensitas rendah.
2. Nyeri sedang: menimbulkan suatu reaksi fisiologis dan psikologis.
3. Nyeri berat: dalam intensitas tinggi.

d. Menurut Waktu Serangan Nyeri


1. Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit
atau intervensi bedah, dan memiliki awitan yang cepat, dengan
intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat) serta berlangsung
singkat (kurang dari enam bulan) dan menghilang dengan atau tanpa
pengobatan setelah keadaan pulih pada area yang rusak. Nyeri akut

Universitas Faletehan Serang


16

biasanya berlangsung singkat, misalnya nyeri pada fraktur. Klien


yang mengalami nyeri akut biasanya menunjukan gejala perspirasi
meningkat, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, serta
pallor.
2. Nyeri kronis adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap
sepanjang suatu periode waktu. Nyeri yang disebabkan oleh adanya
kausa keganasan seperti kanker yang tidak terkontrol atau
nonkeganasan. Nyeri kronis berlangsung lama (lebih dari enam
bulan) dan akan berlanjut walaupun klien diberi pengobatana atau
penyakit tampak sembuh. Karakteristik nyeri kronis adalah nyeri
tidak mudah diidentifikasi, intensitas nyeri sukar untuk diturutkan,
rasa nyeri biasanya meningkat, sifat nyeri kurang jelas, dan
kemungkinan kecil untuk sembuh atau hilang. Nyeri kronis
nonmaligna biasanya dikaitkan dengan nyeri akibat kerusakan
jaringan yang nonprogresif atau telah mengalami penyembuhan.

D. Konsep Terapi Musik Klasik Mozart


1. Pengertian Terapi Musik Klasik Mozart
Terapi musik adalah suatu proses yang menggabungkan antara aspek
penyembuhan Musik itu sendiri dengan kondisi dan situasi; fisik/tubuh,
emosi, mental, spiritual, kognitif, dan kebutuhan sosial seseorang. Hal
yang paling penting dalam proses terapi adalah bagaimana seorang
trapis menggunakan alat Musik dan memilih jenis musik untuk
mencapai hasil akhir yang tepat bagi kliennya.
(Dian Natalia 2013)

Musik klasik mozart merupakan musik klasik hasil karya seorang


komponis wolfgang Amaedus Mozart (bahasa jerman) yang bernama
asli Johannes Chrysostomus Wolfgangus Gottlieb Mozart. Wolfgang
Amaedus Mozart dianggap sebagi salah satu dari komponis musik

Universitas Faletehan Serang


17

klasik erpoa yang terpenting dan paling terkenal dalam sejarah


(Tanjung 2014)

Musik mozart merupakan salah satu jenis mjusik relaksasi yang


bertempo 60 ketukan permenit. Musik yang memiliki tempo antara 60
sampai 80 ketukan permenit mampu membuat seseoang yang
mendengarkannya menjadi rileks (Scientia Journal 2018).

2. Terapi Musik Dalam Dunia Keperawatan


Pada dasarnya manusia itu musikal. Setiap manusia dapat
menyembuhkan dirinya sendiri. Musik menjadi media dalam proses
penyembuhan. Proses yang dilakukan harus melibatkan semua pihak;
musik, terapis dan klien/pasien.

Dalam proses terapi ada unsur kepercayaan antara terapis dengan


pasien. Terapis memberi energi positif untuk membangkitkan
komunikasi dan semangat dalam diri pasien. Hal ini juga secara
langsung meningkatkan sistem imunitas dalam tubuh manusia. Klien
juga memberi respon positif sehingga terjadi hubungan timbal balik
dalam proses penyembuhan.

Terapi musik bukanlah proses penyembuhan secara instan. Proses ini


membutuhkan jangka waktu panjang, tergantung kondisi klien. Namun
terapi musik juga memberi hasil untuk jangka waktu selamanya (tidak
berbatas) sesuai dengan sistem kerja dan proses bermusik.
3. Manfaat Terapi Musik Klasik Mozart
Terapi musik klasik Mozart memiliki beberapa manfaat, diantaranya;
1. Pada bidang Kesehatan
a. Menurunkan tekanan darah, melalui ritmik musik yang stabil
memberi irama teratur pada sistem kerja jantung manusia

Universitas Faletehan Serang


18

b. Meningkatkan imunitas tubuh, suasana yang ditimbulkan oleh


musik akan mempengaruhi sistem kerja hormon manusia.
2. Meningkatkan produktifitas, kreatifitas dan imajinasi.
3. Membentuk sikap seseorang, meningkatkan mood. Karakter
makhluk hidup dapat terbentuk melalui musik, rangkaian nada yang
indah akan membangkitkan perasaan bahagia/semangat positif.

4. Teknik Prosedur Terapi Musik Mozart


Standar Operasional Prosedur (SOP)
Tujuan: memperbaiki kondisi fisik, emosional, dan intensitas nyeri pada
pasien.
1. Alat dan bahan:
- Handphone
- Headset
- Musik klasik (Mozart)
2. Prosedur :
a. Pre Interaksi
- Cek catatan keperawatan klien
- Siapkan alat-alat
- Identifiksi faktor atau kondisi yang menyebabkan masalah
pada klien
- Cuci tangan
b. Tahap orientasi
- Beri salam dan panggil klien dengan namanya
- Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien.
c. Tahap kerja
- Atur dan bantu posisi pasien senyaman mungkin
- Beri tahu pasien, bahwa dirinya tidak akan terganggu selama
pemberian terapi musik dilakukan, kecuali jika ada
kepentingan medis atau permintaan dari pasien itu sendiri
- Bantu pasien untuk memperbaiki perlengkapan seperti
heandphoen, headset, dan volume musik

Universitas Faletehan Serang


19

- Cek terlebih dahulu ke telinga pemberi intervensi terapi musik


sebelum diberikan kepada pasien.
- Pasang headset ditelinga pasien, tanyakan apakah volumenya
cukup
- Mainkan musik sesuai dengan waktu yang telah disepakati
- Bimbing pasien untuk menutup mata
- Bimbing pasien untuk mendengarkan ritme dan alunannya
- Anjurkan pasien untuk membiarkan imajinasinya mengikuti
ritme musik
- Anjurkan psien untuk membiarkan dirinya menjadi rileks
dengan musik
- Anjurkan dan bimbing pasien untuk melemaskn otot-ototnya
selama musik berlangsung.
- Anjurkan dan bimbing pasien untuk menarik napas melalui
hidung, dan mengeluarkan melalui mulut secara perlahan-
lahan sambil mendengarkan musik
- Anjurkan pasien untuk tetap fokus
d. Terminasi
- Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan klien)
- Lakukan evaluasi kepada pasien terhadap tindakan yang telah
dilakukan
- Tanyakan kepada pasien bagaimana perasaan pasien setelah
pemberian terapi musik
- Akhir intervensi, ingatkan pasien, bahwa apabila perlu
mengurangi rasa cemas dan nhyerinya, ia bisa menghubungi
perawat atau peneliti untuk mendengarkan musik kembali
Sumber: Solehati&Koasih, 2015.

Universitas Faletehan Serang


20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Studi Kasus

Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah


keperawatan batasan terperinci memiliki pengambilan data yang mendalam
dan menyertakan berbagai sumber informasi. Peneliti studi kasus dibatasi
oleh waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari beberapa peristiwa,
aktivitas atau individu.

Studi kasus merupakan metode penelitian berkaitan dengan “bagaimana” dan


“mengapa”, dimana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer
(masa kini) didalam konteks kehidupan nyata, dan peneliti hanya memiliki
sedikit peluang atau tak mempunyai peluang sama sekali untuk mengontrol
peristiwa yang akan diselidiki. Kekuatan yang unik dari metode studi kasus
adalah kemampuannya untuk berhubungan dengan berbagai jenis bukti (multi
sumber bukti) yaitu dokumen, peralatan, wawancara, dan observasi.

Penelitian studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah asuhan
keperawatan klien Dismenore di Desa Kramatwatu tahun 2021dalam
mengurangi intensitas nyeri. Klien diobservasi selama masa menstruasi dan
diharapkan intensitas nyeri dapat berkurang.

B. Subyek Studi Kasus

Pada sub ini dideskripsikan tentang karakteristik subyek penelitian atau kasus
yang akan diteliti. Subyek penelitian yang digunakan dan penelitian ini
adalah 2 pasien (2 kasus) dengan masalah keperawatan yang sama sesuai
dengan kriteria inkluasi dan ekskluasi.

Universitas Faletehan Serang


21

1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan dilakukan teliti (Nursalam,
2014).
Sampel yang termasuk kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
a) Pasien dengan diagnosa medis nyeri akut dengan masalah
disemsore di desa Kramatwatu
b) Pasien dengan usia 17-21 tahun di desa Kramatwatu
c) Menstruasi hari ke 1 sampai hari ke 3
d) Bersedia menjadi responden

2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi dari studi serta terdapat halangan yang dapat
mengganggu kemampuan pelaksanaan penelitian (Nursalam, 2014).
Sampel yang termasuk kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah :
a) Terjadi perubahan diagnosis medis
b) Tidak ada komplikasi

C. Fokus Studi Kasus


Penerapan intervensi pemberian terapi music klasik Mozart pada klien
dismenore dengan masalah nyeri akut untuk mengurangi intensitas nyeri.

D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan yang berdasarkan kenyataan atau
penjelasan di lapangan yang meliputi penjelasan tentang studi kasus yang
dilakukan.

1. Intervensi pemberian terapi music Mozart dalam penelitian ini adalah


rekaman music relaksasi yang mempunyai efek distraksi yang diputar
kurang lebih 10-15 menit selama masa nyeri menstruasi datang.

Universitas Faletehan Serang


22

2. Kebutuhan Nyeri dan Kenyamanan (Nyeri) pada penelitian ini adalah


pasien Dismenore yang mengalami Nyeri dan Kenyamanan yang akan
dilakukan penelitian dengan Managemen Nyeri.
3. Dismenore adalah rasa sakit atau nyeri hebat pada bagian bawah perut
yang terjadi saat wanita mengalami siklus menstruasi. Nyeri biasanya
berlangsung sesaat sebelum haid, selama haid, hingga berakhirnya siklus
menstruasi. Nyeri yang terus-menerus membuat penderitanya tidak bisa
beraktivitas.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Penulis mengambil lokasi di wilayah Desa Kramatwatu dari bulan april 2021.

F. Instrumen Studi Kasus

Menguraikan tentang alat yang digunakan dalam mengumpulkan data,


bagaimana cara menggunakannya seperti apa kriterianya. Instrumen yang
digunakan oleh penulis dalam hal ini adalah pedoman observasi, alat tulis dan
pedoman wawancara.
1. Pedoman wawancara
Secara umum, penyusun instrumen pengumpulan data berupa pedoman
wawancara dilakukan dengan tahap-tahap berikut ini:
a) Mengadakan identifikasi terhadap fokus studi yang ada didalam
rumusan judul penelitian.
b) Melengkapi instrumen dengan pedoman atau instruksi dan kata
pengantar lebih lanjut.
c) Sebelum melakukan wawancara peneliti lebih dahulu membuat kisi-
kisi pedoman wawancara.
2. Instrumen pengukur skala nyeri
Instrumen skala nyeri yang digunakan adalah Numeric Rating Scale (Skala
Nyeri NRS). Alat ukur ini menggunakan kode dan diberi warna tertentu
untuk mempermudah pemahaman responden. Instrumen ini berupa
pertanyaan mengenai tingkat rasa nyeri yang dirasakan responden.

Universitas Faletehan Serang


23

Responden hanya memilih skala intensitas nyeri yang dirasakan sesuai


dengan rentang skala nyeri 0-10 sebagai berikut :

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Intensitas skala nyeri dikategorikan sebagai berikut :


0 : Hijau : Tidak Nyeri (tidak ada keluhan nyeri)
1-3 : Kuning : Nyeri Ringan (ada rasa nyeri, mulai terasa dan masih
bisa ditahan)
4-6 : Orange : Nyeri Sedang (ada rasa nyeri, terasa mengganggu
dengan usaha yang cukup untuk menahannya
7-10 : Merah : Nyeri Berat (ada nyeri, terasa sangat mengganggu/
tidak tertahan, sehingga harus meringis, menjerit
bahkan berteriak

3. Pedoman observasi
Instrumen kedua dalam penelitian ini adalah dengan observasi. Secara
umum, penyusun instrumen pengumpulan data berupa pedoman observasi
dilakukan dengan tahap-tahap berikut ini:
a) Mengadakan identifikasi terhadap fokus studi yang ada didalam
rumusan judul penelitian.
b) Melengkapi instrumen dengan pedoman atau intruksi.

Universitas Faletehan Serang


24

Tabel 3.1 lembar Observasi

p Dismenore
a

s Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3


i
e pre post pre post pre post
n
P P P P P P

Q Q Q Q Q Q

1 R R R R R R

S S S S S S

T T T T T T

P P P P P P

Q Q Q Q Q Q

2 R R R R R R

S S S S S S

T T T T T T

Keterangan:
PQRST:
P : Problem atau penyebab nyeri
Q : Quality atau kualitas nyeri yang dirasa
R : Region atau tempat/lokasi sebaran nyeri
S : Scale atau atau skala yang dideskripsikan oleh pasien
T :Time atau waktu yang berkaitan dengan terjadinya nyeri

4. Alat tulis
Berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data.
5. Nursing kit
Berfungsi untuk mengukur tanda-tanda vital dengan focus studi.

Universitas Faletehan Serang


25

G. Pengumpulan Data
Langkah-langkah pengumpulan data dalam studi kasus ini adalah sebagai
berikut:
1. Observasi nonpartisipan (Pengamatan tidak terkendali)
2. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Wawancara yang dilakuakn
meliputi identifikasi pengkajian asuhan keperawatan pada klien
Dismenore dengan masalah Nyeri Akut. Keuntungan metode ini adalah
mampu memperoleh jawaban yang berkualitas.
3. Studi dokumentasi, yaitu melihat hasil rekam medis terakhir subyek
penelitian.

H. Analisa dan Penyajian Data


Analisa data dilakukan sejak penelitian dilapangan, sewaktu pengumpulan
data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakuakan dengan
cara mengemukakan fakta, membandingkan dengan teori yang ada dan
selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisi yang
dilakukan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban dari peneliti yang
diperoleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam yang dilakukan untuk
menjawab rumusan masalah penelitian. Teknik analisa digunakan dengan
cara observasi oleh penulis dan studi dokumentasi yang menghasilkan data
untuk selanjutnya diinterpretasikan oleh penulis dibandingkan teori yang ada
sebagai bahan untuk memberikan reomendasi dalam intervensi tersebut.

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks
naratif. Kerahasian dari responden dijamin dengan jalan mengaburkan
identitas dari responden. Data yang di kumpulkan terkait dengan data
pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan dan evaluasi.

Universitas Faletehan Serang


26

I. Etika Studi Kasus

Etika penelitian meliputi:

1. Informed Consent (informasi untuk responden atau subyek studi


kasus)
Informed consent merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan
subyek studi kasus, yaitu dengan memberikan penjelasan tentang maksud
dan tujuan studi kasus, yang dilakukan dan meminta persetujuan
responden dengan cara memberikan lembar informed consent untuk
ditandatangani responden.
2. Anonimity (tanpa nama)
Merupakan usaha untuk menjaga kerahasiaan tentang data-data yang
berkaitan dengan responden. Pada aspek ini peneliti tidak mencantumkan
nama responden dan hanya diberikan kode atau nomor responden.
3. Confidentiality (kerahasiaaan informasi)
Semua informasi dan data yang telah dikumpulkan dalam studi kasus
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Pada aspek ini, data yang sudah
terkumpul dari responden benar-benar bersifat rahasia.

Universitas Faletehan Serang


27

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Pada bab ini akan menjelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan bertujuan
untuk mendapatkan gambaran mengenai penatalaksanaan intervensi terapi
musik klasik mozart untuk memenuhi kebutuhan nyeri dan kenyamanan
(nyeri) pada pasien remaja wanita dengan dismenore di wilayah desa
kramatwatu tahun 2021 Sebanyak 2 penderita Dismenore yang memenuhi
syarat dan berpartisipasi dalam penelitian ini.

Analisa data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya,


dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisa data yang digunakan
dengan cara menarasikan jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil
interprestasi wawancara mendalam yang digunakan untuk menjawab rumusan
masalah. Teknik analisa digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan
studi dokumentasi yang menghasilkan data. Untuk selanjutnya
diinterprestasikan dan dibandingkan dengan teori yang ada sebagai bahan
untuk memberikan rekomendasi dan intervensi tersebut.

Penyajian data yang akan dilakukan dapat berupa table maupun teks naratif.
Data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis,
perencanaan, implementasi (tindakan), evaluasi.

Penyajian dan penjelasan hasil dibagi dalam 2 bagian yaitu, pertama penyajian
data karakteristik pasien meliputi data pengkajian. Data demografi meliputi
inisial pasien, umur, stastus pernikahan, pendidikan, pekerjaan, agama,
bahasa, suku bangsa, dan alamat yang dilanjutkan dengan keluhan utama,
riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat keluarga, hasil
observasi, pemeriksaan fisik (sesuai kebutuhan), analisa data dan diagnosa
keperawatan. Bagian kedua memaparkan hasil penelitian berupa intervensi
dan evaluasi.

Universitas Faletehan Serang


28

1. Karakteristik Pasien
a. Identitas Pasien
Table 4.1 Identitas Pasien
IDENTITAS Pasien 1 (P2) Pasien 2 (P2)
Inisial Pasien Ny. D Ny. R
Umur 20 tahun 21 tahun
Status pernikahan Belum Menikah Belum Menikah
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Mahasiswi Mahasiswi
Agama Islam Islam
Bahasa Indonesia Indonesia
Suku bangsa Indonesia Indonesia
Alamat Kramatwatu Kramatwatu
Keluhan utama Nyeri bagian perut bawah Nyeri bagian perut kanan
saat menstruasi bawah

Riwayat penyakit sekarang Pasien mengatakan nyeri di Pasien mengatakan nyeri


daerah perut bagian bawah di daerah perut bagian
saat menstruasi, Nyeri haid bawah saat menstruasi,
dirasakan di hari pertama, Nyeri haid diraakan di
kedua dan hari ketiga hari pertama, kedua dan
mesntruasi. Nyeri bertambah hari ketiga menstruasi.
ketika pasien beraktivitas, pasien juga merasa pegal
pasien mengatakan nyeri di bagian pinggangnya,
yang dirasakan seperti terlebih di malam hari.
diperah/digiling di bagian Nyeri yang dirasakan
perut bawah dan menjalar seprti ditekan kuat tidak
ke pinggang, pasien menjalar kebagian tubuh
mengatakan skala nyeri 5 (1- lainnya. Pasien
10) pasien mengatakan nyeri mengatakan skala nyeri 4
berlangsung selama pasien (1-10),pasien mengatakan
beraktivitas dan berkurang terkadang nyerinya
ketika pasien istirahat datang pada saat bangun
dari duduk.
Penderita sudah lama Penderita sudah lama
mengalami dismenore dari mempunyai penyakit
Riwayat penyakit dahulu dismenorenamun
awal menstruasi namun
penderita jarang penderita belum pernah

Universitas Faletehan Serang


29

IDENTITAS Pasien 1 (P2) Pasien 2 (P2)


memeriksakan penyakitnya memeriksakan
ke bidan atau puskesmas. penyakitnya.

Pasien mengatakan tidak Pasien mengatakan tidak


mempunyai penyakit mempunyai penyakit
menular dan keluarga tidak menular dan keluarga
Riwayat penyakit
ada yang mempunyai tidak ada yang
keluarga
penyakit yang sama mempunyai penyakit
yang sama

Penjelasan :
Berdasarkan table 4.1 didapatkan data dari hasil pengkajian dan anamnesa
pada pasien Ny. D dengan keluhan utama nyeri bagian perut bawah. Nyeri
yang dirasakan seperti diperah/digiling di bagian perut bawah dan menjalar
ke pinggang, skala nyeri 5 (1-10) dan pada Ny. N dengan keluhan utama
nyeri pada bagian perut kanan bawah. Nyeri yang dirasakan seprti ditekan kuat
tidak menjalar kebagian tubuh lainnya. Pasien mengatakan skala nyeri 4 (1-10).

b. Hasil Observasi, Pemeriksaan Fisik (sesuai kebutuhan)


Table 4.2 Hasil Observasi dan Pemeriksaan Fisik
Observasi Pasien 1 (P1) Pasien 2 (P2)
Suhu 36 ° C 36 ° C
Nadi 84 x/menit 80 x/menit
Respirasi 22 x/menit 20 x/menit
TD 110/80 120/80
GCS 15 15
BB 49Kg 60 Kg
Pemeriksaan Fisik Inspeksi : Inspeksi :
B1.Breathing Respirasi 22x/menit, suara nafas Respirasi 20x/menit, suara nafas
vasikuler, tidak ada nyeri tekan vasikuler, tidak ada nyeri tekan
B2.Bleending - -
B3.Brain Kesadaran: CM Kesadaran: CM
B4.Bladder Pasien BAK dengan lancar Pasien BAK dengan lancar
B5.Bowel dan Tidak ada kesulitan menelan, Tidak ada kesulitan menelan, nafsu
Reproduksi nafsu makan normal, Nyeri saat makan normal. Nyeri saat
menstruasi mesntruasi

Universitas Faletehan Serang


30

Observasi Pasien 1 (P1) Pasien 2 (P2)


Kekuatan otot baik rentang gerak Kekuatan otot baik rentang gerak
B6.Bone- baik, tidak ada nyeri tekan, Turgor baik, tidak ada nyeri tekan, Turgor
Muskoloskeletal kulit Normal kulit Normal

Data Psikolo Pasien mengatakan gelisah saat Pasien merasa cemas saat
nyeri datang merasakan nyeri haid
Data Sosial Pasien mengatakan berhubungan Pasien mengatakan berhubungan
baik dengan keluarga dan warga baik dengan keluarga dan warga
sekitar sekitar
Pasien mengatakan selalu sholat 5 Pasien mengatakan selalu shalat 5
Data Spiritual
waktu. waktu

Penjelasan:
Berdasarkan table 4.2 yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik pada
kedua pasien adanya nyeri saat mesntruasi. Pada pasien Ny.D terdapat
gelisah saat nyeri datang pada data psikolo, pada Ny.R terdapat kecemasan
saat merasakan nyeri haid pada data psikolo.

Universitas Faletehan Serang


31

c. Analisa Data
Table 4.3 Analisa Data
Menguraikan hubungan data yang ditemui dengan etiologi dan masalah
Data Etiologi Masalah
P1 (Ny. D)
Data Subyektif : Nyeri Akut Sendi
Prostaglandin
 Pasien mengatakan nyeri di
bagian perut bagian bawah
Merangsang miometrium
saat menstruasi
 P: Pasien mengatakan nyeri
di hari pertama, kedua dan
hari ketiga menstruasi Kontraksi di uterus
 Q: Pasien mengatakan nyeri
yang dirasakan seperti Kurang pengetahuan
diperah/digiling
 R: Pasien mengatakan nyeri
Dismenore
menjalar ke pinggang
 S: Pasien mengatakan skala
nyeri 5 (1-10) Nyeri akut
 T: Pasien mengatakan nyeri
berlangsung selama pasien
beraktivitas dan berkurang
ketika pasien istirahat.

Data Objektif
 Pasien tampak gelisah
merasakan nyerinya
 Pasien terlihat memegangi
perutnya
 Pasien terlihat meringis
 skala nyeri 5 (0-10)

P2 (Ny. R)
Data Subyektif : Nyeri Akut
 Pasien mengatakan nyeri di
Prostaglandin
bagian perut bagian bawah
saat menstruasi

Universitas Faletehan Serang


32

 P: Pasien mengatakan nyeri Merangsang miometrium


di hari pertama, kedua dan
hari ketiga menstruasi
 Q: Pasien mengatakan nyeri
Kontraksi di uterus
yang dirasakan seperti
ditekan kuat
 R: Pasien mengatakan nyeri Kurang pengetahuan
tidak menjalar kebagian
tubuh lainnya namun sering Dismenore
merasa pegal
 S: Pasien mengatakan skala
Nyeri akut
nyeri 6 (1-10)
 T: Pasien mengatakan
terkadang nyerinya datang
saat bangun dari duduk

Data Objektif
 Pasien tampak cemas saat
nyerinya datang
 Pasien terlihat memegangi
perutnya dan menunduk
 Pasien terlihat meringis
 skala nyeri 6 (0-10)

Penjelasan :
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan dari hasil pengkajian pada pasien 1 (Ny.
D) dan pasien 2 (Ny. R) memiliki keluhan yang sama yaitu nyeri dibagian
perut saat menstruasi. Pasien 1 (Ny. D) didapat data muka tampak meringis
dan diukur skala yeri 5 (0-10), sedangkan pada pasien 2 (Ny.R) muka
tampak meringis dan diukur skala nyeri 6 (0-10).

Universitas Faletehan Serang


33

d. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.4 Diagnosa Keperawatan
Data Diagnosa Keperawatan
Pasien 1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen
Data Subyektif : pencedera fisiologis
 Pasien mengatakan nyeri di bagian perut
bagian bawah saat menstruasi
 P: Pasien mengatakan nyeri di hari
pertama, kedua dan hari ketiga
menstruasi
 Q: Pasien mengatakan nyeri yang
dirasakan seperti diperah/digiling
 R: Pasien mengatakan nyeri menjalar
ke pinggang
 S: Pasien mengatakan skala nyeri 5 (1-
10)
 T: Pasien mengatakan nyeri
berlangsung selama pasien beraktivitas
dan berkurang ketika pasien istirahat.

Data Objektif
 Pasien tampak gelisah merasakan
nyerinya
 Pasien terlihat memegangi perutnya
 Pasien terlihat meringis
 skala nyeri 5 (0-10)

Pasien 2 Nyeri Akut berhubungan dengan agen


Data Subyektif : pencedera fisiologis
 Pasien mengatakan nyeri di bagian perut
bagian bawah saat menstruasi
 P: Pasien mengatakan nyeri di hari
pertama, kedua dan hari ketiga
menstruasi
 Q: Pasien mengatakan nyeri yang
dirasakan seperti ditekan kuat
 R: Pasien mengatakan nyeri tidak

Universitas Faletehan Serang


34

Data Diagnosa Keperawatan


menjalar kebagian tubuh lainnya
namun sering merasa pegal
 S: Pasien mengatakan skala nyeri 6 (1-
10)
 T: Pasien mengatakan terkadang
nyerinya datang saat bangun dari duduk

Data Objektif
 Pasien tampak cemas saat nyerinya
datang
 Pasien terlihat memegangi perutnya dan
menunduk
 Pasien terlihat meringis
 skala nyeri 6 (0-10)

Penjelasan :
Berdasarkan data pengkajian table 4.4 diagnosa yang muncul pada kedua
pasien dismenore yaitu nyeri akut berhubungan dengan dengan Agen
pencedera fisiologis.

2. Gambaran Hasil Penelitian


Hasil penelitian ini merupakan hasil analisis dari tindakan yang dilakukan
oleh peneliti dalam rangka memenuhi kebutuhan nyeri dan kenyamanan
pasien dengan tindakan terapi music klasik mozart dengan prosedur sebagai
berikut :
Prosedur Terapi

1. Alat dan bahan:


- Handphone

Universitas Faletehan Serang


35

- Headset
- Musik klasik (Mozart)
2. Prosedur :
Pre Interaksi
- Cek catatan keperawatan klien
- Siapkan alat-alat
- Identifiksi faktor atau kondisi yang menyebabkan masalah pada klien
- Cuci tangan
Tahap orientasi
- Beri salam dan panggil klien dengan namanya
- Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien.
Tahap kerja
- Atur dan bantu posisi pasien senyaman mungkin
- Beri tahu pasien, bahwa dirinya tidak akan terganggu selama pemberian
terapi musik dilakukan, kecuali jika ada kepentingan medis atau
permintaan dari pasien itu sendiri
- Bantu pasien untuk memperbaiki perlengkapan seperti heandphoen,
headset, dan volume musik
- Cek terlebih dahulu ke telinga pemberi intervensi terapi musik sebelum
diberikan kepada pasien.
- Pasang headset ditelinga pasien, tanyakan apakah volumenya cukup
- Mainkan musik sesuai dengan waktu yang telah disepakati
- Bimbing pasien untuk menutup mata
- Bimbing pasien untuk mendengarkan ritme dan alunannya
- Anjurkan pasien untuk membiarkan imajinasinya mengikuti ritme
musik
- Anjurkan psien untuk membiarkan dirinya menjadi rileks dengan musik
- Anjurkan dan bimbing pasien untuk melemaskn otot-ototnya selama
musik berlangsung.
- Anjurkan dan bimbing pasien untuk menarik napas melalui hidung, dan
mengeluarkan melalui mulut secara perlahan-lahan sambil
mendengarkan musik

Universitas Faletehan Serang


36

- Anjurkan pasien untuk tetap fokus


Terminasi
- Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan klien)
- Lakukan evaluasi kepada pasien terhadap tindakan yang telah dilakukan
- Tanyakan kepada pasien bagaimana perasaan pasien setelah pemberian
terapi musik
- Akhir intervensi, ingatkan pasien, bahwa apabila perlu mengurangi rasa
cemas dan nhyerinya, ia bisa menghubungi perawat atau peneliti untuk
mendengarkan musik kembali

Teknik penyajian data tentang pelaksanaan dapat dibuat dalam bentuk tabel,
dan menurut informasi atau catatan terintegrasi disesuaikan dengan waktu
tindakan.
Berikut ini adalah tabel pelaksanaan dapat dibuat dalam bentuk tabel
pelaksanaan intervensi yang telah dilakukan.

Pasien Intervensi Tgl Implementasi Pelaksanaan Evaluasi


/Jam dan Respon
Pasien

P1 Berikan Hari Memberikan Memberikan S:


(Ny.D) terapi ke1 terapi music terapi music Pasien
music Sabtu klasik Mozart mozart selama mengatakan
klasik 17 1x15 menit nyeri
Mozart April saat nyeri haid dibagian
2021 dirasakan perut bawah
R/s: O:
 Pasien Skala nyeri 5
mengatakan A:
nyeri di Masalah
daerah perut belum
bagian teratasi
bawah saat P:

Universitas Faletehan Serang


37

mesntruasi Intervensi
 Pasien dilanjutkan
mengatakan
nyeri seperti
diperah/digil
ing
R/o
 Pasien
tampak
gelisah
merasakan
nyerinya
 Skala nyeri
5 (0-10)
 Pasien
bersedia
menjadi
responden
P1 Berikan Hari Memberikan Memberikan S:
(Ny.D) terapi ke2 terapi music terapi music Pasien
music Ming klasik Mozart Mozart selama mengatakan
klasik gu 1x15 menit nyerinya
Mozart 18 saat nyeri haid masih
April dirasakan dirasakan,
2021 R/s: namun
 Pasien berkurang
mengatakan dari
nyeri sedikit sebelumnya,
berkurang nyeri dirasa
 Pasien di daerah
mengatakan perut bagian
nyeri seperti bawah, skala

Universitas Faletehan Serang


38

diperah/digil nyerinya
ing menjadi 3 (0-
R/o 10) setelah
 Pasien mendengarka
tampak n music
gelisah klasik
merasakan Mozart
nyerinya O:
 Skala nyeri Skala nyeri 3
5 (0-10) (0-10)
A:
Masalah
belum
teratasi
P:
Intervensi
dilanjutkan

P1 Berikan Hari Memberikan Memberikan S:


(Ny.D) terapi ke3 terapi music terapi music Pasien
music Senin klasik Mozart mozart selama mengatakan
klasik 19 1x15 menit setelah
Mozart April saat nyeri haid mendengarka
2021 dirasakan n music
R/s: klasik
 Pasien Mozart
mengatakan pasien
nyeri banyak merasa sakit
berkurang didaerah
di daerah perut bagian
perut bagian bawahnya
bawah saat tidak

Universitas Faletehan Serang


39

smesntruasi dirasakan
R/o lagi
 Skala nyeri O:
1 (0-10) Skala nyeri 1
(0-10)
A:
Masalah
teratasi
P:
Intervensi
dihentikan

P2 Berikan Hari Memberikan Memberikan S:


(Ny.R) terapi ke1 terapi music terapi music Pasien
music Senin klasik Mozart mozart selama mengatakan
klasik 03 1x15 menit nyerinya
Mozart Mei saat nyeri haid masih
2021 dirasakan dirasakan,
R/s: O:
 Pasien Skala nyeri 6
mengatakan (0-10)
nyeri di A:
daerah perut Masalah
bagian belum
bawah saat teratasi
mesntruasi P:
 Pasien Intervensi
mengatakan dilanjutkan
nyeri seperti
ditekan kuat
R/o
 Skala nyeri

Universitas Faletehan Serang


40

6 (0-10)
 Pasien
bersedia
menjadi
responden
P2 Berikan Hari Memberikan Memberikan S:
(Ny.R) terapi ke2 terapi music terapi music Pasien
music Selas klasik Mozart mozart selama mengatakan
klasik a 1x15 menit nyerinya
Mozart 04 saat nyeri haid masih
Mei dirasakan dirasakan,
2021 R/s: O:
 Pasien Skala nyeri 5
mengatakan (0-10)
nyeri sedikit A:
berkurang Masalah
 Pasien belum
mengatakan teratasi
nyeri seperti P:
ditekan kuat Intervensi
R/o dilanjutkan
Skala nyeri
5 (0-10)
P2 Berikan Hari Memberikan Memberikan S:
(Ny.R) terapi ke3 terapi music terapi music Pasien
music Rabu klasik Mozart mozart selama mengatakan
klasik 05 1x15 menit setelah
Mozart Mei saat nyeri mendengarka
2021 haid dirasakan n music
R/s: klasik
 Pasien mozart
mengatakan pasien

Universitas Faletehan Serang


41

nyeri merasa nyeri


berkurang dibagian
 Pasien perut bawah
mengatakan masih
nyeri seperti dirasakan,
ditekan namun
R/o berkurang
 Skala nyeri dari
3 (0-10) sebelumnya ,
O:
Skala nyeri 3
(0-10)
A:
Masalah
teratasi
sebagian
P:
Intervensi
dilanjutkan
keluarga

B. Pembahasan
1. Pengkajian
Tujuan utama pengkajian adalah untuk mengetahui data pasien seakurat-
akuratnya UNIMUS (2015).

Pengkajian terdiri dari pengumpulan data atau informasi subjek dan


informasi objektif (misalnya: tanda-tanda vital, wawancara pasien atau
keluarga, pemeriksaan fisik) dan peninjauan informasi riwayat pasien pada
rekam medic (NANDA 2015).

Universitas Faletehan Serang


42

Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan


informasi secara terus-menerus tentang pasien yang dibinanya.
Pengkajian dilakukan penulis pada tanggal 17 April 2021 pada pasien
ke-1 (Ny. D) dan pada tangga 03 Mei 2021 pada pasien ke-2 (Ny. R) ,
dengan metode wawancara dan pemeriksaan fisik pada kedua pasien yang
menderita dismenore dengan masalah gangguan rasa nyaman (nyeri).

Pengkajian pada Ny. D usia 20 tahun (P1) ditemukan data Ny. D


mengatakan nyeri didaerah perut bagian bawah seperti diperah dan
digiling, sakitnya timbul saat pasien beraktivitas dan berkurang ketika
pasien istirahat dengan skala nyeri 5 (skala 0-10).

Pengkajian pada Ny. R usia 21 tahun (P2) didapatkan data Ny. R


mengatakan nyeri didaerah perut bagian bawah seperti ditekan kuat,
biasanya pada saat bangun dari duduk dengan skala nyeri 6 (skala 0-10).

Hasil pengkajian terhadap kedua klien tersebut tersebut bahwa adanya


nyeri haid (dismenore) pada daerah perut bagian bawah. Pada tahap ini
penulis menemukan keluhan pada pasien 1 dan 2 yaitu Nyeri haid
(Dismenore).

Pada tahap pengkajian ini pada intinya tidak terdapat kesenjangan antara
praktek dan teori, keluhan utama antara hasil pengkajian dan teori sama-
sama memunculkan nyeri pada saat menstruasi.

2. Diagnosa Keperawatan
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) menjelaskan bahwa,
Diagnosis Keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman
atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan,
pada risiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan. Diagnosis
Keperawatan merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan

Universitas Faletehan Serang


43

keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan yang


optimal.
Berdasarkan data-data yang didapatkan saat pengkajian, maka diagnosa
keperawatan yang dirumuskan pada kasus Ny. D dan Ny. R adalah nyeri
akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.

Pada tahap ini tidak ditemukan kesenjangan antara praktek dengan teori,
diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus Ny. D dan Ny. R
didasarkan pada keluhan nyeri yang sama hanya skala nyeri yang
berbeda.

3. Perencanaan
Menurut (Debora, 2017) menjelaskan bahwa, Perencanaan tindakan
adalah tahap ketiga dari proses keprawatan. Setelah perawat mengkaji
kondisi klien dan menetapkan diagnosis keperawatan, perawat perlu
membuat rencana tindakan dan tolok ukur yang akan digunakan untuk
mengevaluasi perkembangan klien.

Pada penelitian ini penulis menyusun intervensi pemberian terapi music


klasik Mozart berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Astik Umiyah tentang pengaruh terapi music terhadap perubahan tingkat
nyeri dismenore (Astik Umiyah, 2014) bahwa ada pengaruh terapi music
terhadap terhadap peribahan tingkat nyeri dismenore yang dialami oleh
remaja, terapi music klasik mozartini dilakukan selama 15 menit selama
masa nyeri dismenore dirasakan dan hasilnya sebelum dilakukan terapi
music dan dengan sesudah dilakukan terapi music yaitu pengaruh yang
sangat kuat dan perubahan skala nyeri yang dapat diterapkan pada remaja
wanita saat mrasakan nyeri menstruasi.

Dalam hal ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
kasus di lapangan.

Universitas Faletehan Serang


44

4. Implementasi
Implementasi adalah Pelaksanaan / tahap keempat dari proses
keperawatan. Tahap ini muncul jika perencanaan yang dibuat
diaplikasikan pada klien, tindakan yang dilakukan mungkin sama mungkin
juga berbeda dengan urutan yang telah dibuat pada perencanaan aplikasi
yang dilakukan pada klien akan berbeda, disesuaikan dengan kondisi klien
saat itu dan kebutuhan yang paling dirasakan oleh klien. (Debora, 2017).

Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang


dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi
keperawatan (SIKI, 2018).

Dalam melakukan implementasi kepada Ny. D dan Ny. R penulis


berpedoman pada intervensi yang telah disusun sesuai intervensi yang
telah direncanakan yaitu memberikan terapi music klasik Mozart untuk
mengurangi nyeri menstruasi (Dismenore) selama 3 hari.

Pada langkah implementasi penulis tidak mengalami hambatan atau


kesulitan karena didukung keluarga Ny. D dan Ny. R yang kooperatif dan
mau diajak bekerja sama, sehingga pelaksanaan intervensi berjalan sesuai
dengan yang direncanakan. Penulis melaksanakan implementasi selama 3
hari, mulai tanggal 17-19 April 2021 pada jam 10.00 WIB untuk Ny.D
dan pada tanggal 03 Mei-05 Mei 2021 jam 14..00 untuk Ny. R.

5. Evaluasi
Menurut Debora 2017 menjelaskan bahwa, Evaluasi adalah tahap kelima
dari proses keperawatan. Pada tahap ini perawat membandingkan hasil
tindakan yang telah dilakukan dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan
serta menilai apakah masalah yang terjadi sudah teratasi seluruhnya,
hanya sebagian, atau bahkan belum teratasi semuanya.

Universitas Faletehan Serang


45

Evaluasi dilakukan sesuai dengan konsep evaluasi sumatif yaitu dengan


metode SOAP. Evaluasi diakukan selama 3 hari dengan hasil sebelum
diberikan intervensi terapi music klasik Mozart pada Ny. D (P1) skala
nyeri 5, dan pada Ny. R (P2) skala nyeri 6. Setelah diberikan intervensi
terapi music klasik Mozart selama 10-15 menit saat nyeri menstruasi
dirasakan masalah teratasi sebagian pada Ny. D (P1) selama 3 hari,
dengan skala nyeri dari 5 turun menjadi 1. Sedangkan pada Ny. R (P2)
setelah diberikan intervensi terapi music klasik Mozart selama 15 menit
saat nyeri menstruasi dirasakan selama 3 hari masalah teratasi sebagian
dengan skala nyeri dari 6 turun menjadi 3.

Tabel 4.6
Evaluasi Intervensi terapi music klasik mozart terhadap
Skala Nyeri

No Pasien Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi


Tgl Skala Nyeri Tanggal Skala Nyeri
17 April 19April
1 P1 Ny.D 5 1
2021 2021
05 Mei
2 P2 Ny.R 03 Mei 2020 6 3
2021

Dalam tahap ini evaluasi yang didapatkan adalah terapi music klasik
Mozart hanya mampu menurunkan skala nyeri tetapi tidak mengurangi
rasa nyeri. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Irmayanti Harahap
(2018), yang menyebutkan bahwa terapi music klasik Mozart merupakan
salah satu jenis music relaksasi yang bertempo antara 60 sampai 80
ketukan per menit. Music yang memiliki tempo antara 60-80 kali per
menit mampu membuat seseorang yang mendengarkannya menjadi rileks.

Universitas Faletehan Serang


46

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien 1 (Ny. D) dan
pasien 2 (Ny. R) dengan nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis pada remaja wanita di desa Kramatwatu dilakukan selama 15 menit.
Pasien 1 (Ny. D) pada tanggal 17 april 2021 dilakukan selama 15 menit
dikediaman pasien, dan pasien 2 (Ny. R) pada tanggan 03 Mei 2021 dilakukan
selama 15 menit dikediaman pasien maka penulis mengambil kesimpulan
sebagai berikut :

1. Pengkajian
Dari pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. D dan Ny. R dengan
Dismenore (Nyeri haid) disimpulkan bahwa nyeri haid yang muncul saat
menstruasi yang melebihi batas normal. Hal tersebut terdapat kesesuaian
antara kasus dengan teori.
2. Diagnosa Keperawatan
Setelah dilakukan pengkajian pada studi kasus ini dapat dirumuskan
diagnosa keperawatan pada pasien 1 dan 2 yaitu nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisiologis. Hal tersebut terdapat kesesuaian antasa
kasus dengan teori.
3. Perencanaan
Perencanaan dalam penelitian ini adalah memberikan terapi music klasik
Mozart selqma 15 menit selama nyeri menstruasi berlangsung seperti yang
dilakukan oleh peneliti (Irmayanti Harahap 2018) terhadap penurunan
skala nyeri.
4. Tindakan Keperaatan
Pada implementasi keperawatan, penulis melakukan sesuai perencanaan
asuhan keperawatan yang dibuat, yaitu pemberian terpai music klasik

Universitas Faletehan Serang


47

Mozart. Pada pasien 1 (Ny. D) dilakukan pada tanggan 17 april 2021, dan
pada pasien 2 (Ny. R) pada tanggal 03 mei 2021 dengan pemberian terapi
music klasik Mozart selama 15 menit selama nyeri menstruasi
berlangsung.
5. Evaluasi
Pada evaluasi keperawatan pada Ny. D dan Ny. R didapatkan evaluasi
masalah sudah teratasi sebagian, yaitu penurunan skala nyeri pada saat
menstruasi berkurang dan intervensi dilanjut oleh keluarga secara mandiri.

B. Saran
Setelah penulis melakukan tindakan keperawatan intervensi terapi music
klasik Mozart pada pasien Ny. D dan Ny. R maka penulis menyampaikan
saran yang menjadikan bahan pertimbangan kearah yang lebih baik, yaitu
sbagai berikut :
1. Bagi Perawat
Perawat harus tetap mempertahankan hubungan baik dengan pasien untuk
mendapatkan hasil optimal saat mengelola kasus keperawatan yang
terdapat pada kasus tersebut. Selain itu, perawat harus rutin mengontrol
kesehatan penderita untuk mengetahui apakah implementasi yang
diberikan kepada penderita tetap dilaksanakan dengan baik meskipun
perawat sudah tidak mengelola kasus tersebut.
2. Bagi Pasien
Pasien harus mendengarkan terapi music klasik Mozart agar dapat kembali
mengurangi nyeri yang timbul saat menstruasi, dan rutin memeriksakan
kesehatan agar mengetahui ada masalah tidak dengan kesehatannya.
3. Untuk Mahasiswa
Sebagai calon perawat professional harus mempunyai bakat dan
keterampilan yang bersifat aktif dan kreatif dalam melakukan asuhan
keperawatan. Diharapkan karya tulis ilmiah ini mampu menjadikan bahan
inspirasi studi kasus dalam pemenuhan kebutuhan nyeri dan kenyamanan
dengan terapi music klasik Mozart.

Universitas Faletehan Serang


48

4. Untuk Institusi
Diharapkan untuk meningkatkan kembali sarana dan prasarana. Pada masa
pandemic ini penulis memiliki hambatan dlam mencri referensi buku dan
terhambat untuk konsultasi langsung dengan pembimbing, sehingga
konsultasi terjadwal online dan offline. Dan semoga pandemic ini segera
berakhir agan mempermudah dalam melakukan penelitian.

Universitas Faletehan Serang


49

DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, Reni Yuli. 2017. Asuhan Keperawatan Maternitas Aplikasi Nanda, Nic
dan Noc. Jakarta Timur: CV. Trans Info Madia.

Harahap, Irmayanti. 2018. Pengaruh Terapi Musik Mozart Terhadap Penurunan


Tingkat Nyeri Haid Pada Mahasiswa tingkat 1 Stikes Prima Jambi
Tahun 2016. Scienta journal. Vol. 7 No.01 Mei

Internasional, NANDA, Herman, T,Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan dan


Klasifikasi. 2012-2014, Jakarta: EGC

Liandary, Dera Oktavia. 2015. Pengaruh Terapi Musik Klasik (Mozart) Terhadap
Intensitas Nyeri Haid Pada Masa Remaja Putri Di Sma Negri 1 Pontianak.
Jurnal Proners Vol 3, No 1.

Mubarak, W. I., Indrawati, L. dan Susanto, J. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Dasar. Jakarta: Salemba Medika.

Natalina Dian. 2013. Terapi Musik Bidang Keperawatan. Jakarta: Mitra Wacana
Media

Nora Isa Tri Novadela. 2018. Perbandingan Terapi Air Putih Dengan Kompres
Hangat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Haid Pada Remaja. Jurnal
Keperawatan Ilmiah Keperawatan, 142(2), pp.219.

Nursalam. (2014). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan.Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Pebrianti, S. 2018. Gambaran upaya Remaja Putri Dalam Mengatasi Dismenore


Di Smk Ybkp3 Tarogong Kidul Garut . 12(2), pp.84

Ratnawati, Ana. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan


Sistem Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Baru Pres.

Silviani, Y. E. 2019. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Terhadap Dismenore.


Journal of Midwifery 1 (1):34

Solehati, Tetti dan Cecep Eli Kosasih., 2015. Konsep dan Aplikasi Relaksasi
dalam Keperawatan Maternitas. Bandung: PT. Refika Aditama.

Universitas Faletehan Serang


50

Sulistyorinin. 2017. Buku Ajar Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.


Yogyakarta: Bursa Ilmu

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI

Universitas Faletehan Serang

Anda mungkin juga menyukai