Anda di halaman 1dari 25

lOMoARcPSD|21183751

Makalah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan


Indonesia pada Awal Kemerdekaan
Pendidikan Sejarah (Universitas Negeri Yogyakarta)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)
lOMoARcPSD|21183751

PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN


REPUBLIK INDONESIA

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Masa
Kemerdekaan

Dosen pengampu : Dr. Aman, M.Pd dan Dr. Zulkarnain S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Nugroho Setyaningtyas (18406241005)


2. Wening Sri Manganti (18406241031)
3. Alvi Nisa Amanda (18406241037)
4. Aryo Pambudi Nugroho (18406244020)

PRODI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada kita semua sehingga pada kesempatan
ini kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perjuangan Mempertahankan
Kemerdekaan Republik Indonesia”. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Dr. Aman M.Pd. dan Dr. Zulkarnain S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu
mata kuliah Sejarah Indonesia Masa Kemerdekaan.

2. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dukungan emosional


dan intelektual kepada kami dalam penyusunan proposal penelitian ini.

Makalah ini kami susun secara sistematis dan sesuai dengan fakta keadaan yang
terjadi berdasarkan sumber-sumber yang kami peroleh sebagai pemenuhan tugas
Sejarah Indonesia Masa Kemerdekaan. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Republik Indonesia ini merupakan suatu hal yang menarik untuk dikaji. Apabila dalam
penyusunan makalah ini terdapat kesalahan dan kekurangan kami mohon maaf sebesar-
besarnya.

Yogyakarta, Maret 2021

Tim Penyusun

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… i

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………… 1

A. Latar Belakang………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………. 1
C. Tujuan ……………………………………………………………...... 2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………. 3

A. Keadaan Masyarakat Pada Masa Awal Kemerdekaan ........................….. 3


B. Perjuangan Fisik Bangsa Indonesia dalam Mempertahankan Kemerdekaan 9
C. Perjuangan Diplomasi Bangsa Indonesia dalam Mempertahankan
Kemerdekaan 13

BAB III PENUTUP……………………………………………………. 17

A. Kesimpulan……………………………………………………. 17

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 19

ii

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Bangsa Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945. Indonesia merdeka setelah selama kurang lebih 350
Tahun menjadi negara yang terjajah. Seperti yang tercantum dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Kemerdekaan
merupakan hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.1 Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia disambut dengan
penuh suka cita oleh seluruh rakyat Indonesia.
Tetapi, proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia mendapat
tentangan dari Belanda. Belanda menilai bahwa Indonesia tetap menjadi daerah
jajahannya. Akan tetapi Indonesia tetap menginginkan kemerdekaan yang
berdaulat penuh. Indonesia pun berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan
Indonesia. Perjuangan yang dilakukan Indonesia untuk mempertahankan
kemerdekaan ditempuh melalui dua cara, yaitu melalui jalur fisik (kontak
secara persenjataan, perang) dan juga melalui jalur diplomasi (perundingan).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Keadaan Masyarakat Indonesia pada Masa Awal
Kemerdekaan?
2. Bagaimana Perjuangan Fisik Bangsa Indonesia dalam Mempertahankan
Kemerdekaan ?

1
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

3. Bagaimana Perjuangan Diplomasi Bangsa Indonesia dalam


Mempertahankan Kemerdekaan?

C. Tujuan
1. Mengetahui keadaan masyarakat pada awal kemerdekaan.
2. Mengetahui perjuangan mempertahankan kemerdekaan secara fisik.
3. Mengetahui perjuangan mempertahankan kemerdekaan secara diplomasi

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

BAB II
PEMBAHASAN

A. Keadaan Masyarakat pada Masa Awal Kemerdekaan

Titik awal perjuangan bangsa Indonesia sebagai suatu nation state dimulai
ketika diproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.2 Pada
awal perkembangannya, Indonesia tidak serta merta mendapat kemudahan dalam
menjalankan pemerintahannya. Melainkan terdapat berbagai tantangan baik yang
bersifat dari dalam maupun dari luar negeri yang harus dilalui oleh Indonesia.
Setidaknya kondisi politik, sosial dan ekonomi yang tidak stabil setelah
berakhirnya masa kependudukan Jepang turut mewarnai dinamika dalam
mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada pasca awal kemerdekaannya (1945-
1950).3 Disamping menangani permasalahan internal yang ada, Pemerintahan
Indonesia yang baru juga dihadapkan dengan tantangan untuk memperoleh
dukungan dan pengakuan akan kemerdekaan dan kedaulatan dari negara-negara
lain.
Dalam rangka mempertahankan Kemerdekaan dan kedaulatan yang telah
diproklamasikan Indonesia, bentrokan demi bentrokan terjadi antara para pemuda
Indonesia melawan aparat kekuasaan Jepang yang hendak mempertahankan status
quo. Kemudian pada tanggal 29 September 1945, NICA (Netherland Indies Civil
Administration)/Belanda datang dengan membonceng tentara sekutu/Inggris

2
Irvan Tasnur, Muhammad Rijal Fadli. (2019). Republik Indonesia Serikat: Tinjauan Historis Hubungan
Kausalitas Peristiwa-Peristiwa Pasca Kemerdekaan Terhadap Pembentukan Negara RIS (1945-
1949). Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sejarah Candrasangkala Vol. 5, No. 2 (November 2019).
UNTIRTA. hlm 58. diakses melalui
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/Candrasangkala/article/view/6599 pada 8 Maret 2021
3
Zulkarnain dan Anisa Onifah.-. Keadaan Sosial Ekonomi Pasca Kemerdekaan Indonesia. Artikel diakses
dari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/197408092008121001/pendidikan/SOSIAL+EKONOMI+INDON
EDIA+PASCA+KEMERDEKAAN.pdf pada 8 Maret 2021

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

dengan maksud untuk menerima penyerahan kekuasaan dari Jepang dan


mengembalikan kekuasaannya di Indonesia.4 Orang-orang NICA selanjutnya
membebaskan dan mempersenjatai anggota KNIL yang sebelumnya ditahan oleh
pemerintah militer Jepang. Kemudian terjadi penguasaan sejumlah bank dan
pendudukan kota-kota besar oleh oleh Belanda. Karena situasi yang semakin tidak
kondusif di pusat, maka ibukota Republik Indonesia kemudian dipindahkan ke
Yogyakarta pada 4 Januari 1946.5
1. Kondisi di Sektor Ekonomi
Kekacauan ekonomi terjadi tak lama setelah proklamasi kemerdekaan
dikumandangkan. Hal tersebut diakibatkan karena terjadinya hiper inflasi,
kosongnya kas negara, blokade ekonomi dari pihak Belanda, hingga
hancurnya sector-sektor produksi di awal berdirinya Indonesia sebagai nation
state.6 Kosongnya kas pemerintahan RI sendiri disebabkan karena belum
berjalannya penerimaan pajak dan bea cukai secara optimal. Padahal
pengeluaran untuk membayar pegawai dan biaya operasional lain terus
bertambah.
Adapun mata uang yang beredar di wilayah RI sejak 17 Agustus 1945
antara lain yaitu mata uang Pemerintahan Hindia Belanda (muntbliyet), mata
uang Pendudukan Jepang dan Mata Uang De Javasche Bank (kertas dan
logam). Beredarnya mata uang Jepang secara tak terkendali menyebabkan
adanya inflasi. Kondisi keuangan bertambah rumit ketika NICA ikut
mengedarkan uang melalui Bank yang dikuasainya, untuk merusak harga
pasar. Langkah pertama yang diambil Pemerintah RI adalah dengan
mengeluarkan Maklumat Pemerintah RI tertanggal 2 OKtober 1945, yang

4
Henni Triyana. (2013). Perpindahan Ibukota Ri Dari Jakarta Ke Yogyakarta Pada 4 Januari 1946.
AVATARA, e-Journal Volume1, No 2, Mei 2013 Pendidikan Sejarah UNESA. hlm 205 diakses
melalui https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/2388 pada 8 Maret
2021
5
Henni Triyana . Ibid. hlm 210
6
Zulkarnain. Loc.cit

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

menetapkan tidak berlakunya mata uang NICA di wilayah RI. Selanjutnya,


pemberlakuan beberapa jenis uang ditetapkan oleh Pemerintah RI melalui
Maklumat Presiden Republik Indonesia No.1/3 pada 3 Oktober 1945.
Kemudian Tim Panitia Penyelenggara Percetakan Uang Kertas Republik
Indonesia, yang sebelumnya telah dibentuk atas surat keputusan Menteri
Keuangan (MR.A.A Maramis) RI No.3/RD pada 7 November 1945, mulai
melaksanakan tugasnya dengan lebih seksama.7
Ketika Pemerintah RI berfokus pada perbaikan dan pemulihan
ekonomi, Belanda justru melakukan blockade ekonomi terhadap Indonesia.
Blokade ini dimulai sejak November 1945.8 Akibatnya, kegiatan eksport
import hasil bumi dan komoditas Indonesia tidak bisa dilakukan karena
adanya penutupan akses keluar masuk perdagangan RI oleh Angkatan Laut
Belanda. Sehingga devisa negara makin defisit dan menipis sebab barang-
barang yang tidak bisa dieksport terpaksa harus dibumihanguskan karena
terjadi penumpukan, sedangkan barang import seperti tekstil dan obat-obat
semakin kurang jumlahnya.9 Alasan yang digunakan Belanda ketika
mengeluarkan peraturan blockade ekonomi ini antara lain: 1) Mencegah agar
senjata maupun alat militer tidak masuk ke Indonesia; 2)mencegah agar
barang perkebunan yang diklaim sebagai milik Asing dan Belanda tidak
keluar; 3) Melindungi bangsa Indonesia dari pemerintahan kembali oleh
bukan bangsanya.10 Blokade ekonomi di wilayah perairan Jawa dan Sumatera
ini membuat Pemerintah kesulitan dalam melakukan kontak dengan negara

7
Dwi Ratna Nurhajarini. (2006). Sejarah Oeang Repoeblik Indonesia. Jurnal Jantra: Jurnal Sejarah
dan Budaya Vol.1 No.1 (2006). Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Balai Kajian Sejarah dan
Nilai Tradisional Yogyakarta.hlm 33. Diakses melalui
https://jantra.kemdikbud.go.id/index.php/jantra/issue/view/1/JANTRA1 pada 8 Maret 2021
8
Sri Untari.(2018) Skripsi. Pertarungan Dua Mata Uang: Uang Republik Dan Uang Nica Pada Masa
Revolusi Di Jakarta (1946-1950). 2018 Fakultas Ilmu sosial: Universitas Negeri Jakarta. hlm 91
diakses melalui https://core.ac.uk/download/pdf/223126557.pdf pada 8 Maret 2021
9
Sri Untari. Ibid. hal 92.
10
Zulkarnain. Ibid

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

luar. Kemudian untuk meraih dukungan Intersional akan kedaulatannya,


Indonesia lalu melaksanakan diplomasi bantuan beras ke India pada tahun
1946.11 Diplomasi ini juga ditujukan untuk menembus blockade ekonomi
Belanda
Hingga pada tanggal 6 Maret 1946 Panglima AFNEI (Allied Forces
Nedherlands East Indies) yang baru, Letnan Jendral Sir Montagu Stopford,
menyatakan bahwa mata Uang NICA juga berlaku sebagai mata uang yang
sah bagi Indonesia, Belanda, dan Sekutu.12 Banyaknya mata uang yang
beredar di masyarakat, membuat nilai tukar uang menjadi tidak tentu
sehingga terjadi hiper inflasi. Dimana harga-harga barang menjadi naik tajam
dan menyebabkan masyarakat khususnya petani mengalami kerugian. Protes
dilayangkan Sutan syahrir selaku Perdana Menteri saat itu kepada pihak
sekutu karena dianggap melanggar hak kedaulatan RI.Hasilnya, pemerintah
RI menetapkan dan mengeluarkan Oeang Republik Indonesia (ORI) sebagai
alat pembayaran yang sah sejak Oktober 1946 hingga tahun 1949.13
Beredarnya mata uang ORI ini sempat mengalami beberapa kendala di
daerah-daerah tertentu, bahkan juga ada yang justru menimbulkan
permasalahan sosial yang baru.

2. Kondisi di Sektor Sosial


Dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia, tidak sedikit perubahan
yang terjadi setelah kemerdekaan diproklamasikan. Yangmana sebelumnya
terdapat diskriminasi rasial yang menempatkan masyarakat ke dalam kelas-
kelas tertentu, dan pribumi hanya dinilai sebagai masyarakat rendah kelas

11
Ari Rahmad Hidayat.(2013). Bantuan Beras Ke India Tahun 1946. VATARA, e-Journal Pendidikan
Sejarah Volume1, No 2, Mei 2013. hal 80-82. Fakultas Ilmu Sosial: Unesa. hlm 80-82 diakses
melalui https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/2357 pada 9 Maret
2021
12
Dwi Ratna Nurhajarini . Ibid. hlm 34.
13
Dwi Ratna Nurhajarini. Ibid. hlm 35.

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

bawah karena dominasi dilakukan oleh kalangan orang-orang Eropa dan


Jepang.14 Keadaan berbalik setelah proklamasi kemerdekaan disuarakan,
dimana kondisi sosial di beberapa daerah mengalami pergolakan seperti
semakin besarnya kesenjangan sosial yang terjadi hingga munculnya
perlawanan di daerah-daerah, naiknya sentiment terhadap orang-orang Eropa
termasuk peranakan dan sipil, perpindahan dan penambahan jumlah
penduduk, hingga adanya perjuangan oleh para seniman melalui karya-
karyanya untuk mengobarkan semangat revolusi mengusir penajah.
a. Peristiwa revolusi Sosial di beberapa daerah
Setidaknya terdapat 2 golongan utama pada masyarakat Indonesia
sebelum diproklamasikan kemerdekaannya, yaitu golongan priyayi dan
golongan masyarakat biasa. Kesenjangan sosial yang telah lama ada
semakin diperparah dengan kondisi ekonomi yang kacau pada awal
kemerdekaan Indonesia.15 Ditambah dengan adanya campur tangan dari
pihak Belanda, tersebut kemudian cukup untuk menjadi dasar terjadinya
berbagai peristiwa revolusi sosial di beberapa daerah di Indonesia.
Sebagai contoh, adanya permusuhan antara pimpinan ulama dan
bangsawan birokrat di Aceh, adanya penyerangan oleh kelompok
bersenjata yang beranggotakan orang-orang Batak pada Maret 1946
kepada raja-raja Batak Simalungan dan Batak Karo, adanya peristiwa
tiga daerah (Brebes, Pemalang, dan Tegal) di Pulau Jawa sebagai hasil
luapan emosi akibat penindasan yang terjadi sewaktu kependudukan
Jepang, termasuk keberhasilan Belanda dalam membujuk kaum priyayi

14
Zulkarnain.Ibid.
15
Irvan Tasnur, Muhammad Rijal Fadli. (2019). Republik Indonesia Serikat: Tinjauan Historis Hubungan
Kausalitas Peristiwa-Peristiwa Pasca Kemerdekaan Terhadap Pembentukan Negara RIS (1945-
1949). Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sejarah Candrasangkala Vol. 5, No. 2 (November 2019).
UNTIRTA. hlm 60. diakses melalui
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/Candrasangkala/article/view/6599 pada 8 Maret 2021

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

untuk membentuk Negara Indonesi a Timur melalui konferensi di


Malino, Sulawesi Selatan pada Juli 1946.16
b. Pemindahan Ibukota dan adanya perpindahan penduduk
Pindahnya ibukota RI ke Yogyakarta mengakibatkan terjadinya
mobilisasi penduduk. Setidaknya, hal tersebut mengakibatkan
bertambahnya penduduk kota Yogyakarta yang semula berjumlah
170.000 jiwa menjadi 600.000 jiwa.17 Bertambahnya penduduk ini
dapat terjadi karena menurunnya produksi beras dan pangan di berbagai
daerah akibat blockade ekonomi yang dilakukan oleh Belanda.
Rusaknya perkebunan dan instalasi industri di berbagai negeri
menjadikan lahan pertanian yang digarap menurun karena pertanian
menyerap tenaga kerja baru.18 Untuk memenuhi kebutuhan hidup,
mereka memilih untuk menjadi tenaga buruh dan merantau ke kota.
c. Turut sertanya seniman dalam menyulut semangat revolusi
Arus politik pemerintahan dan keamanan di Yogyakarta pada
masa revolusi mempengaruhi seniman dalam mengembangkan karya
seninya, termasuk banyaknya poster bertema perjuangan yang tersebar.
Adapun tujuan daripada diedarkannya poster-poster yang bertema
perjuangan ini selain untuk memberikan semangat pada para pejuang,
juga bertujuan untk membangkitkan kesadaran masyarakat agar
mengakomodasi dan mendukung para pejuang yang berada di garis
depan.19 Seniman musi bergerak melalui lagu perjuangan, seniman lukis

16
Irvan Tasnur. Ibid hlm 61

17
Henni Triyana. (2013). Perpindahan Ibukota Ri Dari Jakarta Ke Yogyakarta Pada 4 Januari 1946.
AVATARA, e-Journal Volume1, No 2, Mei 2013 Pendidikan Sejarah UNESA. hlm 212 diakses
melalui https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/2388 pada 8 Maret
2021
18
Zulkarnain. Ibid
19
Hutri Limah, Cahyo Budi Utomo, Andy Suryad. (2018). Poster Dan Upaya Mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia Di Yogyakarta Tahun 1945-1949. Journal of Indonesian History 7 (1)

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

dengan poster dan lukisannya yang bertema pejuangan dengan


ditempelkan di lokasi yang strategis seperti dinding-dinding took,
gedung-gedung di pinggir jalan, hingga coretan-coretan di gerbong
kereta. Begitupula para seniman sastra, seniman teater dan seniman
lainnya yang aktif dalam membuat karya dengan tema perjuangan dan
revolusi. Setidaknya, adanya karya-karya ini dapat membawa dampak
berupa motivasi kepada rakyat dan para pejuang untuk mengusir musuh
dalam mempertahankan kemerdekaan RI.

B. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan secara Fisik


Setelah diprokalimirkannya kemerdekaan Indonesia tidak begitu saja bisa
langsung lepas dari pasukan Belanda dan sekutu yang masih ingin menguasai
Indonesia. Maka dari itu di beberapa wilayah Indonesia terjadi pergolakan perlawanan
terhadap bangsa-bangsa barat yang masih ingin menjajah Indonesia. Beberapa
perlawanan yang dilakukan yaitu pertempuran yang terjadi di daerah yaitu pertempuran
Ambarawa Solo, Puputan Margarana di Bali, Peristiwa Merah Putih di Manado,
pertempuran Medan Area dan lainnya. Dari semua perlawanan dan perjuangan yang
dilakukan tersebut semata-mata guna mempertahankan kemerdekaan bangsa
Indonesia. Pertempuran Ambarawa yang terjadi di solo pada awalnya diakibatkan oleh
bentrokan antara tantara sekutu dengan Tantara Keamanan Rakyat (TKR) serta laskar-
laskar pemuda yang berada di Magelang dan dipaksa mundur hingga Ambarawa.20
Pada masa pendudukan Jepang maupun masa Hindia Belanda Ambarawa merupakan
kota yang sangat penting. Pada masa Hindia Belanda kota ini merupakan basis militer
dimana terdapat Benteng Willem I atau disebut juga Benteng Pende

(2018) hlm 44. Fakultas Ilmu Sosial: Universitas Negeri Semarang,


https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jih/article/view/25372 pada 9 Maret 2021
20
Matanasi, Petrik, 2017, Pertempuran Ambarawa, Kemenangan yang Memakan Banyak
Korban, Jakarta: tirto.id, hlm. 1

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

Kota ini dipilih pasukan sekutu sebagai tujuan karena terdapat kamp tawanan
yang dibutuhkan sekutu untuk melakukan rehabilitasi tawawan perang dan internir.
Pasukan sekutu yang simaksud disini ialah pasukan inggris yang bernama
Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees (RAPWI) yang merupakan tim
medis. Meskipun mereka adalah pasukan medis akan tetapi ada pasukan bersenjata
yang mendampingi. Ambarawa bukanlah satu-satunya kota yang di incar oleh pasukan
RAPWI, pasukan Inggris juga mentargetkan wilayah-wilayah pulau Jawa lainnya
seperti Magelang.21 Di kota magelang pasukan ini tidak hanya mengambil para
tawanan perang dari masa Jepang akan tetapi juga sempat menduduki wilayah
tersebut.22
Dari pendudukan di Magelang inilah yang kemudian timbul konflik dan pada
bulan November 1945 pasukan sekutu mundur hingga ke Ambarawa. Akan tetapi di
Ambarawa pasukan skutu masih juga didesak oleh pasukan Republik. Sekutu didesak
oleh Divisi V yang dipimpin oleh Kolonel Sudirman, namun beberapa minggu
kemudian Letnan Kolonel Isdiman yang merupakan bawahan Kolonel Sudiman
terbunuh. Sekutu yang kala itu mengerahkan pesawat pemburu (cocor merah)
memberikan perlawanan yang sulit untuk para Pasukan TKR dan lascar-laskar rakyat
yang melawan dengan meriam. Karena kematian bawahannya dan pertempuran yang
sengit Sudirman langsung terjun dalam pertempuran. Pertempuran yang terjadi di
bagian selatan dan utara Ambarawa semakin hari semakin memakan banyak korban
jiwa. Tercatat ada sebanyak 2.000 an orang yang gugur baik dari kalangan laskar
maupun TKR. Sementara 100 orang meninggal dari pihak sekutu. Karena perlawanan

21
Anderson, Benedict, 1988, Revoloesi Pemoeda: Pendudukan Jepang dan Perlawanan di
Jawa 1944-1946, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, hlm. 174) https://c2o-
library.net/catalog2/index.php?p=show_detail&id=6164
22
Kusuma , Maulana Yudha Jati,2016, Peran Laskar Kere Di Solo Dalam Menegakkan
Kemerdekaan Tahun 1945-1948,Surabaya: AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah,
Volume 4, No. 3,hlm.960

10

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

yang tangguh dari rakyat Indonesia akhirnya pasukan sekutu mundur pada mundur dari
Ambarawa pada 15 Desember 1945.23
Pada Indonesia bagian tengah tepatnya pada 20 November 1946 di Bali juga
tengah mengalami gejolak memperjuangkan bangsa Indonesia. Pertempuran ini dilatar
belakangi dari pengambil alihan kekuasaan dari Jepang ke Belanda atas Indonesia.24
Belanda sendiri memiliki keinginan untuk membuat sebuah Negara Indonesia Timur
yang kemudian rencana ini di tentang oleh I Gusti Ngurah Rai. Seperti yang kita tau
bahwa dalam perjanjian Linggarjati wilayah Indonesia yang diakui oleh Belanda secara
de facto hanya sebatas Jawa, Madura, dan Sumatra. Akibatnya masyarakat Bali merasa
sakit hati dan mencoba menyerang markas pertahanan militer milik Belanda yang ada
di Tabanan pada 18 November 1946.25 Dari kejadian tersebut Belanda kemudian
mengerahkan pasukannya untuk mengepung Tabanan, Bali. Banyak pasukan dari
Belanda yang ditugaskan dalam penyerangan balik ini.
Tidak sampai disana Belanda juga mengerahkan pasukan pesawat pemburu.
Penyerangan yang dilancarkan itu membuat pasukan warga Bali tidak bisa melawan
dengan imbang akibat dari minimnya persenjataan. Namun setelanya pasukan Ciung
Wanara yang dipimin oleh I Gusti Ngurah Rai melakukan serangan balik yang berhasil
menumbangkan 17 orang pasukan Belanda.26 Belanda juga tidak tinggal diam dan
melakukan perlawanan namun akhirnya gagal dan harus mundur. Belanda yang
memiliki kekuatan lebih lengkap kemudian kembali membalas dengan mengirim
banyak pasukan serta pesawat pengintai. Namun lagi-lagi pasukan Ciung Wanara
berhasil menghentikan serangan ini, Setelah perang yang cukup sengit pasukan

23
Orllanda , Merlina Agustina, 2019, Pertempuran Ambarawa Cikal Bakal Hari Juang
Kartika/Infanteri, Jakarta: kemendikbud.go.id, hlm. 1
24
Putri, Vanya Karunia Mulia, 2021, Pertempuran Margarana , Pertempuran Rakyat Bali
Mengusir Belanda, Jakarta: Kompas.com, hlm.1
25
Alit, Dewa Made, 2015, Peranan Masyarakat Dalam Perang Kemerdekaan: Studi Kasus Desa Marga
Dalam Peristiwa Puputan Margarana 20 Nopember 1946,Bali: ojs.ikippgribali.ac.id, Vol. 03. NO. 1
,hlm.10
26
Ibid,.

11

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

Belanda mundur. Meski demikian Belanda maupun pasukan Ciung Wanara terus
melakukan serangan.Higga akhirnya I Gusti Ngurah Rai gugur.
Perjuangan rakyat Indonesia lainnya yaitu dari wilayah Sulawesi Utara
tepatnya di Manado. Perjuangan ini biasa dikenal dengan nama Peristiwa Merah Putih.
Tujuan awal dari tentara sekutu yang di ketahui oleh pemerintah Sumatra ialah hanya
sebatas membebaskan tahanan perang. Namun yang terjadi para tahanan perang ini
malah dipersenjatai oleh Inggris dan dibentuklah Medan Batalyon Koninklijk
Nederlands-Indische Leger (KNIL) dari para tahanan tadi.27 Hingga sebuah peristiwa
yang dilakukan oleh tentara NICA pada 14 februari 1946 yaitu menginjak-injak
lencana merah putih serta melarang adanya penggunaan senjata bagi TKR. Hal itu
membuat beberapa tentara KNIL yang setia pada Indonesia di tangsi militer Teling
Manado bergerak untuk melucuti senjara dari pimpinan militer Belanda yang kemudian
dimasukkan ke penjara.28
Aksi lainnya pun dilakukan dengan cara mengibarkan bendera Merah Putih di
tangsi militer Belanda. Namun setelahnya pemimpin Gernasun Manado yaitu Kapten
Blom ditangkap. Tetapi kemudian para pejuang juga mengakap komandan KNIL
Sulawesi Utara yaitu Letkol de Vries dan seluruh anggota NICA. Tidak sampai disitu,
para pejuang juga berhasil menakhlukkan kamp tahanan Jepang dan peristiwa ini di
sebarkan secara berulang-ulang di radio maupun di telegrafi.29 Akibat kejadian tersebut
Belanda semakin terpuruk dan bahkan berita perjuangan rakyat Manado ini sampai ke
luar negeri. Dimana hal ini membuat pandangan kemerdekaan Indonesia di luar negeri
semakin nyata dan bisa dipercaya kebenarannya.

C. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan secara Diplomasi

27
IKPNI. 2019. Peristiwa Merah Putih di Manado atau Hari Perjuangan Sulawesi Utara.
Jakarta: Ikpni.or.id, hlm 1
28
Wowor, Ben, 2015, Peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946, Jakarta: kemendikbud.co.id,
hlm.1
29
Sobirin, Nanang, 2015, Pertempuran Medan Area Perang Panjang Setelah Merdeka, Jakarta:
Sindonews.com, hlm.1

12

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

Perjuangan rakyat Indonesia melawan kolonial Belanda tidak selalu berupa perlawanan
fisik yang menggunakan senjata saja, Namun rakyat Indonesia juga melakukan
perjuangannya dengan melakukan perlawanan diplomasi. Perlawanan diplomasi
merupakan startegi yang dilakukan guna mengahadapi penjajahan belanda melalui
politis. Perlawanan diplomasi atau yang biasa disebut juga dengan perundingan
tersebut dilakukan karena Belanda banyak melanggar perjanjian yang telah
ditetapkan.30 Setelah kemerdekaan, pihak Belanda masih saja ingin mencoba merebut
kembali tanah Indonesia, Perlawanan ini merupakan bentuk rakyat Indonesia
mempertahankan kemerdekaan dari Bangsa yang ingin berkuasa dan merebut tanah
airnya serta upaya Indonesia agar diakui negara lain atas kemerdekaannya Pada tahun
1946-1949 hubungan Indonesia dengan Belanda masih kurang baik dan terjadi banyak
pelanggaran yang pada akhirnya menyita perhatian dari dunia. Perundingan–
perundingan tersebut antara lain :

1. Perundingan Linggarjati
Perundingan Linggarjati merupakan titik awal pengharapan kedamaian
dari rakyat Indonesia terhadap pemasalahan-permasalahan dengan Belanda.
Perundingan Linggarjati ini mengasilkan naskah persutujuan perdamaian
antara Indonesia dengan Belanda yang ditanda tangani pada tanggal 15
November 1946 . Latar belakang diadakannya perundingan tersebut
dikarenakan Belanda tidak bersedia mengakui keberadaan Republik Indonesia.
Hubungan kedua negara pada saat itu memanas karena kedua belah pihak sama-
sama memperjuangkan kepentingannya. Belanda menginginkan agar Indonesia
tetap menjadi negara diatas kekuasaannya sedangan Indonesia tetap mendesak
agar negara asing termasuk Belanda mengakui kedaulatannya tanpa syarat.31

30
Cahayantara, Yuhan. Renville 1947 : Mencari Terang di antara Sisi Gelap Perundigan. ( Yogyakarta:
Universitas Sanata Darma, 2007) Hlm. 2
31
Dr. A.H. Nasution. Sekitar Perang Kemerdekaan Periode Linggarjati, Penerbit Angkasa
Bandung.Hlm. 4

13

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

Berbagai perundingan telah diupayakan guna menciptakan perdamaian


antar kedua negara salah satunya yakni perundingan yang diadakan di Hoge
Veluwe namun perundingan tersebut tidak membuahkan hasil. Hingga pada
akhirnya atas dorongan dari beberapa tokoh dan desakan dari pihak
Pemerintaan Inggris diadakannya rapat Linggarjati pada tanggal 13 November
1946 antara perwakilan Belanda dengan Indonesia. Rapat perundingan
Linggarjati berhasil mewujudkan kedamaian antar kedua negara dan tepat
ditanggal 15 November 1946 Naskah persetujuan ditanda tangani dan
diadakannya upacara penandatanganan naskah persetujuan Linggarjati.
Namun, persetujuan tersebut melukai beberapa harapan rakyat Indonesia. Hal
ini dikarenakan Belanda mengingkari perjanjian tersebut dengan menduduki
Bogor.
2. Perundingan Renville
Penghianatan Belanda terhadap perjanjian Linggarjati memicu
permasalahan baru antara Belanda dan Indonesia. Kegagalan tersebut
berdampak adanya Agresi Militer I Belanda terhadap Indonesia. Belanda
kembali berusaha untuk merebut dan menduduki tanah Indonesia. Agresi
Militer I terjadi pada 20 Juli- 4 Agustus 1947, Peristiwa tersebut menarik
perhatian dari Dewan keamanan PBB dan Australia. Agresi Militer ini
dianggap dapat membahayakan kedua Negara tersebut hingga pada akhirnya
Dewan Keamanan PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) untuk
meyelesaikan permasalahan yang sedang terjadi. Dibentuknya KTN ini
didukung dari beberapa negara salah satunya Tiongkok. Komisi Tiga Negara
tiba di Indonesia pada tanggal 27 Oktober 1947 untuk mengadakan
perundingan. Perundingan tersebut dilakukan di Kapal milik Amerika “US
Renville” yang dianggap sebagai tempat netral bebas dari kekuasaan Indonesia
dan Belanda yang pada akhirnya perudingan tersebut dinamakan perundingan

14

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

Renville. Perundingan tersebut secara resmi dibuka pada tanggal 8 Desember


1947. 32
Keberadaan Komisi Tiga Negara sebagai penengah atas pemasalahan
membuahkan hasil, Pada tanggal 17 Januari 1948 persetujuan berhasil ditanda
tangani. Namun, pemasalahan kembali muncul ketika perundingan tersebut
mengalami kendala dan terpaksa diberhentikan sejenak. Hal ini dikarenakan
Indonesia mengalami kesulitan ekonomi yang diakibatkan Belanda
memblokade ekonomi yang dapat menghambat jalanannya perundingan
renville. Pada saat itu, Belanda kembali bergerak dan berupaya menyerang
wilayah di Indonesia guna menguasainya. Belanda juga menangkap pemimpin
Indonesia pada saat itu yakni Ir. Soekarno-Hatta. Peristiwa tersebut dinamakan
sebagai Agresi Militer II. Agresi tersebut kembali menyorot perhatian Dunia.
Hingga diadakannya Konferensi di New Delhi untuk merundingkan langkah
yang harus dilakukan atas permasalahan yang sedang terjadi.33 Australia
menginginkan Dewan Keamanan PBB untuk seegera mendesak memberikan
sanksi terhadap Belanda. 34
3. Perundingan KMB
Dewan Keamanan PBB kembali mengadakan perundingan guna
mempersiapkan Konferensi Meja Bundar. Dalam peundingan tersebut
Indonesia diwakili oleh Mohammad Roem dan Belanda diwakili oleh Dr. H.J.
Van Roijen. Perundingan tersebut menemui titik terang guna mempersiapkan
KMB di Den Haag, Hasil dari perundingan tersebut dikenal dengan pernyataan
Roem-Van Roijen yang ber intikan kata sepakat mengenai syarat-syarat dan
penyelenggaraan KMB. Konferensi Meja Bundar ini dilaksanakan pada 23

32
Ide Anak Agung Gde Agung: Renville. Jakarta: Penerbit Sinar Mas, 1983, Hlm. 20
33
Cahayantara, Yuhan. Renville 1947 : Mencari Terang di antara Sisi Gelap Perundigan. ( Yogyakarta:
Universitas Sanata Darma, 2007) Hlm. 12
34
Azmi Sundari Maya, Perjuangan Diplomasi mempertaankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tahun 1945-1950 ( Jember: Universitas Jember, 2013)

15

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

Agustus – 2 November 1949 di Den Haag. 35Pada Konferensi tersebut


Indonesia di wakili oleh Moh. Hatta dengan membawa harapan besar bagi
rakyatnya. Adapun keputusan daari Konferensi Meja Bundar antara lain :
a. Pihak Belandaa menyerahkan kedaulatan kepada Republik
Indonesia serikat serta menyerahkan semua termasuk masalah
keuangan,ekonomi, budaya dan lain sebagainya.
b. Masalah Irian barat belum menemukan keputusan ditunda hingga
satu tahun ke depan.
c. Pada bidang Militer Indonesia akan membentuk APRIS ( Angkatan
Perang Republik Indonesia Serikat.
d. Belanda menarik angkatan KL dan Kmnya serta bersedia
memberikan pelatihan teradap APRIS. 36

Adanya Konferensi Meja Bundar ini membawa perdamaian antara Indonesia dengan
Belanda. Moh. Hatta sebagai perawakilan dari Indonesia mengucapkan syukur dan
terim kasih atas dukungan dunia dalam penyelesaian permasalahan. Permasalahan
yang cukup panjang pada akhirnya menemukan titik terang serta keadulatan Bangsa
Indonesia telah diakui oleh Dunia.

BAB III

35
Alfidatu Panji Bimantara, Perjuangan Diplomasi dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia
masa revolusi 1946-1949. ( Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2014). Hlm. 66
36
. A.H. Nasution. Sekitar Perang Kemerdekaan Periode KMB, Penerbit Angkasa Bandung.Hlm. 175

16

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

PENUTUP
Titik awal perjuangan bangsa Indonesia sebagai suatu nation state dimulai ketika
diproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada awal
perkembangannya setelah merdeka, terdapat berbagai tantangan baik yang bersifat dari
dalam maupun dari luar negeri yang harus dilalui oleh Indonesia. Setidaknya kondisi
politik, sosial dan ekonomi yang tidak stabil setelah berakhirnya masa kependudukan
Jepang membuat membawa sejumlah permasalahan. Hal tersebut diperparah dengan
datangnya NICA/Belanda yang berboncengan dengan tentara sekutu ke Indonesia pada
September 1945 untuk kembali menguasai wilayah Republik Indonesia. Karena
sejumlah bank dan kota-kota besar telah diduduki oleh Belanda. menjadikan situasi di
pusat semakin tidak kondusif, maka ibukota Republik Indonesia kemudian
dipindahkan ke Yogyakarta pada 4 Januari 1946.

Pada awal kemerdekaannya, sektor ekonomi di Republik Indonesia mengalami


kekacauan.Hal tersebut diakibatkan karena terjadinya hiper inflasi, kosongnya kas
negara, blokade ekonomi dari pihak Belanda, hingga hancurnya sector-sektor produksi
di awal berdirinya Indonesia sebagai nation state. Pada bidang sosial kondisi
masyarakat juga mengalami dinamika yang beragam. Misalnya seperti adanya
kesenjangan sosial yang diperparah dengan kekacauan ekonomi yang menebabkan
terjadinya revolusi sosial di daerah-daerah. Seiring dengan dipindahkannya ibukota ke
Yogyakarta, para buruh dan penduduk desa mulai berdatangan ke kota-kota untuk
mencari pekerjaan. Sehingga menyebabkan terjadinya pertambahan penduduk dengan
jumlah yang pesat dalam waktu yang relative singkat. Pada bidang sosial budaya juga
terlihat upaya dari para seniman untuk mengobarkan semangat revolusi
mempertahankan kemerdekaan RI melalui karya-karya yang mereka ciptakan baik
melalui tulisan, lagu, dan sebagainya.

Sudah jelas bahwa tujuan Belanda dan sekutu datang ke daerah-daerah


Indonesia bukan hanya untuk melucuti tentara Jepang dan membebaskan tawanan
perang tetapi juga mau menduduki kembali Indonesia. Hal itu karena Belanda merasa

17

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

masih punya hak. Kedatangan Inggris juga memiliki tujuan lain yaitu untuk membantu
Belanda dalam menduduki kembali Indonesia. Namun para pejuang daerah terutama
para TKR sangat berusaha keras mati-matian dalam mempertahankan kemerdekaan
Indonesia, sehingga Belanda maupun sekutu tidak bisa menguasai kembali Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

18

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

Alit, Dewa Made, 2015, Peranan Masyarakat Dalam Perang Kemerdekaan: Studi
Kasus Desa Marga Dalam Peristiwa Puputan Margarana 20 Nopember
1946,Bali: ojs.ikippgribali.ac.id, Vol. 03. NO. 1 , diakses dari
https://ojs.ikippgribali.ac.id/index.php/socialstudies/article/download/417
/323/703 pada Senin 15 Maret 2021, pukul 12.03 WIB
Anderson, Benedict, 1988, Revoloesi Pemoeda: Pendudukan Jepang dan
Perlawanan di Jawa 1944-1946, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, hlm.
174, diakses dari https://c2o-
library.net/catalog2/index.php?p=show_detail&id=6164 pada Senin 15
Maret 2021, pukul 11.30 WIB
Bimantara, Alfidatu Panji.2014. Perjuangan Diplomasi dalam mempertahankan
kemerdekaan Indonesia masa revolusi 1946-1949. Skripsi ( Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta).
Cahayantara, Yuhan. 2007. Renville 1947 : Mencari Terang di antara Sisi Gelap
Perundigan. ( Yogyakarta: Universitas Sanata Darma)

Hidayat, Ari Rahmad.(2013). Bantuan Beras Ke India Tahun 1946. VATARA, e-


Journal Pendidikan Sejarah Volume1, No 2, Mei 2013. hal 80-82.
Fakultas Ilmu Sosial: Unesa. hlm 80-82 diakses melalui
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/2357
pada 9 Maret 2021

Ide Anak Agung Gde Agung. 1983. Renville. Jakarta: Penerbit Sinar Mas

IKPNI. 2019. Peristiwa Merah Putih di Manado atau Hari Perjuangan Sulawesi
Utara. Jakarta: Ikpni.or.id, diakses dari http://ikpni.or.id/peristiwa-merah-
putih-di-manado-atau-hari-perjuangan-sulawesi-utara/ pada Senin 15
Maret 2021, pukul 13.11 WIB
Kusuma , Maulana Yudha Jati,2016, Peran Laskar Kere Di Solo Dalam
Menegakkan Kemerdekaan Tahun 1945-1948,Surabaya: AVATARA, e-
Journal Pendidikan Sejarah, Volume 4, No. 3, diakses dari
https://core.ac.uk/download/pdf/230695811.pdf pada Senin 15 Maret
2021, pukul 11.50 WIB
Limah, Hutri,. Cahyo Budi Utomo, dan Andy Suryad. (2018). Poster Dan Upaya
Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Di Yogyakarta Tahun 1945-

19

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

1949. Journal of Indonesian History 7 (1) (2018) hlm 44. Fakultas Ilmu
Sosial: Universitas Negeri Semarang,
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jih/article/view/25372 pada 9
Maret 2021
Matanasi, Petrik, 2017, Pertempuran Ambarawa, Kemenangan yang Memakan
Banyak Korban, Jakarta: tirto.id, diakses dari https://tirto.id/pertempuran-
ambarawa-kemenangan-yang-memakan-banyak-korban-cBjN pada Senin
15 Maret 2021, pukul 11.27 WIB
Maya, Azmi Sundari. 2013. Perjuangan Diplomasi mempertaankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945-1950 . Skripsi ( Jember:
Universitas Jember)
Nasution.A. H. Sekitar Perang Kemerdekaan Periode Linggarjati, Penerbit
Angkasa Bandung.
Nurhajarini, Dwi Ratna. (2006). Sejarah Oeang Repoeblik Indonesia. Jurnal
Jantra: Jurnal Sejarah dan Budaya Vol.1 No.1 (2006). Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional
Yogyakarta.hlm 33. Diakses melalui
https://jantra.kemdikbud.go.id/index.php/jantra/issue/view/1/JANTRA1
pada 8 Maret 2021
Orllanda , Merlina Agustina, 2019, Pertempuran Ambarawa Cikal Bakal Hari
Juang Kartika/Infanteri, Jakarta: kemendikbud.go.id, diakses dari
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/pertempuran-
ambarawa-cikal-bakal-hari-juang-kartika-infateri/ pada Senin 15 Maret
2021, pukul 11.43 WIB
Putri, Vanya Karunia Mulia, 2021, Pertempuran Margarana , Pertempuran Rakyat
Bali Mengusir Belanda, Jakarta: Kompas.com, diakses dari
https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/16/131749269/puputan-
margarana-pertempuran-rakyat-bali-mengusir-belanda?page=all pada
Senin 15 Maret 2021, Pukul 12.10 WIB
Sobirin, Nanang, 2015, Pertempuran Medan Area Perang Panjang Setelah
Merdeka, Jakarta: Sindonews.com
https://daerah.sindonews.com/berita/1036151/29/pertempuran-medan-
area-perang-panjang-setelah-merdeka?showpage=all diakses pada Senin,
15 Maret 2021, pukul 12.52 WIB

20

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)


lOMoARcPSD|21183751

Tasnur, Irvan,. Muhammad Rijal Fadli. (2019). Republik Indonesia Serikat:


Tinjauan Historis Hubungan Kausalitas Peristiwa-Peristiwa Pasca
Kemerdekaan Terhadap Pembentukan Negara RIS (1945-1949). Jurnal
Pendidikan Sejarah dan Sejarah Candrasangkala Vol. 5, No. 2 (November
2019). UNTIRTA. diakses melalui
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/Candrasangkala/article/view/6599
pada 8 Maret 2021

Triyana, Henni. (2013). Perpindahan Ibukota Ri Dari Jakarta Ke Yogyakarta Pada


4 Januari 1946. AVATARA, e-Journal Volume1, No 2, Mei 2013
Pendidikan Sejarah UNESA. diakses melalui
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/2388
pada 8 Maret 2021

Untari, Sri.(2018) Skripsi. Pertarungan Dua Mata Uang: Uang Republik Dan
Uang Nica Pada Masa Revolusi Di Jakarta (1946-1950). 2018 Fakultas
Ilmu sosial: Universitas Negeri Jakarta. hlm 91 diakses melalui
https://core.ac.uk/download/pdf/223126557.pdf pada 8 Maret 2021

Wowor, Ben, 2015, Peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946, Jakarta:


kemendikbud.co.id, diakses dari
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulut/peristiwa-merah-putih-
14-februari-1946/ pada Senin 15 Maret 2021, Pukul 12.55 WIB
Zulkarnain dan Anisa Onifah.-. Keadaan Sosial Ekonomi Pasca Kemerdekaan
Indonesia. Artikel diakses dari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/197408092008121001/pendidikan/SOSI
AL+EKONOMI+INDONEDIA+PASCA+KEMERDEKAAN.pdf pada 8
Maret 2021

21

Downloaded by Hanif Saparrayana (saparrayanahanif12@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai