Konsep Dasar IPS Kelompok 9 Fix
Konsep Dasar IPS Kelompok 9 Fix
KEMERDAKAAN
Dosen Pengampu:
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
yang berjudul “PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MENCAPAI DAN
MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN” ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak
lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan daripihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
berguna dan dapat diambil hikmahnya untuk sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Nur Affni
Nelda Dwi Safitri
Sardialfiero
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………...i
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mempertahankan kemerdekaan. Dengan demikian, jika sebelumnya perlawanan
rakyat Indonesia ditujukan kepada tentara Jepang yang tidak bersedia
menyerahkan persenjataannya, maka sejak kedatangan tentara Sekutu dan tentara
Belanda, perlawanan heroik Bangsa Indonesia itu langsung ditujukan kepada
Sekutu dan Belanda dengan antekantek NICA (Netherland Indies Civil Affairs).
Setelah bala tentara Jepang diangkut ke negaranya, maka mulailah babak baru
perjuangan rakyat Indonesia, yaitu berhadapan dengan tentara Belanda NICA
sehingga terjadilah pristiwa-peristiwa heroik di Indonesia, seperti di Surabaya,
Bandung, Jakarta, Ambarawa, di Palembang dan lain-lain.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang melatarbelakangi perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Republik Indonesia?
2. Bagaimana Proses perjuangan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan
Republik Indonesia?
1.3 Manfaat Penelitian
1. Mengetahui latar belakang perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik
Indonesia.
2. Mengetahui proses perjuangan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan
Republik Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Perjuangan Rakyat Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Republik
Indonesia
1. Pertempuran Surabaya
4
Indonesia. Hingga, pagi di 10 November 1945, Sutomo atau yang dikenal dengan
Bung Tomo membakar semangat para pejuang.
Pekik kalimat 'Merdeka atau Mati' terus digaungkan oleh para pejuang.
Pertempuran pun pecah pada 10 November 1945. Banyak korban berjatuhan dari
pejuang Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.
Usai pertempuran ini, dukungan rakyat Indonesia dan dunia internasional
terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia semakin kuat. 10 November
kemudian diperingati setiap tahun sebagai Hari Pahlawan di Indonesia.
2. Pertempuran Ambarawa
Pada tanggal 20 Oktober 1945, tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigadir
Bethell mendarat di Semarang dengan maksud mengurus tawanan perang.
Kedatangan sekutu ini diboncengi oleh NICA. Namun, ketika pasukan Sekutu dan
NICA telah sampai di Ambarawa dan Magelang untuk membebaskan para
tawanan tentara Belanda, para tawanan tersebut justru dipersenjatai sehingga
menimbulkan kemarahan pihak Indonesia.
Pada tanggal 26 Oktober 1945 dikota Magelang terjadi pertempuran antara
pasukan TKR dengan pasukan gabungan Inggris dan NICA. Insiden tersebut
terhenti setelah Soekarno & Brigadir Bethell melakukan perundingan dan
memperoleh kata sepakat. Namun ternyata pihak sekutu mengingkari janji,
Sehingga pada tanggal 23 November 1945-11 Desember 1945 di Ambarawa
pecah pertempuran antara TKR & Sekutu.
Pada tanggal 12 Desember 1945 Pertempuran berkobar di Ambarawa.
Kol. Soedirman langsung memimpin pasukannya yang menggunakan taktik gelar
supit urang, atau pengepungan rangkap dari kedua sisi sehingga musuh benar-
benar terkurung. Setelah bertempur selama 4 hari.
Pada tanggal 15 Desember 1945 pertempuran berakhir, Indonesia berhasil
merebut Ambarawa dan Sekutu dibuat mundur. Kemenangan pertempuran ini kini
diabadikan dengan didirikannya “Monumen Palagan Ambarawa” dan
diperingatinya Hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika.
3. Bandung Lautan Api
5
Bandung Lautan Api adalah peristiwa dibumi hanguskannya kota
Bandung provinsi Jawa Barat pada 23 Maret 1946. Hal ini terjadi karena
mencegah tentara sekutu dan tentara Netherlands Indies Civiele Administration
(NICA) Belanda untuk dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas
strategis militer dalam perang Kemerdekaan Indonesia.
Pada awalnya, pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung
pada 12 Oktober 1945. Sejak semula hubungan sekutu (Inggris) dengan
pemerintah Indonesia sudah tegang, dimana mereka menuntut agar semua senjata
api yang ada di tangan penduduk kecuali Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
diserahkan kepada pihak sekutu.
Orang-orang Belanda yang baru dibebaskan dari tawanan mulai melakukan
tindakan-tindakan yang mulai mengganggu keamanan. Akibatnya, bentrokan
bersenjata antara Inggris dan TKR tidak dapat dihindari. Pada 21 November 1945
malam, TKR dan badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap
kedudukan-kedudukan Inggris di bagian utara yang digunakan sebagai markas.
Setelah penyerangan tersebut, maka MacDonald menyampaikan
ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Bandung Utara dikosongkan oleh
penduduk Indonesia termasuk pasukan bersenjata dengan alasan menjaga
keamanan. Namun, ultimatum ini tidak diindahkan oleh Tentara Republik
Indonesia (TRI), maka dikeluarkan kembali ultimatum kedua oleh Sekutu pada 23
Maret 1946 untuk mengosongkan seluruh kota Bandung.
Melihat peristiwa ini, pemerintah Republik Indonesia di ibukota Jakarta
menginstruksikan pengosongan Bandung agar tidak terjadi pertumpahan darah.
Hal ini justru mendorong TRI untuk melakukan operasi “bumi-hangus” karena
tidak rela bila Bandung dimanfaatkan oleh pihak sekutu dan NICA. Akhirnya,
pada 23 Maret 1946 Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Komanda Divisi III
TRI memerintahkan evakuasi kota Bandung.
TRI menyerang markas sekutu dan membakar habis Bandung selatan
sebelum meninggalkannya. Dimana-mana asap hitam mengepul membumbung
tinggi di udara dan semua listrik mati. Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan
rakyat setempat dengan maksud agar sekutu tidak dapat menggunakan Bandung
6
sebagai markas strategis militer. Pertempuran yang paling besar terjadi di Desa
Dayeuhkolot sebelah selatan Bandung, di mana terdapat gudang amunisi besar
milik tentara sekutu. Gudang tersebut berhasil diledakan menggunakan dinamit,
sehingga meledak dan terbakar. Kurang lebih pukul 24.00 Bandung selatan telah
kosong dari penduduk dan TRI tetapi api masih membumbung membakar kota,
sehingga Bandung pun menjadi lautan api. Pembumi-hangusan Bandung tersebut
dianggap merupakan strategi yang tepat dalam perang kemerdekaan Indonesia
karena kekuataan TRI dan milisi rakyat tidak sebanding dengan kekuatan pihak
sekutu dan NICA yang berjumlah besar. Peristiwa ini diabadikan oleh pemerintah
dengan membangun Monumen Bandung Lautan Api dan mengilhami Ismail
Marzuki dalam lagunya yang berjudul Halo Halo Bandung.
4. Agresi Militer Belanda I
7
Serangan Belanda yang berhasil menerobos pertahanan TNI ini membuat
TNI tersadar, bahwa dengan strategi pertahanan dengan kondisi pasukan dan
persenjataan yang kurang memadai hanya akan membuang-buang tenaga. Akhir
Agustus 1947, pasukan Siliwangi kembali menyusun kekuatan dengan
memanfaatkan kondisi alam atau medan pertempuran, di mana pasukan TNI lebih
menguasai medan tersebut dibanding Belanda. Selain itu, TNI juga menyusun
kekuatan pertahanan gerilya. Serangan gerilya ini ditujukan pada sektor-sektor
penting, seperti jalan-jalan penghubung, jalur logistic, dan pos Belanda. Pada
prakteknya, serangan gerilya yang dilakukan pasukan Siliwangi di Jawa Barat
mampu melumpuhkan usaha perkebunan yang merupakan sektor ekonomi penting
bagi Belanda. Kondisi ini kemudian membawa Indonesia dan Belanda bertemu
dalam perundingan di bawah pengawasan Komisi Tiga Negara (KTN) yang
dibentuk PBB tanggal 27 Agustus 1947. Perundingan dilakukan di atas kapal
perang Amerika US Renvile yang kemudian menghasilkan perjanjian Renville 17
Januari 1947.
8
TNI setempat. Hal pertama yang dilakukannya adalah dengan melakukan
propaganda antipemerintahan. Gerakan selanjutnya adalah aksi mogok kerja oleh
kaum buruh. Setelah itu mulai dilakukan penculikan dan pembunuhan tokoh-
tokoh negara. Adapun tokoh-tokoh yang dibunuh di antaranya ialah Kolonel
Sutarto, Gubernur Jawa Timur, RM Ario Soerjo dan dr. Moewardi. Puncak dari
pemberontakan itu terjadi pada 18 September 1948. Setelah Madiun ditaklukkan,
diumumkan berdirinya Republik Soviet Indonesia.
Untuk mengatasi kondisi Madiun yang kacau, pemerintah Indonesia pada 20
September 1948 mengirim pasukan yang dipimpin oleh Kolonel A.H. Nasution.Di
bawah komando Kolonel A.H. Nasution pasukan berhasil menumpas para
pemberontak. Amir dan Musso melarikan diri. Musso melarikan diri ke
Sumoroto, sebelah barat Ponorogo. Namun, jejak Musso terdeteksi dan dia
ditembak mati. Amir Syarifuddin dan para tokoh sayap kiri lainnya ditangkap dan
dijatuhi hukuman mati. Amir tertangkap di daerah Grobogan, Jawa Tengah.
6. Agresi Belanda II
Pasca kemerdekaan Indonesia, Belanda kembali datang dan melancarkan
sejumlah serangan. Serangan ini dinamakan Agresi Militer Belanda. Terdapat dua
kali serangan yang dilakukan terhadap Indonesia yakni Agresi Militer Belanda I
atau Operatie Product dan Agresi Militer Belanda II atau Operatie Kraai alias
Operasi Gagak. Setelah gagal dengan agresi militer yang pertama pada 21 Juli - 5
Agustus 1947, Belanda kembali menyerang Indonesia setahun kemudian.
Agresi Militer Belanda II adalah serangan yang dilancarkan Belanda pada
19-20 Desember 1948. Operasi Gagak ini berawal dari serangan di Yogyakarta
yang saat itu merupakan ibu kota dan pusat pemerintahan Indonesia. Serangan
pun meluas ke sejumlah kota di Jawa dan Sumatera.
Tujuan Agresi Militer Belanda II adalah untuk melumpuhkan pusat
pemerintahan Indonesia sehingga Belanda bisa menguasai Indonesia kembali.
Belanda ingin merebut kekayaan alam yang ada di Indonesia untuk
menumbuhkan perekonomian negaranya yang hancur setelah kalah dalam Perang
Dunia II. Dalam Agresi Militer Belanda II, pasukan militer Belanda awalnya
menyerang Pangkalan Udara Maguwo agar bisa masuk ke Yogyakarta. Belanda
9
menggempur pangkalan udara itu secara tiba-tiba melalui serangan udara. Setelah
Pangkalan Udara Maguwo lumpuh, Belanda dengan cepat menguasai Yogyakarta.
Pemimpin Indonesia saat itu, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad
Hatta ditangkap. Belanda juga menangkap sejumlah tokoh seperti Sutan Sjahrir,
Agus Salim, Mohammad Roem, dan AG Pringgodigdo. Mereka diterbangkan ke
tempat pengasingan di Pulau Sumatera dan Pulau Bangka. Sebelum ditangkap,
Presiden Soekarno sempat membuat surat kuasa kepada Menteri Kemakmuran
Syafruddin Prawiranegara untuk membuat pemerintahan darurat sementara.
Soekarno memberikan mandat kepada Syafruddin untuk membentuk
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Peralihan pemerintahan ini bertujuan agar Republik Indonesia tidak berhenti dan
terus menyusun strategi melawan Belanda.
Presiden Soekarno juga sudah membuat rencana cadangan seandainya
Pemerintahan Darurat ini gagal menjalankan tugas pemerintahan. Soekarno
membuat surat kepada Duta Besar RI di New Delhi, India, Sudarsono, Menteri
Keuangan AA Maramis dan staf Kedutaan RI LN Palar untuk membentuk Exile
Government of Republic Indonesia di New Delhi, India. Exile Government adalah
pemerintah resmi suatu negara yang karena alasan tertentu tidak dapat
menggunakan kekuatan legalnya. Namun, rencana ini tak jadi dilakukan karena
PDRI berhasil membentuk pemerintahan sementara pada 22 Desember 1948.
Sejak saat itu, tokoh-tokoh PDRI menjadi incaran Belanda. Namun, PDRI tak
gentar dan menyusun sejumlah perlawanan dengan membentuk lima wilayah
pemerintahan militer di Sumatera yakni di Aceh, Tapanuli, Riau, Sumatera Barat,
dan Sumatera Selatan. Perlawanan terhadap belanda juga dibantu berbagai laskar
di Jawa. Serangan Belanda yang terus digencarkan justru mendapat kecaman dari
dunia internasional. PBB mendesak Belanda membebaskan pemimpin Indonesia
dan kembali memenuhi Perjanjian Renville. Belanda pun membebaskan Soekarno
dan Hatta pada 6 Juli 1949. Pemerintahan pun kembali pulih pada 13 Juli 1949.
Belanda dan Indonesia juga merundingkan perjanjian Roem Royen.
10
B. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Melalui Diplomasi
1. Perjanjian lingarjati (15 November 1946 – 25 Maret 1947)
Hasil Perundingan: 1. Belanda mengakui secara de facto wilayah
Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan Madura. 2. Belanda
harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
3. Pihak Belanda dan Indonesia Sepakat membentuk negara RIS. 4.
Dalam bentuk RIS Indonesia harus tergabung dalam Commonwealth
/Persemakmuran. Perjanjian Linggarjati ini menimbulkan pro dan
kontra di kalangan masyarakat Indonesia.
Pelanggaran Perjanjian Pelaksanaan hasil perundingan ini tidak
berjalan mulus. Pada tanggal 20 Juli 1947, Gubernur Jendral H.J. van
Mook akhirnya menyatakan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan
perjanjian ini, dan pada tanggal 21 Juli 1947, meletuslah Agresi
Militer Belanda I.
2. Perjanjian Renville (8 Desember 1947 – 17 Januari 1948)
Perjanjian ini dilakukan antara Indonesia dan Belanda yang
ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 di atas kapal perang
Amerika Serikat (USS Renville), yang berlabuh di pelabuhan Tanjung
Priok, Jakarta. Perundingan dimulai pada tanggal 8 Des’47 dan
ditengahi oleh Komisi Tiga Negara (KTN), yang terdiri dari Amerika
Serikat, Australia, dan Belgia.
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Amir Syarifuddin. Delegasi
Kerajaan Belanda dipimpin oleh R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo.
Hasil Perundingan : 1. Belanda hanya mengakui Jawa tengah,
Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian wilayah Republik
Indonesia. 2. Disetujuinya sebuah garis yang memisahkan wilayah
Indonesia dan daerah pendudukan Belanda. 3. TNI harus ditarik
mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di
Jawa Barat dan Jawa Timur .
3. Perjanjian Roem-Roijen (14 april 1949 – 7 Mei 1949)
11
Perjanjian ini dimulai pada tanggal 14 April1949 dan akhirnya
ditandatangani pada tanggal 7 Mei1949 di Hotel Des Indes, Jakarta.
Namanya diambil dari kedua pemimpin delegasi, Mohammad Roem
dan Herman van Roijen. Maksud pertemuan ini adalah untuk
menyelesaikan beberapa masalah mengenai kemerdekaan Indonesia
sebelum KMB di Den Haag
Hasil pertemuan ini adalah: 1) Angkatan bersenjata Indonesia akan
menghentikan semua aktivitas gerilya. 2) Pemerintah Republik
Indonesia akan menghadiri KMB 3) Pemerintah Republik Indonesia
dikembalikan ke Yogyakarta 4) Angkatan bersenjata Belanda akan
menghentikan semua operasi militer dan membebaskan semua
tawanan perang
4. Konferensi Meja Bundar (23 Agustus 1949 – 2 November 1949)
Hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah:
1) Belanda mengakui RIS sebagai negara merdeka dan berdaulat.
2) Status Irian Barat diselesaikan dalam waktu setahun sesudah
pengakuan kedaulatan.
3) Akan dibentukUni Indonesia-Belanda.
4) RIS mengembalikan hak milik belanda dan memberikan hak
konsesi dan izin baru utk perusahaan-perusahaan Belanda.
5) Pengambil alihan hutang Hindia Belanda oleh Republik Indonesia
Serikat
12
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan
seluruh bangsa. Maka tentu jika berbicara mengenai terbentuknya negara
Indonesia akan banyak sekali peristiwa yang muncul di dalamnya, baik itu
sebelum kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan. Selain banyaknya
peristiwa, muncul pula tokoh-tokoh yang cukup berperan baik dalam
memperjuangkan kemerdekaan RI maupun mempertahankan kemerdekaan
ini. Tokoh-tokoh besar seperti Soekarno, Moh. Hatta, Sultan Sjahrir, Soetomo,
Mohammad Roem, Agus salim adalah sedikit dari banyaknya tokoh lain yang
cukup kita ketahui perannya dalam menopang kemerdekaan ini.
Pasca mendapatkan kemerdekaannya, Indonesia justru dihadapkan
kembali pada masa-masa sulit tetapnya pada masa revolusi fisik. Kedatangan
kembali tentara Belanda ke Indonesia membuat Indonesia harus
mempertahankan kemerdekaannya dari bangsa lain yang saat itu berusaha
untuk merebutnya dan bahkan tidak mengakui akan merdekanya negara
Indonesia. Tentara Belanda berupaya untuk menjajah kembali Indonesia, dan
untuk menguasai Indonesia setelah menyerahnya Jepang dalam Perang Dunia
II. Karena itu Belanda menolak mengakui kemerdekaan Indonesia dan datang
kembali ke Indonesia dengan membonceng pasukan Sekutu. Kedatangan
tentara Sekutu ini mulanya disambut baik oleh Indonesia. Namun, setelah tahu
bahwa mereka diboncengi oleh NICA (Netherlands Indies Civiele
Administration), yang secara terang-terangan ingin menegakkan kembali
kekuasaannya di Nusantara, bangsa Indonesia mulai melakukan perlawanan.
Itulah mengapa, perlawanan terhadap penjajah masih terus dilakukan setelah
proklamasi kemerdekaan Indonesia.
b. Saran
Pertama, tulisan ini dapat dijadikan sumber bacaan untuk menambah
pengetahuan mengenai tokoh-tokoh pahlawan nasional yang mempunyai
13
peranan penting dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan
Republik Indonesia. Nilai-nilai teladan dan semangat persatuan yang ada
dalam tokoh-tokoh perjuangan ini semoga dapat dijadikan pembelajaran bagi
para mahasiswa agar dapat dijadikan salah satu referensi sebagai beberapa
tokoh-tokoh diplomasi yang lahir dari masa pergerakan nasional hingga pasca
kemerdekaan.
Kedua, dengan adanya pemikiran Nasionalisme dari para tokoh yang
menjujung tinggi nilai-nilai kesatuan diharapkan mampu menjadi sumber
inspirasi untuk seluruh masyarkat, agar tetap menjaga nilai-nilai persatuan dan
silahturami diantara warga negara Indonesia.
14
DAFTAR PUSTAKA
Sejarah Agresi Militer Belanda II: Tujuan dan Kronologi. (22 Juli 2021).
Dasman, B. (n.d.). Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 6 Halaman 80 dan 81: Isi Perjanjian Linggarjati
dan Perjanjian Renvile. https://kupang.tribunnews.com/2020/09/11/kunci-jawaban-tema-
2-kelas-6-halaman-80-dan-81-isi-perjanjian-linggarjati-dan-perjanjian-renvile?page=2.
Farida, I. (28 desember 2020). Sejarah Singkat Peristiwa Bandung Lautan Api.
Indonesia, C. (16 Juli 2021). Sejarah Pertempuran Ambarawa setelah Kemerdekaan Indonesia.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210714150153-31-667646/sejarah-
pertempuran-ambarawa-setelah-kemerdekaan-indonesia.
Sahroji, A. (15 November 2017). Peristiwa Linggarjati, Sebuah Perjanjian yang Dikhianati.
15