Narasumber
Number 8
Progress Done
SKDI 3A
DD/
2. Ileus Obstruktif (ec. hernia, ca rectal, ca kolon) : pasien masih bisa buang angin
tp sedikit → kemungkinan sisa
3. Ileus Paralitik : pasien masih bisa dan banyak/sering buang angin, nyeri
beberapa menit
6. Iskemi
7. Perdarahan
8. Cedera
DD/ Akhir
1. Anamnesis:
Ileus Obstruktif 1
Perut kembung mendadak, semakin lama semakin membesar, nyeri
semakin berat dan lama,mual dan muntah → Ileus obstruksi
Timbul benjolan di lipat paha, riwayat benjolan dilipat paha kanan sejak 5
tahun lalu →hernia inguinalis
2. Pemeriksaan Fisik:
Hipotensi (krn dehidrasi dari mual muntah), takikardi (krn nyeri kolik/hilang
timbul dgn intensitas lama), takipneu (krn diafragma terdorong ke atas →
nafas terganggu)
3. Pemeriksaan Penunjang
Foto Polos Abdomen atau Rontgen Abdomen dengan 2-3 posisi (terlentang,
tegak, left, lateral decubitus)
ETIOLOGI
Ileus Obstruktif 2
1. Anatomi
Kanalis Inguinalis
Batas Dinding :
Pintu :
MPO : area dgn kekuatan lemah pada perut anterior bawah (sering terjadi
hernia inguinalis)
Batas MPO
Ileus Obstruktif 3
4. Lateral : M. Iliopsoas
2. Histologi
KOMPLIKASI
Pencegahan
Ileus Obstruktif 4
1. Pre-Operatif : mempertahankan bb ideal, konsumsi makanan tinggi serat, hindari
hal2 yang meningkatkan tekanan intraabdomen, segera lakukan reposisi
1. Analgetik (Ketoprofen)
3. PPI (Omeprazole)
Resep
RL 500 ml No. I
S imm
S 3 dd 1
S 1 dd 1
S 2 dd 1
S 3 dd 1
Non-Farmakologi
Ileus Obstruktif 5
1. Airway : Clear
O2 dgn nasal kanul 2-4 L/menit, pasang pulse oximeter u/ monitoring saturasi
oksigen
Pada kasus disimpulkan terjadi ileus obstruksi yang dapat menyebabkan gangguan
sirkulasi
PROGNOSIS
QAF : dab
karena spasien usia tua, ada dehidrasi, perlu penanganan segera (resusitasi cairan),
dan ada gejala abdomen. sehingga prognosis bergantung pada tatalaksana yang
diberikan kepada pasien. Sehingga kami memilih dubia ad bonam.
BHP
Segala tindakan yang akan dilakukan oleh dokter kepada pasien, harus melalui
persetujuan dan informed consent jika mengungkinkan (karena pasien dalam
keadaan gawat darurat), hal tersebut dapat dilakukan kepada pasien langsung
karena masih dalam keadaan sadar atau ke keluarga yang menemaninya.
Ileus Obstruktif 6
Kondisi: kapabel untuk mengambil keputusan
Dokter harus segera menangani kondisi gawat darurat pasien untuk membuat
prognosis pasien menjadi lebih baik.
Menjelaskan keuntungan dan kerugian yang pasien akan dapatkan dari tindakan
yang akan dilakukan, rujuk pasien setelah keadaan stabil ke dokter spesialis bedah
untuk dilakukannya penatalaksanaan lanjutan yang dibutuhkan oleh pasien.
Perujukan diperlukan dokter spesialis bedah untuk terapi pembedahan segera
Ileus Obstruktif 7