Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rahimah

Nim : 2008016108
Kelas :C
Mata Kuliah : Hukum Perlindungan Konsumen
Dosen : Irma Suriyani S.Ag, M.Ag

Jawaban analisis Hukum mengenai pelanggaran Hak konsumen

Mengenai kasus diatas,Hukum berfungsi untuk memberikan kepastian


hukum serta perlindungan hukum bagi pihak yang dirugikan yaitu disini
adalah Achmad supardi selaku konsumen atau pembeli.Indonesia
memiliki undang-undang yang mengatur akan hal tersebut yaitu Undang-
Undang Perlindungan konsumen Nomor 8.Terdapat 3 pasal yang
dilanggar Lazada yaitu pasal 9, pasal 10 dan pasal 16.Kemudian terdapat
juga pasal 21 huruf a UU ITE yang berisikan pertanggung jawaban dari
pihak yang melakukan wanprestasi
Mengenai kasus diatas,Hukum berfungsi untuk memberikan kepastian
hukum serta perlindungan hukum bagi pihak yang dirugikan yaitu disini
adalah Achmad supardi selaku konsumen atau pembeli.Indonesia
memiliki undang-undang yang mengatur akan hal tersebut yaitu Undang-
Undang Perlindungan konsumen Nomor 8.Terdapat 3 pasal yang
dilanggar Lazada yaitu pasal 9, pasal 10 dan pasal 16.Kemudian terdapat
juga pasal 21 huruf a UU ITE yang berisikan pertanggung jawaban dari
pihak yang melakukan wanprestasi
1. Analisa kasus diatas,Hukum berfungsi untuk memberikan kepastian hukum serta
perlindungan hukum bagi pihak yang dirugikan yaitu disini adalah Achmad supardi selaku
konsumen atau pembeli.Indonesia memiliki undang-undang yang mengatur akan hal tersebut
yaitu Undang-Undang Perlindungan konsumen Nomor 8.Terdapat 3 pasal yang dilanggar
Lazada yaitu pasal 9, pasal 10 dan pasal 16.Kemudian terdapat juga pasal 21 huruf a UU ITE
yang berisikan pertanggung jawaban dari pihak yang melakukan wanprestasi. Dan kasus
tersebut masuk dalam undang undang Perlindungan konsumen nomor 8 tahun 1999 pasal
9,pasal 10,dan pasal 16 dan dapat dikenakan sanksi sesuai pasal 62 dan 63.
 Bahwa isi dari pasal 9 adalah pelaku usaha dilarang menawarkan,memproduksi,atau
mengiklankan suatu barang dan jasa secara tidak benar,atau seolaholah barang
tersebut telah memenuhi potongan harga ,harga khusus,standar mutu dan
menggunakan kata berlebihan seperti aman,murah,serta menawarkan sesuatu yang
belum pasti.
 Di dalam pasal 16 telah dinyatakan jelas “pelaku usaha di dalam menjual barang atau
jasa dilarang untuk tidak menepati janji”.Dalam kasus ini pihak Lazada melakukan
ingkar janji atas penjual barang tersebut yang sudah dibayar
 Pihak Lazada juga melanggar pasal 28 Ayat 1 UU ITE yang mengatakan “ setiap
orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi
elektronik”.Jelas konsumen merasa dirugikan dengan manipulasi harga dan merasa
tidak puas dengan apa yang dikembalikan oleh pihak Lazada.
 Terlihat jelas terdapat unsur kesengajaan yang dilakukan oleh pihak Lazada.Dengan
menurunkan harga motor tersebut dan berpura -pura menjualnya.Motif yang dapat
dilihat adalah pihak Lazada melakukan wanprestasi terhadap achmad
supardi.Kemudian mengambil keuntungan dari voucher yang dimiliki oleh achmad
supardi.Bahwa sesuai dengan pasal 45 ayat 2,pihak Lazada dapat dikenakan pidan
penjara paling lama 6 tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000. ( satu miliar
rupiah).

2. 8 temuan TPF BPKN terkait GGAPA (Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal)
1) Ketidakharmonisan komunikasi dan koordinasi antar instansi di sektor kesehatan dan
farmasi dalam penanganan lonjakan kasus GGAPA
2) Ada kelalaian otoritas sektor kefarmasian dalam pengawasan bahan baku obat dan
peredaran obat. BPKN menyimpulkan ada kelalaian instansi dalam pengawasan
bahan baku obat dan peredaran produk obat
3) Penindakan oleh penegak hukum yang dilakukan kepada industri farmasi tidak
transparan. BPKN menilai ada ketidakadilan karena ada korporasi yang sudah jadi
tersangka dan belum
4) Tidak ada protokoler khusus penanganan krisis terkait persoalan darurat di sektor
kesehatan seperti lonjakan kasus GGAPA
5) Belum ada kompensasi yang diberikan kepada keluarga korban GGAPA dari pihak
pemerintah
6) Belum ada pemberian ganti rugi kepada korban GGAPA dari pihak industri farmasi.
BPKN menyebut pihak industri farmasi belum ada tanda-tanda memberikan ganti
rugi terhadap korban GGAPA
7) Bahan kimia EG dan DEG merupakan termasuk kategori berbahaya bagi kesehatan
8) Belum dilibatkan instansi lembaga perlindungan konsumen dalam permasalahan
sektor kesehatan karena korbannya konsumen.

Anda mungkin juga menyukai