Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 3 :

1. Harazi munandar
2. Moh Aditya
3. Muhammad puri sufiyanto

UNDANG – UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

Di Indonesia, dasar hukum yang menjadikan seorang konsumen dapat mengajukan perlindungan
adalah:

 Undang Undang Dasar 1945 Pasal 5 ayat (1), Pasal 21 ayat (1), Pasal 27, dan Pasal 33.
 Undang Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 1999 No. 42 Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia
No. 3821
 Undang Undang No. 5 tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan
Usaha Usaha Tidak Sehat.
 Undang Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbritase dan Alternatif Penyelesian
Sengketa
 Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan Pengawasan dan
Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen
 Surat Edaran Dirjen Perdagangan Dalam Negeri No. 235/DJPDN/VII/2001 Tentang
Penangan pengaduan konsumen yang ditujukan kepada Seluruh dinas Indag
Prop/Kab/Kota
 Surat Edaran Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri No. 795 /DJPDN/SE/12/2005
tentang Pedoman Pelayanan Pengaduan Konsumen.

UU Perlindungan Konsumen juga menyebut tentang hak mendapatkan pembinaan dan


pendidikan konsumen serta hak diperlakukan secara benar dan jujur tanpa diskriminasi. Anda
juga berhak memperoleh kompensasi, ganti rugi atau penggantian apabila barang atau jasa yang
diterima tidak sesuai janji.
Dalam Pasal 46 ayat 1 UU Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999, dinyatakan bahwa
Gugatan atas pelanggaran pelaku usaha dapat dilakukan oleh:

Seorang konsumen yang dirugikan atau ahli waris yang bersangkutan;


Kelompok konsumen yang mempunyai kepentingan yang sama;
Lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang memenuhi syarat, yaitu berbentuk
badan hukum atau yayasan, yang dalam anggaran dasarnya menyatakan dengan tegas bahwa
tujuan didirikannya organisasi tersebut adalah untuk kepentingan perlindungan konsumen dan
telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran dasarnya;
pemerintah dan/atau instansi terkait apabila barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau
dimanfaatkan mengakibatkan kerugian materi yang besar dan/atau korban yang tidak sedikit.
Dalam ketentuan UU Perlindungan Konsumen pada pasal tersebut, dijelaskan bahwa konsumen
dapat melakukan tuntutan kepada pelaku usaha pengembang perumahan secara individu,
kelompok, atau lembaga swadaya masyarakat juga pemerintah, baik di dalam lingkungan
pengadilan maupun di luar pengadilan.
1. Undang Undang No 8 Tahun 1999 Mengenai UU Perlindungan Konsumen.
Sejak 20 April 1999, UU Perlindungan Konsumen yang diatur dalam UU no 8 Tahun 1999
atau Undang Undang Perlindungan Konsumen (UUPK) mulai sah diberlakukan. Undang-undang
ini mengatur secara rinci tentang pemberian perlindungan kepada konsumen dalam rangka
pemenuhan kebutuhannya sebagai konsumen.
Berdasarkan ketentuan UU Perlindungan Konsumen pasal 1 ayat 1 UU no 8 tahun 1999
definisi perlindungan konsumen meliputi seluruh upaya untuk memastikan kepastian hukum
demi memberikan perlindungan kepada konsumen.

Ada lima asas yang dianut dalam ketentuan UU Perlindungan Konsumen no 8 tahun 1999 pasal
2 yaitu manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan konsumen, serta kepastian
hukum. Seperti dilansir dari JurnalHukum.com, perlindungan ini mencakup proteksi agar
konsumen tidak memperoleh barang dan atau jasa yang tidak sesuai dengan kesepakatan atau
melanggar ketentuan undang-undang, serta perlindungan terhadap syarat-syarat yang tidak adil
bagi

Dengan demikian, UU Perlindungan Konsumen no 8 tahun 1999 merupakan landasan hukum


yang kuat bagi pemerintah serta lembaga swadaya masyarakat yang peduli akan konsumen
Indonesia untuk melakukan upaya pemberdayaan konsumen melalui pembinaan dan pendidikan
konsumen secara merata. UU Perlindungan Konsumen ini juga berlaku dalam proses jual-beli
properti. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Anda dapat melakukan jual-beli di
situs yang terpercaya.
Di Indonesia, dasar hukum yang menjadikan seorang konsumen dapat mengajukan
perlindungan adalah:

Undang Undang Dasar 1945 Pasal 5 ayat (1), Pasal 21 ayat (1), Pasal 27, dan Pasal 33.
Undang Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 1999 No. 42 Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia No.
3821
Undang Undang No. 5 tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha
Usaha Tidak Sehat.
Undang Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbritase dan Alternatif Penyelesian Sengketa
Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan Pengawasan dan Penyelenggaraan
Perlindungan Konsumen
Surat Edaran Dirjen Perdagangan Dalam Negeri No. 235/DJPDN/VII/2001 Tentang Penangan
pengaduan konsumen yang ditujukan kepada Seluruh dinas Indag Prop/Kab/Kota
Surat Edaran Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri No. 795 /DJPDN/SE/12/2005
tentang Pedoman Pelayanan Pengaduan Konsumen. Kalau takutnya kurang tinggal bener² in
ataupun ditambahin lagi aja bang takutnya ada yg salah.

SUMBER
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perlindungan_konsumen
https://www.rumah.com/panduan-properti/mengenal-undang-undang-no-8-tahun-1999-untuk-
perlindungan-konsumen-18089#:~:text=UU%20Perlindungan%20Konsumen%20juga
%20menyebut,yang%20diterima%20tidak%20sesuai%20janji

Anda mungkin juga menyukai