BIDANG KEAHLIAN
TEKNOLOGI DAN REKAYASA
PROGRAM KEAHLIAN
TEKNIK OTOMOTIF
KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN OTOMOTIF
Buku I
i
LEMBAR PENETAPAN
Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif Kelas XII ditetapkan untuk diberlakukan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya atas
berkat, rahmat, dan hidayahNya sehingga SMK Permata Nusantara telah dapat
menyelesaikan penyusunan dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
merupakan pengembangan kurikulum yang sudah ada oleh Tim Pengembang Kurikulum
dengan melibatkan seluruh Dewan Guru untuk Paket Keahlian Teknik Teknik Kendaraan
Ringan Otomotif, komite sekolah dan unsur dari dunia indutri/dunia usaha. Diharapkan
menjadi pedoman pembelajaran pada tahun pelajaran 2023/2024.
Penyusunan Kurikulum SMK Permata Nusantara ini dilakukan dengan maksud untuk
penyesuaian dengan perkembangan kebijakan Pemerintah tentang pendidikan dan
kurikulum 2013 yang diberlakukan..
Kurikulum SMK Permata Nusantara tahun pelajaran 2023/2024 ini merupakan hasil
penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum tahun pelajaran 2022/2023.
Kurikulum ini, dimaksudkan sebagai pedoman sekaligus acuan bagi tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan di SMK Permata Nusantara dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
sesuai dengan hasil analisis konteks dan anlisis kondisi riil terhadap tenaga pendidik dan
keadaan sarana-prasarana yang ada.
Dalam melakukan penyusunan Kurikulum SMK Permata Nusantara, kami telah
mendapat bantuan dari pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, untuk itu
pada kesempatan ini kami menghaturkan rasa terima kasih serta penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada seluruh unsur yang telah membantu kami dalam menyusun dan
menyelesaikan buku ini.
Penyusunan Kurikulum ini telah diupayakan secara maksimal dengan mengungkap
dan memperhatikan sumber daya yang dimiliki, namun kami menyadari bahwa hasil
penyusunan Kurikulum SMK Permata Nusantara ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan guna penyempurnaan
diwaktu-waktu yang akan datang. Terima kasih.
iii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 7
B. Dasar Hukum ............................................................................................ 15
C. Tujuan Pengembangan KTSP.................................................................... 17
iv
Bab IV Pengaturan Perencanaan, Pelaksanaan, dan Penilaian
A. Penyelarasan Kurikulum........................................................................... 203
B. Pengaturan Perencanaan Pembelajaran................................................. 215
1. Pengaturan / pengelolaan Silabus.................................................... 215
2. Pengaturan / pengelolaan RPP........................................................ 223
C. Pengaturan Pelaksanaan Pembelajaran.................................................. 226
1. Pembelajaran sistem
Blok.................................................................... 228
2. Pelaksanaan
PKL.................................................................................. 229
3. Pelaksanaan model
Pembelajaran........................................................ 233
4. Pembelajaran berbasis
Kewirausahaan................................................. 237
5. Pelaksanaan Budaya
Kerja................................................................... 237
D. Pengaturan Penilaian Pembelajaran............................................................ 239
1. Penilaian Hasil Belajar.......................................................................... 239
2. Penilaian PKL........................................................................................ 240
3. Penilaian UKK........................................................................................ 241
4. Sertifikasi Kompetensi........................................................................... 241
5. Penilaian Akhir Semester.....................................................................
6. Penilaian Akhir Tahun..........................................................................
7. Ujian Kompetensi Keahlian...................................................................
8. Ujian Sekolah.......................................................................................
9. Skor Ketuntasan Minimal...................................................................... 242
10. Ketentuan Remidial dan Pengayaan...................................................... 247
11. Pengolahan Hasil Penilaian.................................................................... 249
12. Kriteria Kenaikan Kelas........................................................................... 257
13. Kriteria Kelulusan.................................................................................... 257
14. Sistem penjaminan mutu penilaian......................................................... 258
v
BAB VI. PENUTUP ...................................................................................................... 167
LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP) adalah kurikulum yang disusun dan
ditetapkan oleh satuan pendidikan sebagai bagian dari perencanaan dan menjadi pedoman bagi
seluruh warga sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah. . Kualitas Kurikulum
menentukan kualitas proses pendidikan. Kurikulum adalah keseluruhan program aktivitas
pembelajaran baik terstruktur maupun hidden yang terdokumentasi dengan rapi, digunakan
sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran untuk memberikan berbagai pengalaman belajar
bermakna dan berdampak bagi peserta didik dan diatur oleh sekolah.Pengalaman belajar harus
terprogram dan berpusat pada peserta didik “student is the central focus of the curriculum”.
Keluasan dan kedalaman level kompetensi sebagai pengalaman dan aktivitas pembelajaran
terstruktur dan terukur dengan baik.
7
Teaching Factory (TEFA) adalah pembelajaran yang berorientasi produksi dan bisnis.
Pembelajaran melalui TEFA adalah proses penguasaan keahlian atau keterampilan yang
dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk
menghasilkan produk atau jasa yang dipesan oleh konsumen.
Kondisi sebenarnya, program ini belum berjalan secara optimal.
Hambatan yang ditemui dalam kegiatan pembelajaran pada pelaksanaan teaching factory
adalah pada sosialisasi pembelajaran teaching factory .
b. Pemenuhan Perangkat Operasional
Pada saat ini sekolah banyak yang sarananya belum memadai. Kalaupun ada yang
memadai, peralatan yang dipakai belum sesuai dengan standar yang di pakai di industri.
Oleh karena itu SMK Permatan Nusantara terus berusaha agar SMK dan Industri bisa
melakukan sinkronisasi kaitannya dengan sarana. Sehingga diharapkan sarana di SMK
Permata Nusantara bisa sesuai dengan kebutuhan dan standar yang ada di Industri.
c. Pengembangan LSP-P1 dan perluasan aspek sertifikasi keahlian siswa
Pada saat ini, belum semua kompetensi keahlian memiliki skema sertifikasi. Banyak LSP
P1 di Jawa Tengah belum bisa mengakomodir semua program keahlian yang ada di
sekolah tersebut. Keterbatasan jumlah asesor dan jumlah SMK yang terlisensi oleh BNSP
untuk menjadi LSP P1 juga menghambat proses sertifikasi. Oleh karena itu SMK Permata
Nusantara berusaha melaksanakan LSP P2 yang bisa mengakomodir seluruh kompetensi
keahlian dan juga bisa mensertifikasi tenaga pendidiknya.
d. Peningkatan peran industri dalam pengembangan guru dan praktek kerja industri
siswa
Pada saat ini, peran industri terkait dengan pengembangan kompetensi guru dan PKL
SMK Permata Nusantara , bagi siswa sudah ada perkembangan lebih baik. Ada beberapa
hal yang menjadi catatan yaitu masih dijumpai beberapa industri belum proaktif di dalam
pengelolaan magang guru dan PKL siswa, seolah-olah kegiatan ini merupakan kebutuhan
sekolah sepenuhnya, padahal mestinya kegiatan ini juga berkontribusi terkait dengan
pengembangan industri. Bila output SMK kompeten, berarti pihak industri akan terbantu
dalam masa training pegawai baru.
8
Pada saat ini peran kumite sekolah untuk mendukung kegiatan sekolah dengan adanya
Permendikbud No. 75 tahun 2016 akan mulai berperan aktif, namun masih terbatas pada
penggalian dana, itupun masih dijumpai sebagian orang tua enggan untuk berkontribusi
terhadap sekolah dikarenakan adanya isu sekolah gratis.
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang
meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan
perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia
tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas).
Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada
saat angkanya mencapai 70%.
Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan
agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan
menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui
pendidikan agar tidak menjadi beban.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu
yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,
kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat
internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan
perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern
seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN
Free Trade Area (AFTA).Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan
ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta
mutu,investasi,dantransformasibidangpendidikan.
Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student
Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak
Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS
dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS
dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
9
c. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada
peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang
dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran
interaktif (interaktif guru-peserta didik masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media
lainnya);
3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat
menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh
melalui internet);
4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa
aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);
5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
6) pola pembelajaranalat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
7) pola pembelajaranberbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran
ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar
mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menegah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan (KTSP,
Permendikbud 61 tahun 2014).
Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelolasebagai
berikut:
1) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tatakerja yang bersifat
kolaboratif;
2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala
sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
3) penguatansaranadan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.
e. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang
relevan bagi peserta didik.
Upaya SMK Permata Nusantara untuk pencapaian tantangan kondisi saat ini :
10
1. Revitalisasi Kurikulum
a. Sikronisasi kurikulum berbasis industri
b. Penguatan Softskill
c. Penguatan kompetensi ledership dalam mata pelajaran kewirausahaan
d. Penyelarasan kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan
e. Penguatan strategi implementasi kurikulum
f. Penyelerasan standar kompetensi dan sertifikasi keahlian
g. Integrasi intra, ko dan ekstrakurikuler untuk penguatan karakter produktif dan kreatif
h. Penyelarasan kurikulum bermuatan lokal
i. Penguatan literasi TIK
j. Penyelarasan kurikulum dengan perkembangan DU/DI
k. Penyelarasan materi ajar muatan Nasional, Muatan kewilayahan dan Muatan
peminatan kejuruan.
2. Revitalisasi Inovasi Pembelajaran
a. Penerapan budaya industri
b. Menambah kompetensi ledership dalam dalam pengelolaan usaha kecil
c. Guru tamu dari alumni yang sudah berhasil dan dari industri
d. Peningkatan peran industri dalam pemagangan guru dan praktik kerja industri siswa
e. Resource sharing dan pengembangan dual sistem
f. Optimalisasi peran perguruan tinggi dalam riset dan pengembangan SMK
g. Peminatan keberhasilan lulusan di DU/DI
h. Penguatan tata kelola PKL
i. Pengembangan PJBL sebagai mainstrem model pembelajaran kecakapan Abad ke-21
j. Pengembangan sistem evaliasi dan Uji kompetensi
k. Pengembangan model dan metode pembelajaran Student Center
l. Pengembangan theacing Factory dan Buisner Center sebagai pusat kreatifitas dan
Inovasi
3. Revitalisasi Profesional Guru dan Tendik
a. Diklat di lanjutkan Sertifikasi kompetensi guru produktif
b. Magang guru di Industri
c. Bintek pengembangan pembelajaran Abad 21 bagi guru dan GTK
d. Peningkatan Profesionalisme tendik
e. Pengembangan kompetensi guru
f. Rekrutmen dan sertifikasi pendidik dari industri sebagai guru dan instruktur di sekolah
g. Tes program pendidikan guru Berkeahlian ganda
4. Revitalisasi Standarisasi dan Optimalisasi Sarana dan Prasarana
a. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana utama laboratorium melalui pengadaan oleh
sekolah
11
b. Pemenuhan standar sarpras utama melalui Resource sharing dengan DU/DI
5. Revitalisasi Tata Kelola Kelembagaan
a. Mengupayakan regulasi adanya payung hukum
b. Pembentukan kelas industri
c. Optimalisasi Bursa Kerja Khusus (BKK)
d. Membangun jejaring Alumni
e. Refocusing sekolah
f. Pengembangan LSP-P1 dan perluasan akses sertifikasi keahlian siswa
g. Pengendalian dan penataan program keahlian sesuai dengan kebutuhan pembangunan
h. Pemenuhan perangkat operasional
i. Pembuatan Data Base kelulusan
j. Manajemen mutu dan kontrol implementasi
k. Optimalisasi peran komite sekolah
6. Revitalisasi Kimitraan SMK Permata Nusantara dengan DU/DI dan Steakholder
a. Perluasan ruang lingkup kerjasama
b. Peningkatan peran Industri dalam pemagangan atau prektik kerja industri
c. Optimalisasi peran perguruan tinggi dalam riset dan pengembangan SMK
d. Optimalisasi peran industri dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum SMK
dan Industri
e. Penyerapan tenaga kerja lulusan SMK oleh DU/DI
f. Pengembangan Teaching Factory dan Buisnes Centre
g. Serifikasi Kompetensi guru/siswa
h. Resorce Sharing dan pengembangan dual sistem
7. Strategi Implementasi
a. Penyelerasan kurikulum
Indikator kinerja
1) Melaksanakan sinkronisasi kurikulum
2) Kurikulum berbasis industri sesuai kompetensi kahlian masing-masing
3) Kurikulum berbasis kemandirian usaha
b. Peningkatan kualitas pembelajaran inovatif
Indikator kinerja :
1) Implementasi kelas Industri
2) Implementasi kelas juragan
3) Implementasi E-Learning
4) Implementasi PBL/PJBL
5) Implementasi penilaian otentik
6) Implementasi bilingual ecosystem learning
7) Implementasi Teaching Factory dan Buisnes Center
12
8) Implementasi PKL berbasis kinerja
c. Peningkatan Kualitas Sarpras
Indikator :
1) Efektifitas dan efisiensi pemanfaatan prasarana dan sarana
2) Kekinian peralatan
3) Resource sharing dengan aliansi, Lembaga kursus dan industri
4) Tempat uji kompetensi
5) Pembentukan LSP-P1
c. Peningkatan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan
Indikator :
1) Guru produktif berkeahlian ganda
2) Guru bersertifikat keahlian
3) Magang di industri
d. Peningkatan kualitas kerjasama dengan IDUKA
Indikator :
1) Pemutakhiran kerjasama prakerin
2) Perluasan ruang lingkup kerjasama
3) Penguatan teaching factory dan bisnis center
e. Peningkatan tata kelola sekolah untuk pengembangan
Indikator :
1) Implementasi budaya industri dan K3
2) Implementasi mental entherpreneurship
3) Pengembangan etos kerja
f. Kebekerjaan lulusan
Indikator :
1) Masa tunggu mendapatkan pekerjaan pertama sesuai bidangnya
2) Wirausahawan baru
2. Karakteristik Kurikulum
Kurikulum 2013 memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
1. Belanjar Tuntas
Belajar tuntas yaitu peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya
sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedut yang benar. Peserta didik harus
mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang dibutuhkan untuk
mencapai kompetensi yang ditentukan (John Carrol). Peserta didik yang belajar lambat perlu
diberi waktu lebih lama dengan materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada
umumnya. Kompetensi pada kategori pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4), peserta
didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan atau kompetensi berikutnya, sebelum
mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.
13
2. Penilaian Autentik
Penilaian autentik dapat dikelompokkan menjadi:
a. Memandang penilaian dan pembelajaran merupakan hal yang saling berkaitan.
b. Mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah.
c. Menggunakan berbagai cara dan kriteria penilaian.
d. Holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap).
e. Penilai autentik tidak hanya mengukur hal yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih
menekankan mengukur hal yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
3. Penilaian Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan selama pembelajaran
berlangsung. Untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai perkembangan hasil belajar
peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus-menerus dalam bentuk
penilaian proses dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan. Contohnya adalah ulangan
harian, ulangan semester, dan ulangan akhir semester.
4. Menggunakan Teknik Penilaian yang Bervariasi
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja,
proyek, pengamatan, dan penilaian diri.
5. Berdasarkan Acuan Kriteria
Penilaian berdasarkan acuan kriteria maksudnya penilaian harus didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan
terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya
ketuntasan belajar minimal (SKM).
B. Dasar Hukum
14
6. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun
2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 tahun 2014
Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 4 Tahun 2018 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh
pemerintah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tahun 2018 tentang
Penguatan Pendidikan karakter di SMK.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34
tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan
/Madrasah Aliyah Kejuruan.
11. Peraturan Daerah Jawa Tengah Nomor 9 tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra, dan
Aksara Jawa.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 4 tahun 2018 tentang Penilaian Hasil
Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil belajar oleh Pemerintah.
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 Tentang Standar
Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK).
14. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan
Menengah Kejuruan;
15. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum Pendidikan
Dasar dan Menengah.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 464/D.D5/KEP/KR/2018 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A), Muatan Kewilayahan (B), Dasar
Bidang Keahlian (C1), Dasar Program Keahlian (C2), dan Kompetensi Keahlian (C3).
C. Tujuan Penyusunan
Tujuan Pengembangan Kurikulum SMK Permata Nusantara ini untuk memberi acuan kepada
Kepala Sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan lainnya yang ada di sekolah dalam
mengembangkan program-program yang akan dilaksanakan. Selain itu Kurikulum SMK Permata
Nusantara disusun agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk :
A. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
B. memahami dan menghayati ajaran yang dianutnya
C. mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
15
D. hidup bersama dan berguna untuk orang lain dan
E. membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
BAB II
VISI , MISI DAN TUJUAN
16
A.2. Kebangsaan dan A.2.1 meyakini Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan
Cinta Tanah Air Republik Indonesia
A.2.2 memiliki kesadaran sejarah, rasa cinta, rasa
bangga, dan semangat berkorban untuk tanah air,
bangsa, dan negara
A.2.3 menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga
negara yang demokratis dan warga masyarakat
global
A.2.4 bekerjasama dalam keberagaman suku, agama, ras,
antargolongan, jender, dan bahasa dengan
menjunjung hak asasi dan martabat manusia
A.2.5 memiliki pemahaman, penghayatan, dan
kesadaran untuk patuh terhadap hukum dan norma
sosial
17
Area
No. Standar Kompetensi Lulusan – 3 (tiga) Tahun
Kompetensi
A.2.6 memiliki kebiasaan, pemahaman, dan kesadaran untuk
menjaga dan melestarikan lingkungan alam, kepedulian
sosial dalam
konteks pembangunan berkelanjutan
18
Area
No. Standar Kompetensi Lulusan – 3 (tiga) Tahun
Kompetensi
A.5.3 memiliki pemahaman matematika dalam
melaksanakan tugas sesuai keahliannya
A.5.4 memiliki pemahaman konsep dan prinsip sains
dalam melaksanakan tugas sesuai keahliannya
A.5.5 memiliki pemahaman konsep dan prinsip
pengetahuan sosial dalam melaksanakan tugas
sesuai keahliannya
A.5.6 memiliki kemampuan menggunakan teknologi
dalam melaksanakan tugas sesuai keahliannya
A.5.7 memiliki kemampuan mengekspresikan dan
mencipta karya seni budaya lokal dan nasional
19
Area
No. Standar Kompetensi Lulusan – 3 (tiga) Tahun
Kompetensi
A.8.4 memiliki kemampuan menjalankan tugas keahliannya
dengan menerapkan prinsip keselamatan, kesehatan, dan
keamanan
Lingkungan
20
2. Deskripsi KKNI
Sesuai dengan ideologi negara dan budaya bangsa Indonesia, implementasi sistem pendidikan
nasional dan sistem pelatihan kerja yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi
pada KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan kepribadian manusia Indonesia
sebagai berikut :
Level 2
a. Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan alat, dan informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang
terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya.
b. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja yang
spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang lazim
timbul.
c. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab membimbing
orang lain.
Level 3
21
a. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan menerjemahkan informasi dan
menggunakan alat, berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu
menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian merupakan
hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung.
b. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip serta konsep umum yang
terkait dengan fakta bidang keahlian tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai
masalah yang lazim dengan metode yang sesuai.
c. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam lingkup kerjanya.
d. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas
dan mutu hasil kerja orang lain.
B. 2
D. Tujuan Sekolah
22
c. Menyiapkan lulusan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja, berjiwa wirausaha,
berbudi pekerti luhur dan mengembangkan sikap profesionalisme serta berwawasan
global.
d. Menyalurkan lulusan peserta didik dengan angka keterserapan tamatan sebesar ≥ 85 %
setiap tahun.
e. Meningkatkan kwalitas kinerja sekolah agar tercapai nilai akreditasi sekolah dengan
kategori (B) untuk semua program studi keahlian.
f. Meningkatkan pembinaan peserta didik agar berhasil dalam setiap kegiatan lomba
ditingkat kabupaten, provinsi, dan nasional.
E. Tujuan Kompetensi Keahlian
SMK Permata Nusantara Kabupaten Pati untuk setiap Kompetensi Keahlian memiliki tujuan
sebagai berikut :
F. Profil Lulusan
Profil Lulusan Kompetensi Keahlian Otomatisasi Dan Tata Kelola Perkantoran
Membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam :
1. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri
2. Meningkatkan kekualitas lulusan yang kompetitif di dunia kerja.
3. Menciptakan situasi kerja dan pembelajaran yang kondusif serta berwawasan lingkungan.
23
4. Menyiapkan peserta didik dengan pengetahuan dan ketrampilan dalam kompetensi keahlian
Teknik Kendaraan Ringan Otomotif agar dapat bekerja dengan baik dan dapat mengisi formasi
pekerjaan yang ada di dunia usaha maupun industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah
5. Menyelenggarakan pendidikan dan keterampilan dengan mengedepankan keunggulan,
kedisiplinan, kejujuran, berjiwawirausaha, serta memiliki sikap professional yang berorientasi
masa depan
24
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
1. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum di SMK Permata Nusantara Pati mengacu pada Surat Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
No.07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum SMK
Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
ALOKA
MATA
SI
PELAJARAN
WAKT
U
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3. Bahasa Indonesia 320
4. Matematika 424
5. Sejarah Indonesia 108
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya*) 352
Jumlah A 1.734
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 108
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 144
Jumlah B 252
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108
2. Fisika 108
3. Kimia 108
C2. Dasar Program Keahlian
25
1. Gambar Teknik Otomotif 144
2. Teknologi Dasar Otomotif 144
3. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif 180
C3. Kompetensi Keahlian
1. Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan 594
Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan
2. 560
Ringan
3. Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan 560
4. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 524
Jumlah C 3.030
Total 5.016
26
2. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu
Mata Pelajaran dan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran per minggu sebagai
berikut :
KELA
S
MATA PELAJARAN
X X XI
I I
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
Pendidikan Pancasila dan
2. Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
Bahasa Inggris dan Bahasa Asing
6. Lainnya*) 3 3 3 3 4 4
Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 3 3 - - - -
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2. 2 2 2 2 - -
Jumlah B 5 5 2 2 - -
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2. Fisika 3 3 - - - -
3. Kimia 3 3 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1. Gambar Teknik Otomotif 4 4 - - - -
2. Teknologi Dasar Otomotif 4 4 - - - -
3. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif 5 5 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian
1. Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan - - 8 8 9 9
Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga
2. Kendaraan Ringan - - 8 8 8 8
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan
3. Ringan - - 8 8 8 8
4. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8
Jumlah C 22 22 31 31 33 33
Total 46 46 48 48 48 48
27
3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
1. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang
berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan dapat dilihat pada
Tabel berikut:
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran agama
agama yang dianutnya. agama yang dianutnya. yang dianutnya.
2. Menghayati dan 2. Menghayati dan 2. Menghayati dan
mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku jujur,
jujur, disiplin, jujur, disiplin, disiplin, tanggungjawab,
tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli peduli (gotong royong,
(gotong royong, kerjasama, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
toleran, damai), santun, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
responsif dan proaktif dan santun, responsif dan proaktif dan menunjukan
menunjukan sikap sebagai proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
bagian dari solusi atas sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
berbagai permasalahan solusi atas berbagai permasalahan dalam
dalam berinteraksi secara permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
efektif dengan lingkungan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
sosial dan alam serta dalam dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia. cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
pergaulan dunia.
28
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
3. Memahami, menerapkan 3. Memahami, menerapkan, 3. Memahami, menerapkan,
dan menganalisis dan menganalisis menganalisis, dan
pengetahuan faktual, pengetahuan faktual, mengevaluasi pengetahuan
konseptual, dan prosedural konseptual, prosedural, faktual, konseptual,
berdasarkan rasa ingin dan metakognitif prosedural, dan metakognitif
tahunya tentang ilmu berdasarkan rasa ingin dalam ilmu pengetahuan,
pengetahuan, teknologi, tahunya tentang ilmu teknologi, seni, budaya, dan
seni, budaya, dan pengetahuan, teknologi, humaniora dengan wawasan
humaniora dalam wawasan seni, budaya, dan kemanusiaan, kebangsaan,
kemanusiaan, kebangsaan, humaniora dalam wawasan kenegaraan, dan peradaban
kenegaraan, dan peradaban kemanusiaan, kebangsaan, terkait penyebab fenomena
terkait penyebab fenomena kenegaraan, dan peradaban dan kejadian dalam bidang
dan kejadian dalam bidang terkait penyebab fenomena kerja yang spesifik untuk
kerja yang spesifik untuk dan kejadian dalam bidang memecahkan masalah.
memecahkan masalah. kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar, menyaji,
menyaji dalam ranah menyaji dalam ranah dan mencipta dalam ranah
konkret dan ranah abstrak konkret dan ranah abstrak konkret dan ranah abstrak
terkait dengan terkait dengan terkait dengan
pengembangan dari yang pengembangan dari yang pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah dipelajarinya di sekolah dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu secara mandiri, bertindak secara mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas secara efektif dan kreatif, melaksanakan tugas spesifik
spesifik di bawah dan mampu melaksanakan di bawah pengawasan
pengawasan langsung. tugasspesifik di bawah langsung.
pengawasan langsung.
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran yang sesuai yang dimuat pada Keputusan
Direktorat Jenderal sebagai berikut :
a. Muatan Nasional
1) Kompetensi Dasar Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
a) Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
29
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
jawab, sebagai implementasi beriman kepada
malaikat-malaikat Allah swt.
1.5 Terbiasa berpakaian sesuai dengan syariat Islam 2.5 Menunjukkan perilaku berpakaian sesuai dengan
syariat Islam
1.6 Meyakini bahwa jujur adalah ajaran pokok agama 2.6 Menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan
sehari-hari
1.7 Meyakini bahwa menuntut ilmu adalah perintah 2.7 Memiliki sikap semangat keilmuan sebagai
Allah dan Rasul-Nya implementasi pemahaman Q.S. at-Taubah (9): 122
dan Hadis terkait
1.8 Meyakini al-Qur’an, Hadis danijtihad sebagai 2.8 Menunjukkan perilaku ikhlas dan taat beribadah
sumber hukum Islam sebagai implementasi pemahaman terhadap
kedudukan al-Qur’an, Hadis, danijtihad sebagai
sumber hukum Islam
1.9 Meyakini bahwa haji, zakat dan wakaf adalah 2.9 Menunjukkan kepedulian sosial sebagai hikmah
perintah Allah dapat memberi kemaslahatan bagi dari perintah haji, zakat, dan wakaf
individu dan masyarakat
1.10 Meyakini kebenaran dakwah Nabi Muhammad 2.10 Bersikap tangguh dan rela berkorban menegakkan
saw di Makkah kebenaran sebagai ’ibrah dari sejarah strategi
dakwah Nabi di Makkah
1.11 Meyakini kebenaran dakwah Nabi Muhammad 2.11 Menunjukkan sikap semangat ukhuwah
saw di Madinah
dan kerukunan sebagai ibrah dari sejarah
strategi dakwah Nabi di Madinah
1.12 Terbiasa membaca al-Qur’an dengan meyakini 2.12 Bersikap taat aturan, tanggung jawab, kompetitif
bahwa taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dalam kebaikan dan kerja keras sebagai
dan etos kerja sebagai perintah agama implementasi dari pemahaman Q.S. al Maidah (5):
48; Q.S. an-Nisa (4): 59; dan Q.S. at-Taubah (9):
105 serta Hadis yang terkait
1.13 Meyakini bahwa agama mengajarkan toleransi, 2.13 Bersikap toleran, rukun, dan menghindarkan diri
kerukunan, dan menghindarkan diri dari tindak dari tindak kekerasan sebagai implementasi
kekerasan pemahaman Q.S. Yunus (10): 40-41 dan Q.S. al-
Maidah (5): 32, serta Hadis terkait
1.14 Meyakini adanya kitab-kitab suci Allah swt. 2.14 Peduli kepada orang lain dengan saling menasihati
sebagai cerminan beriman kepada kitab-kitab
Allah swt.
1.15 Meyakini adanya rasul-rasul Allah swt. 2.15 Menunjukkan perilaku saling menolong sebagai
cerminan beriman kepada rasul-rasul Allah swt.
1.16 Meyakini bahwa Islam mengharus-kan umatnya 2.16 Menunjukkan sikap syaja’ah (berani membela
untuk memiliki sifat syaja’ah (berani membela kebenaran) dalam mewujudkan kejujuran
kebenaran) dalam mewujudkan kejujuran
1.17 Meyakini bahwa hormat dan patuh kepada 2.17 Menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada
orangtua dan guru sebagai kewajiban agama orangtua dan guru sebagai implementasi
pemahaman Q.S. al-Isra’ (17): 23 dan Hadis
terkait
1.18 Menerapkan penyelenggaraan jenazah sesuai 2.18 Menunjukkan sikap tanggung jawab dan kerja
dengan ketentuan syariat Islam sama dalam penyelenggaraan perawatan jenazah di
masyarakat
1.19 Menerapkan ketentuan khutbah, tablig, dan 2.19 Menjaga kebersamaan dengan orang lain dengan
dakwah di masyarakat sesuai dengan syariat Islam saling menasihati melalui khutbah, tablig, dan
dakwah
1.20 Menerapkan prinsip ekonomi dan muamalah 2.20 Bekerjasama dalam menegakkan prinsip-prinsip
sesuai dengan ketentuan syariat Islam dan praktik ekonomi sesuai syariat Islam
1.21 Mengakui bahwa nilai-nilai Islam dapat 2.21 Bersikap rukun dan kompetitif dalam kebaikan
mendorong kemajuan perkembangan Islam pada sebagai implementasi nilai-nilai perkembangan
masa kejayaan peradaban Islam pada masa kejayaan
1.22 Mempertahankan keyakinan yang benar sesuai 2.22 Bersikap rukun dan kompetitif dalam
ajaran Islam dalam sejarah peradaban Islam pada
masa modern
kebaikan sebagai implementasi nilai-nilai
sejarah peradaban Islam pada masa
modern
1.23 Terbiasa membaca al-Qur’an sebagai pengamalan 2.23 Bersikap kritis dan demokratis sesuai dengan
dengan meyakini bahwa agama mengajarkan pesan Q.S. Ali Imran (3): 190-191 dan159, serta
kepada umatnya untuk berpikir kritis dan bersikap Hadis terkait
demokratis
1.24 Meyakini bahwa agama mewajibkan umatnya 2.24 Berbuat baik kepada sesama manusia sesuai
untuk beribadah dan bersyukur kepada Allah dengan perintah Q.S. Luqman (31): 13-14 dan Q.S.
30
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
sertaberbuat baik kepada sesama manusia al-Baqarah (2): 83, serta Hadis terkait
1.25 Meyakini terjadinya hari akhir 2.25 Berperilaku jujur, bertanggung jawab, dan adil
sesuai dengan keimanan kepada hari akhir
1.26 Meyakini adanya qadha dan qadar Allah swt. 2.26 Bersikap optimis, ikhtiar, dan tawakal sebagai
implementasi beriman kepada qadha dan qadar
Allah swt.
1.27 Meyakini bahwa agama mewajibkan umatnya 2.27 Berperilaku kerja keras, dan bertanggung jawab
untuk bekerja keras dan bertanggung jawab dalam dalam kehidupan sehari-hari
kehidupan sehari-hari
1.28 Meyakini kebenaran ketentuan pelaksanaan 2.28 Menunjukkan sikap bersatu dan kebersamaan
pernikahan berdasarkan syariat Islam dalam lingkungan masyarakat sebagai
implementasi ketentuan pernikahan dalam Islam
1.29 Meyakini kebenaran ketentuan waris berdasarkan 2.29 Peduli kepada orang lain sebagai cerminan
syariat Islam pelaksanaan ketentuan waris dalam Islam
1.30 Meyakini kebenaran ketentuan dakwah 2.30 Bersikap moderat dan santun dalam berdakwah
berdasarkan syariat Islam dalam memajukan dan mengembangkan ajaran Islam
perkembangan Islam di Indonesia
1.31 Meyakini kebenaran bahwa dakwah dengan cara 2.31 Menjunjung tinggi kerukunan dan kedamaian
damai, Islam diterima oleh masyarakat di dalam kehidupan sehari-hari
Indonesia
1.32 Meyakini bahwa islam adalah rahmatan 2.32 Menjunjung tinggi nilai-nilai Islam rahmatanlil-
lil-‘alamin yang dapat memajukan peradaban alamin sebagai pemicu kemajuan peradaban Islam
dunia di masa mendatang
1.33 Meyakini bahwa kemunduran umat Islam di dunia, 2.33 Mewaspadai secara bijaksana terhadap
sebagai bukti penyimpangan dari ajaran Islam penyimpangan ajaran Islam yang berkembang di
yang benar masyarakat
32
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR Alokasi Waktu
lancar
4.13.3 Mempresentasikan perintah toleransi
dan kerukunan sesuai pesan Q.S.
Yunus (10): 40-41 dan menghindari
tindak kekerasan sesuai pesan Q.S.
Al-Maidah (5): 32
3.14 Menganalisis makna iman kepada kitab- 4.14 Mempresentasikan keterkaitan antara 9 JP
kitab Allah swt. beriman kepada kitab-kitab suci Allah
swt dengan perilaku sehari-hari
3.15 Menganalisis makna iman kepada rasul- 4.15 Menyajikan hubungan antara iman 9 JP
rasul Allah swt. kepada rasul-rasul Allah swt dengan
keteguhan dalam bertauhid, toleransi,
ketaatan, dan kecintaan kepada Allah
3.16 Menganalisis makna syaja’ah (berani 4.16 Menyajikan makna syaja’ah (berani 9 JP
membela kebenaran)dalam mewujudkan membela kebenaran) dan upaya
kejujuran mewujudkan kejujuran dalam kehidupan
sehari-hari
3.17 Menganalisis perilaku hormat dan patuh 4.17 Menyajikan ketauhidan dalam beribadah 6 JP
kepada orangtua dan guru serta hormat dan patuh kepada orangtua
dan guru sesuai dengan Q.S. al-Isra’
(17): 23dan Hadis terkait
3.18 Mengevaluasi tata cara perawatan 4.18 Menyimulasikan tata cara perawatan 12 JP
jenazah jenazah
3.19 Menganalisis pelaksanaan khutbah, 4.19 Menyimulasikan tata cara khutbah, 12 JP
tablig, dan dakwah tablig, dan dakwah
3.20 Menganalisis prinsip-prinsip dan praktik 4.20 Menentukan kegiatan usaha sesuai 9 JP
ekonomi dalam Islam dengan prinsip-prinsip dan praktik
ekonomi dalam Islam
3.21 Menganalisis perkembangan peradaban 4.21 Menyajikan perkembangan peradaban 9 JP
Islam pada masa kejayaan (Masa Islam dan faktor-faktor yang
Khulafaur Rasyidin – Bani Umayyah) mempengaruhinya pada masa kejayaan
(Khulafaur Rasyidin – Bani Umayyah)
3.22 Menganalisis perkembangan Islam pada 4.22.1 Menyajikan perkembangan 9 JP
masa modern (1800-sekarang) peradaban Islam pada masa modern
(1800-sekarang)
4.22.2 Menyajikan prinsip-prinsip
pembaharuan yang sesuai dengan
perkembangan peradaban Islam pada
masa modern
3.23 Mengevaluasi makna Q.S. Ali Imran 4.23.1 Membaca Q.S. Ali Imran (3): 190- 15 JP
(3): 190-191, dan Q.S. Ali Imran (3): 191, dan Q.S. Ali Imran (3): 159,;
159, serta Hadis tentang berpikir kritis sesuai dengan kaidah tajwid dan
dan bersikap demokratis makharijul-huruf
4.23.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Ali
Imran (3): 190-191, dan Q.S. Ali
Imran (3): 159, dengan lancar
4.23.3 Menyajikan sikap kritis dan ciri orang-
orang berakal (ulil albab) sesuai
pesan Q.S. Ali Imran (3): 190-191
4.23.4 Mempresentasikan demokrasi dan sikap
tidak memaksakan kehendak sesuai
pesan Q.S. Ali Imran (3): 159
3.24 Mengevaluasi makna Q.S. Luqman (31): 4.24.1 Membaca Q.S. Luqman (31): 13-14 12 JP
13-14 dan Q.S. al-Baqarah (2): 83, dan Q.S. al-Baqarah (2): 83 sesuai
serta Hadis tentang kewajibanberibadah dengan kaidah tajwid dan makharijul
dan bersyukur kepada Allah huruf
sertaberbuat baik kepada sesama 4.24.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S.
manusia Luqman (31): 13-14 dan Q.S. al-
Baqarah (2): 83 dengan lancar
4.24.3 Mempresentasikan kewajiban beribadah
dan bersyukur kepada Allah serta
berbuat baik terhadap sesama
manusia sesuai pesan Q.S. Luqman
(31): 13-14 dan Q.S. al-Baqarah (2):
83
33
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR Alokasi Waktu
3.25 Mengevaluasi makna iman kepada hari 4.25 Menyajikanperilaku jujur, bertanggung 9 JP
akhir jawab, dan adil sebagai perwujudan
iman kepada hari akhir
3.26 Mengevaluasi makna iman kepada 4.26 Mempresentasikan makna sikap optimis, 9 JP
qadha dan qadar ikhtiar, dan tawakkal sebagai
perwujudan iman kepada qadha dan
qadar Allah swt.
3.27 Mengevaluasi perilaku bekerja keras 4.27 Menyajikanperilaku bekerja keras, jujur, 9 JP
dan bertanggung jawab dalam bertanggung jawab, adil, dan toleransi
kehidupan sehari-hari yang berkembang dalam kehidupan sehari-hari yang
di masyarakat berkembang di masyarakat sebagai
wujud keimanan
34
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
1.1 Bersyukur kepada Allah atas keberadaan 2.1 Bertanggungjawab dalam menerima diri
dirinya sebagai citra Allah dengan segala sebagai citra Allah dengan segala
kemampuan dan keterbatasannya kemampuan dan keterbatasannya
1.2 Bersyukur kepada Allah yang 2.2 Santun sebagai perempuan atau laki-laki
menciptakan dirinya sebagai perempuan yang saling melengkapi dan sederajat
atau laki-laki yang saling melengkapi dan
sederajat
1.3 Bersyukur atas peran dan fungsi suara hati 2.3 Bersikap santun menurut peran dan fungsi
untuk bertindak secara benar dan tepat suara hati untuk bertindak secara benar
sehingga dapat berelasi dengan sesamanya dan tepatsehingga dapat berelasi dengan
sesamanya
1.4 Bertanggung jawab terhadap 2.4 Bersikap kritis terhadap pengaruh
perkembangan mass media, ideologi dan massmedia,ideologi dan gaya hidup yang
gaya hidup berkembang
1.5 Beriman kepada Allah melalui Kitab Suci 2.5 Responsif dan proaktif dalam
dan Tradisi sebagai dasar iman kristiani mengembangkan pemahaman tentang
Kitab Suci dan Tradisi sebagai dasar iman
kristiani
1.6 Percaya kepada Yesus Kristus yang 2.6 Bertanggung jawab untuk ikut
datang untuk mewartakan dan mewartakan dan memperjuangkan
memperjuangkan Kerajaan Allah Kerajaan Allah seturut teladan Yesus
Kristus
1.7 Percaya pada pribadi Yesus Kristus yang 2.7 Peduli terhadap orang lain seperti pribadi
rela menderita, sengsara, wafat, dan Yesus Kristus yang rela menderita,
bangkit demi kebahagiaan manusia sengsara, wafat,dan bangkit demi
kebahagiaan manusia
1.8 Bersyukur atas pribadi Yesus Kristus 2.8 Responsif dan proaktif menerima pribadi
sebagai sahabat sejati, tokohidola,dan Yesus Kristus sebagai sahabat
Juru Selamat sejati,tokohidola,dan Juru Selamat
1.9 Percaya pada Allah Tritunggal sebagai 2.9 Bertanggung jawab mengembangkan
kebenaran iman Kristiani hidup sesuai iman akanAllah Tritunggal
1.10 Percaya pada peran Roh Kudus yang 2.10 Peduli terhadap pelbagai masalah
melahirkan, membimbing,dan kehidupan Gereja yang dilahirkan,
menghidupi Gereja dibimbing,dan dihidupi Roh Kudus
1.11 Mengagumi Gereja sebagai umat Allah 2.11 Menyadari Gereja sebagai umat Allah dan
dan persekutuan yang terbuka persekutuan yang terbuka
1.12 Mengakui sifat-sifat Gereja sebagai dasar 2.12 Peduli pada sifat-sifat Gereja sebagai
panggilan untuk merasul dan dasar panggilan untuk merasul dan
memperjuangkan nilai- nilai Kerajaan memperjuangkan nilai- nilai Kerajaan
Allah Allah
1.13 Bersyukur atas fungsi dan peranan 2.13 Bertanggungjawab pada fungsi dan
hierarki serta awam dalam Gereja peranan hierarki serta awam dalamGereja
1.14 Mengakui tugaspokok Gereja sesuai 2.14 Bertanggungjawab atas tugas pokokGereja
kedudukan dan peranannya sebagai sesuai dengan kedudukan dan peranannya
murid Yesus Kristus sebagai murid Yesus Kristus
1.15 Bersyukur atas hubungan Gereja dengan 2.15 Bekerjasama mengembangkan
dunia sehingga dapat terlibat dalam keterlibatan Gereja dalam kegembiraan
kegem-biraan dan keprihatinan dunia dan keprihatinan dunia
1.16 Bersyukur atas adanya hak asasi 2.16 Peduli terhadap berbagai permasalahan
Manusia, sebagai dasar panggilan untuk hak asasi manusia
ikut serta menegakkan hak- hak asasi
manusia
1.17 Beriman pada Allah sebagai pemberi 2.17 menunjukkan sikap bersyukur dalam
hidup hidup sebagai anugerah Allah
1.18 Bersyukur atas panggilan hidupnya 2.18 Bertanggungjawab atas panggilan hidupnya
sebagai umat Allah (Gereja) dengan sebagai umat Allah(Gereja) dengan
menentukan langkah yang tepat dalam menentukan langkah yang tepat dalam
35
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
menjawab panggilan hidup tersebut menjawab panggilan hiduptersebut
1.19 Beriman kepada Yesus Kristus yang 2.19 bekerjasama untuk memperjuangkan nilai-
mengajarkan nilai –nilai kehidupan nilai kehidupan seperti yang diajarkan
oleh Yesus Kristus
1.20 Bersyukur atas kemajemukan bangsa 2.20 Cinta damai ditengah kemajemukan
Indonesia sebagai anugerah Allah bangsa Indonesia
1.21 Bersyukur atas adanya semangat dialog 2.21 Proaktif dan responsif untuk berdialog serta
dan kerjasama dengan umat beragama bekerjasama dengan umat beragama lain
lain
1.22 Bersyukur atas keterlibatan aktif umat 2.22 Bertanggungjawab sebagai umat Katolik
Katolik dalam membangun bangsa dan yangterlibat aktif
negara Indonesia membangunbangsadannegara Indonesia
KOMPETENSI INTI 3
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
(PENGETAHUAN)
1. Memahami, menerapkan, dan 2. Melaksanakan tugas spesifik, dengan
menganalisis pengetahuan menggunakan alat informasi dan prosedur kerja
faktual, konseptual, prosedural, yang lazim dilakukan serta menyelesaikan
dan metakognitif sesuai dengan masalah sesuai dengan lingkup kajian Pendidikan
bidang dan lingkup dan kajian Agama Katolik dan Budi Pekerti dibawah
Pendidikan Agama Katolik dan bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang
Budi Pekerti pada tingkat teknis, terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
spesifik, detail dan kompleks
berkenaan dengan ilmu Menunjukkkan keterampilan menalar, mengolah,
pengetahuan, teknologi, seni, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif,
budaya, dan humaniora dalam kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif dan
konteks pengembangan potensi solutif dalam ranah abstrak, terkait dengan
diri sebagai bagian dari keluarga, pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
sekolah, dunia kerja, warga serta mampu melaksanakan tugas spesifik,
masyarakat nasional, regional dan dibawah pengawasan langsung.
internasional.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan gerak mahir,
menjadikan gerak alami, dalam ranah konkret
terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah serta mampu
melaksanakan tugas di bawah pengawasan
langsung.
37
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR Alokasi
Waktu
3.21 Mengevaluasimakna berdialog 4.21 Mempresentasikandialog serta
serta bekerjasama dengan umat kerjasama dengan umat beragama 21 JP
beragama Lain Lain
38
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
7. Memahami, menerapkan, menganalisis 8. Melaksanakan tugas spesifik, dengan
dan mengevaluasi tentang pengetahuan menggunakan alat informasi dan prosedur
faktual, konseptual, prosedural, dan kerja yang lazim dilakukan serta
metakognitif sesuai dengan bidang dan menyelesaikan masalah sederhana sesuai
lingkup kajian kerja pada tingkat teknis, dengan lingkup kajian.
spesifik, detail dan kompleks berkenaan Menunjukkan ketrampilan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, menalar,mengolah,dan menyaji secara
budaya, dan humaniora dalam konteks efektif,kreatif,produktif,kritis,mandiri,kola
pengembangan potensi diri sebagai bagian
boratif,komunikatif dan solutif dalam
dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional, regional dan ranah abstrak terkait dengan
internasional pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan gerak
mahir, menjadikan gerak alami, dalam
ranah kongkrit terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah
3.3 Menerapkan hakekat ajaran Wariga dalam 4.3 Melaksanakanhakekat ajaran wariga 18 JP
kehidupan dalam kehidupan
3.4 Menganalisis ajaran Dharsana dalam agama 4.4 Menyajikan ajaran Dharsana 18 JP
Hindu dalamagama Hindu
3.5 Memahami ajaran Catur Asrama 4.5 Menyajikan ajaran Catur Asrama 15 JP
3.6 Memahami ajaran Catur Warna dalam susastra 4.6 Menyajikan ajaranCatur Warna 12 JP
Hindu dalam susastra Hindu
3.7 Menerapkan perilaku gotongroyong dan 4.7 Mempraktekkan perilaku 18 JP
kerjasama,serta berinteraksi secara efektif dengan gotongroyong dan kerjasama,serta
menjalankan ajaran Catur Warna sesuai sastra berinteraksi secara efektif dengan
Hindu menjalankan ajaran Catur Warna
sesuai sastra Hindu
usiatasberbagaipermasalahandalamberintera
ksisecaraefektifdenganlingkungansosialdan
alamsertadalammenempatkandirisebagaicer
minanbangsadalampergaulandunia.
1.20 Menghayati alam-alam kehidupan 2.20 Menghayati perilaku bertanggung jawab tentang
alam-alam kehidupan
1.21 Mengahayati meditasi pandangan terang 2.21 Mengamalkan perilaku disiplin dalam meditasi
pandangan terang
1.22 Mengamalkan praktik hidup penuh kesadaran 2.22 Menghayati perilaku tanggungjawab terhadap
praktik hidup kesadaran
1.23 Menghayati problematika kehidupan manusia 2.23 Menghayati perilaku peduli terhadap problematika
ditinjau dari agama Buddha kehidupan manusia ditinjau dari agama Buddha
1.24 Menghayati tentang problematika kehidupan 2.24 Menghayati perilaku peduli terhadap problematika
manusia. kehidupan manusia.
40
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
1.25 Menghayati tentang tindakanaborsi dan pergaulan 2.25 Menghayati perilaku peduli terhadap
bebas tindakanaborsi dan pergaulan bebas
1.26 Menghayati tentang penyalahgunaannarkoba dan 2.26 Menghayati perilaku peduli terhadap tindakan
tawuran penyalahgunaan narkoba dan tawuran
1.27 Menghayati tentang tindakan korupsi 2.27 Menghayati perilaku peduli terhadap tindakan
korupsi
41
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, 4. Melaksanakantugasspesifikdenganmenggunak
menganalisis,danmengevaluasitentangpe analat, informasi, danprosedurkerja yang
ngetahuan faktual, konseptual, lazimdilakukanserta
operasional dasar, dan metakognitif memecahkanmasalahsesuaidenganbidangkerj
sesuai dengan bidang dan lingkup kajian adan lingkup kajian pendidikan agama
pendidikan agama Buddhapada tingkat Buddha.Menampilkankinerja di
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, bawahbimbingandenganmutudankuantitas
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, yang
teknologi, seni, budaya, dan humaniora terukursesuaidenganstandarkompetensikerja.
dalam konteks pengembangan potensi diri
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, Menunjukkan keterampilan menalar,
dunia kerja, warga masyarakat nasional, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
regional, dan internasional. produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret
terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakantugasspesifik di
bawahpengawasanlangsung.
3.23 Mengevaluasi cara hidup 4.23 Mengatasi cara hidup sadar dalam 12 JP
sadar dalam kehidupan kehidupan sehari-hari.
sehari-hari.
3.24 Menganalisis problematika 4.24 Merumuskan secara kritis 12 JP
kehidupan manusia. problematika kehidupan manusia.
3.25 Mengevaluasi cara 4.25 Menentukan cara menghindari 9 JP
menghindari aborsi dan aborsi dan pergaulan bebas.
pergaulan bebas.
43
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
3.26 Mengevaluasi cara 4.26 Menentukancara menghindari 9 JP
menghindari Narkoba dan Narkoba dan Tawuran.
Tawuran.
3.27 Mengevaluasi cara 4.27 Menentukan cara menghindari 9 JP
menghindari tindakan tindakan korupsi.
korupsi.
1.17 Menghayati makna kesusilaan (Li) sebagai 2.17 Meyakini makna kesusilaan (Li) sebagai
potensi bagi manusia potensi bagi manusia
1.18 Menghayati makna kebijaksanaan (Zhi) 2.18 Meyakini makna kebijaksanaan (Zhi)
sebagai proses berfikir manusia sebagai proses berfikir manusia
1.19 Menghayati pentingnya pendidikan dan 2.19 Mengamalkan perilaku disiplin untuk
belajar bagi manusia dalam rangka belajar dalam rangka menggenapi
menggenapi kodrat suci kemanusiaannya kodrat suci kemanusiaannya
1.20 Menghayati sikap dan perilaku sebagai 2.20 Mengamalkan sikap dan perilaku
insan berbudi luhur (Junzi) sebagai insan berbudi luhur (Junzi)
1.21 Menghayati sikap hidup sesuai dengan 2.21 Menerima sikap hidup sesuai dengan
Tengah Sempurna(Zhongyong) Tengah Sempurna(Zhongyong)
1.22 Menyakini kitab suci yang pokok (Sishu) 2.22 Menghayati kitab suci yang pokok
dan kitab suci yang mendasari (Wujing) (Sishu) dan kitab suci yang mendasari
sebagai pedoman hidup (Wujing) sebagai pedoman hidup
1.23 Menghayati makna Tahun Baru Kongzili 2.23 Menerima makna Tahun Baru Kongzili
(Xinnian) sebagai hari raya agama (Xinnian) sebagai hari raya agama
Khonghucu Khonghucu
1.24 Meyakini konsep Yin Yang sebagai Jalan 2.24 Menghayati konsep Yin Yang sebagai
Suci Tian (Tian Dao) Jalan Suci Tian (Tian Dao)
1.25 Menghayati ajaran Nabi Kongzi tentang 2.25 Meyakini ajaran Nabi Kongzi tentang
Jalan Suci Manusia (Ren Dao) Jalan Suci Manusia (Ren Dao)
1.26 Menghayati ajaran Nabi Kongzi tentang 2.26 Meyakini ajaran Nabi Kongzi tentang
Jalan Suci Bumi (Di Dao) Jalan Suci Bumi (Di Dao)
1.27 Menghayati konsep Sancai (Tian, Di, Ren) 2.27 Meyakini konsep Sancai (Tian, Di, Ren)
45
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
3.1 Memahami kebesaran dan ke 4.1 Menceritakan pengalaman 12 JP
Mahakuasaan Tian atas hidup dan spiritual terkait kebesaran dan
kehidupan di dunia keMahakuasaan Tian
3.2 Memahami hakikat dan sifat dasar 4.2 Menunjukkan hakikat dan sifat 15 JP
(Watak Sejati) manusia dasar (Watak Sejati) manusia
3.3 Menerapkan ibadah kepada Tian, 4.3 Melaksanakan ibadah kepada Tian, 9 Jp
Di, Ren Di, Ren
3.4 Menganalisis makna 4.4 Mengaktualisasikan 9 JP
persembahyangan kepada Tian persembahyangan kepada Tian
3.5 Menganalisis karya dan nilai 4.5 Mengembangkan karya dan nilai 12 JP
keteladanan para nabi dan raja suci keteladanan para nabi dan raja
suci
3.6 Memahami sejarah masuknya, 4.6 Menunjukkan sejarah masuknya, 12 JP
perkembangan, keberadaan agama perkembangan, keberadaan agama
Khonghucu di Indonesia Khonghucu di Indonesia
3.7 Memahami tempat ibadah umat 4.7 Menunjukkan tempat ibadah umat 9 JP
Khonghucu Khonghucu
3.8 Menerapkan kerukunan, hidup 4.8 Melaksanakan kerukunan, hidup 12 JP
toleran dan harmonis dalam toleran dan harmonis dalam
lingkungan masyarakat lingkungan masyarakat
3.9 Memahami makna Zhongshu 4.9 Menunjukkan sikap dan perilaku 12 JP
(Satya dan Tepasalira) sesuai dengan Zhongshu (Satya
dan Tepasalira)
3.10 Menerapkan pembinaan diri 4.10Melaksanakan pembinaan diri 15 JP
sebagai kewajiban pokok bagi sebagai kewajiban pokok bagi
setiap manusia setiap manusia
3.11 Memahami makna Xiao (perilaku 4.11Menunjukkan makna Xiao (perilaku 15 JP
bakti) sebagai pokok kebajikan bakti) sebagai pokok kebajikan
3.12 Menerapkansikap sikap teladan 4.12 Melaksanakan sikap teladan Nabi 12 JP
Nabi Kongzi sebagai Genta Rohani Kongzi sebagai Genta Rohani
Tian (Tianzhi Muduo) Tian (Tianzhi Muduo)
3.13 Menganalisis prinsip moral yang 4.13Mengembangkanprinsip moral 12 JP
diajarkan oleh Mengzi yang diajarkan oleh Mengzi
3.14 Menerapkan upacara 4.14Mempraktikkan upacara 9 JP
persembahyangan kepada para suci persembahyangan kepada para
(Shenming) suci (Shenming)
3.15 Menerapkan makna Cinta kasih 4.15Mempraktikkan perilaku yang 12 JP
(Ren) sebagai hakikat kemanusiaan berlandaskan Cinta kasih (Ren)
sebagai hakikat kemanusiaan
3.16 Menganalisis makna kebenaran (Yi) 4.16Mengintegrasikan makna 12 JP
sebagai jalan bagi manusia kebenaran (Yi) sebagai jalan bagi
manusia
3.17 Memhami makna kesusilaan (Li) 4.17 Menunjukkan perilaku yang 12 JP
sebagai potensi bagi manusia berlandaskan kesusilaan
3.18 Menerapkan Kebijaksanaan (Zhi) 4.18 Melakukan perilaku yang 12 JP
sebagai potensi berlandaskan kebijaksanaan
46
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
(Zhongyong) (Zhongyong)
3.22 Menganalisis bagian dan isi dari 4.22Mengintegrasikan pemahaman 9 JP
masing-masing kitab yang pokok tentang makna ayat suci yang
(Sishu) dan kitab yang mendasari terdapat dalam kitab Sishu dan
(Wujing) Wujing
3.23 Mengevaluasi tradisi dan budaya 4.23 Mengelola tradisi dan budaya 9 JP
yang biasa dilakukan oleh umat yang biasa dilakukan oleh umat
Khonghucu dalam merayakan Khonghucu dalam merayakan
Tahun Baru Kongzili (Xinnian) Tahun Baru Kongzili (Xinnian)
3.24 Menganalisis unsur Yin Yang 4.24 Melaksanakan unsur Yin Yang 12 JP
sebagai Jalan Suci Tian (Tian Dao) sebagai Jalan Suci Tian (Tian
Dao)
3.25 Menerapkan ajaran Nabi Kongzi 4.25 Melaksanakan ajaran Nabi 12 JP
tentang Jalan Suci Manusia (Ren Kongzi tentang Jalan Suci
Dao) Manusia (Ren Dao)
3.26 Mengevaluasi ajaran Nabi Kongzi 4.26 Mengintegrasikan ajaran Nabi 12 JP
tentang Jalan Suci Bumi (Di Dao) Kongzi tentang Jalan Suci Bumi
(Di Dao)
3.27 Menganalisis konsep Sancai (Tian, 4.27 Mengembangkan konsep Sancai 12 JP
Di, Ren) (Tian, Di, Ren)
13. Menghayati dan mengamalkan ajaran 14. Menghayati dan mengamalkan perilaku
agama yang dianutnya jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), bertanggung-jawab, responsif, dan
proaktif melalui keteladanan, pemberian
nasihat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
1.2 Menerima ketentuan Undang-Undang Dasar Negara 2.2 Peduli terhadap penerapan ketentuan Undang-Undang
Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
tentang warga Negara, penduduk, agama dan yang mengatur tentang warga Negara, penduduk,
kepercayaan sebagai wujud rasa syukur pada agama dan kepercayaan
Tuhan Yang Maha Esa
1.3 Menerima ketentuan Undang-Undang Dasar Negara 2.3 Peduli terhadap upaya pertahanan dan keamanan
Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur wilayah Negara Indonesia
tentang wilayah Negara dan pertahanan
keamanan sebagai wujud rasa syukur pada Tuhan
Yang Maha Esa
47
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
1.4 Menghargai nilai-nilai terkait fungsi dan 2.4 Peduli terhadap fungsi dan kewenangan
kewenangan lembaga-lembaga negara menurut lembaga-lembaga negara menurut
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 sebagai bentuk sikap
Undang-Undang Dasar Negara
beriman dan bertaqwa Republik Indonesia Tahun 1945
1.5 Menghormati hubungan pemerintah pusat dan 2.5 Peduli terhadap hubungan pemerintah pusat dan
daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara daerah yang harmonis di daerah setempat
Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa
1.6 Menerima hakekat bangsa dan Negara sebagai 2.6 Peduli terhadap hakekat bangsa dan Negara
anugerah Tuhan Yang Maha Esa
1.7 Mensyukuri nilai-nilai yang membentuk komitmen 2.7 Menunjukkan sikap kerjasama dalam rangka
integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka mewujudkan komitmen integrasi nasional dalam
Tunggal Ika sebagai wujud syukur kepada Tuhan bingkai Bhinneka Tunggal Ika
yang Maha Esa
1.8 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nilai- 2.8 Responsif terhadap ancaman negara dan upaya
nilai yang membentuk kesadaran atas ancaman penyelesaiannya dibidang Ideologi, politik,
terhadap negara dan upaya penyelesaiannya ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika keamanan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
1.9 Menghargai wawasan nusantara dalam konteks 2.9 Bertanggung jawab mengembangkan kesadaran akan
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai pentingnya wawasan nusantara dalam konteks
anugerah Tuhan Yang Maha Esa Negara Kesatuan Republik Indonesia
1.10 Menghargai hak asasi manusia berdasarkan 2.10 Peduli terhadap hak asasi manusia
perspektif Pancasila sebagai anugerah berdasarkan perspektif Pancasila dalam
Tuhan yang Maha Esa kehidupan berbangsa dan bernegara
1.11 Mensyukuri budaya politik Indonesia 2.11 Responsif terhadap budaya politik
Indonesia
1.12 Menghargai nilai-nilai ke-Tuhanan dalam 2.12 Berperilaku santun dalam berdemokrasi
berdemokrasi Pancasila sesuai Undang- Pancasila sesuai Undang-Undang Dasar
Undang Dasar Negara Republik Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Indonesia Tahun 1945
1.13 Mensyukuri sistem politik Indonesia 2.13 Responsif terhadap system politik
Indonesia
1.14 Mensyukuri nilai-nilai dalam sistem hukum 2.14 Disiplin terhadap aturan sistem hukum dan
dan peradilan di Indonesia sesuai dengan peradilan di Indonesia
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 sebagai bentuk
pengabdian kepada Tuhan Yang Maha
Esa
1.15 Mensyukuri peran Indonesia dalam 2.15 Toleran dan cinta damai sebagai refleksi
mewujudkan perdamaian dunia sebagai peran Indonesia dalam perdamaian dunia
anugerah Tuhan Yang Maha Esa dalam hidup bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara
1.16 Mensyukuri nilai-nilai dalam sistem hukum 2.16 Disiplin terhadap aturan sistem hukum dan peradilan
dan peradilan internasional internasional
1.17 Bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa 2.17 Responsif terhadap ancaman negara dan
atas nilai-nilai yang membentuk strategi mengatasinya berdasarkan asas
kesadaran akan ancaman terhadap negara Bhinneka Tunggal Ika
strategi mengatasinya berdasarkan asas
Bhinneka Tunggal Ika
1.18 Bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa 2.18 Proaktif dalam menerapkan nilai-nilai
48
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
atas nilai-nilai persatuan dan kesatuan persatuan dan kesatuan bangsa dalam
bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Negara Kesatuan Republik Indonesia
Indonesia
1.19 Menghargai perbedaan sebagai anugerah 2.19 Proaktif menghindari pelanggaran hak dan
Tuhan yang Maha Esa dalam rangka pengingkaran kewajiban warga negara
penghormatan hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
1.20 Mensyukuri fungsi dan kedudukan 2.20 Proaktif melaksanakan Pancasila sesuai
Pancasila bagi bangsa Indonesia fungsi dan kedudukannya bagi bangsa
Indonesia
1.21 Mensyukuri peran Pancasila sebagai 2.21 Resposif terhadap peran Pancasila sebagai
ideology terbuka ideologi terbuka
1.22 Menjalankan perilaku orang beriman dalam 2.22 Berperilaku jujur dalam praktik
praktik pelindungan dan penegakan perlindungan dan penegakan hukum di
hukum untuk menjamin keadilan dan tengah masyarakat
kedamaian
1.23 Menerima system pemerintahan yang 2.23 Proaktif terhadap system pemerintahan
berlaku di Indonesia sebagai anugerah yang berlaku di Indonesia
Tuhan Yang Maha Esa
1.24 Menyikapi pengaruh kemajuan Ilmu 2.24 Bertanggungjawab dalam menyikapi
pengetahuan dan teknologi dengan tetap pengaruh kemajuan Ilmu pengetahuan
memegang nilai-nilai ke-Tuhanan Yang dan teknologi dalam bingkai Bhinneka
Maha Esa Tunggal Ika
1.25 Mensyukuri persatuan dan kesatuan bangsa 2.25 Proaktif dalam mengembangkan persatuan
sebagai upaya dalam menjaga dan dan kesatuan bangsa sebagai upaya
mempertahankan Negara Kesatuan dalam menjaga dan mempertahanakan
Republik Indonesia sebagai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
pengabdian
ALOKASI
WAKTU
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
( JP )
3.6 Memahami hakekat bangsa dan 4.6 Mengulas hakekat bangsa dan 8
Negara Negara
3.7 Memahami faktor-faktor pembentuk 4.7 Mempraktikkan faktor-faktor 8
integrasi nasional dalam bingkai pembentuk integrasi nasional
Bhinneka Tunggal Ika dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Ika
3.16 Menganalisis system hukum dan 4.16 Mengulas tentang system hukum 8
peradilan internasional dan peradilan internasional
bernegara
3.20 Menganalisis fungsi dan 4.20 Menerapkan fungsi dan kedudukan 8
kedudukan Pancasila bagi bangsa Pancasila bagi bangsa Indonesia
Indonesia
3.21 Menganalisis peran Pancasila 4.21 Menyajikan analisis tentang peran 8
sebagai ideology terbuka Pancasila sebagai ideology terbuka
3.22 Mengevaluasi praktik perlindungan 4.22 Mendemonstrasikan praktik 8
dan penegakan hukum untuk perlindungan dan penegakan
menjamin keadilan dan kedamaian hukum untuk menjamin keadilan
dan kedamaian
52
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
ALOKASI
WAKTU
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
(JP)
8
3.2 Memahami laporan hasil 4.1 Menyajikan isi teks
observasi berkaitan dengan (intisari) laporan hasil
bidang pekerjaan yang observasi berkaitan
dipresentasikan dengan lisan dan dengan bidang pekerjaan
tulis berdasarkan interpretasi
baik secara lisan maupun
tulis
8
3.3 Menganalisis isi dan aspek 4.2 Mengonstruksikan teks
kebahasaan dari minimal dua teks laporan observasi
laporan hasil observasi berkaitan berkaitan bidang
dengan bidang pekerjaan pekerjaan dengan
memerhatikan isi dan
aspek kebahasaan baik
lisan maupun tulis
8
3.4 Mendeskripsikan(permasalahan, 4.3 Mengembangkan isi
argumentasi, pengetahuan, dan (permasalahan, argumen,
rekomendasi) teks eksposisi pengetahuan, dan
berkaitan dengan bidang rekomendasi) teks
pekerjaan yang didengar dan atau eksposisi berkaitan
dibaca dengan bidang pekerjaan
secara lisan dan/tulis
8
3.5 Menganalisis struktur dan 4.4 Mengonstruksikan teks
kebahasaan teks eksposisi yang eksposisi berkaitan
berkaitan dengan bidang bidang pekerjaan dengan
pekerjaan memerhatikan
isi(permasalahan,
argumen, pengetahuan,
dan rekomendasi),
struktur dan kebahasaan
8
3.6 Menganalisis teks anekdot dari 4.5 Mengonstruksi makna
aspek makna tersirat tersirat dalam sebuah
teks anekdot baik lisan
maupun tulis
8
3.7 Mengevaluasi struktur dan 4.6 Menciptakan kembali
kebahasaan teks anekdot teks anekdot dengan
memerhatikan struktur,
dan kebahasaan baik
lisan maupun tulis.
8
3.8 Mendeskripsikan nilai-nilai dan 4.7 Menceritakan kembali isi
isi yang terkandung dalam cerita cerita rakyat (hikayat)
rakyat (hikayat) baik lisan yang didengar dan
53
ALOKASI
WAKTU
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
(JP)
pekerjaan
6
3.25 Menganalisis isi, struktur, dan 4.24 Mengonstruksi ceramah
kebahasaan dalam berkaitan bidang
ceramahberkaitan dengan bidang pekerjaan dengan
pekerjaan memerhatikan aspek
kebahasaan dan
menggunakan struktur
yang tepat
6
3.26 Mendeskripsikan butir-butir 4.25 Menyajikan butir-butir
penting dari satu buku penting dari satu buku
pengayaan(nonfiksi) berkaitan pengayaan(nonfiksi)berk
dengan bidang pekerjaan yang aitan dengan bidang
dibaca pekerjaan
6
3.27 Menemukan butir-butir penting 4.26 Menyajikan persamaan
dari dua buku pengayaan dan perbedaan isi dua
berkaitan dengan bidang buku pengayaan
pekerjaan (nonfiksi) yang dibaca berkaitan dengan bidang
pekerjaan (nonfiksi)
yang dibaca
6
3.28 Menganalisis pesan dari satu 4.27 Menyusun
buku fiksi yang dibaca ulasanterhadap pesan
dari satu buku fiksi yang
dibaca
6
3.29 Mendeskripsikaninformasi 4.28 Melengkapi informasi
penting yang ada dalam proposal dalam proposal berkaitan
kegiatan atau penelitian berkaitan dengan bidang
dengan bidang pekerjaan pekerjaansupaya lebih
efektif
6
3.30 Menganalisisisi, sistematika, dan 4.29 Merancang sebuah
kebahasaan suatu proposal proposal karya ilmiah
berkaitan dengan bidang berkaitan bidang
pekerjaan pekerjaan dengan
memerhatikan informasi,
tujuan, dan esensi karya
ilmiah yang diperlukan
6
3.31 Menganalisis informasi, tujuan 4.30 Merancang informasi,
dan esensi sebuah karya ilmiah tujuan, dan esensi yang
berkaitan dengan bidang harus disajikan dalam
pekerjaan yang dibaca karya ilmiah berkaitan
dengan bidang pekerjaan
6
3.32 Menganalisis sistematika dan 4.31 Mengonstruksi sebuah
kebahasaan karya ilmiah karya ilmiah berkaitan
berkaitan dengan bidang bidang pekerjaan dengan
pekerjaan memerhatikan isi,
sistematika, dan
kebahasaan
6
3.33 Membandingkan isi berbagai 4.32 Menyajikan isi sebuah
resensi berkaitan dengan bidang resensi berkaitan bidang
pekerjaan untuk menemukan pekerjaan dengan
sistematika sebuah resensi memerhatikan hasil
56
ALOKASI
WAKTU
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
(JP)
perbandingan beberapa
teks resensi
6
3.34 Menganalisis kebahasaan resensi 4.33 Mengkonstruksi sebuah
dalam kumpulan cerpen atau resensi dari buku
novel setidaknya dua karya yang kumpulan cerita pendek
berbeda atau novel yang sudah
dibaca
6
3.35 Menganalisis alur cerita, babak 4.34 Mempertunjukkan salah
demi babak, dan konflik dalam satu tokoh dalam drama
drama yang dibaca atau ditonton yang dibaca atau
ditonton secara lisan
6
3.36 Menganalisis isi dan kebahasaan 4.35 Mendemonstrasikan
drama yang dibaca atau ditonton sebuah naskah drama
dengan memerhatikan isi
dan kebahasaan
6
3.37 Menganalisis pesan dari dua buku 4.36 Menyusun ulasan
fiksi (novel dan buku kumpulan terhadap pesan dari dua
puisi) yang dibaca buku kumpulan puisi
yang dikaitkan dengan
situasi kekinian
6
3.38 Mendeskripsikan isi dan 4.37 Menyajikan simpulan
sistematika surat lamaran sistematika dan unsur-
pekerjaan yang dibaca unsur isi surat lamaran
baik secara lisan maupun
tulis
6
3.39 Menganalisis unsur kebahasaan 4.38 Menyusun surat lamaran
surat lamaran pekerjaan pekerjaan
denganmemerhatikan isi,
sistematika dan
kebahasaan
8
3.40 Menganalisis informasi, yang 4.39 Mengonstruksi nilai-nilai
mencakup orientasi, rangkaian dari informasi cerita
kejadian yang saling berkaitan, sejarah dalam sebuah
komplikasi dan resolusi, dalam teks eksplanasi
cerita sejarah lisan atau tulis
8
3.41 Menganalisis kebahasaan cerita 4.40 Menulis cerita sejarah
atau novel sejarah pribadi dengan
memerhatikan
kebahasaan
6
3.42 Mendeskripsikan informasi 4.41 Menyeleksi ragam
(pendapat, alternatif solusi dan informasi sebagai bahan
simpulan terhadap suatu isu) teks editorial berkaitan
dalam teks editorial berkaitan dengan bidang pekerjaan
dengan bidang pekerjaan baik secara lisan maupun
tulis
8
3.43 Menganalisis struktur dan 4.42 Merancang teks editorial
kebahasaan teks editorial berkaitan bidang
berkaitan dengan bidang pekerjaan dengan
pekerjaan memerhatikan struktur
57
ALOKASI
WAKTU
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
(JP)
58
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
ALOKASI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
20
3.52 Menerapkan konsep bilangan 4.51 Menyajikan penyelesaian
berpangkat, bentuk akar dan masalah bilangan berpangkat,
logaritma dalam menyelesaikan bentuk akar dan logaritma
masalah
12
3.53 Menerapkan persamaan dan 4.2. Menyelesaikan masalah yang
pertidaksamaan nilai mutlak bentuk berkaitan dengan persamaan
linear satu variabel dan pertidaksamaan nilai
mutlak bentuk linear satu
variabel
12
3.69 Menentukan nilai besaran vektor 4.18 Menyajikan penyelesaian
pada dimensi tiga masalah yang berkaitan dengan
nilai besaran vektor pada
dimensi tiga
20
3.70 Menentukan nilai variabel pada 4.19 Menyajikan penyelesain
persamaan dan fungsi kuadrat masalah yang berkaitan dengan
persamaan dan fungsi kuadrat
8
3.71 Menganalisis operasi komposisi dan 4.20 Menyelesaikan masalah operasi
operasi invers pada fungsi komposisi dan operasi invers
pada fungsi
60
ALOKASI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
8
3.72 Menentukan persamaan lingkaran 4.21 Menyajikan penyelesaian
masalah yang berkaitan dengan
persamaan lingkaran
16
3.73 Menentukan masalah kontekstual 4.22 Menyelesaikan masalah yang
yang berkaitan dengan logika berkaitan dengan logika
matematika (pernyataan sederhana, matematika (pernyataan
negasi pernyataan sederhana, sederhana, negasi pernyataan
pernyataan majemuk , negasi sederhana, pernyataan
pernyataan majemuk dan penarikan majemuk , negasi pernyataan
kesimpulan) majemuk dan penarikan
kesimpulan )
16
3.74 Menganalisis titik, garis dan bidang 4.23 Menyajikan penyelesaian
pada geometri dimensi tiga masalah yang berkaitan dengan
jarak antara titik ke titik, titik ke
garis dan garis ke bidang pada
geometri dimensi tiga
16
3.75 Menetukan masalah kontekstual yang 4.24 Menyelesaikan masalah
berkaitan dengan transformasi kontekstual kontekstual yang
geometri berkaitan dengan transformasi
geometri
12
3.76 Menganalisis kaidah pencacahan, 4.25 Menyajikan penyelesaian
permutasi dan kombinasi pada masalah kontekstual berkaitan
masalah kontekstual dengan kaidah pencacahan,
permutasi dan kombinasi
8
3.77 Menentukan peluang kejadian 4.26 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan peluang
kejadian
12
3.78 Mengevaluasi kajian statistika dalam 4.27 Menyelesaikan masalah
masalah kontekstual kontekstual yang berkaitan
dengan kajian statistika
16
3.79 Menganalisis ukuran pemusatan data 4.28 Menyelesaikan masalah yang
tunggal dan data kelompok berkaitan dengan ukuran
pemusatan data tunggal dan data
kelompok
16
3.80 Menganalisis ukuran penyebarandata 4.29 Menyelesaikan masalah yang
tunggal dan data kelompok berkaitan dengan ukuran
penyebaran data tunggal dan
data kelompok
24
3.81 Menentukan nilai limit fungsi aljabar 4.30 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan limit fungsi
aljabar
20
3.82 Menentukan turunan fungsi aljabar 4.31 Menyelesaikan masalah yang
menggunakan definisi limit fungsi berkaitan dengan turunan fungsi
61
ALOKASI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
16
3.85 Menentukan luas permukaan dan 4.34 Menyelesaikan masalah luas
volume benda putar dengan permukaan dan volume benda
menggunakan integral tertentu putar dengan menggunakan
integral tertentu
Total jam 424
ALOKASI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
WAKTU
3.1 Memahami konsep dasar sejarah 4.1 Menyajikan hasil pemahaman tentang 3
(berpikir kronologis, diakronik, konsep dasar
sinkronik, ruangdanwaktuserta sejarah(berpikirkronologis, diakronik,
perubahandankeberlanjutan) sinkronik, ruangdanwaktuserta
perubahandankeberlanjutan)
3.2 Menganalisis kehidupan manusia 4.2Menyajikaninformasimengenaimanusia 9
62
ALOKASI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
WAKTU
dan hasil-hasil budaya dan hasil-hasil budaya khususnya
masyarakat Pra Aksara masyarakat Pra Aksara Indonesia
Indonesia
3.3Menganalisisberbagaiteoritentang 9
4.3 Membuat tulisan tentang berbagai teori
proses masuknya agama masuknya agama dan kebudayaan
dankebudayaan Hindu dan Hindu dan Buddha serta pengaruhnya
Buddha serta pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat
terhadap kehidupan masyarakat Indonesia (pemerintahan, budaya)
Indonesia (pemerintahan,
budaya)
3.4Menganalisis berbagai teori 4.4 Menyajikan hasil 6
tentang proses masuknya agama analisisberbagaiteoritentang proses
dan kebudayaan Islam masuknya agama dankebudayaan Islam
sertapengaruhnya terhadap serta pengaruhnya terhadap kehidupan
kehidupan masyarakat masyarakat Indonesia (ekonomi,
Indonesia (ekonomi, pemerintahan, budaya)
pemerintahan, budaya)
6
3.5 Menganalisis proses masuk dan 4.5 Mengolah informasi tentang proses
perkembangan penjajahan masuk dan perkembangan penjajahan
bangsa Eropa (Portugis, bangsa Eropa (Portugis, Spanyol,
Spanyol, Belanda, Inggris) ke Belanda, Inggris) ke Indonesia dan
Indonesia menyajikannya dalam bentuk cerita
sejarah
3.6 Menganalisis dampak politik, 4.6 Menalardampakpolitik, budaya, sosial, 9
ekonomi, dan pendidikan pada masa
budaya, sosial, ekonomi, dan
penjajahan bangsa Eropa (Portugis,
pendidikan pada masa
Spanyol, Belanda, Inggris) dalam
penjajahan bangsa Eropa dan
kehidupan bangsa Indonesia masa kini
Jepang dalam kehidupan bangsa
dan menyajikannya dalam bentuk cerita
Indonesia masa kini
sejarah
3
3.7 Menganalisis nilai-nilai sumpah 4.7 Menyajikan hasil analisis nilai-nilai
pemuda dan maknanya bagi sumpah pemuda dan maknanya bagi
kehidupan kebangsaan di kehidupan kebangsaan di Indonesia
Indonesia pada masa kini pada masa kini
6
3.8 Menganalisis peristiwa 4.8 Menalar peristiwa proklamasi
proklamasi kemerdekaan dan kemerdekaan dan maknanya bagi
maknanya bagi kehidupan kehidupan sosial, budaya, ekonomi,
sosial, budaya, ekonomi, politik, politik, dan pendidikan bangsa
dan pendidikan bangsa Indonesia
Indonesia
6
3.9 Menganalisis peristiwa 4.9 Menalar peristiwa pembentukan
pembentukan pemerintahan pemerintahan Republik Indonesia
pertama Republik Indonesia pada awal kemerdekaan dan
pada awal kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan
maknanya bagi kehidupan Indonesia masa kini
kebangsaan Indonesia masa kini
6
3.10 Menganalisis strategi dan 4.10 Mengolah informasi tentang strategi
bentuk perjuangan bangsa dan bentuk perjuangan bangsa
Indonesia dalam upaya Indonesia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan mempertahankan kemerdekaan dari
dari ancaman Sekutu dan ancaman Sekutu dan Belanda
Belanda
9
3.11 Mengevaluasi upaya bangsa 4.11 Merekonstruksi upaya bangsa
63
ALOKASI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
WAKTU
indonesia dalam menghadapi indonesia dalam menghadapi ancaman
ancaman disintegrasi bangsa disintegrasi bangsa antara lain PKI
antara lain PKI Madiun 1948, Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi
DI/TII, APRA, Andi Aziz, Aziz, RMS, PRRI, Permesta, G-30-
RMS, PRRI, Permesta, G-30- S/PKI
S/PKI
9
3.12 Mengevaluasi perkembangan 4.12 Merekonstruksi perkembangan
kehidupan politik dan ekonomi kehidupan politik dan ekonomi
Bangsa Indonesia pada masa Bangsa Indonesia pada masa awal
awal kemerdekaan sampai kemerdekaan sampai masa Demokrasi
masa Demokrasi Liberal Liberal
3
3.13 Mengevaluasi perkembangan 4.13 Melakukan penelitian sederhana
kehidupan politik dan ekonomi tentang kehidupan politik dan
Bangsa Indonesia pada masa ekonomi Bangsa Indonesia pada masa
Demokrasi Terpimpin Demokrasi Terpimpin
3
3.14 Mengevaluasi perkembangan 4.14 Melakukan penelitian sederhana
kehidupan politik dan ekonomi tentang pekembangan kehidupan
Bangsa Indonesia pada masa politik dan ekonomi Bangsa Indonesia
Orde Baru pada masa Orde Baru
3
3.15 Mengevaluasi perkembangan 4.15 Melakukan penelitian sederhana
kehidupan politik dan ekonomi tentang pekembangan kehidupan
Bangsa Indonesia pada masa politik dan ekonomi Bangsa Indonesia
awal Reformasi pada masa awal Reformasi
6
3.16 Mengevaluasi peran pelajar, 4.16 Menulis sejarah tentang peran pelajar,
mahasiswa, dan pemuda dalam mahasiswa, dan pemuda dalam
perubahan politik dan perubahan politik dan ketatanegaraan
ketatanegaraan Indonesia Indonesia
6
3.17 Mengevaluasi peran bangsa 4.17 Menyajikan hasil telaah tentang peran
Indonesia dalam perdamaian bangsa Indonesia dalam perdamaian
dunia antara lain KAA, Misi dunia antara lain KAA, Misi Garuda,
Garuda, Deklarasi Djuanda, Deklarasi Djuanda, Gerakan Non
Gerakan Non Blok, ASEAN, Blok, ASEAN, OKI, dan Jakarta
OKI, dan Jakarta Informal Informal Meeting
Meeting
6
3.18 Mengevaluasi kehidupan 4.18 Membuat studi evaluasi tentang
Bangsa Indonesia dalam kehidupan Bangsa Indonesia dalam
mengembangkan ilmu mengembangkan ilmu pengetahuan
pengetahuan dan teknologi dan teknologi di era kemerdekaan
pada era kemerdekaan (sejak (sejak proklamasi sampai dengan
proklamasi sampai dengan Reformasi)
Reformasi)
ALOKASI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
(JP)
6
3.86 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.52 Menyusun teks interaksi
teks, dan unsur kebahasaan teks transaksional lisan dan tulis
interaksi transaksional lisan dan pendek dan sederhana yang
tulis yang melibatkan tindakan melibatkan tindakan memberi dan
memberi dan meminta informasi meminta informasi terkait jati diri,
terkait jati diri dan hubungan dengan memperhatikan fungsi
keluarga, sesuai dengan konteks sosial, struktur teks, dan unsur
penggunaannya di dunia kerja. kebahasaan yang benar dan sesuai
(Perhatikan unsur kebahasaan konteks penggunaannya di dunia
pronoun: subjective, objective, kerja.
possessive)
6
3.87 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.53 Menyusun teks interaksi
teks, dan unsur kebahasaan teks interpersonal lisan dan tulis
interaksi interpersonal lisan dan sederhana yang melibatkan
tulis yang melibatkan tindakan tindakan memberikan ucapan
memberikan ucapan selamat dan selamat dan memuji bersayap
memuji bersayap (extended), serta (extended), dan menanggapinya
menanggapinya, sesuai dengan dengan memperhatikan fungsi
konteks penggunaannya di dunia sosial, struktur teks, dan unsur
kerja. kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks di dunia kerja.
6
3.88 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.54 Menyusun teks interaksi
teks, dan unsur kebahasaan teks transaksional lisan dan tulis
interaksi transaksional lisan dan pendek dan sederhana yang
tulis yang melibatkan tindakan melibatkan tindakan memberi dan
memberi dan meminta informasi meminta informasi terkait niat
terkait niat melakukan suatu melakukan suatu
tindakan/kegiatan, sesuai dengan tindakan/kegiatan, dengan
65
ALOKASI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
(JP)
10
3.107 Menerapkan fungsi social, struktur 4.22 Menyusun teks interaksi
teks dan unsur kebahasaan teks transaksional tulis yang
interaksi transaksional yang melibatkan tindakan memberi dan
melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait
meminta informasi terkait penulisan laporan sederhana
penulisan laporan sederhana. dengan memperhatikan fungsi
social, struktur teks dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai
dengan konteks penggunaannya di
dunia kerja.
10
3.108 Menerapkan fungsi social, struktur 4.23 Menyusun teks interaksi
teks dan unsur kebahasaan teks transaksional lisan yang
interaksi transaksional yang melibatkan tindakan memberi dan
melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait
meminta informasi terkait penyajian laporan dengan
penyajian laporan secara lisan memperhatikan fungsi social,
(report presentation) struktur teks dan unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai dengan
konteks penggunaannya di dunia
kerja.
4
3.109 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.24 Menyusun teks interaksi
teks, dan unsur kebahasaan teks interpersonal lisan dan tulis
interaksi interpersonal lisan dan sederhana yang melibatkan
tulis yang melibatkan tindakan tindakan menawarkan jasa, dan
menawarkan jasa, serta menanggapinya dengan
menanggapinya, sesuai dengan memperhatikan fungsi sosial,
konteks penggunaannya. struktur teks, dan unsur
(Perhatikan unsur kebahasaan May kebahasaan yang benar dan sesuai
I help you?, What can I do for konteks
you? What if ...?)
8
3.110 Membedakan fungsi sosial, 4.25 Teks Prosedur
struktur teks, dan unsur 4.25.1Menangkap makna secara
kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi sosial,
prosedur lisan dan tulis dengan struktur teks, dan unsur
memberi dan meminta informasi kebahasaan teks prosedur lisan
terkait manual penggunaan dan tulis, dalam bentuk manual
teknologi dan kiat-kiat (tips), terkait penggunaan teknologi dan
pendek dan sederhana, sesuai kiat-kiat (tips)
dengan bidang keahlian dan 4.25.2Menyusun teks prosedur, lisan
konteks penggunaannya dan tulis, dalam bentuk manual
terkait penggunaan teknologi dan
kiat-kiat (tips), dengan
memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur
kebahasaan, secara benar dan
70
ALOKASI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
(JP)
sesuai konteks
8
3.111 Membedakan fungsi sosial, 4.26 Surat Lamaran Kerja
struktur teks, dan unsur 4.26.1Menangkap makna secara
kebahasaan beberapa teks khusus kontekstual terkait fungsi
dalam bentuk surat lamaran kerja, nsure, struktur teks, dan unsur
dengan memberi dan meminta kebahasaan teks khusus dalam
informasi terkait jati diri, latar bentuk surat lamaran kerja,
belakang pendidikan/pengalaman yang memberikan informasi
kerja, sesuai dengan konteks antara lain jati diri, latar
penggunaannya belakang
pendidikan/pengalaman kerja
4.26.2 Menyusun teks khusus surat
lamaran kerja, yang
memberikan informasi antara
lain jati diri, latar belakang
pendidikan/pengalaman kerja,
dengan memperhatikan fungsi
nsure, struktur teks, dan unsur
kebahasaan, secara benar dan
sesuai konteks
6
3.112 Membedakan fungsi sosial, 4.27 Teks Undangan Resmi
struktur teks, dan unsur 4.27.1 Menangkap makna secara
kebahasaan beberapa teks khusus kontekstual terkait fungsi
dalam bentuk undangan resmi sosial, struktur teks, dan unsur
dengan memberi dan meminta kebahasaan teks khusus dalam
informasi terkait kegiatan bentuk undangan resmi lisan
sekolah/tempat kerja sesuai dan tulis, terkait kegiatan
dengan konteks penggunaannya sekolah/tempat kerja
4.27.2 Menyusun teks khusus dalam
bentuk undangan resmi lisan dan
tulis, terkait kegiatan
sekolah/tempat kerja, dengan
memperhatikan fungsi nsure,
struktur teks, dan unsur
kebahasaan, secara benar dan
sesuai konteks
6
3.113 Membedakan fungsi sosial, 4.28 Menangkap makna secara
struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi sosial,
kebahasaan beberapa teks news struktur teks, dan unsur
item lisan dan tulis dengan kebahasaan teks news items lisan
memberi dan meminta informasi dan tulis, dalam bentuk berita
terkait berita sederhana dari sederhana koran/radio/TV
koran/radio/TV, sesuai dengan
konteks penggunaannya
6
3.114 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.29 Menyusun teks interaksi
teks, dan unsur kebahasaan teks transaksional lisan dan tulis yang
interaksi transaksional lisan dan melibatkan tindakan memberi dan
tulis yang melibatkan tindakan meminta informasi terkait
memberi dan meminta informasi pengandaian diikuti oleh
terkait pengandaian diikuti oleh perintah/saran, dengan
perintah/saran, sesuai dengan memperhatikan fungsi sosial,
bidang keahlian dan konteks struktur teks, dan unsur
71
ALOKASI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
(JP)
b. Muatan Kewilayahan
1) Kompetensi Dasar Seni Budaya
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
ALOKASI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
3.1 Memahami konsep budaya 4.1. Mempresentasikan konsep budaya 9
3.2 Memahami konsep 9
4.2. Mempresentasikan konsep seni
Seni
4.3. Mempresentasikan konsep 9
3.3 Memahami konsep keindahan
keindahan
3.4. Menganalisis jenis, fungsi dan 4.4 Memilah jenis, fungsi dan unsur 9
72
ALOKASI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
unsur seni budaya Nusantara seni budaya Nusantara
3.5 Menganalisis perkembangan seni 4.5 Merumuskan perkembangan seni 9
budaya Nusantara budaya Nusantara
4.6 Melaksanakan apresiasi seni 9
3.6 Menerapkan apresiasi seni budaya
budaya Nusantara
Nusantara
3.7 Menerapkan apresiasi seni budaya 4.7 Melaksanakan apresiasi seni 12
mancanegara budaya mancanegara
3.8 Menganalisis karya seni budaya 12
4.8 Mengeksplorasi karya seni budaya
Nusantara
Nusantara
3.9 Mengevaluasi karya seni budaya 4.9 Mempresentasikan hasil evaluasi 15
Nusantara karya seni budaya Nusantara
4.10 Merancang karya seni budaya 4.10 Mengkreasi karya seni budaya 15
Nusantara Nusantara
Jumlah Jam Pelajaran (JP) 108
ALOKASI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
3.116 Menerapkan teknik dasar salah 4.55 Mempraktikan teknik dasar salah
satu aktifitas olahraga permainan satu aktifitas olahraga permainan 12
bola besar untuk menghasilkan bola besar untuk menghasilkan
koordinasi gerak yang baik koordinasi gerak yang baik
10
3.117 Menerapkan teknik dasar salah 4.56 Mempraktikan teknik dasar salah
73
ALOKASI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
74
ALOKASI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
ALOKASI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
3.1 Menerapkan konsep besaran 4.1 Menyaji hasil pengukuran 9
pokok, besaran turunan, dan besaran fisis menggunakan
satuan dalam pengukuran alat ukur dan teknik yang
tepat
9
3.3 Menganalisis sifat elastisitas 4.3 Menyajikan hasil percobaan
bahan tentang elastisitas benda
3.4 Menganalisis hubungan antara 4.4 Mendemonstrasikan 15
getaran dan gelombang serta fenomena gelombang dengan
besaran-besarannya yang terkait peralatan sederhana
12
3.5 Menganalisis optik fisis dan 4.5 Menyajikan hasil percobaan
geometri tentang optik fisis / geometri
3.6 Mengevaluasi prosespemuaian, 4.6 Menyajihasil penyelidikan 9
perubahan wujud zat dan mengenai perpindahan kalor
perpindahan kalor menggunakan azas black
ALOKASI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
3.1 Memahami peran kimia dalam 4.1 Menunjukkan perbedaan 9
kehidupan perubahan materi dan pemisahan
campuran melalui praktikum
80
c) Pekerjaan Dasar Otomotif
81
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
3.6 MenerapkancaraPerawatanEngine 32
4.6 MerawatberkalaEngine
Management System(EMS) Management System(EMS)
3.7 Menerapkancaraperawatansistembah 4.7 Merawatberkala sistem 32
anbakar diesel pompainjeksiIn-Line bahanbakar diesel
pompainjeksiIn-Line
3.8 4.8 Merawatberkalasistembahanbakar 32
Menerapkancaraperawatansistembah diesel pompainjeksiRotary
anbakar diesel pompainjeksiRotary
3.9 4.9 Merawatberkalasistembahanbakar 32
Menerapkancaraperawatansistembah diesel Common Rail
anbakar diesel Common Rail
4.10 Melakukan 16
3.10 Mengevaluasihasilperawatanberkal
pemeriksaanhasilperawatanberkal
aMesinKendaraanRingan
amesinkendaraan
4.11 Memperbaikimekanisme 36
3.11 Mendiagnosiskerusakanmekanisme
kepalasilinderdankelengkapannya
kepalasilinderdankelengkapannya
4.12 Memperbaikimekanismebloksilin 36
3.12 Mendiagnosiskerusakanmekanisme
derdankelengkapannya
bloksilinderdankelengkapannya
4.13 Memperbaikisistempelumasan 18
3.13 Mendiagnosis kerusakan sistem
pelumasan
4.14 Memperbaikisistempendinginan 18
3.14 Mendiagnosis kerusakan sistem
pendinginan
4.15 Memperbaiki sistem bahan bakar 27
3.15 Mendiagnosis kerusakan sistem
bensin konvensional/karburator
bahan bakar bensin
konvensional/karburator
4.16 Memperbaiki sistem bahan bakar 27
3.16 Mendiagnosis kerusakan sistem
bensin injeksi(Electronic Fuel
bahan bakar bensin injeksi
Injection/EFI)
(Electronic Fuel Injection/EFI)
4.17 MemperbaikiEngine Management 27
3.17 MendiagnosiskerusakanEngine
System(EMS)
Management System(EMS)
82
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
nbakar diesel Common Rail diesel Common Rail
9
3.21 Mengevaluasihasilperbaikanmesink 4.21 Melakukan
endaraanringan laporanhasilperbaikanmesinkend
araanringan
Jumlah Jam Pembelajaran 594
84
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
kelistrikan kendaraan
ringan
24.12 Memperbaiki system 40
3.12Mendiagnosis kerusakan system
kelistrikan dan kelengkapan
kelistrikandan kelengkapan tambahan
tambahan
3.13Mendiagnosis kerusakan sistem starter 24.13 Memperbaiki sistem 16
starter
3.14Mendiagnosis kerusakan sistem 24.14 Memperbaiki sistem 32
pengisian pengisian
3.15Mendiagnosis kerusakan sistem 24.15 Memperbaiki sistem 24
pengapian konvensional pengapian konvensional
3.16Mendiagnosiskerusakan sistem 24.16 Memperbaiki sistem 32
pengapian elektronik pengapian elektronik
3.17Mendiagnosis kerusakan sistem 24.17 Memperbaiki sistem 32
penerangandan panel instrumen penerangandan panel
instrument
3.18Mendiagnosis kerusakan sistem Air 24.18 Memperbaiki sistem Air 24
Conditioning (AC) Conditioning (AC)
3.19Mendiagnosis kerusakan sistem audio 24.19 Memperbaiki sistem 24
audio
3.20Mendiagnosis kerusakan 24.20 Memperbaiki sistem 32
sistempengaman pengaman
3.21Mengevaluasi hasil perbaikan 24.21 Mengelola hasil 16
kelistrikan kendaraan ringan perbaikan kelistrikan
kendaraan ringan
Jumlah Jam Pembelajaran 560
85
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR WAKTU
barang/jasa barang/jasa
3.6 Menganalisis lembar kerja 24.27 Membuat lembar kerja 10
/gambar kerja untuk pembuatan /gambar kerja untuk
prototype produk barang/jasa pembuatan prototype produk
barang/jasa
86
B. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan mata pelajaran yang kompetensinya tidak dapat diwadahi
pada mata pelajaran yang telah ada, karena itu setiap satuan pendidikan harus
mengembangkan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator.
Satuan pendidikan dan komite sekolah mempunyai tugas dan wewenang penuh
mengembangkan mata pelajaran muatan lokal. Pengembangan muatan lokal meliputi
latar belakang, tujuan, ruang lingkup, KI, KD dan arah pengembangan mata pelajaran
dilaksanakan melalui kegiatan :
1) Menganalisis informasi tentang potensi daerah yang meliputi aspek sosial, ekonomi,
budaya, kekayaan alam, dan sumber daya manusia yang ada di daerah, serta prioritas
pembangunan daerah di berbagai sektor yang selaras dengan Kompetensi Keahlian
dan perkembangan usia peserta didik.
2) Mengembangkan KI dan KD muatan lokal. Pengembangan KI dan KD muatan
lokal sama seperti pada SKK Kompetensi Keahlian, diawali dengan
mengidentifikasi bidang, lingkup dan tugas-tugas pekerjaan. Contoh : Bidang
pekerjaan adalah “Membuat surat bahasa Inggris”, lingkup “Surat Bisnis”, uraian
tugas misalnya “menulis surat bisnis”.Selanjutnya diuraikan standar kompetensi,
87
kompetensi dasar dan indikator yang diperlukan untuk menyiapkan makanan
pembuka yang perumusannya mengacu pada rambu-rambu yang telah dijelaskan.
3) Menetapkan nama mata pelajaran muatan lokal dan menentukan prioritas bahan
kajian muatan lokal yang akan dilaksanakan.
4) Mengembangkan silabus mata pelajaran muatan lokal.
b. Ruang Lingkup muatan lokal terdiri atas :
1) Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah
a) Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat didaerah tertentu yang
pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial
ekonomi, dan lingkungan sosial budaya.
b) Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat
di suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan
taraf kehidupan masyarakat tersebut, yang disesuaikan dengan arah
perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan.
2) Lingkup Isi/Jenis Muatan Lokal, dapat berupa: bahasa daerah, bahasa Inggris,
kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan
pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal
yang dianggap perlu oleh daerah dan selaras dengan kompetensi keahliannya.
Secara skematis langkah-langkah pengembangannya digambarkan dalam
diagram alur berikut
88
c. Muatan Lokal SMK Permata Nusantara
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi peserta didik yang disesuaikan dengan ciri khas dan sumber daya sekolah
di Jawa tengah, khususnya di Pati.
Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang
terdapat pada Standar Isi di dalam kurikulum SMK Permata Nusantara. Keberadaan
mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing
sekolah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang
bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional
sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum
nasional.
Berdasarkan hal diatas, maka muatan lokal untuk Program Kompetensi
Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif adalah Bahasa Jawa berdasarkan
Peraturan Gubernur Nomor 57 Tahun 2013.
1) Muatan Lokal Bahasa Jawa
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Dasar (KD) muatan
lokal Bahasa Jawa adalah sebagai berikut :
b) Kompetensi Dasar
Kelas X / 1
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan ajaran mengamalkan anugerah Tuhan berupa
agama yang dianutnya. bahasa Jawa dan menggunakannya
melalui tembang Kinanthi lisan maupun
tulisan.
1.2 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dan menggunakannya
melalui crita cekak lisan maupun tulisan.
1.3 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dan menggunakannya
melalui pawarta lisan maupun tulisan.
1.4 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dan menggunakannya
melalui budaya mantu lisan maupun
tulisan.
1.5 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dan menggunakannya
melalui aksara Jawa lisan maupun
tulisan.
2. Menghayati dan 2. 1 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
mengamalkan perilaku diri, dan tanggung jawab dalam
jujur, disiplin, tanggung menggunakan bahasa Jawa melalui
jawab, peduli (gotong tembang Kinanthi lisan maupun tulisan.
royong, kerjasama, 2.2 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
toleran, damai), santun, diri, dan tanggung jawab dalam
responsif dan proaktif dan menggunakan bahasa Jawa melalui crita
menunjukkan sikap cekak lisan maupun tulisan.
sebagai bagian dari solusi 2.3 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
atas berba-gai diri, dan tanggung jawab dalam
permasalahan dalam menggunakan bahasa Jawa melalui
berinteraksi secara efektif pawarta lisan maupun tulisan.
dengan lingkungan sosial 2.4 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
dan alam serta dalam me- diri, dan tanggung jawab dalam
nempatkan diri sebagai menggunakan bahasa Jawa melalui
90
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
cerminan bangsa dalam budaya mantu lisan maupun tulisan.
pergaulan dunia. 2.5 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
diri, dan tanggung jawab dalam
menggunakan bahasa Jawa melalui
aksara Jawa lisan maupun tulisan.
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Memahami, mengidentifikasi,
menganalisis pengetahuan menganalisis, dan meng-evaluasi
faktual, konseptual, konsep, struktur, kaidah dan pitutur
prosedural berdasarkan luhurtembang Kinanthi lisan maupun
rasa ingintahunya tentang tulisan.
ilmu pengetahuan, 3.2 Memahami, mengidentifikasi,
teknologi, seni, budaya, menganalisis, dan meng-evaluasi
dan humaniora dengan konsep, struktur, kaidah dan pitutur
wawasan kemanusiaan, luhurcrita cekak lisan maupun tulisan.
kebangsaan, kenegaraan, 3.3 Memahami, mengidentifikasi,
dan peradaban terkait menganalisis, dan meng-evaluasi
penyebab fenomena dan konsep, struktur, kaidah dan unsur-unsur
kejadian, serta pawarta lisan maupun tulisan.
menerapkan pengetahuan 3.4 Memahami, mengidentifikasi,
prosedural pada bidang menganalisis, dan meng-evaluasi
kajian yang spesifik sesuai konsep, struktur, kaidah dan pitutur
dengan bakat dan luhurbudaya mantu lisan maupun
minatnya untuk tulisan.
memecahkan masalah. 3.5 Memahami, mengidentifikasi,
menganalisis, dan meng-evaluasi
konsep, struktur, kaidah dan pitutur
luhur dua paragraf teks aksara Jawa
lisan maupun tulisan.
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Menginterpretasi, memroduksi,
menyaji dalam ranah menyunting, dan menyajikan tembang
konkret dan ranah abstrak Kinanthi lisan maupun tulisan.
terkait dengan pengem- 4.2 Menginterpretasi, memroduksi,
bangan dari yang menyunting, dan menyajikan crita cekak
dipelajarinya di sekolah lisan maupun tulisan.
secara mandiri, dan 4.3 Menginterpretasi, memroduksi,
mampu menggunakan menyunting, dan menyajikan pawarta
metoda sesuai kaidah lisan maupun tulisan.
keilmuan. 4.4 Menginterpretasi, memroduksi,
menyunting, dan menyajikanbudaya
mantu lisan maupun tulisan.
4.5 Menginterpretasi, memroduksi,
menyunting, dan menyajikan dua
paragraf wacanaaksara Jawa lisan
maupun tulisan.
Kelas X / 2
91
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan ajaran mengamalkan anugerah Tuhan berupa
agama yang dianutnya. bahasa Jawa dan mengguna-kannya
melalui tembang Megatruh lisan maupun
tulisan.
1.2 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dan mengguna-kannya
melalui crita wayang lisan maupun
tulisan.
1.3 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dan mengguna-kannya
melalui wacana panatacara lisan
maupun tulisan.
1.4 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dan mengguna-kannya
budaya mitoni/tingkeban lisan maupun
tulisan.
1.5 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dan mengguna-kannya
melalui aksara Jawa lisan maupun
tulisan.
2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
mengamalkan perilaku diri, dan tanggung jawab dalam
jujur, disiplin, tanggung menggunakan bahasa Jawa melalui
jawab, peduli (gotong tembang Megatruh lisan maupun tulisan.
royong, kerjasama, toleran, 2.2 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
damai), santun, responsif diri, dan tanggung jawab dalam
dan proaktif dan menggunakan bahasa Jawa melalui crita
menunjukkan sikap sebagai wayang lisan maupun tulisan.
bagian dari solusi atas 2.3 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
berbagai permasalahan diri, dan tanggung jawab dalam
dalam berinteraksi secara menggunakan bahasa Jawa melalui
efektif dengan lingkungan wacana panatacara lisan maupun tulisan.
sosial dan alam serta dalam 2.4 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
menempatkan diri sebagai diri, dan tanggung jawab dalam
cerminan bangsa dalam menggunakan bahasa Jawa melalui
pergaulan dunia. budaya mitoni/tingkeban lisan maupun
tulisan.
2.5 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
diri, dan tanggung jawab dalam
menggunakan bahasa Jawa melalui
melalui dua paragraf aksara Jawa lisan
maupun tulisan.
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Memahami, mengidentifikasi,
92
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
meng-analisis pengetahuan menganalisis, dan meng-evaluasi
faktual, konseptual, konsep, struktur, kaidah dan pitutur
prosedural berdasar-kan luhurtembang Megatruh lisan maupun
rasa ingintahunya tentang tulisan.
ilmu pengetahuan, 3.2 Memahami, mengidentifikasi,
teknologi, seni, budaya, dan menganalisis, dan meng-evaluasi
humaniora dengan wawasan konsep, struktur, kaidah dan pitutur
kemanusiaan, kebangsaan, luhurcrita wayang lisan maupun tulisan.
kenegaraan, dan peradaban 3.3 Memahami, mengidentifikasi,
terkait penyebab fenomena menganalisis, dan meng-evaluasi
dan kejadian, serta konsep, struktur, kaidah dan pitutur
menerapkan pengetahuan luhurwacana panatacara lisan maupun
prosedural pada bidang tulisan.
kajian yang spesifik sesuai 3.4 Memahami, mengidentifikasi,
dengan bakat dan minatnya menganalisis, dan meng-evaluasi
untuk memecahkan konsep, struktur, kaidah dan pitutur
masalah. luhurbudaya mitoni/tingkeban lisan
maupun tulisan.
3.5 Memahami, mengidentifikasi,
menganalisis, dan meng-evaluasi
konsep, struktur, kaidah dua paragraf
teks aksara Jawa lisan maupun tulisan.
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Menginterpretasi, memroduksi,
menyaji dalam ranah menyunting, dan menyajikan tembang
konkret dan ranah abstrak Megatruh lisan maupun tulisan.
terkait dengan pengem- 4.2 Menginterpretasi, memroduksi,
bangan dari yang menyunting, dan menyajikan crita
dipelajarinya di sekolah wayang lisan maupun.
secara mandiri, dan 4.3 Menginterpretasi, memroduksi,
mampu menggunakan menyunting, dan menyajikan wacana
metoda sesuai kaidah panatacara lisan maupun tulisan.
keilmuan. 4.4 Menginterpretasi, memroduksi,
menyunting, dan menyajikan budaya
mitoni/tingkeban lisan maupun tulisan.
4.5 Menginterpretasi, memroduksi,
menyunting, dan menyajikan dua
paragraf teks aksara Jawa lisan maupun
tulisan.
Kelas XI / 1
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan ajaran mengamalkan anugerah Tuhan berupa
agama yang dianutnya. bahasa Jawa dan mengguna-kannya
melalui tembang Sinom lisan maupun
tulisan.
1.2 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
93
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
bahasa Jawa dan mengguna-kannya
melalui novel lisan maupun tulisan.
1.3 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dan mengguna-kannya
melalui sesorah/pidhato lisan maupun
tulisan.
1.4 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dan mengguna-kannya
melalui budaya tedhak siten lisan
maupun tulisan.
1.5 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dan mengguna-kannya
melalui aksara Jawa lisan maupun
tulisan.
2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
mengamal-kan perilaku diri, dan tanggung jawab dalam
jujur, disiplin, tanggung menggunakan bahasa Jawa melalui
jawab, peduli (gotong tembang Sinom lisan maupun tulisan.
royong, kerjasama, toleran, 2.2 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
damai), santun, responsif diri, dan tanggung jawab dalam
dan proaktif dan menggunakan bahasa Jawa melalui novel
menunjukkan sikap sebagai lisan maupun tulisan.
bagian dari solusi atas 2.3 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
berbagai permasalahan diri, dan tanggung jawab dalam
dalam berinteraksi secara menggunakan bahasa Jawa melalui
efektif dengan lingkungan sesorah/pidhato lisan maupun tulisan.
sosial dan alam serta dalam 2.4 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
menempatkan diri sebagai diri, dan tanggung jawab dalam
cerminan bangsa dalam menggunakan bahasa Jawa melalui
pergaulan dunia. budaya tedhak siten lisan maupun tulisan.
2.5 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
diri, dan tanggung jawab dalam
menggunakan bahasa Jawa melalui
aksara Jawa lisan maupun tulisan.
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Memahami, mengidentifikasi,
meng-analisis pengetahuan menganalisis, dan meng-evaluasi
faktual, konseptual, konsep, struktur, kaidah dan pitutur
prosedural berdasar-kan luhurtembang Sinom lisan maupun
rasa ingintahunya tentang tulisan.
ilmu pengetahuan, 3.2 Memahami, mengidentifikasi,
teknologi, seni, budaya, dan menganalisis, dan meng-evaluasi
humaniora dengan wawasan konsep, struktur, kaidah dan pitutur
kemanusiaan, kebangsaan, luhurnovel lisan maupun tulisan.
kenegaraan, dan peradaban 3.3 Memahami, mengidentifikasi,
terkait penyebab fenomena menganalisis, dan meng-evaluasi
dan kejadian, serta konsep, struktur, kaidah dan pitutur
94
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
menerapkan pengetahuan luhursesorah/pidhato lisan maupun
prosedural pada bidang tulisan.
kajian yang spesifik sesuai 3.4 Memahami, mengidentifikasi,
dengan bakat dan minatnya menganalisis, dan meng-evaluasi
untuk memecahkan konsep, struktur, kaidah dan pitutur
masalah. luhurbudaya tedhak siten lisan maupun
tulisan.
3.5 Memahami, mengidentifikasi,
menganalisis, dan meng-evaluasi
konsep, struktur, kaidah empat paragraf
teks aksara Jawa lisan maupun tulisan.
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Menginterpretasi, memroduksi,
menyaji dalam ranah menyunting, dan menyajikan tembang
konkret dan ranah abstrak Sinom lisan maupun tulisan.
terkait dengan pengem- 4.2 Menginterpretasi, memroduksi,
bangan dari yang menyunting, dan menyajikan novel
dipelajarinya di sekolah lisan maupun.
secara mandiri, dan 4.3 Menginterpretasi, memroduksi,
mampu menggunakan menyunting, dan menyajikan
metoda sesuai kaidah sesorah/pidhato lisan maupun tulisan.
keilmuan. 4.4 Menginterpretasi, memroduksi,
menyunting, dan menyajikan budaya
tedhak siten lisan maupun tulisan.
4.5 Menginterpretasi, memroduksi,
menyunting, dan menyajikan empat
paragraf teks aksara Jawa lisan maupun
tulisan.
Kelas XI / 2
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan ajaran mengamalkan anugerah Tuhan berupa
agama yang dianutnya. bahasa Jawa dan mengguna-kannya
melalui tembang Dhandhanggula lisan
maupun tulisan.
1.2 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dan mengguna-kannya
melalui crita rakyat lisan maupun
tulisan.
1.3 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dan mengguna-kannya
melalui pariwara/iklan lisan maupun
tulisan.
1.4 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
95
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dan mengguna-kannya
melalui budaya pambidhaling layon
lisan maupun tulisan.
1.5 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dan mengguna-kannya
melalui aksara Jawa lisan maupun
tulisan.
2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
mengamalkan perilaku diri, dan tanggung jawab dalam
jujur, disiplin, tanggung menggunakan bahasa Jawa melalui
jawab, peduli (gotong tembang Dhandhanggula lisan maupun
royong, kerjasama, toleran, tulisan.
damai), santun, responsif 2.2 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
dan proaktif dan diri, dan tanggung jawab dalam
menunjukkan sikap sebagai menggunakan bahasa Jawa melalui crita
bagian dari solusi atas rakyat lisan maupun tulisan.
berbagai permasalahan 2.3 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
dalam berinteraksi secara diri, dan tanggung jawab dalam
efektif dengan lingkungan menggunakan bahasa Jawa melalui
sosial dan alam serta dalam pariwara/iklan lisan maupun tulisan.
menempatkan diri sebagai 2.4 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
cerminan bangsa dalam diri, dan tanggung jawab dalam
pergaulan dunia. menggunakan bahasa Jawa melalui
budaya pambidhaling layon lisan maupun
tulisan.
2.5 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
diri, dan tanggung jawab dalam
menggunakan bahasa Jawa melalui
aksara Jawa lisan maupun tulisan.
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Memahami, mengidentifikasi,
menganalisis pengetahuan menganalisis, dan meng-evaluasi
faktual, konseptual, konsep, struktur, kaidah dan pitutur
prosedural berdasarkan rasa luhurtembang Dhandhanggula lisan
ingintahunya tentang ilmu maupun tulisan.
pengetahuan, teknologi, 3.2 Memahami, mengidentifikasi,
seni, budaya, dan menganalisis, dan meng-evaluasi
humaniora dengan wawasan konsep, struktur, kaidah dan pitutur
kemanusiaan, kebangsaan, luhurcrita raktat lisan maupun tulisan.
kenegaraan, dan peradaban 3.3 Memahami, mengidentifikasi,
terkait penyebab fenomena menganalisis, dan meng-evaluasi
dan kejadian, serta konsep, struktur, kaidah pariwara/iklan
menerapkan pengetahuan lisan maupun tulisan.
prosedural pada bidang 3.4 Memahami, mengidentifikasi,
kajian yang spesifik sesuai menganalisis, dan meng-evaluasi
dengan bakat dan minatnya konsep, struktur, kaidah dan pitutur
untuk memecahkan luhurbudaya pambidhaling layon lisan
masalah. maupun tulisan.
96
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
3.5 Memahami, mengidentifikasi,
menganalisis, dan meng-evaluasi
konsep, struktur, kaidah empat paragraf
teks aksara Jawa lisan maupun tulisan.
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Menginterpretasi, memroduksi,
menyaji dalam ranah menyunting, dan menyajikan tembang
konkret dan ranah abstrak Dhandhanggula lisan maupun tulisan.
terkait dengan pengem- 4.2 Menginterpretasi, memroduksi,
bangan dari yang menyunting, dan menyajikan crita
dipelajarinya di sekolah rakyat lisan maupun tulisan.
secara mandiri, dan 4.3 Menginterpretasi, memroduksi,
mampu menggunakan menyunting, dan menyajikan
metoda sesuai kaidah pariwara/iklan lisan maupun tulisan.
keilmuan. 4.4 Menginterpretasi, memroduksi,
menyunting, dan menyajikan budaya
pariwara/iklan lisan maupun tulisan.
4.5 Menginterpretasi, memroduksi,
menyunting, dan menyajikan empat
paragraf teks aksara Jawa lisan maupun
tulisan.
Kelas XII / 1
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan ajaran mengamalkan anugerah Tuhan berupa
agama yang dianutnya. bahasa Jawa dan mengguna-kannya
melalui tembang Kinanthi dan/atau
tembang Sinom lisan maupun tulisan.
1.2 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dan mengguna-kannya
melalui geguritan lisan maupun tulisan.
1.3 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dan mengguna-kannya
melalui wacana nonsastra tentang
budaya Jawa lisan maupun tulisan.
1.4 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dan mengguna-kannya
melalui budaya mantu dan/atau budaya
mitoni lisan maupun tulisan.
1.5 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dan mengguna-kannya
melalui aksara Jawa lisan maupun
97
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
tulisan.
2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
mengamalkan perilaku diri, dan tanggung jawab dalam
jujur, disiplin, tanggung menggunakan bahasa Jawa melalui
jawab, peduli (gotong tembang Kinanthi dan/atau tembang
royong, kerjasama, toleran, Sinom lisan maupun tulisan.
damai), santun, responsif 2.2 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
dan proaktif dan diri, dan tanggung jawab dalam
menunjukkan sikap sebagai menggunakan bahasa Jawa melalui
bagian dari solusi atas geguritan lisan maupun tulisan.
berbagai permasalahan 2.3 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
dalam berinteraksi secara diri, dan tanggung jawab dalam
efektif dengan lingkungan menggunakan bahasa Jawa melalui
sosial dan alam serta dalam wacana nonsastra tentang budaya Jawa
menempatkan diri sebagai lisan maupun tulisan.
cerminan bangsa dalam 2.4 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
pergaulan dunia. diri, dan tanggung jawab dalam
menggunakan bahasa Jawa melalui
budaya mantu dan/atau budaya mitoni
lisan maupun tulisan.
2.5 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
diri, dan tanggung jawab dalam
menggunakan bahasa Jawa melalui
aksara Jawa lisan maupun tulisan.
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Memahami, mengidentifikasi,
menganalisis pengetahuan menganalisis, dan meng-evaluasi
faktual, konseptual, konsep, struktur, kaidah dan pitutur
prosedural berdasarkan rasa luhurtembang Kinanthi dan/atau
ingintahunya tentang ilmu tembang Sinom lisan maupun tulisan.
pengetahuan, teknologi, 3.2 Memahami, mengidentifikasi,
seni, budaya, dan menganalisis, dan meng-evaluasi
humaniora dengan wawasan konsep, struktur, kaidah dan pitutur
kemanusiaan, kebangsaan, luhurgeguritan lisan maupun tulisan.
kenegaraan, dan peradaban 3.3 Memahami, mengidentifikasi,
terkait penyebab fenomena menganalisis, dan meng-evaluasi
dan kejadian, serta konsep, struktur, kaidah wacana
menerapkan pengetahuan nonsastra tentang budaya Jawa lisan
prosedural pada bidang maupun tulisan.
kajian yang spesifik sesuai 3.4 Memahami, mengidentifikasi,
dengan bakat dan minatnya menganalisis, dan meng-evaluasi
untuk memecahkan konsep, struktur, kaidah dan pitutur
masalah. luhurbudaya mantu dan/atau budaya
mitoni lisan maupun tulisan.
3.5 Memahami, mengidentifikasi,
menganalisis, dan meng-evaluasi
konsep, struktur, kaidah lima paragraf
teks aksara Jawa lisan maupun tulisan.
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Menginterpretasi, memroduksi,
menyaji dalam ranah menyunting, dan menyajikan tembang
98
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
konkret dan ranah abstrak Kinanthi dan/atau tembang Sinom lisan
terkait dengan pengem- maupun tulisan.
bangan dari yang 4.2 Menginterpretasi, memroduksi,
dipelajarinya di sekolah menyunting, dan menyajikan geguritan
secara mandiri, dan lisan maupun tulisan.
mampu menggunakan 4.3 Menginterpretasi, memroduksi,
metoda sesuai kaidah menyunting, dan menyajikan wacana
keilmuan. nonsastra tentang budaya Jawa lisan
maupun tulisan.
4.4 Menginterpretasi, memroduksi,
menyunting, dan menyajikan budaya
mantu dan/atau budaya mitoni lisan
maupun tulisan.
4.5 Menginterpretasi, memroduksi,
menyunting, dan menyajikan lima
paragraf teks aksara Jawa lisan maupun
tulisan.
Kelas XII / 2
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan ajaran mengamalkan anugerah Tuhan berupa
agama yang dianutnya. bahasa Jawa dan mengguna-kannya
melalui tembang Megatruh dan/atau
Dhandhanggula lisan maupun tulisan.
1.2 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dan mengguna-kannya
melalui budaya tedhak siten dan/atau
budaya pambidhaling layon lisan
maupun tulisan.
1.3 Menerima, mensyukuri, menghayati,
dan mengamalkan anugerah Tuhan
berupa bahasa Jawa dan mengguna-
kannya melalui aksara Jawa lisan
maupun tulisan.
2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
mengamalkan perilaku diri, dan tanggung jawab dalam
jujur, disiplin, tanggung menggunakan bahasa Jawa melalui
jawab, peduli (gotong tembang Megatruh dan/atau
99
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
royong, kerjasama, toleran, Dhandhanggula lisan maupun tulisan.
damai), santun, responsif 2.2 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
dan proaktif dan diri, dan tanggung jawab dalam
menunjukkan sikap sebagai menggunakan bahasa Jawa melalui
bagian dari solusi atas budaya tedhak siten dan/atau budaya
berbagai permasalahan pambidhaling layon lisan maupun tulisan.
dalam berinteraksi secara 2.3 Menunjukkan perilaku mulia, percaya
efektif dengan lingkungan diri, dan tanggung jawab dalam
sosial dan alam serta dalam menggunakan bahasa Jawa melalui
menempatkan diri sebagai aksara Jawa lisan maupun tulisan.
cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Memahami, mengidentifikasi,
menganalisis pengetahuan menganalisis, dan meng-evaluasi
faktual, konseptual, konsep, struktur, kaidah dan pitutur
prosedural berdasarkan rasa luhurtembang Megatruh dan/atau
ingintahunya tentang ilmu Dhandhanggula lisan maupun tulisan.
pengetahuan, teknologi, 3.2 Memahami, mengidentifikasi,
seni, budaya, dan menganalisis, dan meng-evaluasi
humaniora dengan wawasan konsep, struktur, kaidah dan pitutur
kemanusiaan, kebangsaan, luhurbudaya tedhak siten dan/atau
kenegaraan, dan peradaban budaya pambidhaling layon lisan
terkait penyebab fenomena maupun tulisan.
dan kejadian, serta 3.3 Memahami, mengidentifikasi,
menerapkan pengetahuan menganalisis, dan meng-evaluasi
prosedural pada bidang konsep, struktur, kaidah lima paragraf
kajian yang spesifik sesuai teks aksara Jawa lisan maupun tulisan.
dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Menginterpretasi, memroduksi,
menyaji dalam ranah menyunting, dan menyajikan tembang
konkret dan ranah abstrak Megatruh dan/atau Dhandhanggula
terkait dengan pengem- lisan maupun tulisan.
bangan dari yang 4.2 Menginterpretasi, memroduksi,
dipelajarinya di sekolah menyunting, dan menyajikan budaya
secara mandiri, dan tedhak siten dan/atau budaya
mampu menggunakan pambidhaling layon lisan maupun
metoda sesuai kaidah tulisan.
keilmuan. 4.3 Menginterpretasi, memroduksi,
menyunting, dan menyajikan lima
paragraf teks aksara Jawa lisan maupun
tulisan.
C. Pengembangan Diri
100
Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan layanan bantuan untuk peserta didik baik
secara individu maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal, yang
direncanakan, dilaksanakan, dievaluasi proses dan hasilnya oleh guru bimbingan dan
konseling atau konselor bersama guru (guru mata pelajaran, wali kelas), orang tua / wali,
manajemen sekolah dan pihak lain yang terkait. Jenis layanan meliputi :
1). Layanan Orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta
didik memahami lingkungan baru, seperti lingkungan satuan pendidikan bagi siswa
baru, dan obyek-obyek yang perlu dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta
mempermudah dan memperlancar peran di lingkungan baru yang efektif dan
berkarakter.
2). Layanan Informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta
didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/ jabatan,
dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan bijak.
3). Layanan Penempatan dan Penyaluran yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam
kelas, kelompok belajar, peminatan/lintas minat/pendalaman minat, program latihan,
magang, dan kegiatan ekstrakurikuler secara terarah, objektif dan bijak.
4). Layanan Penguasaan Konten yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan
dalam melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu yang berguna dalam kehidupan
di sekolah/madrasah, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan tuntutan kemajuan dan
berkarakter-cerdas yang terpuji, sesuai dengan potensi dan peminatan dirinya.
5). Layanan Konseling Perseorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya melalui prosedur
perseorangan.
6). Layanan Bimbingan Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial,
kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan
tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji melalui dinamika kelompok.
7). Layanan Konseling Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami
sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji melalui dinamika kelompok.
8). Layanan Konsultasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta
didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara
101
dan atau perlakuan yang perlu dilaksanakan kepada pihak ketiga sesuai dengan
tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
9). Layanan Mediasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta
didik dalam menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan dengan pihak
lain sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
10). Layanan Advokasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta
didik untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan dan/atau
mendapat perlakuan yang salah sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan dalam 3 (tiga) Model meliputi Model Blok, Model
Aktualisasi, dan Model Reguler.
(1) Model Blok merupakan kegiatan wajib dalam bentuk perkemahan yang dilaksanakan
setahun sekali dan diberikan penilaian umum.
(2) Model Aktualisasi merupakan kegiatan wajib dalam bentuk penerapan sikap dan
keterampilan yang dipelajari didalam kelas yang dilaksanakan dalam kegiatan
Kepramukaan secara rutin, terjadwal, dan diberikan penilaian formal.
(3) Model Reguler merupakan kegiatan sukarela berbasis minat peserta didik yang
dilaksanakan di Gugus depan.
102
(3) Metode dan teknik dituangkan dalam bentuk belajar interaktif dan progresif
disesuaikan dengan kemampuan fisik dan mental peserta didik.
Untuk sistem penilaian pendidikan kepramukaan:
(1) Penilaian dalam Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan dengan menggunakan
penilaian yang bersifat otentik mencakup penilaian sikap dan keterampilan.
(2) Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan penilaian berdasarkan pengamatan,
penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
(3) Penilaian keterampilan dilakukan dengan menggunakan penilaian unjuk kerja.
(4) Penilaian sikap dan keterampilan menggunakan jurnal pendidik dan portofolio.
b. Ekstrakurikuler Pilihan
103
(6) Seni Rebana
(7) Olah Raga Futsal
(8) Olah Raga Sepakbola
(9) Olah Raga Bola Voli
(10) Olah Raga Renang
(11) Stir Mobil
3) Dakwah Sistem Langsung /Mentoring Agama
Dakwah Sistem Langsung /Mentoring Agama dimaksudkan untuk membentuk sikap
mental peserta didik dengan materi keagamaan, peserta didik menunjukkan perilaku
Akhlaqul Karimah yang tercermin dalam cara memberi salam, cara berbicara,
perilaku dan aktualisai kehidupan ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari dengan
bimbingan dan tuntunan kaifiyah Ibadan yang benar sesuai dengan ajaran Agama
dengan pendekatan DSL (Dakwah Sistem Langsung) SMK Permata Nusantara Pati,
hal ini tercermin kejujuran dalam mengerjakan tugas-tugas selalu mandiri dan bebas
dari perbuatan tercela/nyontek sehingga prestasi yang diukir selalu ada peningkatan
seiring dengan berjalannya waktu.
b. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilaksanakan
sebagai berikut.
1) Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti: upacara bendera, senam,
ibadah khusus keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan
kesehatan diri.
2) Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti:
pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri,
mengatasi silang pendapat (pertengkaran).
3) Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti: berpakaian
rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan atau keberhasilan
orang lain, datang tepat waktu.
104
6 Ekstrakurikuler Seni Rebana Kamis 14.00 WIB – selesai
7 Ekstrakurikuler Olahraga Futsal Rabu 14.00 WIB – selesai
8 Ekstrakurikuler Olahraga Sepakbola Rabu 14.00 WIB – selesai
9 Ekstrakurikuler Olahraga Bola Voli Kamis 14.00 WIB – selesai
10 Ekstrakurikuler Olahraga Renang Kamis 14.00 WIB – selesai
11 Ekstrakurikuler Stir Mobil Jum’at, Sabtu 13.00 WIB - selesai
3. Program Pembiasaan
Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang relatif menetap dan
bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang, baik dilakukan secara
bersama-sama ataupun sendiri-sendiri. Hal tersebut juga akan menghasilkan suatu
kompetensi.Pengembangan karakter melalui pembiasaan ini dapat dilakukan secara
terjadwal atau tidak terjadwal baik di dalam maupun di luar kelas. Kegiatan pembiasaan di
sekolah terdiri atas Kegiatan Rutin, Spontan, Terprogram, dan Keteladanan.
1. Kegiatan Rutin
Yang dimaksud kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler dan terus
menerus di sekolah. Kegiatan rutin bertujuan membiasakan siswa melakukan sesuatu dengan
baik.
Kegiatan pembiasaan yang termasuk kegiatan rutin di antaranya:
a) Berdoa sebelum memulai;
b) Membaca Asmaul Husna;
c) Hormat Bendera Merah Putih;
d) Shalat Dhuha bersama;
e) Membaca surat-surat pendek Alqur’an;
f) Tadarus Alqur’an;
g) Shalat Dhuhur berjamaah;
h) Infaq Siswa; dan
i) Kebersihan kelas.
2. Kegiatan Spontan
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan tanpa dibatasi oleh waktu, tempat
dan ruang. Hal ini bertujuan memberikan pendidikan secara spontan, terutama dalam
membiasakan bersikap sopan santun, dan sikap terpuji lainnya.
Kegiatan spontan antara lain:
a) Membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman kepada guru, karyawan dan sesama
siswa;
b) Membiasakan bersikap sopan santun;
c) Membiasakan membuang sampah pada tempatnya;
d) Membiasakan antre;
e) Membiasakan menghargai pendapat orang lain;
f) Membiasakan minta izin ketika hendak masuk/keluar kelas atau ruangan;
g) Membiasakan menolong atau membantu orang lain;
105
h) Membiasakan menyalurkan aspirasi melalui media yang disediakan sekolah (seperti
Majalah Dinding dan Kotak Curhat BK); dan
i) Membiasakan konsultasi kepada guru pembimbing dan atau guru lain sesuai kebutuhan.
3. Kegiatan Terprogram
Kegiatan Terprogram merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara bertahap disesuaikan
dengan kalender pendidikan atau jadwal yang telah ditetapkan sekolah. Membiasakan
kegiatan ini artinya membiasakan siswa dan personil sekolah aktif dalam melaksanakan
kegiatan sekolah sesuai dengan kemampuan dan bidang masing-masing.
Kegiatan terprogram ini misalnya:
a) Kegiatan Class Meeting;
b) Kegiatan memperingati hari-hari besar nasional:
c) Kegiatan karyawisata;
d) Kegiatan lomba mata pelajaran;
e) Kegiatan pentas seni akhir tahun pelajaran; dan
f) Kegiatan perkemahan.
4. Kegiatan Keteladanan
Kegiatan Keteladanan yaitu kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang dapat dijadikan
contoh atau teladan. Kegiatan itu termasuk:
a) Membiasakan berpakaian rapi;
b) Mebiasakan datang tepat waktu;
c) Membiasakan berbahasa dengan baik;
d) Membiasakan rajin membaca; dan
e) Membiasakan bersikap ramah.
106
c. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran
pada SMK Permata Nusantara ditetapkan seperti berikut ini.
1) Jumlah jam pelajaran 48 perminggu.
2) Pembelajaran berlangsung selama 45 menit.
3) Jumlah beban belajar dalam kelas X-XII dalam satu tahun 36-40 minggu
4) Jumlah beban belajar pada kelas X-XII sebanyak 20 minggu.
5) Jumlah beban belajar khusus kelas XII semeseter genap sejumlah 16 minggu.
6) Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta
didik maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan.
7) Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.
8) Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.
107
Pelaksanan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/Rencana Pelaksanaan Layanan
(RPL)/Rencana Pelaksanaan Bimbingan (RPB) dilaksanakan paling sedikit 24 jam tatap
muka perminggu dan paling banyak 40 jam tatap muka per minggu.
Pelaksanaan pembimbingan dilakukan oleh Guru Bimbingan dan Konseling (BK) atau
Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang membimbing paling sedikit 5
rombel (rombongan belajar) per tahun.
a. kegiatan intrakurikuler
b. kegiatan kokurikuler
c. kegiatan ekstrakurikuler
3. MENILAI HASIL PEMBELAJARAN ATAU PEMBIMBINGAN
Proses pengumuplan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik pada aspek :
a. aspek sikap;
b. aspek pengetahuan; dan
c. aspek keterampilan.
4. MEMBIMBING DAN MELATIH PESERTA DIDIK
PPK merupakan upaya untuk menumbuhkan dan membekali generasi penerus agar
memiliki bekal karakter baik, keterampilan literasi yang tinggi, dan memiliki kompetensi
unggul abad 21 yaitu mampu berpikir kritis dan analitis, kreatif, komunikatif, dan
kolaboratif.
2. Tujuan PPK
109
c. Mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan melalui
harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan
numerasi), dan olah raga (kinestetik).
d. Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala sekolah, guru,
siswa, pengawas, dan komite sekolah) untuk mendukung perluasan implementasi
pendidikan karakter.
e. Membangun jejaring pelibatan masyarakat (publik) sebagai sumber-sumber belajar di
dalam dan di luar sekolah.
f. Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung Gerakan
Nasional Revolusi Mental (GNRM).
g. Memberikan acuan kepada pihak pengelola dan satuan pendidikan formal tentang
optimalisasi pelaksanaan pendidikan karakter kerja untuk meningkatkan kualitas lulusan
SMK.
3. Program kerja dan Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter
1. PPK berbasis kelas yaitu integrasi nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran atau
mata pelajaran, pengelolaan kelas dan metode pembelajaran, evaluasi
pembelajaran/pembimbingan, pengembangan kurikulum muatan lokal sesuai
karakteristik daerah.
2. PPK berbasis budaya sekolah yaitu pembiasaan nilai-nilai utama dalam keseharian
sekolah; keteladanan antar warga sekolah, pelibatan seluruh pemangku kepentingan
Pendidikan, membangun norma, peraturan, dan tradisi sekolah, pengembangan
keunikan, keunggulan, dan daya saing sekolah sebagai ciri khas sekolah, memberi ruang
yang luas kepada siswa untuk mengembangkan potensi melalui kegiatan literasi, dan
kegiatan ekstrakurikuler.
3. PPK berbasis masyarakat yaitu memperkuat peranan orang tua dan Komite Sekolah,
melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan sebagai sumber belajar seperti
keberadaan dan dukungan pegiat seni dan budaya, tokoh masyarakat, alumni, dunia
usaha, dan dunia industri; dan sinergi PPK dengan berbagai program yang ada dalam
lingkup akademisi, pegiat pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga
informasi.
110
Strategi tersebut diwujudkan melalui pembelajaran aktif dengan penilaian berbasis kelas
disertai dengan program remidiasi dan pengayaan.
1.Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam kerangka pengembangan karakter peserta didik dapat
menggunakan pendekatan kontekstual sebagai konsep belajar dan mengajar yang membantu
guru dan peserta didik mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata,
sehingga peserta didik mampu untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan begitu, melalui pembelajaran
kontekstual peserta didik lebih memiliki hasil yang komprehensif tidak hanya pada tataran
kognitif (olah pikir), tetapi pada tataran afektif (olah hati, rasa, dan karsa), serta psikomotor
(olah raga).
2. Pembelajaran kontekstual mencakup beberapa strategi, yaitu:
(a) pembelajaran berbasis masalah, (b) pembelajaran kooperatif, (c) pembelajaran
berbasis proyek, (d) pembelajaran pelayanan, dan (e) pembelajaran berbasis kerja.
Kelima strategi tersebut dapat memberikan nurturant effect pengembangan karakter
peserta didik, seperti: karakter religious, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan
integritas.
3. Pengembangan Budaya Sekolah dan Pusat Kegiatan Belajar
Pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar dilakukan melalui kegiatan
pengembangan diri, yaitu:
a. Kegiatan rutin
Kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan
konsisten setiap saat. Misalnya kegiatan upacara hari Senin, upacara besar kenegaraan,
pemeriksaan kebersihan badan, piket kelas, shalat berjamaah, berbaris ketika masuk kelas,
berdo’a sebelum pelajaran dimulai dan diakhiri, dan mengucapkan salam apabila bertemu
guru, tenaga pendidik, dan teman.
b.Kegiatan spontan
Kegiatan yang dilakukan peserta didik secara spontan pada saat itu juga, misalnya,
mengumpulkan sumbangan ketika ada teman yang terkena musibah atau sumbangan
untuk masyarakat ketika terjadi bencana.
c.Keteladanan
Merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan dan peserta didik dalam
memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi
111
panutan bagi peserta didik lain. Misalnya nilai disiplin, kebersihan dan kerapihan, kasih
sayang, kesopanan, perhatian, jujur, dan kerjakeras
d.Pengkondisian
Pengkondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan pendidikan
karakter, misalnya kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan
pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang di lorong sekolah dan di dalam kelas.
3.Kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler
Demi terlaksananya kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler yang
mendukung pendidikan karakter, perlu didukung dengan dengan perangkat pedoman
pelaksanaan, pengembangan kapasitas sumber daya manusia dalam rangka mendukung
pelaksanaan pendidikan karakter, dan revitalisasi kegiatan ko dan ekstrakurikuler yang
sudah ada ke arah pengembangan karakter.
5. Rencana Penilaian PPK
No Karakter Deskripsi
1 Disiplin Bekerja di IDUKA membutuhkan disiplin tinggi. Datang ke
tempat kerja harus tepat waktu, dan pulang pun setelah
selesainya jam kerja. Bekerja harus sesuai dengan SOP
2 Kerja keras Bekerja di IDUKA membutuhkan kerja keras karena selalu
mengejar target. Bahkan seringkali harus kerja lembur karena
ada pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya diselesaikan segera,
tidak ditunda-tunda
3 Jujur IDUKA memberhentikan pekerjaan seringkali karena faktor
kedidak-jujuran, bukan karena keahliannya kurang. Masalah
penguasaan vokasi dapat dilatihkan.
4 Bertanggung Setiap pekerja harus bertanggung-jawab terhadap proses dan
jawab hasil kerjanya. Pekerjaan harus dikerjakan sesuai ketentuan dan
diselesaikan sesuai kriteria. Jika tidak sesuai pekerja harus
bertanggung jawab memperbaikinya dan harus sanggup
menanggung resiko
5 Berjiwa Sebagian keahlian bagi lulusan SMK membutuhkan karakter
wirausaha kerja berwirausaha, baik bidang-bidang yang tidak terserap
oleh IDUKA ataupun pekerjaan yang lebih menguntungkan
dengan berwirausaha. Misal pekerjaan teknisi pendinginan dan
tata udara, teknik computer dan jaringan, teknik elektro, hingga
montir mobil dan sepeda motor, juga pekerjaan di bidang tata
busana, tata boga, agro bisnis, dan agro teknologi.
Karakter Kerja Bidang Keahlian Yang Perlu dikembangkan di SMK Permata Nusantara
Karakter kerja khas yang perlu dikembangkan pada siswa yang memilih bidang keahlian
teknologi dan rekayasa adalah tekun, teliti, hati-hati, dan bergaransi. Bidang ini memerlukan
karakter tekun, yakni rajin, keras hati, dan bersungguh-sungguh. Tanpa memiliki karakter ini
Juga karakter teliti, yakni cermat dan saksama. Juga karakter hati-hati, sama maknanya
dengan waspada. Dan karakter bergaransi, yakni berani menjamin hasil kerjanya. Dalam
program keahlian teknik bangunan, misalnya saja, untuk merancang bangunannya saja
memerlukan ketekunan yang tinggi, ekstra hati-hati jangan sampai ada kesalahan satu sudut
kecil pun, dan ketika sudah berwujud bangunan siap memberikan garansi bahwa hasil
pekerjaannya itu memang baik serta siap memperbaikinya secara lebih baik dan gratis jika
terjadi ada kekhilapan.
2. Bidang Teknologi Informasi & Komunikasi
Karakter kerja khas yang perlu dikembangkan pada siswa yang memilih bidang keahlian
teknologi informasi dan komunikasi adalah tekun, teliti, inovatif, dan bergaransi. Bidang ini
memerlukan karakter tekun, yakni rajin, keras hati, dan bersungguh-sungguh. Juga karakter
teliti, yakni cermat dan saksama. Juga karakter inovatif, yakni terbuka terhadap perubahan
dan siap beradaptasi dengan hal-hal yang baru. Dan karakter bergaransi, yakni berani
menjamin hasil kerjanya. Ketika lulusan SMK membuka teknisi komputer/laptop, misalnya
saja, maka dia harus mengerjakannya dengna penuh ketekunan, ekstra hati-hati, siap
merevarasi produk-produk komputer/laptop yang baru, dan siap memperbaiki kembali secara
lebih baik dan gratis jika terjadi kekhilapan.
3. Bidang Administrasi Perkantoran
113
Karakter kerja khas yang perlu dikembangkan pada siswa yang memilih bidang keahlian
Teknik Kendaraan Ringan Otomotif adalah kreatif, disiplin dan teliti. Bidang ini
memerlukan karakter kreatif, yakni senang dengan hal-hal baru yang berbeda dari hal-hal
yang sudah ada. Juga karakter disiplin, yakni terbuka terhadap perubahan dan siap
beradaptasi dengan hal-hal yang baru. Dan karakter teliti, yakni Bidang usaha lulusan
program-program keahlian di bidang Teknik Kendaraan Ringan Otomotif sebenarnya cukup
luas. Tapi lulusan ini harus memiliki karakter kreatif dan teliti.
114
hormat, peduli, dan toleransi.
c. Bisnis dan Tekun, teliti, disiplin, kerja keras, jujur (berkata/bertindak
Manajemen benar, menepati janji, amanah, fair), bertanggung jawab,
berjiwa wirausaha, religious (taat beribadah), rendah hati (tidak
sombong), sopan santun dan hormat, peduli, dan toleransi
Literasi itu sendiri terdiri dari beberapa jenis. Dalam tulisan ini literasi dasar yang diacu
adalah konsep literasi dasar yang digunakan oleh Kemdikbud dalam gerakan literasi nasional
(gln.kemdikbud.go.id). Ada enam jenis literasi; literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi
sains, literasi finansial, literasi digital, literasi budaya dan kewargaan.
a. Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis,
mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis,
menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan
pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.
b. Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) bisa memperoleh,
menginterpretasikan, menggunakan, dan mengomunikasikan berbagai macam angka dan
simbol matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks
kehidupan sehari-hari; (b) bisa menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai
bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.) untuk mengambil keputusan.
c. Literasi sains adalah pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi
pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta
mengambil simpulan berdasarkan fakta, memahami karakteristik sains, membangun
kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual dan
budaya, serta meningkatkan kemauan untuk terlibat dan peduli dalam isu-isu yang terkait
sains.
d. Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital,
alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan,
membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan
115
patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-
hari.
e. Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan (a)
pemahaman tentang konsep dan risiko, (b) keterampilan, dan (c) motivasi dan
pemahaman agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk
meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat
berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.
f. Literasi budaya adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memahami dan bersikap
terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sementara itu, literasi
kewargaan adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memahami hak dan kewajiban
sebagai warga masyarakat.
3.Tujuan Gerakan Literasi Sekolah
a. Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi
Sekolah Menengah Kejuruan yang diwujudkan dalam gerakan literasi di SMK agar mereka
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
b. Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik SMK.
c. Membangun ekosistem literasi sekolah di SMK.
d. Menjadikan SMK sebagai organisasi pembelajaran (learning organization) (Senge, 1990).
e. Mempraktikkan kegiatan pengelolaan pengetahuan (knowledge management) di SMK.
f. Menjaga keberlanjutan budaya literasi di SMK
116
1. Penghargaan terhadap prestasi peserta didik (akademik dan non
akademik)diberikan secara rutin
2. Kepala sekolah terlibat aktif dalam pengembangan literasi, dilaksnakan kegiatan
pembimbingan e-literasi secara bertanggungjawab,memperkenalkan etika perilaku
dan hokum dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
3. Merayakan hari-hari besar nasional dan agama bernuansa literasi, misalnya
merayakan hari kartini dengan membaca surat-suratnya
4. Terdapat budaya kolaborasi antar guru dan staf dengan menjunjung
meritrokasi,yaitu mengakui kepakaran masing-masing dan memberi peluang
kepada orang lain untuk maju berdasarkan kelayakan kecakapannya
5. Terdapat waktu yang memadai bagi seluruh staf untuk berkolaborasi dalam
menjalankan program literasi dan hal-hal yang terkait dengan pelaksanaannya,
misalnya dalam pembuatan bahan kaya teks. Memilih cara dan jenis e-literasi
yang tepat untuk proses pembelajaran, produksi pengetahuan, dan
menyebarkannya
6. Staf SMK dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, terutama dalam
menjalankan program literasi di SMK
c. Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat
117
7. Ada kesempatan pengembangan professional
d. Kegiatan Gerakan Literasi Sekolah
1. Gerakan membaca
Penumbuhan literasi di sekolah dilakukan melalui kegiatan rutin dan kegiatan insidentil.
Kegiatan tersebut dilakukan dalam tiga tahapan literasi yaitu tahap pembiasaan,
pengembangan dan pembelajaran.
Tahap Pelaksanaan Literasi Sekolah
A Pembiasaan
Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud 23/2015)
Tujuan : Menumbuhkan rasa cinta membaca
Prinsip : Tidak ada tagihan
Jenis kegiatan
119
3. Pembentukan Tim Literasi Sekolah
perlu diterbitkan SK Tim Literasi Sekolah oleh Kepala SMK
4. 15 menit membaca sebelum jam pelajaran
guru dan warga sekolah lainnya juga melakukan kegiatan membaca
5. Pembuatan Jurnal membaca siswa
pencatatan kegiatan membaca harian tiap peserta didik
6. Penyiapan sarana literasi (penyediaan area baca, buku bacaan dan akses internet)
7. Menciptakan lingkungan sosial dan afektif yang nyaman untuk membaca
8. Pembimbingan e-literasi secara bertanggungjawab
dapat dilakukan, misalnya dengan cara sharing tentang penggunaan gawai (gadget)
dan medsos
9. Memperkenalkan etika perilaku dan hukum dalam menggunakan teknologi informasi
dan
komunikasi memperkenalkan UU ITE
A. Pengembangan
Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan (ada
tagihan nonakademik)
Tujuan tahap pengembangan adalah pengembangan Minat baca untuk meningkatkan
kemampuan literasi secara digital dan non digital
Prinsip kegiatan tahapan pengembangan adalah adanya tagihan Non Akademik
Jenis kegiatan :
a. 15 menit membaca sebelum jam pelajaran
kegiatan membaca dilakukan oleh seluruh warga sekolah dengan bentuk kegiatan
yang variatif
b. Pembuatan respons bacaan: graphic organizers, peta cerita, Penilaian non-akademik
agar efektif dapat dilakukan pemajangan respons bacaan peserta didik dan dilakukan
penggantian seminggu sekali
c. Pembuatan bahan kaya teks oleh siswa
antara lain dapat dilakukan pembuatan visualisasi konten bacaan yang telah dibaca
peserta didik. Sekolah harus mengupayakan tersedianya bahan dan alat yang
diperlukan
d. Pembimbingan penggunaan komputer dan internet untuk kegiatan literasi
dapat dilakukan dengan pemberian informasi tentang berkreasi dengan komputer
120
e. Pengenalan penggunaan berbagai bahan referensi cetak dan digital untuk mencari
informasi
menggunakan e-book; mengunduh bahan/ materi bacaan
Kegiatan literasi tahap pengembangan adalah :
1. Ada program dan pelaksanaan 15 menit membaca
2. Tersedia berbagai bentuk hasil tagihan non akademik
3. Tersedia bahan kaya teks yang dikoleksi dan dipajang
4. Dilaksanakannya pembimbingan penggunaan komputer dan internet
5. Pembimbingan penggunaan bahan-bahan literasi digital
B. Pembelajaran
Meningkatkan kemampuan literasi disemua mata pelajaran: menggunakan buku
pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran (ada tagihan akademik)
Tujuan tahapan literasi pembelajaran adalah :
Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran dengan menggunakan
bahan-bahan pengayaan baik secara digital maupuan non digital
Jenis kegiatan tahapan literasi pembelajaran adalah :
a. 15 menit membaca sebelum jam pelajaran
b. pada tahap pembelajaran ini sudah diberlakukan tagihan akademik terhadap kegiatan
membaca. Untuk itu, bahan bacaan dapat dikorelasikan dengan materi pengayaan
mata pelajaran tertentu-misalnya mata pelajaran produktif
c. Pemanfaatan berbagai strategi literasi dalam pembelajaran
d. kegiatan literasii sudah dilakukan di semua mata pelajaran; pembelajaran sesdikit
mungkin berupa ceramah dari guru
e. Pengembangan kemampuan e-literasi dalam pembelajaran bagi guru dan siswa antara
lain penggunaan video presentasi atau presentasi video
f. Penilaian akademik
g. kegiatan literasi menjadi bagian kegiatan pembelajaran
h. Pengembangan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik
i. Memilih cara dan jenis e-literasi yang tepat untuk proses pembelajaran, produksi
pengetahuan, dan menyebarkannya di kalangan warga SMK
121
C membaca bersama
D membaca terpandu
E saling menceritakan hasil bacaan (berpasangan)
F melanjutkan cerita
G mengembangkan tokoh
H menulis cerita/ puisi/ artikel/ pengalaman
I membuat Graphic Organizer/ pengatur grafis
J membuat kelas kaya literasi
122
(Suliha, 2002). Secara khusus sekolah sehat dalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat
dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang mencakup memiliki pengetahuan,
sikap, dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif
di dalam usaha peningkatan kesehatan
3. Program Pembinaan Sekolah Sehat
A. Tiga Macam Program Sekolah Sehat
1. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah upaya yang diberikan berupa bimbingan dan atau
tuntunan kepada peserta didik tentang kesehatan yang meliputi seluruh aspek kesehatan
pribadi (fisik, mental dan sosial) agar kepribadiannya dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik melalui kegitan kurikuler dan ekstrakurikuler.
123
b) kelompok bebas
c) lingkungan keluarga
124
Sehingga pendidikan kesehatan untuk Sekolah Kejuruan harus ditekankan juga
kepada pendidikan keamanan dan keselamatan kerja.
b. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk
kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah
dengan tujuan antara lain untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan
peserta didik serta melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya.
Kegiatan ekstrakurikuler mencakup kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan
kesehatan.
Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan antara
lain:
1) Wisata siswa;
2) Kemah (Persami);
3) Ceramah, diskusi, simulasi, dan bermain peran;
4) Lomba-lomba;
5) Bimbingan hidup sehat;
6) Apotik hidup;
7) Kebun sekolah;
8) Kerja bakti;
9) Majalah dinding;
10) Pramuka;
11) Piket sekolah.
2. Pelayanan Kesehatan
1. Pelayanan Kesehatan
125
Pelayanan kesehatan adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif),
pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan terhadap peserta
didik dan lingkungannya.
Adapun kegiatan-kegiatan tersebut meliputi :
a. Peningkatan kesehatan (promotif) dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan
kesehatan dan latihan keterampilan.
b. Pencegahan (preventif) dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan daya tahan
tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit dan kegiatan
penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit.
c. Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) dilakukan melalui kegiatan
mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi
optimal.
126
Pelayanan kesehatan di sekolah dilakukan sebagai berikut :
1) Sebagian kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah perlu didelegasikan kepada
guru, setelah guru ditatar/dibimbing oleh petugas Puskesmas. Kegiatan
tersebut adalah kegiatan peningkatan (promotif), pecegahan (preventif), dan
dilakukan pengobatan sederhana pada waktu terjadi kecelakaan atau penyakit
sehingga selain menjadi kegiatan pelayanan, juga menjadi kegiatan
pendidikan.
2) Sebagian lagi kegiatan pelayanan kesehatan hanya boleh dilakukan oleh
petugas Puskesmas dan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan secara terpadu (antara Kepala Sekolah dan Petugas Puskesmas).
b. Pelayanan kesehatan di Puskesmas adalah bagi peserta didik yang dirujuk dari
sekolah (khusus untuk kasus yang tidak dapat diatasi oleh sekolah). Untuk itu
perlu diadakan kesepakatan dalam rapat perencanaan tentang pembiayaan peserta
didik yang dirujuk ke Puskesmas. Sekolah sebaiknya mengupayakan dana Sekolah
Sehat untuk pembiayaan yang diperlukan agar masalah pembiayaan tidak
menghambat pelayanan pengobatan yang diberikan.
Untuk ini setiap peserta didik harus memiliki buku/kartu rujukan sesuai tingkat
pelayanan kesehatan.
Tugas dan fungsi Puskesmas adalah melaksanakan kegiatan pembinaan kesehatan
dalam rangka Sekolah Sehat yang mencakup:
1) Memberikan pencegahan terhadap sesuatu penyakit dengan immuniasi dan
lainnya yang dianggap perlu;
2) Merencanakan pelaksanaan kegiatan dengan pihak yang berhubungan dengan
peserta didik (kepala sekolah, guru, orang tua/komite sekolah peserta didik dan
lain-lain);
3) Memberikan bimbingan teknis medik kepada kepala sekolah dan guru dalam
melaksanakan Usaha Kesehatan Sekolah;
4) Memberikan penyuluhan tentang kesehatan pada umumnya dan Sekolah Sehat
pada khususnya kepada kepala sekolah, guru, dan pihak lain dalam rangka
meningkatkan peran serta dalam pelaksanaan Sekolah Sehat;
5) Memberikan pelatihan/penataran kepada guru Sekolah Sehat dan kader Sekolah
Sehat (Dokter Kecil dan Kader Kesehatan Remaja);
6) Melakukan penjaringan dan pemeriksaan berkala serta perujukan terhadap
kasus-kasus tertentu yang memerlukannya;
127
7) Memberikan pembinaan dan pelaksanaan konseling;
8) Menginformasikan kepada kepala sekolah tentang derajat kesehatan dan tingkat
kesegaran jasmani peserta didik dan cara peningkatannya;
9) Menginformasikan secara teratur kepada Tim Pembina Sekolah Sehat setempat
meliputi segala kegiatan pembinaan kesehatan dan permasalahan yang dialami.
d. Pendekatan
e. Metode
128
4) Pemeriksaan langsung; dan
5) Pengamatan (observasi)
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
1. Lingkungan Sekolah
129
d. Menyanyi;
e. Kerja bakti;
f. Pembinaan kebersihan lingkungan, mencakup pemberantasan sumber penularan
penyakit, dll.
b. Perencanaan
Dalam perencanaan sudah dimasukan rencana pemantauan dan evaluasi dan indikator
keberhasilan. Perencanaan masing-masing kegiatan/upaya harus sudah terinci volume
kegiatan, besarnya biaya, sumber biaya, waktu pelaksanaan, pelaksana dan
penanggungjawab. Agar rencana kegiatan atau upaya mengatasi masalah atau
menurunkan risiko menjadi tanggungjawab bersama maka dalam menyusun perencanaan
hendaknya melibatkan masyarakat sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, orang
tua/komite sekolah peserta didik, penjaja makanan di kantin sekolah, instansi terkait, Tim
Pembina Sekolah Sehat Kecamatan).
c. Intervensi
Intervensi terhadap faktor risiko lingkungan dan perilaku pada prinsipnya meliputi tiga
kegiatan yaitu penyuluhan, perbaikan sarana dan pengendalian.
1) Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan bisa dilakukan oleh pihak sekolah sendiri atau dari pihak luar
yang diperlukan.
2) Perbaikan sarana
130
Bila dari hasil identifikasi dan penilaian faktor risiko lingkungan ditemukan kondisi
yang tidak sesuai dengan standar teknis maka segera dilakukan perbaikan.
3) Pengendalian
Untuk menjaga dan meningkatkan kondisi kesehatan lingkungan di sekolah, upaya
pengendalian faktor risiko disesuaikan dengan kondisi yang ada, antara lain sebagai
berikut;
a) Pemeliharaan ruang dan bangunan
· Atap dan talang dibersihkan secara berkala sekali dalam sebulan dari
kotoran/sampah yang dapat menimbulkan genangan air;
· Pembersihan ruang sekolah dan halaman minimal sekali dalam sehari;
· Pembersihan ruang sekolah harus menggunakan kain pel basah untuk
menghilangkan debu atau menggunakan alat penghisap debu;
· Membersihkan lantai dengan menggunakan larutan desinfektan;
· Lantai harus disapu terlebih dahulu sebelum di pel; · Dinding yang kotor atau
yang catnya sudah pudar harus dicat ulang; · Bila ditemukan kerusakan pada
tangga segera diperbaiki.
b) Pencahayaan dan kesilauan
· Pencahayaan ruang sekolah harus mempunyai intensitas yang cukup sesuai
dengan fungsi ruang;
· Pencahayaan ruang sekolah harus dilengkapi dengan penerangan buatan;
· Untuk menghindari kesilauan maka harus disesuaikan tata letak papan tulis dan
posisi bangku peserta didik;
· Gunakan papan tulis yang menyerap cahaya.
c) Ventilasi
· Ventilasi ruang sekolah harus menggunakan sistim silang agar udara segar dapat
menjangkau setiap sudut ruangan;
· Pada ruang yang menggunakan AC (Air Conditioner) harus disediakan jendela
yang bisa dibuka dan ditutup;
· Agar terjadi penyegaran pada ruang ber-AC, jendela harus dibuka terlebih dahulu
minimal satu jam sebelum ruangan tersebut dimanfaatkan;
· Filter AC harus dicuci minimal 3 bulan sekali.
d) Kepadatan ruang kelas
131
Kepadatan ruang kelas dengan perbandingan minimal setiap peserta didik mendapat
tempat seluas 1,75 M2. Rotasi tempat duduk perlu dilakukan secara berkala untuk
menjaga keseimbangan otot mata.
e) Jarak papan tulis
· Jarak papan tulis dengan peserta didik paling depan minimal 2,5 M;
· Jarak papan tulis dengan peserta paling belakang maksimal 9 M;
· Petugas menghapus papan tulis sebaiknya menggunakan masker.
f) Sarana cuci tangan
· Tersedia air bersih yang mengalir dan sabun;
· Tersedia saluran pembuangan air bekas cuci tangan;
· Bila menggunakan tempat penampungan air bersih maka harus dibersihkan
minimal seminggu sekali.
g) Kebisingan
Untuk menghindari kebisingan agar tercapai ketenangan dalam proses belajar,
maka dapat dilakukan dengan cara;
· Lokasi jauh dari keramaian, misalnya; pasar, terminal, pusat hiburan, jalan
protokol, rel kereta api, dan lain-lain;
· Penghijauan dengan pohon berdaun lebat dan lebar;
· Pembuatan pagar tembok yang tinggi.
h) Air Bersih
· Sarana air bersih harus jauh dari sumber pencemaran (tangki septic, tempat
pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, dll);
· Bila terjadi keretakan pada dinding sumur atau lantai sumur agar segera
diperbaiki;
· Tempat penampungan air harus dibersihkan/dikuras secara berkala.
i) Toilet
· Toilet harus selalu dalam keadaan bersih dan tidak berbau;
· Bak air harus dibersihkan minimal sekali dalam seminggu, dan bila tidak
digunankan dalam waktu lama (libur panjang) maka bak air harus dikosongkan
agar tidak menjadi tempat perindukan nyamuk;
· Menggunakan desinfektan untuk membersihkan lantai, closet serta urinoir;
· Tersedia sarana cuci tangan dan sabun untuk cuci tangan.
j) Sampah
132
· Tersedia tempat sampah di setiap ruangan;
· Pengumpulan sampah dari seluruh ruang dilakukan setiap hari dan dibuang ke
tempat pembuangan sampah sementara;
· Pembuangan sampah dari tempat pembuangan sampah sementara ke tempat
pembuangan sampah akhir dilakukan maksimal 3 hari sekali.
k) Sarana pembuangan air limbah
Membersihkan saluran pembuangan limbah terbuka minimal seminggu sekali agar
tidak terjadi perindukan nyamuk dan tidak menimbulkan bau.
L) Vektor (pembawa penyakit)
Agar lingkungan sekolah bebas dari nyamuk demam berdarah maka harus
dilakukan kegiatan;
· Kerja bakti rutin sekali dalam seminggu dalam rangka pemberantasan sarang
nyamuk;
· Menguras bak penampungan air secara rutin minimal seminggu sekali dan bila
libur panjang dikosongkan;
· Bila ada kolam ikan dirawat agar tidak ada jentik nyamuk;
· Pengamatan terhadap jentik nyamuk di setiap penampungan air atau wadah yang
berpontensi adanya jentik nyamuk. Hasil pengamatan dicatat untuk menghitung
container indeks.
m) Kantin/Warung sekolah
· Makanan jajanan harus dibungkus dan atau tertutup sehingga terlindung dari lalat,
binatang lain dan debu;
· Makanan tidak kadaluarsa; · Tempat penyimpanan makanan dalam keadaan
bersih, terlindung dari debu, terhindar dari bahan berbahaya, serangga dan hewan
lainnya; · Tempat pengolahan atau penyiapan makan harus bersih dan memenuhi
syarat kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku;
· Peralatan yang digunakan untuk mengolah, menyajikan dan peralatan makan
harus bersih dan disimpan pada tempat yang bebas dari pencemaran;
· Peralatan digunakan sesuai dengan peruntukannya; · Dilarang menggunakan
kembali peralatan yang dirancang untuk sekali pakai;
· Penyaji makanan harus selalu menjaga kebersihan, mencuci tangan sebelum
memasak dan setelah dari toilet;
· Bila tidak tersedia kantin di sekolah maka harus dilakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap penjaja makanan disekitar sekolah. Pembinaan dan
133
pengawasan meliputi jenis makanan/minuman yang dijual, penyajian, kemasan,
bahan tambahan (pengawet, pewarna, penyedap rasa).
n) Halaman
· Melakukan penghijauan;
· Melakukan kebersihan halaman sekolah secara berkala seminggu sekali;
· Menghilangkan genangan air di halaman dengan menutup/mengurug atau
mengalirkan ke saluran umum;
· Melakukan pengaturan dan pemeliharaan tanaman;
· Memasang pagar keliling yang kuat dan kokoh tetapi tetap memperhatikan aspek
keindahan.
o) Meja dan kursi peserta didik
Desain meja dan kursi harus memperhatikan aspek ergonomis, permukaan
meja/bangku memiliki kemiringan ke arah pengguna sebesar 15% atau sudut 10% .
p) Perilaku
· Mendorong peserta didik untuk berperilaku hidup bersih dan sehat dengan
memberikan kateladanan, misalnya tidak merokok di sekolah;
· Membiasakan membuang sampah pada tempatnya;
· Membiasakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah buang air
besar, sebelum menyentuh makanan, setelah bermain atau setelah beraktifitas
lainnya;
· Membiasakan memilih makanan jajanan yang sehat
d. Pegawai sekolah
Pegawai sekolah yang merupakan warga sekolah perlu ikut melaksanakan dan
mengawasi serta memelihara lingkungan Sekolah Sehat terutama pada penyediaan
fasilitas sarana prasarana.
e. Komite sekolah
Komite sekolah sebagai wadah organisasi orang tua peserta didik diharapkan mampu
berperan serta secara aktif dalam melaksanakan pembinaan lingkungan Sekolah Sehat,
terutama dalam penyediaan dana dan fasilitas yang menunjang kegiatan.
f. Masyarakat
Masyarakat di sekitar sekolah diharapkan berperan serta untuk melaksanakan
pembinaan terutama dalam memelihara dan menjaga lingkungan Sekolah Sehat.
D. Strategi Implementasi Sekolah Sehat
Sekolah sebagai termpat berlangsungnya proses belajar mengajar harus menjadi “Helth
Promoting School” artinya “Sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan bagi
semua warga sekolahnya”. Derajat kesehatan dimaksud adalah:
1. Sekolah memiliki lingkungan kehidupan sekolah yanmg tercerminkan hidup sehat;
2. Mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal;
3. Terjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang kondusif;
4. Tercipta kondisi yang mendukung tercapainya kemampuan peserta didik untuk
berprilaku hidup sehat;
135
Untuk mewujudkan sekolah yang bersih, hijau, indah dan rindang serta kondisi peserta
didiknya sehat, bugar senantiasa berprilaku bersih dan sehat perlu didukung dan
diimplemtasikan oleh semua stake holder dalam suatu program kegiatan yang terstruktur,
terencana, dan menjadi kultur sekolah. Salah satu upaya Mewujudkan Sekolah Sehat
adalah mengembangkan program Usaha Kehatan Sekolah (Sekolah Sehat) secara terpadu
dan berkesinambungan melalui program dan kegiatan yang dituangkan dalam RKS dan
RKAS sehingga menjadi acuan bagi semua pihak (pelaksana program) dalam
melaksanakan kegiatannya.
Komponen Sekolah Sehat meliputi: (1) Pendidikan Kesehatan, (2) Pelayanan Kesehatan,
dan (3) Lingkungan Sekolah Sehat. Komponen-komponen tersebut perlu dituangkan
dalam suatu program-program dan berbagai kegiatan serta strateginya.
Program dan kegiatan harus bersifat:
1. Mengacu kepada pencapaian Standar Kompetensi Lulusan Peserta didik;
2. Sesuai dengan kebutuhan individu setiap peserta didik;
3. Operasional, terukur, rasional dan berkesinambungan;
4. Memberdayakan semua stake holder;
5. Mendukung terhadap proses pembelajaran yang berkualitas;
6. Mempertimbangkan kemampuan dan kondisi sekolah;
Contoh Program, kegiatan dan Strategi dalam implementasi Sekolah Sehat dari setiap
komponen:
136
2 Kesehatan • Pubertas Diversifikas Guru Modul • Ceramah, tanya
Reproduksi • Perawatan organ i kurikulum, mata Pendidikan jawab, diskusi,
reprod Intra, Ko pelaja Kespro contoh kasus,
uksi dan Ekstra ran Bagi Guru permainan,
• Kehamilan kurikuler SMK membaca artikel,
• Keluarga • Menghadirkan
petugas puskesmas
untuk pelatihan
tentang kesehatan
reproduksi
3 Kesehatan • Konsep diri Diversifikas Guru • Modul • Membaca artikel,
jiwa • Berfikir positif i kurikulum, Bimb tentang ceramah, tanya jawab,
• Percaya diri Intra, Ko ingan Kesehatan diskusi, contoh kasus,
• Menangkal dan Ekstra dan Jiwa permainan,
Radikal kurikuler Kons • Menghadirkan
isme eling narasumber yang
(BK), relevan
Guru
mata
pelaja
4 Kekerasan • Pertemanan Diversifikas ran
Guru Modul • Ceramah, tanya
dan kasih i kurikulum, Bimb Pendidikan jawab, diskusi,
sayang Intra, Ko ingan tentang contoh kasus,
• Toleransi dan dan Ekstra dan pencegahan permainan
saling kurikuler Kons dan penang- • Menghadirkan
menghargai eling gulangan narasumber yang
• Pencegahan (BK), tindak relevan
perundungan dan Guru kekerasan • Mengadakan kegiatan
kekerasan seksual mata sosial
• Peraturan pelaja Saling berkunjung
ran
5 Sanitasi • Cuci tangan Diversifikas Guru • Profil • Ceramah, tanya
pakai sabun i kurikulum, mata sanitasi jawab, diskusi,
• Pengelolaan Intra, Ko pelaja sekolah contoh kasus,
limbah dan Ekstra ran • Fact permainan
padat dan cair kurikuler sheet • Project Work tentang
• • Materi Sanitasi
Pemberantasa PHBS • Pembuatan produk
n dengan
sarang nyamuk bahan daur ulang
• Manajemen • Pengelolaan dan
6 NAPZA • Jenis narkotika Diversifikas Guru Pedoman • Ceramah, tanya
• Jenis zat i kurikulum, mata Pencegahan jawab, diskusi,
penimbul Intra, Ko pelaja Penyalah- contoh kasus,
adiksi dan Ekstra ran gunaan permainan
(contoh: kurikuler Narkoba di • Kunjungan ke panti
lem, thiner, Sekolah rehabilitasi
bunga • Menghadirkan
kecubung), narasumber
• Dampak
penggunaan
137
7 HIV/ Aids • Diversifikas Guru Pendidikan • Ceramah, tanya
Penceg i kurikulum, mata Pencegahan jawab, diskusi,
ahan Intra, Ko pelaja HIV-AIDS contoh kasus,
penular dan Ekstra ran di Sekolah permainan
an kurikuler • Kunjungan ke pada/
• Penanganan menghadirkan ODHA
stigma • Menghadirkan
dan narasumber
diskriminasi
139
3. Program Pelaksanaan Lingkungan Sehat
2 Keindahan Setiap hari Setiap hari Semua warga Alat alat • Sistem Piket di
bersih Sekolah kebersi- han jadwalkan
oleh OSIS
• Membuat peraturan
terkait kebersihan
ruang pembelajaran
teori dan praktik
dibuat oleh OSIS
3 Kenyamana Kawasan Setiap hari Semua warga Poster, brosur, • Membiasakan
n tanpa Sekolah spanduk warga sekolah tidak
Rokok merokok
• Membuat peraturan
dan sanksi yang di
buat oleh OSIS
• Membuat poster,
4 Ketertiban Disiplin jam Setiap hari Semua warga Tanda masuk • Membiasakan warga
sekolah, ma- Sekolah kelas dan pulang se-
suk dan jam kolah tertib dan
pulang, apel disiplin
setiap pagi
dan jam • Membuat peraturan
pulang yang dibuat oleh OSIS
• Menempel
pengumuman kontak
pengaduan
140
6 Kekeluargaa Kantin sehat Setiap hari Semua warga Peralatan • Sosialisasi
n Sekolah makan, tempat kebijakan kantin
penyim- panan sehat
makanan, alat
proteksi pen- • Praktik
jamah menerapkan
makanan, kantin sehat
tempat cuci
tangan • Study kasus
, tempat
7 Keamanan • Kebun gizi Setiap hari Semua Lahan, tanaman, • Penyuluhan,
• Penataan warga air cukup, alat pembuatan kebun gizi
pekaranga sekolah pertanian dan taman sekolah
n
• • Praktik menerapkan
Tama kebun gizi dan penata-
n an taman serta
sekol pekarangan sekolah
ah
H.Pembelajaran Abad 21
1. Pengertian Pembelajaran Abad 21
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan oleh semua manusia di
seluruh dunia. Meskipun demikian, pendidikan di Indonesia memiliki kelebihan dibanding
negara-negara tersebut atau negara maju lainnya dengan dasar pendidikan Pancasila dan UUD
1945 yang berakar pada budaya bangsa yang mengedepankan karakter yang sangat diperlukan
dalam menghadapi tantangan Abad 21. Pembelajaran Abad 21 merupakan pembelajaran yang
mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta
penguasaan terhadap teknologi.
Perjalanan kurikulum 13 telah memasuki tahun keempat, seiring dengan implementasi yang
dilaksanakan setiap tahunnya mengalami perkembangan dan perbaikan. Literasi menjadi
bagian terpenting dalam sebuah proses pembelajaran, peserta didik yang dapat melaksanakan
kegiatan literasi dengan maksimal tentunya akan mendapatkan pengalaman belajar lebih
dibanding dengan peserta didik lainnya.Pembelajaran akan meletakkan dasar dan kompetensi,
pengukuran kompetensi dengan urutan LOTS menuju HOTS. Proses pembelajaran akan
dimulai dari suatu hal yang mudah menuju hal yang sulit. Dengan evaluasi LOTS akan
menjadi tangga bagi peserta didik untuk meningkatkan kompetensi menuju seseorang yang
memiliki pola pikir kritis. Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif,
kolaborasi dan mampu berkomunikasi dengan baik akan meningkat pula karakternya,
sehingga keilmuan dan kompetensi yang dikuasainya akan menjadikannya memiliki
sikap/karakter yang bertanggungjawab, bekerja keras, jujur dalam kehidupannya. Seorang
peserta didik yang mengalami proses pembelajaran dengan melaksanakan aktivitas literasi
pembelajaran dan guru memberikan penguatan karakter dalam proses pembelajaran dengan
141
urutan kompetensi dari LOTS menuju kompetensi HOTS akan menghasilkan lulusan yang
memiliki karakter dan kompetensi. Oleh sebab itu proses pendidikan harus dapat
mengembangkan karakter dan kecakapan, baik yang terkait dengan pilar pendidikan maupun
kecakapan yang dibutuhkan di Abad 21, termasuk peningkatan profesi dan kompetensi guru,
karakteristik pembelajaran, dan karakteristik peserta didik, serta kecakapan hidup dalam
berkarir.
Pilar pendidikan merupakan soko guru pendidikan. Unesco memberikan empat pilar
pendidikan yang terdiri atas Learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to
live together in peace. Tetapi untuk mencapai Tujuan Pendidikan Nasinal, tidak cukup dengan
emapt pilar tersebut, maka dalam pendidikan di Indonesia ditambah dengan dengan pilar
pendidikan “Belajar untuk memperkuat keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia”.Berikut
uraian masing-masing pilar pendidikan tersebut.
a. Belajar untuk mencari tahu(learning to know)
Belajar untuk mencari tahu terkait dengan cara mendapatkan pengetahuan
melaluipenggunaan media atau alat yang ada. Media bisa berupa buku, orang, internet, dan
teknologi yang lainya. Implementasinya untuk mencari tahu tersebut di Indonesia sudah
berjalan melalui proses belajar membaca, menghafal, dan mendengarkan, baik yang terjadi
di dalam kelas maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Belajar untuk melakukan atau berkarya, hal ini tidak terlepas dari belajar mengetahui
karena perbuatan tidak terlepas dari ilmu pengetahuan.Belajar untuk melakukan atau
berkarya merupakan upaya untuk senantiasa melakukan dan berlatih keterampilan untuk
keprofesionalan dalam bekerja.Terkait dengan pembelajaran didalam kelas, maka belajar
untuk mengerjakan ini sangat diperlukan latihan keterampilan bagaimana peserta didik
dapat menggunakan pengetahuan tentang konsep atau prinsip mata pelajaran tertentu
dalam mata pelajaran lainnya atau dalam kehidupannya sehari-hari.Dengan demikian
peserta didik memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang dapat mempengaruhi
kehidupannya dalam mennetukan pilihan kerja yang ada di masyarakat.
c. Belajar untuk menjadi (learning to be)
Belajar untuk menjadi atau berkembang utuh, belajar untuk menjadi atau berkembang
secara utuh berkaitan dengan tuntutan kehidupan yang semakin kompleks sehingga
dibutuhkan suatu karakter pada diri individu.Belajar menjadi pribadi yang berkembang
142
secara optimal yang memiliki kesesuaian dan keseimbangan pada kepribadianya baik itu
moral, intelektual, emosi, spiritual, maupun sosial. Sehingga dalam pembelajaran, guru
memiliki kewajiban untuk mengembangkan potensi peserta sesuai dengan bakat dan
minatnya agar peserta didik tersebut dapat menentukan pilihannya, terlepas dari siapa dan
apa pekerjaanya, tetapi yang penting adalah dia menjadi sosok yang pribadi memiliki
keunggulan.
d. Belajar untuk berhidupan bersama dalam kedamaian (learning to live together in peace).
Belajar hidup bersama ini sangat penting, karena masyarakat yang beragam, baik dilihat
dari latar belakang, suku, ras, agama, etnik, atau pendidikan. Pada pembelajaran, peserta
didik harus memahami bahwa keberagaman tersebut bukan untuk dibeda-bedakan, akan
tetapi dipahamkan bahwa keberagaman tersebut tergabung dalam suatu lingkungan
masyarakat. Oleh karena itu saling membantu dan menghargai satu dengan yang lainya
sangat diperlukan agar tercipta masyarakat yang tertib dan aman, sehingga setiap individu
dapat belajar dan hidup dalam kebersamaan dan kedamaian.
Belajar untuk memperkuat keimanan, ketakwaan, dan akhlakmulia.
Pilar yang ini hanya terdapat dalam secara tersirat dalam pendidikan di Indonesia sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas yang menyatakan bahwa
salah satu Tujuan Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.Implementasi dari pilar tersebut diwujudkan secara
langsung dalam mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan mata pelajaran
PPKN, dan dalam mata pelajaran lain sebagai hasil pembelajaran tidak langsung melalui
pencapaian KI-1 (Kompetensi Spiritual).
3. Implementasi kompetensi Abad 21
Pendidikan Abad 21 merupakan pendidikan yang mintegrasikan antara kecakapan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta penguasaan terhadap TIK. Kecakapan tersebut
dapat dikembangkan melalui berbagai model pembelajaran berbasis aktivitas yang sesuai
dengan karakteristik kompetensi dan materi pembelajaran. Kecakapan yang dibutuhkan di
Abad 21 juga merupakan keterampilan berpikir
lebih tinggi (Higher Order Thinking Skills (HOTS)) yang sangat diperlukan dalam
mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan global.Pada bagian ini akan
dibahas masing-masing kecakapan tersebut sebagai berikut.
143
a. Kecakapan Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah (Critical Thinking and Problem
Solving Skill
Berpikir kritis menurut Beyer (1985) adalah: Berpikir kritis adalah kemampuan (1)
menentukan kredibilitas suatu sumber, (2) membedakan antara yang relevan dari yang
tidak relevan, (3) membedakan fakta dari penilaian, (4) mengidentifikasi dan mengevaluasi
asumsi yang tidak terucapkan, (5) mengidentifikasi bias yang ada, (6) mengidentifikasi
sudut pandang, dan (7) mengevaluasi bukti yang ditawarkan untuk mendukung pengakuan.
UNtik selanjutnya, Paul (1993) :Berpikir kritis adalah mode berpikir – mengenai hal,
substansi atau masalah apa saja – di mana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya
dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan
menerapkan standar-standar intelektual padanya. Dalam hal ini juga Walker (2006)
menyatakan bahwa :Berpikir kritis adalah suatu proses intelektual dalam pembuatan
konsep, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan atau mengevaluasi berbagai
informasi yang didapat dari hasil observasi, pengalaman, refleksi, di mana hasil proses ini
diguanakan sebagai dasar saat mengambil tindakan.Masih banyak para ahli yang
memberikan pengertian atau definisi berpikir kritis ini, tetapi dalam bahasan ini akan
disajikan hasil meramu sebagai berikut.
Menggunakan berbagai tipe pemikiran/penalaran atau alasan, baik induktif maupun
deduktif dengan tepat dan sesuai situasi. Memahami interkoneksi antara satu konsep
dengan konsep yang lain dalam suatu mata pelajaran, dan keterkaitan antar konsep antara
suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Melakukan penilaian dan menentukan
keputusan secara efektif dalam mengolah data dan menggunakan argumen. Menguji hasil
dan membangun koneksi antara informasi dan argumen. Mengolah dan menginterpretasi
informasi yang diperoleh melalui simpulan awal dan mengujinya lewat analisis terbaik.
Membuat solusi dari berbagai bermasalahan non-rutin, baik dengan cara yang umum,
maupun dengan caranya sendiri. Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk
berusaha menyelesaikan permasalahan Menyusun dan mengungkapkan, menganalisa, dan
menyelesaikan suatu masalah.
144
perspektif baru dan berbeda. Mampu mengemukakan ide-ide kreatif secara konseptual dan
praktikal. Menggunakan konsep-konsep atau pengetahuannya dalam situasi baru dan
berbeda, baik dalam mata pelajaran terkait, antar mata pelajaran, maupun dalam persoalan
kontekstual. Menggunakan kegagalan sebagai wahana pembelajaran. Memiliki
kemampuan dalam menciptakan kebaharuan berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki.
Mampu beradaptasi dalam situasi baru dan memberikan kontribusi positif terhadap
lingkungan.
c.Kecakapan Berkomunikasi (Communication Skills)
Memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk
dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia (ICT Literacy). Menggunakan kemampuan
untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi, di dalam dan di luar kelas,
maupun tertuang pada tulisan. Menggunakan bahasa lisan yang sesuai konten dan konteks
pembicaraan dengan lawan bicara atau yang diajak berkomunikasi. Selain itu dalam
komunikasi lisan diperlukan juga sikap untuk dapat mendengarkan, dan menghargai
pendapat orang lain, selain pengetahuan terkait konten dan konteks pembicaraan.
Menggunakan alur pikir yang logis, terstruktur sesuai dengan kaidah yang berlaku. Dalam
Abad 21 komunikasi tidak terbatas hanya pada satu bahasa, tetapi kemungkinan multi-
bahasa.
d.Kolaborasi (Collaboration)
Memiliki kemampuan dalam kerjasama berkelompok Beradaptasi dalam berbagai peran
dan tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan yang lain. Memiliki empati dan
menghormati perspektif berbeda. Mampu berkompromi dengan anggota yang lain dalam
kelompok demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
145
4. Strategi Implementasi,evaluasi dan tindak lanjut
146
masalah (critical thinking and problem solving skills).Contohkegiatan dalam mata pelajaran
Matematika.
8. Kegiatan pembelajaran tersebut di atas juga melatih peserta didik untuk belajar mencari tahu
dan menerapkan interkoneksi antara konsep di dalam Matematika dengan kehidupan sehari-
hari (berpikir kritis)
9. Kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan pengembangan Komunikasi (Communication
skills)
10. Melalui kegiatan pembelajaran ini juga peserta didik dapat mengembangkan kecakapan
kepemimpinan (leadership)dengan mengatur jalannya diskusi, sehingga diskusi tetap focus
dan dapat memperoleh suatu simpulan yang bermakna. Untuk selanjutnya peserta didik juga
dapat menerapkan pengetahuannya dalam bentuk suatu karya (tulis, lisan, atau perbuatan)
yang berkaitan dengan cara belajar untuk mengerjakan (learning to do)
11. Kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan kreatifitas dan inovasi (Creativity and
Innovation skills).
12. Kegiatan tersebut juga dapat mengembangkan bakat dan karir peserat didik dalam mencapai
cita-cita yang diinginkannya melalui pengembangan kreatifitas yang ditugaskan (learning to
be), serta mengerjakan suatu karya yang berkaitan dengan konsep yang diperolehnya
(learning to do).
13. Kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan kolaborasi (Collaboration skills)
14. Melalui kegiatan kolaboratif, peserta didik dapat mengembangkan sikap kerjasama, saling
menghargai dan menghormati (ethics), serta masing-masing dapat mengembangkan minat dan
bakatnya (learning to be) sesuai dengan peran masing-masing dalam kelompok.
15. Kegiatan pembelajaran yang sekaligus dapat mengembangkan berpikir kritis,kratifitas, dan
kolaborasi.
16. Kegiatan seperti di atas, selain dapat mengembangkan kecakapan Abad 21 juga dapat melatih
peserta didik untuk menunjukkan kemampuan mengaplikasikan konsep dalam kenyataan
(learning to do), dan dapat memupuk kemampuan peserta didik dalam menentukan pilihan
cara dan keleluasaan dalam memecahkan permasalahan terkait bakat dan minat (learning to
be).
147
BAB IV
PENGATURAN PERENCANAAN, PELAKSANAAN
DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN
A. Penyelarasan Kurikulum
1. Perencanaan Kurikulum
a. Kompetensi yang dibutuhkan oleh IDUKA
Kompetensi yang dibutuhkan oleh IDUKA sesuai dengan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) Pendidikan Menengah Kejuruan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan bidang dan lingkup kerja. Berdasarkan Permendikbud No.34 Tahun 2018
Lampiran 1 yang meliputi 9 area kompetensi:
1. keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. kebangsaan dan cinta tanah air;
3. karakter pribadi dan sosial;
4. literasi;
5. kesehatan jasmani dan rohani;
6. kreativitas;
148
7. estetika;
8. kemampuan teknis; dan
9. kewirausahaan.
b. Pembelajaran Sistem Blok
Sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, SMK Permata Nusantara
berencana menerapkan pembelajaran semi-blok system (sistem semi blok) dalam
penjadwalan proses belajar mengajar baik mata pelajaran normatif, adaptif maupun
produktif. Pada semi-block system proses pembagian jadwal pelajaran didasarkan pada
jumlah jam akumulasi yang telah ditentukan pada silabus (kurikulum). Teknis
penyelanggaraan semi-block system yaitu jumlah kelas dalam satu angkatan (Program
Keahlian yang sama) tersebut dibagi dua kelompok, yaitu kelompok Mapel Produktif
dan kelompok Mapel normatif adaptif. Dua kelompok tersebut saling bergantian
dimana untuk kelompok mapel normatif adaptif ada susunan jadwal tersendiri yang
mengakomodir semua mata pelajaran yang ada dan untuk kelompok mapel produktif
siswa mendapat materi produktif di Lab/bengkel masing-masing.
149
kompetensi diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang diakui oleh Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). SMK yang telah dinyatakan sebagai Lembaga
Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1) oleh BNSP juga bisa menyelenggarakan
ujian kompetensi keahlian secara mandiri dan menjadi tempat ujian kompetensi bagi
SMK lain di sekitarnya.
Salah satu tujuan UKK adalah memfasilitasi kerja sama SMK dengan dunia
usaha dan dunia industri (IDUKA) untuk melaksanakan ujian kompetensi yang sesuai
dengan kebutuhan IDUKA. Dalam pelaksanaan UKK, SMK melibatkan IDUKA atau
institusi berskala internasional, nasional atau lokal, yang memiliki pekerjaan utama
yang relevan dengan kompetensi keahlian siswa yang diujikan. Diharapkan, IDUKA
tersebut bisa melihat secara langsung dan mengakui kompetensi para siswa SMK
sehingga bisa langsung diserap sebagai tenaga kerja oleh IDUKA.
Penguji dalam UKK pun terdiri dari penguji internal (guru) dan penguji eksternal.
Penguji eksternal merupakan SDM dari dunia usaha/industri/asosiasi profesi/institusi
yang memiliki latar belakang pendidikan dan/atau asesor yang memiliki sertifikat
kompetensi dan pengalaman kerja yang relevan dengan kompetensi keahlian yang
akan diujikan.
150
f. Pelaksanaan Model Pembelajaran
b. Penyusunan Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran suatu mata pelajaran yang merupakan penjabaran
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator pencapaian kompetensi, materi
pokok, kegiatan pembelajaran, dan penilaian. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan
seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan
pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Penyusunan silabus dilaksanakan bersama-sama
oleh guru yang mengajarkan mata pelajaran yang sama pada tingkat satuan pendidikan
untuk satu sekolah atau kelompok sekolah, dengan tetap memperhatikan karakteristik
masing-masing sekolah. Penggalan silabus mata pelajaran muatan Nasional (A) dan
muatan Kewilayahan (B), dapat diatur sesuai dengan urutan pembelajaran KD serta
alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Penggalan silabus kelompok mata
pelajaran muatan Peminatan Kejuruan (C), ditetapkan berdasarkan unit kompetensi
berdasarkan skema sertifikasi dan disesuaikan dengan prinsip pembelajaran tuntas
(mastery learning).
153
Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan data
evaluasi hasil belajar, evaluasi rencana pembelajaran, dan evaluasi proses (pelaksanaan
pembelajaran).
a. Komponen Silabus
154
menguasai Kompetensi Dasar. Artinya Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang diwujudkan dalam bentuk
perubahan perilaku peserta didik yang dapat diukur dan diamati, mencakup: sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. IPK dapat juga diartikan sebagai tingkat kinerja
yang harus didemonstrasikan oleh peserta didik untuk dapat dinyatakan telah
menguasai suatu KD.
IPK dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah, dan tuntutan lapangan kerja level lulusan SMK
(level 2 atau level 3). Perumusan IPK harus jelas dalam bentuk kata kerja
operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi, digunakan sebagai dasar
untuk menyusun teknik dan instrumen penilaian.
5. Materi Pokok
Materi Pokok pembelajaran dikembangkan dari IPK sesuai dengan tuntutan KD
dari KI-3 (Pengetahuan) dan KD dari KI-4 (Keterampilan).
Pengembangan materi pembelajaran mempertimbangkan hal-hal berikut.
a. Potensi peserta didik;
b. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan pekerjaan;
c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta
didik;
d. Skema sertifikasi dan prasyarat (underpinning knowledge) uji kompetensi
e. Kebermanfaatan bagi peserta didik, baik untuk mendukung pengembangan
hard skills maupun soft skills;
f. Struktur keilmuan;
g. Penguatan nilai-nilai utama pendidikan karakter yaitu religiositas,
nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas;
h. Keterampilan Abad 21 khususnya 4C (Creative, Critical Thinking,
Communicative, dan Collaborative), literasi digital, life skills; dan
i. Alokasi waktu.
6. Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dan
pendidik, dan antara peserta dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan
belajar yang berlangsung secara edukatif, agar peserta didik dapat membangun
sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dalam rangka menghasilkan SDM yang kompeten dan berkarakter.
155
Proses pembelajaran berpendekatan saintifik untuk membentuk kemampuan
mengidentifikasi dan merumuskan masalah, mengumpulkan data, mengolah dan
menyimpulkan data serta mengomunikasikan.
Untuk membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan rasa
keingintahuan dan kemampuan produktif peserta didik, dikembangkan model-
model pembelajaran sebagai berikut.
g. Pembelajaran melalui penemuan (discovery learning),
h. Pembelajaran melalui penyingkapan (inquiry learning),
i. Pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning),
j. Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning),
k. Pembelajaran berbasis produksi (production-based training), dan
l. Model pembelajaran “Teaching Factory”.
Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi
pembelajaran, oleh karena itu untuk menetapkan model yang paling cocok harus
dilakukan analisis terhadap rumusan pernyataan setiap KD; apakah cenderung
pada pembelajaran penemuan/penyingkapan (Discovery dan Inquiry Learning)
atau pada pembelajaran hasil karya (Problem/Project/ Production-based Learning
dan Teaching Factory).
a. Rambu-rambu penentuan model penyingkapan/penemuan (Discovery dan
Inquiry Learning):
1) Pernyataan pasangan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 mengarah ke
pencarian atau penemuan;
2) Pernyataan KD dari KI-3 lebih menitikberatkan pada pemahaman
pengetahuan faktual, konseptual, dan atau operasional;
3) Pernyataan KD dari KI-4 pada taksonomi mengolah dan menalar, serta
4) Keberadaan pasangan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 sebagai awal dari
penguasaan suatu kompetensi.
b. Rambu-rambu penentuan model hasil karya (Problem/Project/ Production-
based Learning atau Teaching Factory):
1) Pernyataan pasangan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 mengarah pada hasil
karya atau produk baik jasa maupun barang;
2) Pernyataan KD dari KI-3 pada pengetahuan metakognitif;
3) Pernyataan KD dari KI-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, serta
4) Pernyataan pasangan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 yang memerlukan
persyaratan penguasaan pengetahuan konseptual dan prosedural.
156
7. Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang dapat
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dengan
memperhatikan keutuhan aspek sikap, pengetahuan serta keterampilan, bukan
untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator menjadi tagihan (termasuk rekaman
perkembangan nilai-nilai karakter), kemudian hasilnya dianalisis untuk
menentukan kompetensi dasar yang telah dikuasai dan yang belum, serta untuk
mengetahui kesulitan belajar peserta didik.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut untuk
proses pembelajaran berikutnya; pembelajaran remedi bagi peserta didik yang
pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan pembelajaran
pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan;
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang
ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan, maka evaluasi harus
diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara,
maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan berupa informasi yang
dikumpulkan.
Lingkup dan sasaran penilaian hasil belajar mencakup ranah sikap (sikap
spiritual, sikap sosial, dan perkembangan nilai-nilai karakter), pengetahuan,
dan keterampilan.
f. Sasaran penilaian hasil belajar pada ranah sikap spiritual dan sikap sosial
meliputi tingkatan sikap: menerima, menanggapi, menghargai, menghayati dan
mengamalkan nilai-nilai spiritual (taat menjalankan ajaran agama, cinta
lingkungan, toleran, bersih) dan nilai-nilai sosial (gotong royong, tanggung-
jawab, peduli, santun dan lain-lain).
Teknik dan Instrumen Penilaian Sikap:
157
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Daftar cek
Observasi
Skala penilaian sikap
Daftar cek
Penilaian diri
Skala penilaian sikap
Penilaian Daftar cek
antarpeserta didik Skala penilaian sikap
Catatan pendidik tentang sikap dan
perilaku positif atau negatif, selama
Jurnal
dan di luar proses pembelajaran mata
pelajaran.
ProfilLulusan
Standar Kompetensi Lulusan(SKL) SMK/MAK
SMK/MAK
Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar
159
PENYUSUNAN
Kegiatan Pembelajaran
Komponen Silabus
c. Penyusunan RPP
160
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, mengembangkan nilai-nilai karakter, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema
yang dilaksanakan untuk satu kali pertemuan atau lebih.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun harus memuat komponen-komponen
sebagai berikut:
a. identitas program pendidikan;
b. kompetensi inti dan kompetensi dasar;
c. indikator pencapaian kompetensi yang merupakan tolok ukur ketercapaian suatu KD,
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, yang
mencakup sikap dan nilai-nilai karakter, pengetahuan, dan keterampilan;
d. tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan IPK, dengan memperhatikan komponen
tujuan yang meliputi Audience, behaviour, condition dan degree. Dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap
dan nilai-nilai karakter, pengetahuan, dan keterampilan;
e. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prosedur dan metakognitif yang relevan
dengan tuntutan KD, ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi.
f. strategi pembelajaran meliputi pendekatan, strategi dan metode pembelajaran. Metode
pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan KD yang akan dicapai, termasuk sikap, nilai-nilai karakter, dan
kecakapan abad 21 yang dapat dikembangkan;
g. kegiatan pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, kegiatan inti, dan
penutup; dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter sesuai dengan hasil analisis
(perancah pemaduan sintaksis model pembelajaran dan pendekatan saintifik);
h. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi
pelajaran;
i. sumber belajar meliputi buku, lembaran informasi, job sheet/ lembaran tugas, lembar
penilaian, internet dan lain-lain; dan
j. penilaian hasil belajar, merupakan keputusan pencapaian hasil belajar yang didasarkan
atas pengumpulan data, menggunakan instrumen pengukuran baik sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
161
Secara singkat format RPP dapat dilihat pada skema berikut.
………………….. ...............................
*) KI dan KD Sikap Spritual dan Sikap Sosial ditambahkan untuk mata pelajaran
Pendidikan Agama dan PPKn.
**) Semua sintaksis/langkah model pembelajaran dapat lengkap pada setiap pertemuan,
atau dapat lengkap pada beberapa pertemuan.
162
yang digunakan untuk setiap pasangan kompetensi dasar (KD). Berikut ini merupakan
salah satu contoh analisis minggu efektif.
Semester Genap
Jumlah Jumlah Minggu Keterangan
No Bulan Minggu/ Tidak (pertemuan tidak
Efektif
Bulan Efektif efektif)
1 Januari 5 5 0
2 Februari 4 4 0
UTS: 1 minggu,
3 Maret 4 3 2
US: 1 minggu
4 April 4 3 1
1 Minggu: libur
awal ramadhan
5 Mei 5 2 3 1 MInggu: UAS,
1 Minggu: pasca
UAS
1 Minggu: pasca
UAS, Libur akhir
6 Juni 4 0 4 semester dan libur
Hari Raya Idul
Fitri
Jumlah 26 16 10
163
Berdasarkan analisis minggu efektif di atas, maka selanjutnya disusun program
semesteran untuk semester ganjil dan semester genap. Dalam menyusun program
semesteran yang harus diperhatikan adalah:
1. Beban jam pelajaran per minggu untuk setiap mata pelajaran sesuai dengan struktur
kurikulum yang telah ditetapkan. Contoh: untuk mata pelajaran Akuntansi Dasar
dalam struktur kurikulum beban jam per minggu adalah 5 (lima) jam pelajaran.
2. Rencana ulangan harian yang akan dilaksanakan oleh guru.
3. Pemetaan ketercapaian pasang KD setiap minggunya, sehingga total jam pelajaran
untuk mata pelajaran yang bersangkutan tercapai dalam kurun waktu mingggu efektif
1 (satu) tahun pelajaran.
165
5. Kegiatan pembelajaran pengayaan tidak hanya terkait dengan kegiatan tatap muka
untuk jam-jam pelajaran sekolah biasa tetapi dapat pula dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidak tersruktur. Pembelajaran
seperti ini diselenggarakan untuk membantu peserta didik mempersiapkan diri
mengikuti kompetisi seperti LKS, O2SN, OSTN dll
6. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan
pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai
sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik normal.
Penilaian pembelajaran remedial dan pengayaan dilakukan melalui:
a. Nilai remidial yang diperoleh diolah menjadi nilai akhir
b. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah pengetahuan dihitung dengan mengganti nilai
indikator yang belum tuntas dengan nilai hasil remedial, selanjutnya diolah dengan rerata
nilai seluruh KD.
c. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah keterampilan diambil dari nilai optimal pada
suatu KD antara nilai awal dan nilai indicator hasil remidial
d. Penilaian hasil belajar pengayaan tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi
cukup dalam bentuk portofolio
B. Pelaksanaan Pembelajaran
1. Pembelajaran Sistem Blok
Pembelajaran Sistem Blok ini adalah sistem penjadwalan pembelajaran untuk satu atau
beberapa KD yang durasi waktunya di Blok untuk memperoleh hasil pembelajaran yang
bermakna melalui pengintegrasian teori dan praktik. Proses pembelajaran dilakukan di
sekolah, industri, atau secara bergantian di industri dan sekolah untuk pencapaian kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Pembelajaran sistem blok merupakan bagian dari implementasi penyelarasan kurikulum
pembelajaran SMK dengan Dunia Usaha/Dunia Industri. Pembelajaran system blok
mengelompokkan jam belajar efektif dalam satuan pendidikan dalam satuan waktu terangkum
dan memungkinkan peserta didik mengikuti serta menerima materi pembelajaran secara
maksimal dan utuh. Pembelajaran system blok ini merupakan aplikasi dari ke-16 teori
kejuruan Prosser yang menyatakan bahwa pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman
166
latihan untuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berfikir yang benar diulang-ulang sehingga sesuai
seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya. Pembelajaran yang dilakukan secara terus
menerus dan berulang-ulang akan lebih cepat terserap oleh peserta didik daripada
pembelajaran yang terputus-putus. Dapat diambil contoh ketika peserta didik menerima
pelajaran mengelas, maka peserta didik akan lebih mudah menyerap materi mengelas yang
dilaksanakan dengan pembelajaran selama satu minggu penuh untuk mengelas, daripada
pembelajaran yang terputus di lain hari.
Mencermati uraian diatas, maka dapat ditentukan bahwa pembelajaran system blok
mempunyai waktu pembelajaran yang lebih banyak dan hal tersebut memungkinkan peserta
didik belajar hingga tuntas. Selain itu system blok merupakan pembelajaran yang
menggabungkan jam belajar pada tiap tatap muka suatu mata pelajaran yang sebelumnya
dilakukan setiap minggu sekali sehingga selesai menjadi satu minggu penuh. Tolok ukur
keberhasilan pembelajaran system blok ini dari maksimalnya materi yang disampaikan dan
sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Pembelajaran system blok juga mampu mengatasi keadaan yang tidak efisien ketika pelajaran
praktik. Contohnya saat seperti peserta didik sedang asik mengerjakan pekerjaan dan belum
selesai, tetapi waktunya sudah habis dan peserta didik harus melepas pekerjaan dari mesin
atau alat itu, dapat teratasi dengan adanya system blok ini. Di sisi lain pembelajaran system
blok juga tepat digunakan pada pembelajaran berbasis teaching factory, karena dengan adanya
system blok ini dapat mempermudah dan mempercepat proses produksi dari industri mitra.
Pembelajaran system blok mengenal dua model yaitu :
a. Sistem blok Mingguan
Pelaksanaannya dilakukan dengan blok satu minggu pelajaran kelompok wajib A dan
wajib B, dan blok satu minggu pelajaran kelompok wajib B (peminatan)
b. Sistem blok Bulanan
Pelaksanaannya dilakukan dengan blok tiga bulan di sekolah dan tiga bulan di industri
dalam setiap semesternya.
Bentuk pelaksanaan pembelajaran system blok mingguan dapat dilaksanakan dengan urutan
sebagaai berikut :
a. Kelas teori kelompok pelajaran wajib A dan wajib B
b. Kelas praktik kelompok wajib C ditentukan jumlah peserta didik dalam setiap skema
sesuai LSP maksimal 20 anak dan/atau menyesuaikan ketersediaan peralatan praktik.
c. Pembagian kelas teori dan kelas praktik dilaksanakan setiap satu minggu sekali secara
bergantian. Artinya, apabila kelas A pada minggu pertama menerima mata pelajaran
167
kelompok wajib A dan kelompok wajib B. Minggu kedua, kelas A ini akan berganti
menerima pelajaran kelompok C.
d. Pembelajaran system blok diberlakukan moving unit kompetensi yang dilakukan dengan
mengacu pada skema LSP.
Misalnya untuk jurusan Teknik Kendaraan Ringan Skema Pemeliharaan Sistem
Elektrical. Pada skema ini dibagi menjadi 4 unit yaitu :
1) Unit I perbaikan ringan pada rangkaian kelistrikan
2) Unit II memasang, menguji, dan memperbaiki system penerangan dan wiring
3) Unit III memasang, menguji, dan memperbaiki system pengaman kelistrikan, dan
komponennya
4) Unit IV memasang perlengkapan kelistrikan tambahan.
Setiap unit diisi oleh 5 peserta didik dengan kisaran waktu 20 menit. Nantinya kelima peserta
didik dalam setiap unit akan menyelesaikan praktik dalam kurun waktu satu minggu. Dalam
kegiatan praktik, setiap kelompok akan dibimbing dan didampingi oleh seorang asesoryang
telah memiliki kompetensi dibidangnya. Setelah itu paa minggu berikutnya setiap kelompok
peserta didik akan berpindah kompetensi yang belum ditempuhnya. Prosesnya dapat dilihat
pada gambar dibawah ini yang menjelaskan alur moving unit kompetensi sesuai dalam skema
LSP.
168
Pembelajaran system blok ternyata menjadi model pembelajaran yang tepat diberikan di
tingkat SMK karena pembelajaran ini diselarasakan dengan model siklus kerja yang sama
seperti di Dunia Usaha/Industri. Pembelajaran system blok dapat diambil manfaat bagi
terlasanannya pendidikan di SMKseperti berikut ini :
a. Target yang dicapai dapat terukur dalam kurun waktu 48 tahun per minggu, sehingga
peserta didik mampu mendapatkan pengetahuan yang cukup untuk mata pelajaran teori
dan kejuruan/praktik
b. Terwujudnya unit produksi/teaching industry, karena terjadi proses kesinambungan job
yang menghasilkan sinergi antar jurusan
c. Saat mata pelajaran kelompok wajib A dan kelompok wajib B akan terjadi asimilasi
antara jurusan satu dengan yang lain dalam rangka menumbuhkan jiwa sosial kepada
peserta didik.
d. Melatih pembelajaran teman sebaya karena peserta didik kelas XI dan kelas XII yang
menguasai teori dan praktik dapat menularkan pada adik kelas yang belum menguasai
sehingga menumbuhkan kepemimpinan dan tanggungjawab pada peserta didik.
169
dan mana saja KD dan topik-topik pembelajaran/pekerjaan yang dapat dipelajari
oleh peserta melalui kegiatan PKL di IDUKA. Dari hasil analisis KD dan topik-
topik pembelajaran/pekerjaan, kemudian dilakukan penentuan industri yang
sesuai dengan hasil pemilahan kompetensi.
Rancangan program PKL sebagai bagian integral dari program pembelajaran perlu
memperhatikan kesiapan Institusi Pasangan/ IDUKA dalam melaksanakan
pembelajaran KD terkait, agar dalam pelaksanaan penempatan peserta didik tepat
sasaran sesuai dengan KD yang akan dipelajari.
Pembekalan peserta dilakukan terhadap peserta didik yang akan melaksanakan PKL.
170
Program tersebut dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang kegiatan
belajar yang harus dilakukan di Institusi Pasangan/IDUKA. Materi pembekalan PKL
bagi peserta didik antara lain meliputi:
a. Karakteristik budaya kerja di industri/nilai-nilai karakter budaya industri;
b. Tata aturan kerja di IDUKA;
c. Penyusunan jurnal;
d. Pembuatan dokumen portopolio, dan
e. Penilaian PKL.
Pemberian informasi program PKL kepada orang tua, antara lain meliputi:
a. Maksud dan tujuan PKL;
b. Pembiayaan operasional peserta didik yakni akomodasi, konsumsi dan
transportasi selama pelaksanaan di lokasi PKL (life cost).
c. Karakteristik budaya kerja di IDUKA/nilai-nilai karakter budaya industri;
d. Tata aturan kerja di IDUKA, dan
e. Penilaian PKL.
5) Penetapan Pembimbing
171
peserta didik selama PKL.
172
dapat menggunakan contoh sebagai berikut.
Petunjuk umum bagi peserta PKl dimasudkan sebagai acuan bagi peserta didik
selama mengikuti PKL. Petunjuk umum bagi peserta PKL dapat dikembangkan
oleh satuan pendidikan. Contoh petunjuk umum bagi peserta PKL adalah sebagai
berikut.
b. Peserta PKL memahami tata tertib/aturan yang berlaku di tempat PKL dan
wajib mengikuti tata tertib/aturan tersebut.
d. Peserta PKL harus mengisi Jurnal PKL sesuai dengan format jurnal yang
ditetapkan satuan pendidikan. Pengisian jurnal ditulis tangan dengan rapih
dan jelas, serta memperhatikan saran-saran yang disampaikan oleh
pembimbing industri. Selama berkonsultasi/pembimingan peserta PKL harus
selalu menjaga etika sopan santun.
173
e. Peserta PKL memahami identitas perusahaan, riwayat singkat perusahaan
dan struktur organisasi perusahaan sebagai kelengkapan dari jurnal PKL.
g. Peserta PKL harus mengetehui jenis peralatan, bahan yang digunakan, proses
yang dipakai dan nilai-nilai karakter budaya industri yang berlaku di tempat
PKL.
2. menjaga etika sopan santun dan tata tertib selama berkonsultasi maupun
mengikuti pembimbingan PKL;
5. mencatat agenda kegiatan harian kerja praktik pada buku Jurnal PKL
dengan jujur dan teliti, selanjutnya di paraf oleh pembimbing industri;
174
menyerahkan penilaian kepada institusi atau mitra dunia usaha dan industri dengan
pedoman dan rubrik penilaian yang dirancang oleh sekolah.
Hasil penilaian yang disampaikan dalam rapor bebentuk diskripsi dengan
mencantumkan keterangan industri tentang kinerja peserta didik secara keseluruhan,
disampaikan melalui Jurnal PKL dan sertifikat atau surat keterangan PKL dari
Industri. Penilaian PKL meliputi penilaian proses dan hasil kegiatan PKL.
a) Penilaian Peserta Didik
Penilaian hasil belajar peserta didik selama melaksanakan program PKL sebagai
realisasi Pendidikan Sistim Ganda dilakukan secara menyeluruh mencakup ranah
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Begitu pula untuk PKL sebagai pemantapan
kompetensi.
Penilaian hasil belajar peserta didik di Institusi Pasangan/IDUKA dilakukan oleh
pembimbing industri, sedangkan instrumen penilaiannya disiapkan oleh sekolah.
Prinsip-prinsip penilaian hasil belajar peserta didik di Institusi Pasangan/IDUKA adalah
sama dengan penilaian hasil belajar di sekolah. Penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan digabungkan dengan formula tertentu yang ditetapkan satuan
pendidikan. Nilai PKL dalam bentuk angka kuantitatif dikonversi dengan rentang
predikat sebagai berikut.
86 – 100 = Amat Baik.
70 – 85 = Baik.
<70 = Kurang.
Nilai 70 merupakan batas lulus yang didasarkan pada kriteria minimal pencapaian
kompetensi yang ditetapkan IDUKA.
b) Pemberian Sertifikat PKL
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 03/M-IND/PER/1/2017 tentang “Pedoman
Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi
yang Link and Match dengan Industri”, pada Pasal 10 ayat (4) menyatukan bahwa
“Perusahaan Industri dan Perusahaan Kawasan Industri memberikan sertifikat kepada
peserta didik dan guru bidang studi produktif yang telah menyelesaikan PKL
dan/atau Pemagangan Industri”. Pemberian sertifikat juga diberikan oleh industri
pada peserta magang sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 36
Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri. Pasal 19
menyatakan bahwa:
175
a. peserta pemagangan yang telah memenuhi standar kompetensi yang ditentukan
oleh perusahaan diberikan sertifikat pemagangan.
b. dalam hal pemagangan yang tidak memenuhi standar kompetensi yang
ditentukan oleh perusahaan, diberikan surat keterangan telah mengikuti
pemagangan.
Nama Perusahaan
No
PT. KARYA JUHARI
1
Jl. Raya Winong – Gabus Km. 0.1
BKK TAMBAKROMO
2
Jl. Raya Tambakromo No . 49
BKK GABUS
3
Jl. Raya Gabus Tambakromo
KECAMATAN TAMBAKROMO
4
Jl. Raya Pati- Tambakromo No.49
5 KECAMATAN WINONG
Jl. Raya Winong – Gabus Km.01
KECAMATAN GABUS
6
Jl. Raya Gabus Tambakromo
KECAMATAN KAYEN
7
Jl. Raya Kayen – Pati Km.17
KECAMATAN PUCAKWANGI
8
Jl. Pucakwangi – Winong No.01
176
a. Pembelajaran melalui penemuan (discovery learning),
b. Pembelajaran melalui penyingkapan (inquiry learning),
c. Pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning),
d. Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning),
e. Pembelajaran berbasis produksi (production-based training), dan
f. Model pembelajaran “Teaching Factory”.
2. Penilaian PKL
Panduan Penilaian Hasil Belajar dan Pengembangan Karakter Pada Sekolah
Menengah Kejuruan versi Oktober tahun 2018 penilaian PKL merupakan integrasi
dari penilaian sikap, pengetahuan dan ketrampilan peserta didik. Sekolah sepenuhnya
menyerahkan penilaian kepada institusi atau mitra dunia usaha dan industri dengan
pedoman dan rubrik penilaian yang dirancang oleh sekolah.
Hasil penilaian yang disampaikan dalam rapor bebentuk diskripsi dengan
mencantumkan keterangan industri tentang kinerja peserta didik secara keseluruhan,
disampaikan melalui Jurnal PKL dan sertifikat atau surat keterangan PKL dari
Industri. Penilaian PKL meliputi penilaian proses dan hasil kegiatan PKL.
b) Penilaian Peserta Didik
Penilaian hasil belajar peserta didik selama melaksanakan program PKL sebagai
realisasi Pendidikan Sistim Ganda dilakukan secara menyeluruh mencakup ranah
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Begitu pula untuk PKL sebagai pemantapan
kompetensi.
Penilaian hasil belajar peserta didik di Institusi Pasangan/IDUKA dilakukan oleh
pembimbing industri, sedangkan instrumen penilaiannya disiapkan oleh sekolah.
Prinsip-prinsip penilaian hasil belajar peserta didik di Institusi Pasangan/IDUKA adalah
sama dengan penilaian hasil belajar di sekolah. Penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan digabungkan dengan formula tertentu yang ditetapkan satuan
179
pendidikan. Nilai PKL dalam bentuk angka kuantitatif dikonversi dengan rentang
predikat sebagai berikut.
86 – 100 = Amat Baik.
70 – 85 = Baik.
<70 = Kurang.
Nilai 70 merupakan batas lulus yang didasarkan pada kriteria minimal pencapaian
kompetensi yang ditetapkan IDUKA.
Uji Kompetensi Keahlian (UKK) merupakan penilaian yang diselenggarakan khusus bagi
siswa SMK untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik yang setara dengan
kualifikasi jenjang 2 (dua) atau 3 (tiga) pada KKNI. UKK dilaksanakan di akhir masa studi
oleh Lembaga Sertifikasi Profesi atau satuan pendidikan terakreditasi bersama mitra dunia
usaha/industri. Hasil UKK bagi peserta didik akan menjadi indikator ketercapaian standar
kompetensi lulusan. Sedangkan bagi stakeholder hasil UKK dijadikan sumber informasi
atas kompetensi yang dimiliki calon tenaga kerja. Materi UKK disusun berdasarkan skema
sertifikasi sesuai dengan jenjang kualifikasi peserta uji/asesi yang memuat kemampuan
melaksanakan pekerjaan spesifik, operasional, dan/atau penjaminan mutu. Soal UKK dapat
berbentuk penugasan atau bentuk lain yang dinilai secara individual untuk membuat suatu
produk sesuai tuntutan standar kompetensi.
Dalam Pelaksanaan UKK, SMK dapat memilih salah satu atau beberapa dari 6 (enam)
jenis skema penyelenggaraan ujian berikut:
1. Ujian melalui sistem sertifikasi mitra DUDIKA atau Asosiasi Profesi: SMK terakreditasi
dan mitra DUDIKA atau asosiasi profesi melakukan uji kompetensi pada TUK yang telah
disepakati bersama mengacu standar kualifikasi kompetensi yang ditetapkan mitra DUDI
atau asosiasi profesi dengan tujuan mendapatkan sertifikat yang diakui oleh mitra DUDI,
asosiasi profesi, asosiasi industri, atau mitra dari mitra DUDI;
2. Ujian melalui LSP Pihak Kesatu (LSP-P1): LSP yang didirikan oleh lembaga pendidikan
dan atau pelatihan dengan tujuan utama melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja
terhadap peserta pendidikan/pelatihan berbasis kompetensi dan /atau sumber daya manusia
dari jejaring kerja lembaga induknya, sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP;
180
3. Ujian melalui LSP Pihak Kedua (LSP-P2): LSP yang didirikan oleh industri atau instansi
dengan tujuan utama melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja terhadap sumber daya
manusia lembaga induknya, sumber daya manusia dari pemasoknya dan /atau sumber daya
manusia dari jejaring kerjanya, sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP;
4. Ujian melalui LSP Pihak Ketiga (LSP-P3) : LSP yang didirikan oleh asosiasi industri
dan/atau asosiasi profesi dengan tujuan melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja untuk
sektor dan atau profesi tertentu sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP;
5. Ujian melalui Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK) sesuai regulasi yang dikeluarkan
oleh BNSP;
6. UKK Mandiri : SMK terakreditasi yang melakukan uji kompetensi secara mandiri
menggunakan instrumen UKK yang disusun oleh pemerintah pusat sebagai standar
minimal dengan melibatkan institusi pasangan dan berorientasi pada standar kompetensi
lulusan.
4. Sertifikasi Kompetensi
Sertifikasi kompetensi merupakan suatu pengakuan kepada tenaga kerja yang mempunyai
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja sesuai dengan standar kompetensi kerja yang
telah dipersyaratkan. Sertifikasi Kompetensi ini dilakukan secara sistematis dan obyektif
dengan uji kompetensi yang mengacu pada standar kerja nasional, standar kerja
internasional, dan standar lainnya. Dengan adanya sertifikasi kompetensi dapat memastikan
bahwa tenaga kerja terjamin akan kredibilitasnya dalam melakukan suatu kegiatan yang
menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
Sertifikat Kompetensi adalah bukti pengakuan tertulis atas capaian kompetensi pada
kualifikasi tertentu yang diberikan oleh satuan pendidikan terakreditasi atau lembaga
sertifikasi yang berwenang. Seorang lulusan SMK bisa memiliki lebih dari satu sertifikat
kompetensi, tergantung pada program keahlian yang diambilnya di SMK. Misalnya lulusan
SMK dengan program keahlian Teknik Mesin, bisa memiliki enam sertifikat untuk
kompetensi Teknik Pengelasan, Teknik Fabrikasi Logam, Teknik Pengecoran Logam,
Teknik Pemesinan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, dan Teknik Gambar Mesin.
Sertifikat kompetensi untuk siswa SMK diberikan setelah siswa dinyatakan lulus dalam
ujian kompetensi keahlian (UKK). UKK adalah bagian dari ujian untuk peserta didik SMK,
yang terdiri atas ujian teori kejuruan dan ujian praktik kejuruan. Setelah siswa lulus UKK,
sertifikat kompetensi diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang diakui oleh
181
Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). SMK yang telah dinyatakan sebagai Lembaga
Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1) oleh BNSP juga bisa menyelenggarakan ujian
kompetensi keahlian secara mandiri dan menjadi tempat ujian kompetensi bagi SMK lain di
sekitarnya.
7. penugasan,
8. tes secara luring atau daring dan/atau
9. bentuk kegiatan penilaian lain yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
Dalam Pelaksanaan UKK, SMK dapat memilih salah satu atau beberapa dari 6 (enam)
jenis skema penyelenggaraan ujian berikut:
7. Ujian melalui sistem sertifikasi mitra DUDIKA atau Asosiasi Profesi: SMK terakreditasi
dan mitra DUDIKA atau asosiasi profesi melakukan uji kompetensi pada TUK yang telah
disepakati bersama mengacu standar kualifikasi kompetensi yang ditetapkan mitra DUDI
atau asosiasi profesi dengan tujuan mendapatkan sertifikat yang diakui oleh mitra DUDI,
asosiasi profesi, asosiasi industri, atau mitra dari mitra DUDI;
183
8. Ujian melalui LSP Pihak Kesatu (LSP-P1): LSP yang didirikan oleh lembaga pendidikan
dan atau pelatihan dengan tujuan utama melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja
terhadap peserta pendidikan/pelatihan berbasis kompetensi dan /atau sumber daya manusia
dari jejaring kerja lembaga induknya, sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP;
9. Ujian melalui LSP Pihak Kedua (LSP-P2): LSP yang didirikan oleh industri atau instansi
dengan tujuan utama melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja terhadap sumber daya
manusia lembaga induknya, sumber daya manusia dari pemasoknya dan /atau sumber daya
manusia dari jejaring kerjanya, sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP;
10. Ujian melalui LSP Pihak Ketiga (LSP-P3) : LSP yang didirikan oleh asosiasi industri
dan/atau asosiasi profesi dengan tujuan melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja untuk
sektor dan atau profesi tertentu sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP;
11. Ujian melalui Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK) sesuai regulasi yang
dikeluarkan oleh BNSP;
12. UKK Mandiri : SMK terakreditasi yang melakukan uji kompetensi secara mandiri
menggunakan instrumen UKK yang disusun oleh pemerintah pusat sebagai standar
minimal dengan melibatkan institusi pasangan dan berorientasi pada standar kompetensi
lulusan.
8. Ujian Sekolah
Ujian yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan (ujian sekolah) bertujuan menilai
pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran. Ujian dilakukan sesuai
kurikulum yang digunakan satuan pendidikan.
Ujian sekolah dapat berbentuk:
a. portofolio;
b. penugasan;
c. tes tertulis; dan/atau
d. bentuk kegiatan lain yang ditetapkan Satuan Pendidikan sesuai dengan kompetensi
yang diukur berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
184
mengacu pada Standar Kompetensi Kelulusan, indikator pencapaian kompetensi dan/atau
kriteria unjuk kerja pada unit kompetensi dalam SKKNI yang sepadan dengan kompetensi
dasar dalam kurikulum. Lebih lanjut KPK digunakan untuk menentukan Skor Ketuntasan
Minimal (SKM)
SKM atau yang secara istilah pengukuran disebut dengan cut off score merupakan bagian dari
standard setting yang secara operasional ditetapkan dalam bentuk angka. SKM digunakan
sebagai acuan penentuan peserta didik yang wajib mengikuti pembelajaran remedial hingga
memenuhi KPK dan sebagai salah satu acuan kriteria kenaikan kelas.
Kriteria ketuntasan hasil belajar diperlukan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar peserta
didik. Penentuan ketuntasan hasil belajar dilakukan pada awal tahun pelajaran melalui
musyawarah oleh satuan pendidikan.
Mekanisme dan Prosedur Penentuan SKM
Guru atau kelompok guru menetapkan SKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan
empat aspek kriteria, yaitu :
1) Karakteristik peserta didik (intake)
Penetapan intake di kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan
peserta didik baru, Nilai Ujian Nasional/Sekolah, rapor SMP, tes seleksi masuk atau
psikotes; sedangkan penetapan intake di kelas XI dan XII berdasarkan kemampuan
peserta didik di kelas sebelumnya.
2) Karakteristik mata pelajaran (kompleksitas)
Kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang
harus dicapai oleh peserta didik. Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat
kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya
satu dari sejumlah kondisi sebagai berikut: guru yang memahami dengan benar
kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta didik; guru yang kreatif dan inovatif
dengan metode pembelajaran yang bervariasi; guru yang menguasai pengetahuan dan
kemampuan sesuai bidang yang diajarkan; peserta didik dengan kemampuan penalaran
tinggi; peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep; . peserta didik yang
cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas/pekerjaan; waktu yang cukup
lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki tingkat kesulitan dan
kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses pembelajarannya memerlukan
pengulangan/latihan; tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar
peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar.
3) Kondisi satuan pendidikan (daya dukung)
185
Karakteristik satuan pendidikan (daya dukung) antara lain meliputi (1) Kompetensi
pendidik; (2) jumlah peserta didik dalam satu kelas manajemen sekolah; (3) predikat
akreditasi sekolah dan (4) kelayakan sarana dan prasarana sekolah.
4) Analisis hasil penilaian
Hasil penetapan SKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga SKM mata
pelajaran; Hasil penetapan SKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran
disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan
penilaian; SKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan; SKM
dicantumkan dalam LHB (raport) pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang
tua/wali peserta didik.
Untuk memudahkan analisis setiap indikator masing-masing mata pelajaran,
perlu dibuat skala penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran. Contoh: Aspek
yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian
Kompleksitas Tinggi < 69 ; Sedang 70-80 ; Rendah 81-100 ;
Daya Dukung Tinggi 81-100 ; Sedang 70-80; Rendah <69
Intake siswa Tinggi 81-100; Sedang 70-80; Rendah <69.
Skor ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang
tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian
di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan
sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau
orang tuanya. Skor ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil
Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.
Predikat dibuat untuk menentukan posisi peserta didik dalam tingkat penguasaan
kompetensi. Dalam hal ini, predikat C dijadikan cut off score dalam penentuan kompeten
atau belum kompetennya peserta didik dalam suatu materi atau penguasaan kompetensi.
186
Nilai minimal dalam predikat C dijadikan acuan penentuan ketuntasan belajar.
Predikat/Kategori
Keterangan
Kompetensi
A+ N ≥ 95* Peserta didik secara Sangat
A 95 > N ≥ 90* konsisten menunjukkan Kompeten
A- 90 > N ≥ 85* pemahaman yang
mendalam pada semua
materi
B+ 85 > N ≥ 80* Peserta didik secara Kompeten
Mata pelajaran
C muatan Peserta didik menunjukkan Cukup
Adaptif dan
A Normatif pemahaman yang cukup Kompeten
(A, B, C1) pada semua materi.
70 > N ≥ 60
Mata pelajaran
B muatan
Produktif (C1, C2,
dan
C3)
70 > N ≥ 65
Mata pelajaran
D A muatan Peserta didik belum Belum
Adaptif dan
Normatif menunjukkan pemahaman Kompeten
(A, B, C1) yang cukup pada sebagian
N < 60 besar materi.
Mata pelajaran
B muatan
Produktif (C1, C2
dan
C3)
N < 65
187
*untuk seluruh mata pelajaran
A Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75 75 75 75 75 75
Pendidikan Pancasila dan
2. 75 75 75 75 75 75
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 75 75 75 75 75 75
4. Matematika 75 75 75 75 75 75
5. Sejarah Indonesia 75 75 - - - -
6. Bahasa Inggris 75 75 75 75 75 75
B Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 75 75 - - - -
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
2. 75 75 75 75 - -
Kesehatan
C Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 75 75 - - - -
2. Fisika 75 75 - - - -
3. Kimia 75 75 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1. Gambar Teknik Otomotif 75 75 - - - -
2. Teknik Dasar Otomotif 75 75
3. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif 75 75 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian
1. Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan - - 75 75 75 75
Pemeliharaan Sasis dan Pemindahan
2. - - 75 75 75 75
Tenaga Kendaraan Ringan
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan
3. - - 75 75 75 75
Ringan
188
KELAS DAN SEMESTER
X XI XII
No MATA PELAJARAN
1 2 1 2 1 2
189
2. Peserta didik yang telah berhasil melampaui KKM pada ulangan harian berhak
diberikan program pengayaan.
3. Pembelajaran pengayaan diberikan setelah dilakukan analisis terhadap hasil
ulangan harian ( untuk beberapa KD ) ketercapaiannya lebih dari SKM masing-
masing
4. Jenis-jenis pembelajaran pengayaan :
a. Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk disajikan
kepada peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh
masyarakat, dsb yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum
b. Ketrampilan proses yang diperlukan peserta didik agar berhasil dalam
pendalaman dan investigasi terhadap topic yang diminati dalam bentuk
pembelajaran mandiri
c. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki
kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan
investigatif/penelitian ilmiah
Memadukan kurikulum dibawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari
hubungan antara berbagai disiplin ilmu
a) Pemadatan kurikulum
Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui
peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk
memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri
sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.
b) Kegiatan pembelajaran pengayaan tidak hanya terkait dengan kegiatan tatap muka
untuk jam-jam pelajaran sekolah biasa tetapi dapat pula dilaksanakan dalam bentuk
190
kegiatan tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidak tersruktur. Pembelajaran
seperti ini diselenggarakan untuk membantu peserta didik mempersiapkan diri
mengikuti kompetisi seperti LKS, O2SN, OSTN dll
c) Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan
pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai
sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik normal.
Penilaian pembelajaran remedial dan pengayaan dilakukan melalui:
e. Nilai remidial yang diperoleh diolah menjadi nilai akhir
f. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah pengetahuan dihitung dengan mengganti nilai
indikator yang belum tuntas dengan nilai hasil remedial, selanjutnya diolah dengan rerata
nilai seluruh KD.
g. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah keterampilan diambil dari nilai optimal pada
suatu KD antara nilai awal dan nilai indicator hasil remidial
h. Penilaian hasil belajar pengayaan tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi
cukup dalam bentuk portofolio
191
Keadilan Taat Unggul Keberanian Solidaritas
Anti
Menghargai Beribadah Disiplin Pembelajar diskriminasi
Martabat Menjalankan Berprestasi Daya juang
Manusia ajaran agama Cinta damai Berwawasan
Menjauhi informasi dan
Larangan teknologi
Agama
a) Mekanisme Penilaian
1. Satuan pendidikan menetapkan fokus terkait karakter tertentu yang akan
ditumbuhkan atau dibina pada periode tertentu.
2. Pemilihan fokus pembinaan karakter ditujukan untuk memudahkan
pembinaan dan perwujudan program-program penguatan pendidikan karakter.
3. Satuan pendidikan menyosialisasikan nilai-nilai pengembangan karakter.
4. Satuan pendidikan menyosialisasikan fokus pembinaan karakter dalam
bentuk visi, misi, dan program-program penguatan pendidikan karakter.
5. Penilaian perkembangan karakter peserta didik dilakukan oleh pendidik
secara khusus melalui pengamatan sikap peserta didik berdasarkan butir-butir
sikap baik yang berkaitan dengan unjuk karakter pada dan/atau di luar
program-program yang telah disusun oleh sekolah yang dikelompokkan dalam
nilai-nilai pengembangan karakter.
6. Penilaian perkembangan karakter peserta didik juga dapat dilakukan melalui
pengamatan siswa dalam aktivitas ekstrakurikuler.
1. Pramuka V
2. Paskibra V
3. PMR V
4. Jurnalistik V V
5. AEC V
6. Pencak Silat V
7. Padusa V
Seni Tari (modern
8. V
dan tradisional)
9. Rebana V
192
Sholat dhuha
10. V
berjamaah
Sholat dhuhur
11. V
berjamaah
Wali kelas dapat melibatkan unsur masyarakat yang ditunjuk (orang tua, industri,
guru mengaji, dll) untuk melakukan penilaian perkembangan karakter peserta didik.
Penilaian perkembangan karakter peserta didik yang berbasis pencapaian prestasi
dilengkapi dengan bukti-bukti yang sahih
1. Prosedur Penilaian
a. Pendidik mengamati perilaku peserta didik baik di dalam maupun luar sekolah.
b. Pendidik mencatat temuan terkait perilaku peserta didik melalui jurnal sikap.
c. Pendidik dapat menggunakan instrumen penilaian mandiri atau antarteman sebagai
pendukung pencatatan melalui jurnal sikap.
d. Wali kelas dapat melibatkan unsur masyarakat untuk menilai perkembangan karakter
peserta didik.
e. Wali kelas melakukan analisis hasil penilaian untuk menyusun deskripsi
perkembangan karakter.
f. Pemanfaatan hasil analisis untuk merancang pembinaan peserta didik.
g. Pelaporan berbentuk profil perkembangan karakter peserta didik dalam bentuk
deskripsi dan tidak terpisah dari laporan hasil belajar (rapor) akademik.
h. Penjelasan lebih lengkap terkait prosedur penilaian terdapat pada penjelasan mengenai
Teknik dan Prosedur Penilaian Sikap
2. Pelaporan Penilaian
a. Wali kelas mengelompokkan (menandai) catatan-catatan jurnal dan/atau
rekapitulasi penilaian mandiri dan antarteman yang ditulis oleh guru mata pelajaran
dan guru BK ke dalam nilai-nilai utama PPK.
b. Wali kelas membuat rumusan deskripsi singkat sikap sesuai dengan catatan-catatan
jurnal untuk setiap peserta didik yang ditulis dengan kalimat positif. Deskripsi
tersebut menguraikan perkembangan karakter peserta didik.
c. Wali kelas dapat menyertakan hasil pelaporan dari unsur masyarakat.
d. Wali kelas dapat menambahkan catatan perkembangan karakter peserta didik yang
merupakan simpulan dari perkembangan karakter dan capaian peserta didik
193
lainnya. Berikut ini contoh deskripsi pelaporan penilaian karakter pada laporan
hasil belajar. Contoh sikap Religius:
Gilang:
Ananda selalu bersyukur, selalu berdoa sebelum melakukan kegiatan, toleran pada
agama yang berbeda namun perlu meningkatkan ketaatan beribadah.
Gilang:
Ananda gemar membantu rekan-rekannya di sekolah dan mengikuti kegiatan-kegiatan sosial
kemasyarakatan seperti donor darah dan menjadi relawan bencana.
a. Nilai Pengetahuan
Penilaian dilakukan melalui penugasan, penilaian harian (PH), ujian tengah semester
(PTS), maupun ujian akhir semester (PAS). Pengolahan dapat dilakukan untuk setiap
nilai kompetensi dasar (KD) pada setiap bentuk penilaian dengan menyertakan PTS
dan PAS.
Berikut contoh ilustrasi pengolahan nilai pengetahuan pada mata pelajaran Otomatisasi
Tata Humas dan Keprotokolan kelas XI semester I
P1 (Tugas) P4 (UH1) P5 (Tugas) P7 (UH2) P8 (PTS) P10 (Tugas) P12 (UH3) P14 (PAS)
No Nama
N B NA N B NA N B NA N B NA N B NA N B NA N B NA N B NA ΣN NK
KD A ΣB D NR
1 Nita 3.1 80 1 80 90 2 180 80 3 240 500 6 83 74
3.2 70 2 140 80 3 240 380 5 76
3.3 70 1 70 80 2 160 80 3 240 470 6 78
3.4 85 1 85 60 2 120 60 3 180 385 6 64
3.5 70 2 140 70 3 210 350 5 70
2 Yunita 3.1 86 1 86 80 2 160 80 3 240 486 6 81 80
3.2 80 2 160 80 3 240 400 5 80
3.3 85 1 85 80 2 160 80 3 240 485 6 81
3.4 85 1 85 85 2 170 80 3 240 495 6 83
3.5 70 2 140 80 3 240 380 5 76
3 Kristina 3.1 80 1 80 90 2 180 80 3 240 500 6 83 82
3.2 90 2 180 80 3 240 420 5 84
3.3 80 1 80 75 2 150 80 3 240 470 6 78
3.4 85 1 85 80 2 160 85 3 255 500 6 83
3.5 80 2 160 80 3 240 400 5 80
194
Keterangan:
a. Bobot penugasan, ulangan harian, PTS, dan PAS yang dicontohkan adalah 1 : 3 :
2: 2. Rasionalisasi pembobotan dapat disesuaikan karakteristik masing-masing
mata pelajaran dan diserahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan;
b. Jika tidak digunakan pembobotan maka pembobotan dapat menggunakan
kombinasi 1 : 1 : 1 : 1;
c. Perhitungan nilai (N) per KD dilakukan secara parsial per penilaian
d. Bobot (B) untuk perhitungan nilai per KD tidak diperhitungkan dalam total bobot
jika KD dimaksud tidak diujikan
e. Nilai akhir (NA) per KD per penilaian dilakukan dengan perkalian nilai per
penilaian dikali dengan bobot
f. Nilai per kompetensi dasar (NKD) diperoleh melalui pembagian seluruh
penjumlahan seluruh nilai akhir tiap penilaian (ΣNA) dibagi dengan penjumlahan
seluruh bobot penilaian (ΣB)
g. Nilai rapor (NR) kompetensi pengetahuan individu diperoleh melalui rerata
seluruh NKD individu tersebut
h. Pengolahan nilai dianjurkan menggunakan perangkat lunak aplikasi Spreadsheet
atau aplikasi pengelolaan penilaian hasil belajar.
Hasil penilaian selama satu semester yang dilakukan melalui penilaian harian (PH),
penilaian tengah semester (UTS), maupun ujian akhir semester (UAS) direkap untuk
didokumentasikan pada format pengolahan nilai. Rekapitulasi hasil penilaian
dilakukan berdasarkan KD, sehingga hasil UTS dan UAS perlu dirinci hasilnya untuk
setiap KD. Selain itu ditentukan pula bobot untuk penugasan, ulangan harian, UTS,
dan UAS. Dengan perincian tersebut maka guru dapat menganalisis kekurangtuntasan
peserta didik pada KD tertentu sebelum melakukan tindak lanjut berupa pembinaan
atau remedial.
a) Nilai Keterampilan
Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian kinerja (proses dan
produk), proyek, portofolio dan/atau teknik lain yang sesuai. Hasil penilaian dengan
teknik kinerja dan proyek dirata-ratakan untuk memperoleh nilai akhir keterampilan
pada setiap mata pelajaran. Jika suatu KD diukur dengan pengukuran yang sama
beberapa kali maka yang diambil adalah nilai optimum.
Selanjutnya seperti capaian kompetensi pengetahuan, penulisan capaian
kompetensi keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0–100.
Sementara karya peserta didik terbaik sebagai hasil dari penilaian kinerja dan proyek
dari setiap KD terkait aspek keterampilan dikumpulkan dalam bentuk portofolio.
Kumpulan sampel karya tersebut merupakan sebagian bahan untuk mendeskripsikan
capaian keterampilan peserta didik yang ditulis di rapor. Portofolio tersebut tidak
dinilai lagi dengan angka. Portofolio diberikan kepada peserta didik dan orang tua/wali
195
peserta didik pada akhir semester dan menjadi informasi awal guru di kelas
berikutnya.
Kinerja Proyek
No Nama P2 P3 P6 P9 P11 P13
KD (praktik) (praktik) (praktik) (praktik) (praktik) NO B NA (proyek) NO B NA ΣNA ΣB NKD NR
1 Nita 4.1 80 80 1 80 80 1 80 81
4.2 80 80 1 80 80 1 80
4.3 85 85 1 85 78 78 2 156 241 3 80
4.4 90 80 90 1 90 78 78 2 156 246 3 82
4.5 90 80 90 1 90 78 78 2 156 246 3 82
2 Yunita 4.1 80 80 1 80 80 1 80 85
4.2 93 93 1 93 93 1 93
4.3 85 85 1 85 83 83 2 166 251 3 84
4.4 85 80 85 1 85 83 83 2 166 251 3 84
4.5 85 80 85 1 85 83 83 2 166 251 3 84
3 Kristina 4.1 80 80 1 80 80 1 80 84
4.2 78 78 1 78 78 1 78
4.3 85 85 1 85 87 87 2 174 259 3 86
4.4 90 87 90 1 90 87 87 2 174 264 3 88
4.5 90 87 90 1 90 87 87 2 174 264 3 88
Keterangan:
a) Bobot kinerja dan proyek yang dicontohkan adalah 1 : 2. Rasionalisasi
pembobotan dapat disesuaikan karakteristik masing-masing mata pelajaran dan
diserahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan;
b) Jika tidak digunakan pembobotan maka pembobotan dapat menggunakan
kombinasi 1 : 1;
c) Perhitungan nilai (N) per KD dilakukan secara parsial per penilaian;
d) Perhitungan nilai optimum (NO) dilakukan secara parsial per teknik penilaian.
e) Pembobotan (B) ditentukan per teknik penilaian
f) Perhitungan nilai akhir per teknik penilaian (NA) merupakan perkalian nilai
optimum (NO) dan bobot (B).
g) Nilai per kompetensi dasar (NKD) diperoleh melalui pembagian seluruh
penjumlahan seluruh nilai akhir tiap penilaian (ΣNA) dibagi dengan penjumlahan
seluruh bobot penilaian (ΣB)
h) Nilai rapor (NR) kompetensi pengetahuan individu diperoleh melalui rerata
seluruh NKD individu tersebut
i) Pengolahan nilai dianjurkan menggunakan perangkat lunak aplikasi Spreadsheet
atau aplikasi pengelolaan penilaian hasil belajar.
196
b) Penentuan Predikat/Kategori
Predikat dibuat untuk menentukan posisi peserta didik dalam tingkat penguasaan
kompetensi. Dalam hal ini, predikat C dijadikan cut off score dalam penentuan
kompeten atau belum kompetennya peserta didik dalam suatu materi atau penguasaan
kompetensi.
Keterangan
Kompetensi
A+ N ≥ 95* Peserta didik secara Sangat
Mata pelajaran
D muatan Peserta didik belum Belum
Adaptif dan menunjukkan
Normatif pemahaman Kompeten
yang cukup pada
(A, B, C1) sebagian
N < 60 besar materi.
197
Mata pelajaran
muatan
Produktif (C1,
C2 dan
C3)
N < 65
*untuk seluruh mata pelajaran
Mapel
Predikat/Kategori Mapel Adaptif dan Normatif
Produktif
A+ ≥95 ≥95
A 90-94 90-94
A- 85-89 85-89
B+ 80-84 80-84
B 75-79 75-79
B- 70-74 70-74
C 60-69 65-69
D <60 <65
Catatan:
a) Rentang nilai pada Kurikulum 2006 untuk mata pelajaran muatan Normatif dan
adaptif pendekatannya sama dengan Rentang Predikat Mata Pelajaran Muatan
Nasional dan Wilayah Serta sebagian mata pelajaran Muatan Dasar Bidang
Keahlian (C1) Kurikulum 2013
b) Rentang nilai pada Kurikulum 2006 untuk mata pelajaran muatan produktif
pendekatannya sama dengan Rentang Predikat Mata Pelajaran Muatan Dasar
Program Keahlian (C2), Muatan Kompetensi/Paket Keahlian (C3), dan sebagian
Muatan Dasar Bidang Keahlian (C1) Kurikulum 2013.
198
keterampilannya di bawah skor ketuntasan minimal (SKM) atau predikat D. Apabila ada
mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada semester ganjil, nilai akhir
diambil dari rerata semester ganjil dan genap pada tahun pelajaran tersebut.
d. Tidak memiliki nilai mata pelajaran C2 dan C3 (produktif) yang masing-masing nilai
kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah skor
ketuntasan minimal (SKM) atau predikat D.
Penentuan kenaikan kelas merupakan wewenang satuan pendidikan. Satuan pendidikan dapat
menentukan ketentuan kenaikan kelas berdasarkan rapat pleno dewan guru dengan
mempertimbangkan kebijakan sekolah seperti minimal kehadiran, tata tertib, dan peraturan
yang berlaku di sekolah tersebut.
Laporan kemajuan hasil belajar siswa berdasarkan hasil belajar yang dilakukan oleh guru
dalam kurun waktu tertentu dalam bentuk buku raport.
Hasil penilaian yang dilaporkan meliputi pencapaian kompetensi sikap (sikap spiritual dan
sikap sosial), pengetahuan dan ketrampilan. Laporan kompetensi sikap dalam bentuk
deskripsi, sedangkan pengetahuan dan ketrampilan diberikan dalam bentuk bilangan bulat
(skala 0-100), predikat dan dilengkapi dengan deskripsi. Seluruh hasil penilaian yang
dilakukan oleh guru dijadikan bahan dalam penyusunan rapor dan disimpan dalam bentuk
portofolio perkembangan siswa yang dapat ditunjukkan pada siswa, oragtua/wali.
199
f. Siswa mengikuti pelatihan BLK;
g. Mendatangkan motivator dari IDUKA ;
h. Latihan psikotest.
Hal yang harus diingat adalah, selain strategi pembelajaran maka substansi atau materi
yang disampaikan juga sangat penting dikuasai oleh guru. Strategi pembelajaran
200
termasuk cara penilaian dan penguasaan substansi adalah dua komponen penting dalam
proses pembelajaran. Untuk lebih memperbaiki pembelajaran melalui penilaian dapat
dilakukan melalui : (1) guru mengidentifikasi koomponen-komponen penting dalam
silabus, (2) guru mengembangkan sitem penilaian kinerja (termasuk soal uraian) yang
dilengkapi dengan rubrik, (3) guru melakukan ulangan dengan soal uraian, (4) guru
melakukan koreksi hasil ulangan dengan menggunakan menggunakan rubric yang telah
disediakan, dan (5) guru mencermati hasil ulangan yang telah dikoreksi, butir-butir
kompetensi mana yang belum dikuasai siswa.
Selanjutnya kompetensi yang belum dikuasai siswa inilah yang digunakan sebagai bahan
dalam melakukan remidi. Dengan demikian siswa dapat terpenuhi kekurangannya untuk
menguasai kompetensi yang telah ditentukan. Memang, perbaikan atau pemenuhan
kompetensi diri seseorang itu akan lebih efektif manakala dilakukan dan atas prakarsa
orang itu sendiri. Olah karena itu, tugas guru adalah menimbulkan kemauan siswa untuk
melakukan kegiatan-kegiatan positif untuk memenuhi kekurangannya. Ini berarti guru
sebaiknya selalu melibatkan siswa dalam melakukan penilaian.
Ada lima kunci sukses dalam melakukan penilaian yang melibatkan siswa :
a. Setelah diberi tahu jawaban yang benar terhadap tugas yang diberikan siswa diminta
untuk mengoreksi dan membetulkan pekerjaannya sendiri.
b. Di awal pertemuan, guru selalu mengingatkan tentang kualitas suatu karya
c. Guru memberikan contoh dalam memberikan skor hasil karya siswa dengan akurat, oleh
karenanya guru menggunakan rubric dalam melakukan penskoranterhadap karya siswa
(missal hasil ulangan yang soalnya uraian)
d. Siswa juga dilatih agar mampu memberikan skor hasil ulangannya sendiri dengan akurat,
oleh karenanya mereka harus dilatih menggunakan rubric penskoran sewaktu memberikan
skor terhadap karya-karyanya sendiri termasuk hasil ulangannya.
e. Guru harus betul-betul memperhatikan pencapaian belajar siswa dan mengkomunikasikan
kepada mereka.
Terkait dengan butir b kunci sukses di atas, guru tidak sekedar mengingatkan dengan kata-kata,
tetapi dengan contoh nyata. Sebaiknya soal yang diberikan kepada siswa sebagian besar harus
memenuhi the higher level of thinking (HOT). Selain itu proses pembelajran juga memberikan
ruang untuk berkembangnya keterampilan abad 21 yaitu kreatif, inovatif, berfikir kritis, pemecahan
masalah, kolaboratif, dan komunikatif untuk menyosong era industri 4.0 dan yang akan datang
201
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN
4. Hari-hari pertama masuk satuan pendidikan tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang
mengarah pada kekerasan fisik dan mental yang dapat mengancam keselamatan peserta didik
baik di dalam maupun di luar satuan pendidikan.
5. Hari-hari pertama masuk satuan pendidikan berlangsung selama 3 (tiga) hari mulai hari Senin
tanggal 17 Juli 2022 dan berakhir hari Kamis tanggal 20 Juli 2023.
203
Pada awal tahun pelajaran, kepala satuan pendidikan berkewajiban membuat program yang
mencakup :
1. Rencana Kerja Satuan Pendidikan.
2. Kalender Pendidikan.
3. Perencanaan Pembelajaran.
4. Pelaksanaan Proses Pembelajaran.
5. Penilaian Hasil Pembelajaran.
6. Pengawasan Proses Pembelajaran.
7. Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Satuan Pendidikan, meliputi :
a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
b. Struktur Organisasi Satuan Pendidikan.
c. Pembagian Tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
d. Peraturan Akademik.
e. Tata Tertib Satuan Pendidikan (Tata Tertib Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Peserta
Didik).
f. Tata Tertib Pengaturan Penggunaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan.
204
d. Beban belajar kelas XII Semester Genap minimal 14 minggu.
e. Beban belajar bagi SMK yang melaksanakan SKS diatur dalam pedoman SKS.
2) Sekolah wajib mencantumkan kegiatan praktik kerja lapangan di dalam kalender
pendidikan sesuai dengan sistem yang diberlakukan pada satuan pendidikan yang
bersangkutan
3) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera
dalam struktur kurikulum masing-masing jenjang pendidikan. Satuan pendidikan
dimungkinkan menambah jumlah jam pembelajaran per minggu sesuai kebutuhan
belajar peserta didik.
Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain:
a. Tahun Baru
b. Idul Fitri dan Cuti Bersama
c. Idul Adha
d. Tahun Baru Imlek
e. Tahun Baru Hijriah
f. Hari Raya Nyepi
g. Maulid Nabi Muhammad SAW.
h. Tahun Baru Imlek
205
i. Wafat Isa Al masih
j. Hari Raya Waisak
k. Kenaikan Isa Al Masih
l. Hari Kemerdekaan RI
m. Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw.
n. Hari Raya Natal
5. Tabel Matriks Jadwal Kegiatan Sekolah
Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, waktu pembelajaran efektif belajar sebagai
berikut:
Jumlah Minggu
Bulan Keterangan
Minggu Efektif
Libur Akhir Tahun
Juli 2023 5 2 Pelajaran, pelaksanaan
MPLS
Agustus 2023 4 4
September 2023 5 3 PTS Gasal
Oktober 2023 5 4
November 2023 4 4
Penilaian Akhir Semester
Desember 2023 5 1 Gasal, Penyerahan rapor
dan Libur Akhir Semester
Januari 2024 4 4
Februari 2024 4 4
Perkiraan Ujian Sekolah
Maret 2024 5 3
Utama,PTS Genap
April 2024 4 3
Mei 2024 5 4
Ulangan Kenaikan Kelas
Juni 2024 4 1
dan Libur Akhir Semester
Jumlah 54 36
206
URAIAN KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
SMK PERMATA NUSANTARA
TANGGAL, BULAN,
NO URAIAN KEGIATAN
TAHUN
1 2 3
1. 17 Juli 2023 Hari Pertama Masuk Sekolah
2. 17 - 20 Juli 2023 Kegiatan MPLS
3. 19 Juli 2023 Libur Umum (Tahun Baru Hijriyah/1 Muharam 1445 H)
4. 17 Agustus 2023 Mengikuti Upacara HUT Kemerdekaan RI
PenilaianTengah Semester Gasal
5. 11– 16 September 2023
207
13. 25 Desember 2023 Libur Umum (Hari Raya Natal)
24. 8 - 9 April 2024 Libur Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 H
25. 10 - 11 April 2024 Libur Hari Raya Idul Fitri 1445 H
26. 12-13 April 2024 Cuti Bersama Raya Idul Fitri 1445 H
27. 21 April 2024 Peringatan Hari Kartini
28. 1 Mei 2024 Libur Umum (Hari Buruh Internasional)
28. 2 Mei 2024 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Pendidikan
Nasional
29. 9 Mei 2024 Libur Umum (Kenaikan Isa Al Masih)
30. 20 Mei 2024 Peringatan Hari Kebangkitan Nasional
31 29 Mei 2024 Libur Umum ( Hari Raya Waisak)
208
37. Mei - Juni 2024 Perkiraan Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun
Pelajaran 2024/2025
38. 22 Juli 2024 Perkiraan Permulaan Tahun Pelajaran 2024/2025
209
BAB VI
PENUTUP
210
Lampiran 3: SK Tim Pengembang Kurikulum
Email : smk_permata_nusantara@yahoo.com
TENTANG
PENUNJUKAN TIM PENGEMBANG KURIKULUM (TPK)
SMK PERMATA NUSANTARA PATI
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
211
Keahlian (C3).
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Pati
Pada tanggal : 5 Maret 2023
Kepala Sekolah
Sri Hartini, S. Pd
Tembusan Yth :
1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pati
2. Pengawas SMK Disdik Kabupaten Pati
3. Ketua Yayasan Permata Nusantara Pati
4. Ketua Komite SMK Permata Nusantara Pati
5. Pegawai yang bersangkuan
Lampiran 1 : SK Penunjukan Tim Pengembang Kurikulum SMK Permata Nusantara Pati
Nomor : 11/SMK.PN/III/2023
Tanggal : 5 Maret 2023
Produktif
1. TKRO : Subur Budi Mulyanto, S. Pd
2. TKJ : Dian Arik Zubaidi, S. Kom
3. OTKP : Octavia Sinta Ningrum, S. Pd :
213
Sri Hartini, S. Pd
LAMPIRAN
DAFTAR HADIR
TIM PENGEMBANG KURIKULUM (TPK)
SMK PERMATA NUSANTARA PATI
TAHUN PELAJARAN 2023 / 2024
214
No Nama
1 Drs. Kutamsi
2 Ruyanto
215