Anda di halaman 1dari 4

RESUME STUDENT TASK 3

TUBERKULOSIS

Nama:
1. Made Desyanti Risky Putri (2170121178)
2. Ida Ayu Gede Candrasari (2170121071)
3. Putu Arika Ananda Aryana (2170121014)
4. Nyoman Adi Wirasatya Wibawa (2170121113)
5. I Gusti Okta Santu Prastya (2170121166)

SGD 8
FASE-FASE PENCEGAHAN PENYAKIT TUBERKULOSIS

Tuberkulosis atau TBC dapat dicegah dengan 3 tahap, yaitu dengan pencegahan
primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer merupakan pencegahan yang
dilakukan kepada individu sehat untuk mencegah terjadinya penyakit (Kisling &
Das, 2023). Pencegahan primer dilakukan pada populasi atau individu yang rentan
terkena suatu penyakit. Pencegahan primer yang dapat dilakukan pada penyakit
TBC yaitu pengendalian faktor risiko individu, pemberian vaksin, dan promosi
kesehatan. Pengendalian faktor risiko individu dapat dilakukan dengan
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta mengubah life style
atau gaya hidup individu (Ridwan & Miranda, 2021). Peningkatan PHBS tiap
individu dapat memperkecil kemungkinan tertularnya penyakit TBC, dimana
penyakit ini dapat berkembang dengan mudah di tempat yang kumuh, lembab, dan
tanpa cahaya matahari. Selain itu, karena penularan dari penyakit ini adalah melalui
udara, disarankan menggunakan masker dan mencuci tangan dengan benar saat
kontak dengan penderita. Individu juga dapat mengubah gaya hidupnya dengan
tidak merokok dan makan makanan yang bergizi untuk menjaga agar daya tahan
tubuh individu meningkat sehingga penyakit TBC tidak akan mudah menular ke
diri individu tersebut. Di samping pengendalian faktor risiko, pencegahan juga
dapat dilakukan dengan pemberian vaksin BCG kepada balita untuk mencegah
keparahan terjadi apabila balita terinfeksi (Heemskerk et al., 2015). Cara yang
terakhir yaitu dengan promosi kesehatan. Promosi kesehatan dapat dilakukan
dengan berbagai cara, salah satunya yaitu sosialisasi. Dalam kegiatan ini dapat
diberikan edukasi mengenai cara mencegah TBC dan apa yang perlu dilakukan
apabila seseorang dicurigai terinfeksi.
Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang berfokus pada penyakit
secara dini dan dilakukan saat masalah kesehatan sudah muncul. Pencegahan
sekunder dari TBC meliputi dilakukannya skrining, pengobatan tepat, dan
pemberian edukasi kepada penderita. Skrining dilakukan pada suspek TBC dengan
memeriksa spesimen dahak serta pemeriksaan klinis (Septarini, 2017). Skrining
dilakukan bertujuan untuk mendeteksi penderita TBC lebih awal sehingga
pengobatan dapat diberikan sedini mungkin untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Jika seseorang telah terkonfirmasi terinfeksi TBC, maka perlu dilakukan
pengobatan intensif selama 2-3 bulan untuk mengeliminasi patogen penyebab TBC
(Mar’iyah & Zulkarnain, 2021). Selain itu dapat diberikan edukasi mengenai cara
batuk dan bersin yang benar, tidak kontak dengan orang lain selama mengidap
penyakit, dan berobat hingga sembuh. Dengan pemberian edukasi pada penderita,
maka penularan kepada orang lain dapat dicegah.
Pencegahan tersier merupakan pencegahan yang dilakukan untuk
mengurangi keparahan dari penyakit dan mencegah terjadinya komplikasi lanjutan
(Kisling & Das, 2023). Pencegahan tersier pada penyakit TBC yaitu pemberian obat
fase lanjutan dan memaksimalkan fungsi organ yang terinfeksi. Pemberian obat fase
lanjutan diberikan setelah pengobatan intensif, dimana penderita sudah tidak
memiliki gejala dan dapat dinyatakan sembuh. Pemberian obat ini bertujuan untuk
memastikan bahwa seluruh patogen telah tereliminasi dari tubuh (Mar’iyah &
Zulkarnain, 2021). Memaksimalkan fungsi organ yang terinfeksi dapat dilakukan
dengan rehabilitasi. Contohnya pada TBC paru dapat dilakukan rehabilitasi fungsi
pernapasan pasca penyakit untuk memastikan bahwa fungsi organ sudah kembali
seperti semula.
DAFTAR PUSTAKA

Heemskerk, D., Caws, M., Marais, B., & Farrar, J. 2015.Tuberculosis in Adults and
Children. Switzerland: Springer International Publishing; 51-54.
Kisling, L.A., & Das, J.M. 2023. Prevention Strategies. StatPearls Publishing.
Mar’iyah, K., & Zulkarnain. 2021. Patofisiologi Penyakit Infeksi Tuberkulosis.
Prosiding Biologi Achieving the Sustainable Development Goals with
Biodiversity in Confronting Climate Change. 88-92.
Ridwan, A. & Miranda, O. 2021. Tuberkulosis Paru dan Pencegahannya: Literature
Review. Idea Nursing Journal. 12(1). 27-32.
Septarini, N.W. 2017. Metode Pengendalian Penyakit Menular. Bali: Universitas
Udayana; 5-6.

Anda mungkin juga menyukai