ABSTRAK
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kelompok penyakit metabolik yang
memiliki karakteristik hiperglikemiaayang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin, atau keduanya. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan
dunia, insiden dan prevalensi meningkat setiap tahunnya. Prevalensi DM yang terus
meningkat, secara tidak langsung akan meningkatkan angka kesakitan dan
kematian akibat komplikasi DM. Komplikasi tersebut dapat diminimalkan dengan
menerapkan kepatuhan manajemen diri DM pada pasien. Manajemen diri pasien
DM difokuskan pada pengendalian glukosa darah. Pengendalian glukosa dalam
darah dapat dilakukan melalui edukasi, diet, aktivitas fisik, manajemen obat,
pengontrolan kadar glukosa darah, dan perawatan kaki. Tujuan untuk mengetahui
hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan manajemen diri pada pasien
diabetes melitus tipe 2 mencegah terjadinya komplikasi.
PENDAHULUAN
Diabetes melitus pada orang dewasa merupakan masalah kesehatan utama
(Wu et al., 2007), dengan prevalensi yang semakin meningkat, sehingga menjadi
pandemi (Hjlem et al., 2003; Al-Khawaldeh, Al-Hassan & Froelicher, 2012).
Diabetes memiliki dampak terhadap kehidupan individu, keluarga, dan sistem
perawatan kesehatan. Kronisitas diabetes dan potensi komplikasi serius yang
sering terjadi mengakibatkan beban keuangan dan penurunan kualitas hidup.
Diabetes yang sering tidak terkontrol dapat mengakibatkan komplikasi seperti
penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, kebutaan, penyakit ginjal,
penyakit sistem saraf, amputasi kaki, dan kematian (Al-Khawaldeh, Al-Hassan
& Froelicher, 2012).
Pada pasien dengan diabetes tipe 2, efikasi diri berperan penting dalam
manajemen diri diabetes. Teori efikasi diri memberikan alasan ilmiah sebagai
strategi yang memiliki potensi untuk meningkatkan kepercayaan diri individu
terhadap kemampuannya untuk melakukan perubahan perilaku (Wu et al, 2007).
Definisi ini menjelaskan bahwa efikasi diri individu berhubungan dengan situasi
dan tugas tertentu, seperti manajemen perawatan diri pada diabetes tipe 2 (Lenz
& Shortridge-Baggett 2002; Sharoni & Wu, 2012). Individu dengan tingkat
efikasi diri yang rendah akan meragukan kemampuannya untuk mencapai tujuan
(Hunt et al., 2012).
METODE
Figure 2.
DISKUSI
Berdasarkan hasil artikel yang dikumpulkan dan dianalisa oleh penulis
didapatkan bahwa tingkat pengetahuan mempunyai pengaruh sebagai dorongan
awal seseorang dalam berperilaku. Pengetahuan dapat menjadikan seseorang
memilki kesadaran sehingga dapat berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang
dimilki. Hasil analisa jurnal milik (Purwanti & Nurhayati, 2017) berdasarkan
pengetahuan tentang perawatan kaki, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
45 responden (58,4%) mempunyai pengetahuan baik. Seseorang yang
berpengetahuan yang baik memiliki perawatan yang baik pula dimana kebiasaan
terbentuk oleh pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan bukan hanya berdasarkan
pendidikan melainkan dibentuk juga melalui pengalaman, informasi yang didapat
dan lainnya. Salah satu yang dapat menentukan sikap seseorang terhadap kesehatan
adalah pengetahuan yang dimilikinya. Jika pengetahuan seseorang itu luas maka
ketika ia sakit akan mencari informasi mengenai penyakitnya itu. Pendidikan
menjadi salah satu yang dapat mempengaruhi pengetahuan. Pengetahuan sangat
berkaitan terhadap pendidikan apabila pendidikannya tinggi maka memiliki tingkat
pengetahuan yang luas. Tapi perlu ditegaskan, jika seseorang berpendidikan rendah
belum tentu memiliki pengetahuan rendah juga.
Manajemen diri penderita DMT2 memiliki salah satu aspek penting yaitu
pemecahan masalah yang berhubungan dengan cara dan waktu yang tepat dalam
mengontrol kadar glukosa tubuh. Penderita yang mengetahui bahwa diabetes dapat
menimbulkan komplikasi akan cenderung melakukan manajemen diri yang tinggi.
Peranan faktor manajemen diri dalam memperoleh gula darah yang stabil pada
penderita adalah hal yang cukup penting. Manajemen diri sendiri memiliki lima
domain utama meliputi manajemen nutrisi, olahraga dan aktivitas fisik, pengawasan
glukosa darah, pengobatan medis dan perawatan kaki.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari sistematik review dari artikel dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan manajemen diri
pada pasien diabetes melitus tipe 2. Pengetahuan pasien terhadap penyakit diabetes
melitus akan berpengaruh terhadap manajemen dirinya. Semakin tinggi tingkat
pengetahuan pasien mengenai penyakitnya maka akan semakin tinggi juga
manajemen diri pasien untuk mengelola penyakitnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aynalem SB, Zeleke AJ. Prevalence of Diabetes Mellitus and Its Risk Factors
among Individuals Aged 15 Years and above in Mizan-Aman Town,
Southwest Ethiopia, 2016: A Cross Sectional Study. International Journal
of Endocrinology. 2018;2018.