Anda di halaman 1dari 10

Kajian Literatur Tingkat Manajemen Diri

Pasien Dengan Penyakit Diabetes Melitus Tipe


2 : Sistematik Review
Aisa Rizma
Fakultas Farmasi Program Studi S1 Farmasi
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

ABSTRAK
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kelompok penyakit metabolik yang
memiliki karakteristik hiperglikemiaayang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin, atau keduanya. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan
dunia, insiden dan prevalensi meningkat setiap tahunnya. Prevalensi DM yang terus
meningkat, secara tidak langsung akan meningkatkan angka kesakitan dan
kematian akibat komplikasi DM. Komplikasi tersebut dapat diminimalkan dengan
menerapkan kepatuhan manajemen diri DM pada pasien. Manajemen diri pasien
DM difokuskan pada pengendalian glukosa darah. Pengendalian glukosa dalam
darah dapat dilakukan melalui edukasi, diet, aktivitas fisik, manajemen obat,
pengontrolan kadar glukosa darah, dan perawatan kaki. Tujuan untuk mengetahui
hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan manajemen diri pada pasien
diabetes melitus tipe 2 mencegah terjadinya komplikasi.

Kata kunci: tingkat pengetahuan, kepatuhan manajemen diri DM, diabetes

PENDAHULUAN
Diabetes melitus pada orang dewasa merupakan masalah kesehatan utama
(Wu et al., 2007), dengan prevalensi yang semakin meningkat, sehingga menjadi
pandemi (Hjlem et al., 2003; Al-Khawaldeh, Al-Hassan & Froelicher, 2012).
Diabetes memiliki dampak terhadap kehidupan individu, keluarga, dan sistem
perawatan kesehatan. Kronisitas diabetes dan potensi komplikasi serius yang
sering terjadi mengakibatkan beban keuangan dan penurunan kualitas hidup.
Diabetes yang sering tidak terkontrol dapat mengakibatkan komplikasi seperti
penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, kebutaan, penyakit ginjal,
penyakit sistem saraf, amputasi kaki, dan kematian (Al-Khawaldeh, Al-Hassan
& Froelicher, 2012).

Diabetes merupakan penyakit yang bersifat swakelola, karena pasien


setidaknya 99% melakukan perawatan mereka secara mandiri (Feinglos &
Bethel, 2008; Gao et al., 2013). Untuk menormalkan kadar glukosa darah dan
mengurangi mortalitas dan morbiditas terkait diabetes, pasien diabetes harus
melakukan manajemen diri dalam kehidupan mereka sehari – hari termasuk
minum obat, diet, olahraga, pemantauan glukosa darah, dan perawatan kaki
(Shamoon et al., 1993; Xu et al., 2008). Tujuan utama dari manajemen pada
diabetes adalah untuk mencegah komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler,
serta untuk menurunkan angka kematian dan biaya ekonomi akibat diabetes
(Gao et al., 2013). Keberhasilan manajemen diri diabetes bergantung pada
aktivitas perawatan diri individu untuk mengontrol gejala dan menghindari
komplikasi. Jika kegiatan perawatan diri dilakukan secara teratur, maka dapat
mencegah komplikasi yang timbul akibat diabetes (Wu et al., 2007).

Pada pasien dengan diabetes tipe 2, efikasi diri berperan penting dalam
manajemen diri diabetes. Teori efikasi diri memberikan alasan ilmiah sebagai
strategi yang memiliki potensi untuk meningkatkan kepercayaan diri individu
terhadap kemampuannya untuk melakukan perubahan perilaku (Wu et al, 2007).
Definisi ini menjelaskan bahwa efikasi diri individu berhubungan dengan situasi
dan tugas tertentu, seperti manajemen perawatan diri pada diabetes tipe 2 (Lenz
& Shortridge-Baggett 2002; Sharoni & Wu, 2012). Individu dengan tingkat
efikasi diri yang rendah akan meragukan kemampuannya untuk mencapai tujuan
(Hunt et al., 2012).

Manajemen diri adalah suatu pendekatan yang sangat efektif dalam


mengelola kondisi – kondisi kronik. Manajemen diri sendiri memiliki lima
domain utama meliputi manajemen nutrisi, olahraga dan aktivitas fisik,
pengawasan glukosa darah, pengobatan medis dan perawatan kaki. Manajemen
diri penderita DM yaitu bagaimana meningkatkan kontribusi dari lingkungan
sekitar untuk berperan aktif dalam perawatan kesehatan pasien. Manajemen diri
difokuskan pada keterlibatan semua sumber daya yang ada disekitar pasien
sehingga akan lebih percaya diri dan meningkatkan perilaku dalam mengelola
gejala, perawatan dan perubahan gaya hidup.

Tujuan pengkajian ini untuk mengetahui, memahami, dan mengidentifikasi


faktor risiko kejadian penyakit Diabetes Mellitus (DM). Mengetahui faktor
risiko apa saja yang meningkatkan kasus DM amat penting karena dengan
mengetahui faktor risikonya akan lebih mudah dalam melakukan
pencegahannya.

METODE

Penelitian pada kajian ini menggunakan metode sistematik (systematic


review). Strategi pencarian yang digunakan untuk memperoleh artikel – artikel
penelitian menggunakan fasilitas database online melalui laman Google Scholar,
Portal GARUDA, dan PubMed. Kata kunci yang digunakan adalah sebagai
berikut : Faktor Risiko Diabetes Mellitus (DM). Review sistematik ini dilakukan
dengan penelusuran database elektronik yaitu CINAHL dan ProQuest. Publikasi
jurnal mulai dari tahun 2006-2013, dengan menggunakan kata kunci: diabetes
tipe 2, efikasi diri, manajemen diri diabetes, dan perawatan diri diabetes. Studi
selanjutnya merupakan tinjauan sistematis dengan sintesis narasi dari temuan
utama pada efek intervensi perilaku pada manajemen diri penderita DMT2.
Ulasan ini berdasarkan pedoman PRISMA tentang penulisan laporan ulasan
sistematik/sistematic review. Adapun database elektronik yang digunakan antara
lain: PubMed, ProQuest, dan ScienceDirect dengan rentang waktu tahun 2013
hingga 2018.
HASIL

JUDUL METODE HASIL

United Kingdom. studi Pengetahuan sangat penting untuk


Making and kualititatif membuat perubahan gaya hidup
Maintaining Lifestyle mengikuti pendidikan. Tiga faktor
Changes after mempengaruhi apakah perubahan
Participating in Group gaya hidup memperoleh pengetahuan
Based Type 2 Diabetes baru, bertanggung jawab, dan
Self Management menerima konfirmasi dari gaya hidup
Educations: A yang sudah sehat.
Qualitative Study

elfmanagement of studi kohort Skor efikasi diri tidak meningkat


patients with type 2 dan secara signifikan lebih dari yang
diabetes mellitus: wawancara diharapkan setelah sembilan bulan,
effect on self-efficacy, kualitatif juga tidak hasil klinis. Analisis
self-care and diabetes wawancara (n= 21) mengungkapkan
distres empat tema: 1) mediator penggunaan
situs web; 2) pola penggunaan situs
web, termasuk peran blog dalam
mengarahkan lalu lintas situs; 3)
umpan balik di situs web; dan 4)
mekanisme potensial untuk efek situs
web. Situs web manajemen diri untuk
penderita DMT2 tidak meningkatkan
efikasi diri. Penggunaan situs web
terbatas. Meskipun dirasakan
keandalannya, ketersediaan blog dan
pengingat yang dikirim melalui email
menarik orang ke situs web, para
peserta berjuang dengan DMT2,
bersaing dalam kehidupan mereka,
dan aksesibilitas situs web menjadi
hambatan dalam penggunaannya.

Risk Factors of Type 2 Matched Faktor risiko penyakit DM Tipe2


DM of Outpatients in casecontrol yakni obesitas berdasarka n lingkar
The Community pinggang ≥90 cm untuk pria, ≥80 cm
Health Centres of untuk wanita, dan umur ≥50 tahun 5.
South Denpasar
Subdistrict
Figure 1.

Figure 2.

DISKUSI
Berdasarkan hasil artikel yang dikumpulkan dan dianalisa oleh penulis
didapatkan bahwa tingkat pengetahuan mempunyai pengaruh sebagai dorongan
awal seseorang dalam berperilaku. Pengetahuan dapat menjadikan seseorang
memilki kesadaran sehingga dapat berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang
dimilki. Hasil analisa jurnal milik (Purwanti & Nurhayati, 2017) berdasarkan
pengetahuan tentang perawatan kaki, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
45 responden (58,4%) mempunyai pengetahuan baik. Seseorang yang
berpengetahuan yang baik memiliki perawatan yang baik pula dimana kebiasaan
terbentuk oleh pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan bukan hanya berdasarkan
pendidikan melainkan dibentuk juga melalui pengalaman, informasi yang didapat
dan lainnya. Salah satu yang dapat menentukan sikap seseorang terhadap kesehatan
adalah pengetahuan yang dimilikinya. Jika pengetahuan seseorang itu luas maka
ketika ia sakit akan mencari informasi mengenai penyakitnya itu. Pendidikan
menjadi salah satu yang dapat mempengaruhi pengetahuan. Pengetahuan sangat
berkaitan terhadap pendidikan apabila pendidikannya tinggi maka memiliki tingkat
pengetahuan yang luas. Tapi perlu ditegaskan, jika seseorang berpendidikan rendah
belum tentu memiliki pengetahuan rendah juga.

Kepatuhan Manajemen Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Manajemen diri


diabetes melitus adalah tindakan yang dilakukan 8 seorang pasien dalam
mengontrol dan mengatur penyakit mereka secara mandiri yang meliputi tindakan
pengobatan dan mencegah komplikasi. Terdapat 5 pilar manajemen diri diabetes
melitus tipe 2 yaitu edukasi, terapi gizi (diet), aktivitas fisik, monitoring gula darah,
intervensi farmakologis serta perawatan kaki diabetik (Purwanti & Nurhayati,
2017). Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Ningsih & Deni, 2018) diketahui
bahwa diantara 78 responden, lebih dari sebagian memiliki kepatuhan sedang dalam
menjalankan terapi diet pada pasien diabetes tipe 2.

Pada penelitian ini pengambilan data diambil menggunakan kuesioner. Pada


kuesioner kepatuhan didapatkan bahwa skor tertinggi pada pernyataan nomor 3
yaitu pernyataan tentang “penderita diabetes mellitus harus makan makanan yang
rendah gula”, yang artinya responden sudah mengerti tentang makanan yang harus
dihindari. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Purwanti & Nurhayati, 2017)
hasil penelitian kepatuhan menunjukkan bahwa terdapat 11 responden yang
mempunyai kepatuhan tinggi dan 66 responden mempunyai kepatuhan rendah.
Kepatuhan merupakan suatu perubahan perilaku dari perilaku yang tidak mentaati
peraturan ke perilaku yang mentaati peraturan. Perilaku yang didasarkan oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dibanding perilaku yang tidak didasarkan oleh
pengetahuan. Sehingga kepatuhan seseorang terhadap suatu standar atau peraturan
dipengaruhi juga oleh pengetahuan dan pendidikan individu tersebut. Semakin
tinggi tingkat pengetahuan, maka semakin mempengaruhi ketaatan seseorang
terhadap peraturan atau standar yang berlaku.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Manajemen Diri
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan dari hasil literature review terdapat
hubungan mengenai tingkat pengetahuan dengan kepatuhan manajemen diri pada
pasien diabetes melitus tipe 2. Keterbukaan pasien DM terhadap informasi
kesehatan akan menuntun pasien untuk aktif menjalankan aktifitas manajemen diri,
sehingga kadar glukosa darah dapat terkendali. Berdasarkan hasil penelitian
(Ningrum, Alfatih, & Siliapantur, 2019) diperoleh data hampir seluruhnya (90.3%)
responden yang memiliki manajemen diri yang cukup memiliki pengetahuan yang
cukup. Berdasarkan hasil uji statistik Spearman di dapatkan nilai p-value (0,000)
dengan nilai koefisien 0,799 dimana terdapat hubungan yang kuat antara tingkat
pengetahuan dengan manajemen diri pasien DM tipe 2 di UPT Puskesmas Pasir
Kaliki Kota Bandung. Kusnanto (2019) menyatakan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi manajemen diri pasien DM adalah pengetahuan.

Menurut Gharaibeh & Tawalbeh (2018) pengetahuan pasien tentang DM


merupakan sarana yang penting untuk membantu menangani pasien diabetes itu
sendiri, semakin baik pengetahuannya maka semakin baik pula dalam menangani
manajemen diri DM. Pengetahuan pasien terhadap penyakit Diabetes Melitus akan
berpengaruh terhadap manajemen diri diabetes. Manajemen diri penderita DMT2
memiliki salah satu aspek penting yaitu pemecahan masalah yang berhubungan
dengan cara dan waktu yang tepat dalam mengontrol kadar glukosa tubuh.
Penderita yang mengetahui bahwa diabetes dapat menimbulkan komplikasi akan
cenderung melakukan manajemen diri yang tinggi.

Manajemen diri penderita DMT2 memiliki salah satu aspek penting yaitu
pemecahan masalah yang berhubungan dengan cara dan waktu yang tepat dalam
mengontrol kadar glukosa tubuh. Penderita yang mengetahui bahwa diabetes dapat
menimbulkan komplikasi akan cenderung melakukan manajemen diri yang tinggi.
Peranan faktor manajemen diri dalam memperoleh gula darah yang stabil pada
penderita adalah hal yang cukup penting. Manajemen diri sendiri memiliki lima
domain utama meliputi manajemen nutrisi, olahraga dan aktivitas fisik, pengawasan
glukosa darah, pengobatan medis dan perawatan kaki.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari sistematik review dari artikel dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan manajemen diri
pada pasien diabetes melitus tipe 2. Pengetahuan pasien terhadap penyakit diabetes
melitus akan berpengaruh terhadap manajemen dirinya. Semakin tinggi tingkat
pengetahuan pasien mengenai penyakitnya maka akan semakin tinggi juga
manajemen diri pasien untuk mengelola penyakitnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiani H, Hadisaputro S, Lukmono DT, Nugroho H, Suryoputro A. Obesity as


Risk Factor of Type 2 Diabetes Mellitus in Women of Reproductive Age.
Glob Med Heal Commun [Internet]. 2018;6(2):93–7.

Aynalem SB, Zeleke AJ. Prevalence of Diabetes Mellitus and Its Risk Factors
among Individuals Aged 15 Years and above in Mizan-Aman Town,
Southwest Ethiopia, 2016: A Cross Sectional Study. International Journal
of Endocrinology. 2018;2018.

Catherine HY, Parsons J, Mamdani M, Lebovic G, Hall S, Newton D, Straus SE. A


web-based intervention to support selfmanagement of patients with type 2
diabetes mellitus: Effect on self-efficacy, self-care and diabetes distress.
BMC Med Inform Decis Mak. 2014;14:1–14. 19.

Fieffe S, Petrossians P, Morange I, Chanson P, Cortet C, Rohmer V, et al. Diabetes


In Prevalence, Acromegaly, Evolution, And Risk Factors: Data from the
French Acromegaly Registry. European Journal of Endocrinology.
2011;164(6):877–84.

Fatimah RN. Anti-oxidant and anti-diabetic activities of ethanolic extract of


Primula Denticulata Flowers. Indones J Pharm. 2016; 27:74–9.
Jang HC. Gestational diabetes in Korea: Incidence and risk factors of diabetes in
women with previous gestational diabetes. Diabetes and Metabolism
Journal. 2011;35(1):1–7.

Kaur H, Kochar R. Stress and Diabetes Mellitus. International Journal of Health


Sciences and Research 2015;5(1):156–64.

Li S, He F, Guo S, Yan Y, He J, Zhang M, et al. Prevalence of diabetes mellitus


and impaired fasting glucose, Associated with risk factors in rural Kazakh
adults in Xinjiang, China. International Journal of Environmental Research
and Public Health. 2015;12(1):554–65.

Wu Y, Zhang W, Tanaka Y, Ding Y. Risk factors contributing to type 2 diabetes


and recent advances in the treatment and prevention. International Journal
Of Medical Sciences. 2014;11(11):1185–200.

Jeanita WR, Nicole Slack L, Trina K K, Hazel L, Kelsie D K. Type 2 Diabetes


Prevalence, Distribution and Risk Factors in St. Kitts and Nevis, West
Indies. International Journal of Diabetes and Clinical Research.
LAMPIRAN

Population Intervention Comparison Outcome

Pasien Diabetes perawatan diri Pemberian teknik Kualitas Hidup


Melitus dengan kualitas ninfarmakologi pasien
Pemberian hidup

Anda mungkin juga menyukai