Nasirullah
Deputi Direktur Grup Penanganan APU dan PPT
Otoritas Jasa Keuangan
OUTLINE :
1# Pengendalian Internal
2# Sistem Informasi Manajemen
3# Sumber Daya Manusia dan Pelatihan
4# Penerapan Program APU, PPT dan PPPSM di Jaringan Kantor
& Perusahaan Anak
5# Tindak Lanjut DTTOT & PPPSM
6# Kewajiban Pelaporan
1 Pengendalian Internal
#
Pengendalian
Internal
4
Sistem
2 Informasi Manajemen
#
Sistem
Informasi Manajemen
1 2 3
Memiliki system informasi manajemen Memiliki dan memelihara Memiliki dan
yang mampu mengidentifikasi, profil Nasabah secara memelihara profil
menganalisa, memantau dan terpadu WIC.
menyediakan laporan secara efektif
mengenai karakteristik atau kebiasaan
pola transaksi yang dilakukan nasabah.
6
Sistem
Informasi Manajemen
7
Sumber Daya Manusia
3 dan Pelatihan
#
Prosedur Penyaringan
serta Pengenalan dan Pemantauan
Pre-employee screening, prosedur penyaringan untuk Yang dimaksud dengan “pegawai tidak
memastikan standar yang tinggi pada penerimaan tetap” antara lain: 1. pegawai yang dalam
pegawai, baik pegawai tetap maupun tidak tetap, masa percobaan sebelum diangkat menjadi
termasuk pejabat senior, tenaga ahli, dari mulai tingkat pegawai tetap; 2. pegawai yang dalam masa
rendah sampai dengan 1 tingkat di bawah Direksi dan pendidikan sebelum diangkat menjadi
Dewan Komisaris; dan pegawai tetap; dan/atau 3. pegawai kontrak.
Know your employee, pengenalan dan pemantauan Pengenalan dan pemantauan terhadap profil
terhadap profil pegawai. pegawai (know your employee) mencakup
karakter, perilaku, dan gaya hidup pegawai.
9
Pelatihan
Sumber Daya Manusia
10
4 Penerapan Program APU, PPT, dan PPPSPM
pada Jaringan Kantor & Perusahaan Anak
#
Penerapan Program APU, PPT, & PPPSPM
Di Jaringan Kantor & Perusahaan Anak
• Konglomerasi Keuangan wajib • Seluruh jaringan kantor dan perusahaan anak di dalam dan luar
menerapkan program APU, PPT, dan negeri wajib mengimplementasikan kebijakan dan prosedur
PPPSPM ke seluruh jaringan kantor dan program APU, PPT, dan PPPSPM.
perusahaan anak, baik di dalam dan di
luar negeri, serta memantau pelaksanaan: • PJK yang menjadi perusahaan induk Konglomerasi Keuangan
a. Kebijakan dan prosedur pertukaran wajib bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
informasi untuk tujuan CDD dan Konglomerasi Keuangan telah menerapkan program APU, PPT,
manajemen risiko terhadap TPPU, dan PPPSPM ke seluruh jaringan kantor dan perusahaan anak di
TPPT, dan/atau PPPSPM; dan dalam dan di luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
b. Memiliki ketentuan yang memadai termasuk kewajiban seluruh PJK yang menjadi anggota
mengenai keamanan dan Konglomerasi Keuangan untuk melakukan penilaian risiko dan
kerahasiaan informasi yang melakukan mitigasi risiko yang memadai.
dipertukaran, termasuk mitigasi
untuk mencegah pelanggaran
ketentuan anti-tipping off.
12
Penerapan Program APU, PPT, & PPPSPM
Di Jaringan Kantor & Perusahaan Anak
Dalam hal di negara tempat kedudukan kantor dan perusahaan anak di luar negeri memiliki peraturan APU, PPT, dan
PPPSPM yang lebih ketat dari POJK 8/2023, kantor dan perusahaan anak di luar negeri dimaksud wajib tunduk pada
ketentuan yang dikeluarkan oleh otoritas negara dimaksud
Dalam hal di negara tempat kedudukan kantor dan perusahaan anak belum mematuhi Rekomendasi FATF atau telah
mematuhi namun standar program APU, PPT, dan PPPSPM yang dimiliki lebih longgar dari yang diatur dalam Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan ini, kantor dan perusahaan anak dimaksud wajib menerapkan program APU, PPT, dan PPPSPM
sebagaimana diatur dalam POJK 8/2023.
Dalam hal penerapan program APU, PPT, dan PPPSPM sebagaimana diatur dalam POJK 8/2023 mengakibatkan
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara tempat kedudukan kantor dan
perusahaan anak berada, pejabat kantor PJK di luar negeri tersebut wajib menginformasikan kepada kantor pusat PJK
atau perusahaan induk Konglomerasi Keuangan.
Kantor pusat PJK atau Konglomerasi Keuangan melalui perusahaan induk Konglomerasi Keuangan wajib menerapkan
tindakan tambahan yang memadai untuk mengelola risiko TPPU, TPPT, dan PPSPM serta menginformasikan kepada
Otoritas Jasa Keuangan
13
Tindak Lanjut
5 DTTOT dan PPPSPM
#
Tindak Lanjut
DTTOT & PPPSPM
17
6 Kewajiban Pelaporan
#
Kewajiban Pelaporan
Kepada OJK
Pasal 74 ayat (1) POJK 8/2023
PJK wajib menyampaikan laporan kepada OJK melalui sistem elektronik mengenai:
Dokumen penilaian risiko TPPU, TPPT, dan/atau PPSPM yang telah Laporan realisasi pengkinian disampaikan setiap tahun paling lama
disusun secara individual untuk pertama kali paling lama 12 bulan akhir bulan Januari setelah periode pengkinian data berakhir.
sejak pemberlakuan POJK 8/2023;
Kebijakan dan prosedur penerapan program APU, PPT, dan Tembusan laporan nihil paling lama 3 hari kerja sejak PJK
PPPSPM paling lama 6 bulan sejak diberlakukannya POJK ini. menerima DTTOT dan DPPSPM
19
Kewajiban Pelaporan
Kepada OJK
Pasal 74 ayat (2) s.d. (5) POJK 8/2023
2 Dalam hal sistem elektronik belum tersedia atau mengalami gangguan, PJK
wajib menyampaikan dokumen secara fisik atau melalui surat elektronik ke OJK
yang ditujukan kepada kepala satuan kerja pengawasan
3 Dalam hal tanggal pelaporan atuh pada hari libur, penyampaian laporan
dilakukan pada hari kerja berikutnya
4 Dalam hal terdapat perubahan atas kebijakan dan prosedur, dan/atau laporan
rencana pengkinian data, yang telah disampaikan, PJK wajib menyampaikan
perubahan tersebut paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak perubahan dilakukan
20
Penyampaian Data, Informasi
dan/atau Dokumen kepada OJK
1 Permintaan OJK
21
Kewajiban Pelaporan
Kepada PPATK
22
Pelaporan
Lainnya
Pasal 77 POJK 8/2023
PJK wajib menyampaikan laporan Pemblokiran secara serta merta yang dilampiri
dengan berita acara Pemblokiran secara serta merta terkait dengan DTTOT kepada
Laporan Pemblokiran DTTOT
Kepolisian Negara Republik Indonesia paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak PJK
menerima DTTOT
PJK wajib menyampaikan laporan Pemblokiran secara serta merta yang dilampiri
Laporan Pemblokiran DPPSPM dengan berita acara Pemblokiran secara serta merta terkait dengan DPPSPM
kepada PPATK paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak PJK menerima DPPSPM
PJK wajib menyampaikan laporan nihil terkait DTTOT DTTOT kepada Kepolisian
Negara Republik Indonesia paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak PJK menerima
Laporan Nihil DTTOT
DTTOT
PJK wajib menyampaikan laporan nihil terkait DPPSPM kepada PPATK paling lama
Laporan Nihil DPPSPM 3 (tiga) hari kerja sejak PJK menerima DPPSPM
23
TERIMA
KASIH