Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


GANGGUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Praktik Klinik

Keperawatan Jiwa

Dosen Pengampu: Dadang Darmawan, SKM., M.Kes

Oleh:
Meisi Maulina 21.024
2A

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RUMAH SAKIT DUSTIRA
CIMAHI
2023
RS/Ruangan TGL/PARAF Nilai TGL/PARAF Nilai Rata-rata
CI Klinik CI Akademik

A. KASUS (MASALAH UTAMA)


Defisit perawatan diri
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Definisi
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani, yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
pisikis. (Kasiati & Rosmalawati, 2016)
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri
sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun
psikologis untuk memperoleh kesejahteraan baik secara fisik maupun psikologis yang
bertujuan untuk mempertahankan perawatan diri, baik secara mandiri atau
menggunakan bantuan yang dapat menciptakan penampilan yang sesuai dengan
kebutuhan kesehatan yang dapat membuat rasa nyaman dan relaksasi. (Heriana, 2014)
Personal Hygiene (kebersihan diri) merupakan perawatan diri yang di lakukan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik maupun
mental. Tingkat kebersihan diri seseorang umumnya di lihat dari penampilan yang
bersih dan rapih serta upaya yang di lakukan seseorang untuk menjaga kebersihan dan
kerapihan tubuhnya setiap hari. (Saputra, 2013)
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa personal hygiene adalah perawatan
diri perorangan yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri
sendiri baik secara fisik maupun psikologis.
2. Rentang respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif


Pola Perawatan diri Kurang perawatan Tidak melakukan
seimbang diri tidak seimbang perawatan diri
3. Pohon masalah

Isolasi Sosial

Defisit Perawatan Diri

Harga Diri Rendah
Pohon masalah defisit perawatan diri menurut Fitria (2012)
4. Masalah keperawatan yang mungkin muncul
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan defisit perawatan
diri menurut Fitria (2012), adalah sebagai berikut:
a. Defisit Perawatan Diri
b. Harga Diri Rendah
c. Isolasi Sosial
5. Data yang perlu dikaji
Menurut Keliat (2014) tanda dan gejala pada klien yang mengalami defisit perawatan
diri, yaitu:
a. Data subjektif:
1) Klien menolak melakukan perawatan diri
b. Data objektif:
1) Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor,
gigi kotor, kulit berdaki, dan berbau, serta kuku panjang dan kotor.
2) Ketidakmampuan berpakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur (laki-laki),
atau tidak berdandan (wanita)
3) Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada
tempatnya.
4) Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai BAB/BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK.
5) Minat melakukan perawatan diri kurang

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut SDKI DPP PPNI Diagnosa yang muncul pada defisit perawatan diri antara lain
deficit perawatan diri mandi, berpakaian, makan dan eliminasi.
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosis Tujuan Kriteria Perencanaan


keperawatan
Defisit perawatan diri Pasien mampu : Setelah ….x pertemuan, SP I
- Melakukan pasien dapat menjelaskan - Identifikasi kebersihan diri,
kebersihan diri pentingnya : berdandan, makan, dan BAB/BAK
secara mandiri - - Kebersihan diri - Jelaskan pentingnya kebersihan diri
Melakukan - Berdandan / - Jelaskan alat dan cara kebersihan diri
berhias / berhias - Masukkan dalam jadwal kegiatan
berdandan - Makan pasien
secara baik - BAB / BAK
- Melakukan - Dan mampu SP 2
makan dengan melakukan cara - Evaluasi SP1
baik merawat diri - Jelaskan pentingnya berdandan –
- Melakukan - Latih cara berdandan
BAB / BAK - Untuk pasien laki-laki meliputi cara :
secara mandiri - Berpakaian
- Menyisir rambut
- Bercukur
- Untuk pasien perempuan
- Berpakaian
- Menyisir rambut
Diagnosis Tujuan Kriteria Perencanaan
keperawatan
- Berhias
- Masukkan dalam jadwal kegiatan
pasien

SP 3
- Evaluasi kegiatan SP1 dan 2
- Jelaskan cara dan alat makan yang
benar
- Jelaskan cara mempersiapkan makan
- Jelaskan cara merapihkan peralatan
makan setelah makan
- Praktek makan sesuai dengan tahapan
makan yang baik
- Latih kegiatan makan
- Masukkan dalam jadwal kegiatan
pasien

SP 4
- Evaluasi kemampuan pasien yang lalu
(SP1,2&3)
Diagnosis Tujuan Kriteria Perencanaan
keperawatan
- Latih cara BAB & BAK yang baik
- Menjelaskan tempat BAB/BAK yang
sesuai
- Menjelaskan cara membersihkan diri
setelah BAB/ BAK
Keluarga mampu : Setelah ….x pertemuan SP 1
Merawat anggota keluarga mampu - Identifikasi masalah keluarga dalam
keluarga yang meneruskan melatih merawat pasien dengan masalah
mengalami masalah pasien dan mendukung kebersihan diri, berdandan, makan,
kurang perawatan diri agar kemampuan pasien BAB/BAK
dalam perawatan dirinya - Jelaskan defisit perawatan diri
meningkat - Jelaskan cara merawat kebersihan
diri, berdandan, makan, BAB/BAK
- Bermain peran cara merawat
- Rencana tindak lanjut keluarga /
jadwal keluarga untuk merawat pasien

SP 2
- Evaluasi SP 1
- Latih keluarga merawat langsung ke
Diagnosis Tujuan Kriteria Perencanaan
keperawatan
pasien, kebersihan diri dan berdandan
- RTL keluarga / jadwal keluarga untuk
merawat pasien

SP 3
- Evaluasi kemampuan SP 2
- Latih keluarga merawat langsung ke
pasien cara makan
- RTL keluarga / jadwal keluarga untuk
merawat pasien

SP 4
- Evaluasi kemampuan keluarga
- Evaluasi kemampuan pasien
- RTL Keluarga :
- Follow Up
- Rujukan
DAFTAR PUSTAKA
Fitria. (2012). Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan strategi
pelaksanaan tindakan keperawatan (LP dan SP) untuk 7 diagnosis keperawatan jiwa
berat. Jakarta: Salemba Medika.

Heriana, P. (2014). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang: Binarupa Aksara.

Kasiati, & Rosmalawati. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia 1. Jakarta: Badan Pengembangan
dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Keliat, B., & dkk. (2014). Proses Keperawatan Jiwa Edisi II. Jakarta: EGC.

Saputra, L. (2013). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
PPNI.

Anda mungkin juga menyukai