Resume - Perkara - 1134 - Perkara No 14
Resume - Perkara - 1134 - Perkara No 14
I. PEMOHON
1. Dr. Agung Sapta Adi, SP. An., sebagai Pemohon I;
2. Dr. Yadi Permana, Sp. B (K) Onk., sebagai Pemohon II;
3. Dr. Irwan Kreshnamurti, Sp. OG., sebagai Pemohon III;
4. Dr. Eva Sridiana, Sp. P., sebagai Pemohon IV;
5. Dr. Lewis Isnadi, sebagai Pemohon V.
KUASA HUKUM
M. Luthfie Hakim, S.H., M.H., dkk.
VII. PETITUM
1. Mengabulkan permohonan para Pemohon seluruhnya;
2. Pasal 66 ayat (3) Undang-Undang Nomor 29 tentang Praktik Kedokteran
yang menyatakan, ” Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) tidak menghilangkan hak setiap orang untuk melaporkan adanya
dugaan tindak pidana kepada pihak yang berwenang” bertentangan dengan
UUD 1945 sepanjang tidak dibatasi dengan tegas bahwa laporan itu sebatas
hanya berlaku terhadap tindakan kedokteran dalam dua kondisi saja yaitu
tindakan kedokteran yang mengandung kesengajaan (dolus/opzet) atas
akibat yang diancamkan pidana atau tindakan kedokteran yang mengandung
kelalaian nyata/berat (culpa alta) dan telah dinyatakan terbukti demikian
terlebih dahulu dalam persidangan MKDKI;
3. Pasal 66 ayat (3) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran yang menyatakan, ” Pengaduan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) tidak menghilangkan hak setiap orang untuk
melaporkan adanya dugaan tindak pidana kepada pihak yang berwenang”
tidak memiliki kekuatan hukum mengikat kecuali dimaknai bahwa dugaan
tindak pidana ini hanya berlaku terhadap tindakan kedokteran dalam dua
kondisi saja yaitu tindakan kedokteran yang mengandung kesengajaan
(dolus/opzet) atas akibat yang diancamkan pidana atau tindakan kedokteran
yang mengandung kelalaian nyata/berat (culpa alta) dan telah dinyatakan
terbukti demikian terlebih dahulu dalam persidangan MKDKI, sehingga frasa
tersebut harus dibaca “Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) tidak menghilangkan hak setiap orang untuk melaporkan
adanya dugaan tindak pidana kepada pihak yang berwenang sebatas hanya
berlaku terhadap tindakan kedokteran dalam dua kondisi saja yaitu tindakan
kedokteran yang mengandung kesengajaan (dolus/opzet) atas akibat yang
diancamkan pidana atau tindakan kedokteran yang mengandung kelalaian
nyata/berat (culpa alta) dan telah dinyatakan terbukti demikian terlebih
dahulu dalam persidangan MKDKI”;
4. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara sebagaimana
mestinya.
Atau apabila Majelis Hakim Konstitusi mempunyai pendapat lain atas perkara
a quo mohon diberikan putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono)