Anda di halaman 1dari 28

W W S

Jakarta, 11 Agustus 2015

Kepada Yth,
Majelis Hakim Perkara No. 74/PDT.G/2015/PN.JKT.PST
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
Jalan Gajah Mada No. 17
Jakarta Pusat 10130

Perihal: Tanggapan Terhadap Eksepsi Kompetensi Absolut Dan Replik.

Majelis Hakim Yang Terhormat,

Untuk dan atas nama Penggugat dengan ini mengajukan Tanggapan terhadap Eksepsi
Kompetensi Absolut dan Replik terhadap Jawaban Tergugat dalam Perkara No.
74/PDT.G/2015/PN.JKT.PST di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Pertama-tama Penggugat hendak menyampaikan hal-hal sebagai berikut:

1. Pada pokoknya Penggugat menyatakan tetap pada pendiriannya dan karenanya


mohon agar Gugatan Penggugat tertanggal 18 Februari 2015 (“Gugatan”)
dianggap sebagai satu kesatuan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Tanggapan terhadap Eksepsi Kompetensi Absolut dan Replik ini.

2. Penggugat secara tegas menolak dan membantah seluruh dalil yang dikemukakan
Tergugat dalam Jawabannya tertanggal 28 Juli 2015 (“Jawaban”), kecuali hal-hal
yang secara tegas-tegas diakui kebenarannya oleh Pengugat secara tertulis dalam
perkara ini.

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
1
W W S

TANGGAPAN TERHADAP EKSEPSI KOMPETENSI ABSOLUT.

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Berwenang Memeriksa


Dan Mengadili Perkara A Quo

1. Bahwa Gugatan a quo adalah mengenai perbuatan melawan hukum yang


dilakukan oleh Tergugat terhadap Penggugat sebagai pemegang hak yang sah
atas tanah dan bangunan yang terletak di Jalan HOS Cokroaminoto No. 32 Jakarta
Pusat (“Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32”). Sebagaimana telah disebutkan
secara jelas dalam Gugatan, perbuatan-perbuatan melawan hukum Tergugat
tersebut adalah:

- Perbuatan melawan hukum pertama yang dilakukan oleh Tergugat adalah


secara tanpa hak melakukan permohonan sertifikat hak guna bagunan atas
Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32 kepada Turut Tergugat (vide angka 5
sampai 8 halaman 3 dan 4 Gugatan).

- Perbuatan melawan hukum kedua yang dilakukan oleh Tergugat adalah


Tergugat, secara tanpa hak dan tanpa izin dari Penggugat, memasuki
Tanah Dan Bangunan Cokro No.32 dan memasang suatu plang pengumuman
berukuran besar yang menyebutkan ”Tanah Ini Milik PT Dwibina Prima”
(vide angka 9 halaman 4 Gugatan); dan

- Perbuatan melawan hukum ketiga yang dilakukan oleh Tergugat adalah


memasuki Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32 secara tanpa hak dan tanpa
seizin Penggugat dan menyurati seluruh penyewa yang ada di Tanah Dan
Bangunan Cokro No. 32 menyampaikan seolah-olah Tanah Dan Bangunan
Cokro No. 32 adalah milik Tergugat dan meminta seluruh penyewa untuk
mengosongkan Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32 (vide angka 10 sampai 11
halaman 4 Gugatan).

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
2
W W S

2. Namun, walaupun telah jelas bahwa obyek Gugatan a quo adalah perbuatan
melawan hukum Tergugat yang telah menimbulkan kerugian bagi Penggugat,
Tergugat, dalam upayanya untuk melarikan diri dari tanggung jawabnya, malah
mencoba untuk mengaburkan maksud dari Gugatan a quo, dengan mendalilkan
seolah-olah Gugatan a quo adalah mengenai pembatalan produk atau keputusan
pejabat tata usaha Negara, antara lain sebagaimana kami kutip di bawah ini:

“[…], jelas bahwa yang dipermasalahkan dan diperkarakan oleh Penggugat


adalah PEMBATALAN PRODUK PEJABAT TATA USAHA NEGARA yaitu
Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 1010 tertanggal 22 April 1993.”

(vide angka 3 halaman 3 Jawaban).

3. Padahal, perihal mengenai batalnya Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 1010
tertanggal 22 April 1993 (“SHGB No. 1010”) adalah semata-mata karena
sertifikat tersebut terbit sebagai akibat langsung dari perbuatan melawan
hukum pertama Tergugat yang telah secara tanpa hak memohonkan sertifikat
untuk Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32.

Terjadinya pembatalan SHGB No. 1010 merupakan konsekuensi hukum karena


sertifikat tersebut dimohonkan oleh pihak yang tidak memiliki hak dengan
menutupi fakta bahwa dirinya sama sekali tidak mempunyai hak apapun untuk
memohonkan sertifikat tersebut.

4. Dalam perkara ini, Majelis Hakim Yang Terhormat akan melihat dengan jelas
bahwa memang benar Tergugat telah melakukan perbuatan hukum pertamanya,
yaitu tindakan Tergugat yang telah memohonkan penerbitan SHGB No. 1010
tanpa hak dan telah menciderai hak Penggugat sebagai pemegang hak yang sah
atas Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32.

5. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, telah jelas kiranya bahwa hanya Pengadilan
Negeri (dalam hal ini Pengadilan Negeri Jakarta Pusat) yang berwenang untuk
menguji apakah benar Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum.

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
3
W W S

6. Fakta bahwa Pengadilan Negeri berwenang untuk memeriksa dan mengadili


suatu perkara mengenai perbuatan melawan hukum yang kemudian
menimbulkan penetapan tertulis (seperti halnya SHGB No. 1010) telah juga
dijunjung oleh Makamah Agung Republik Indonesia dalam berbagai
yurisprudensinya, antara lain:

- Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 981 K/SIP/1972


tanggal 31 Oktober 1974 dalam kaidah hukumnya menyebutkan:

“Meskipun sengketa tentang sewa menyewa rumah merupakan wewenang


dari Dinas Perumahan “KUP” berdasar PP No. 49/tahun 1963, namun bila
mana dalam SK. KUP tersebut mengandung sesuatu yang bersifat melanggar
hukum (onrechmatig), maka pihak yang merasa dirugikan dapat
mengajukan gugatan ke pengadilan Negeri berdasar dalil “onrechmatig”.

- Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 140


K/TUN/2003 tanggal 8 Oktober 2003 dalam kaidah hukumnya menyebutkan:

“putusan judex factie dinilai Mahkamah Agung sebagai putusan yang salah
menerapkan hukum dan gugatan dinyatakan “tidak dapat diterima” dengan
alasan hukum bahwa didalam gugatan tersebut ditampilkan sebagai “objek
gugatan TUN” adalah “keputusan Pejabat Tata Usaha Negara yaitu
BPN” dan “sertifikat Hak Pengelolaan” atas nama sekretariat Negara,
yang oleh Penggugat dituntut untuk dinyatakan batal –tidak sah dan dicabut,
karena bertentangan dengan PERMENDAGRI No. 5/tahun 1973 jo. Pp No.
10/tahun 1961.

Akan tetapi dilain pihak, yaitu dalam fundamentum petendi gugatan


Penggugat tersebut, mengandung juga masalah “sengketa kepemilikan
tanah ex RvE Verp No. 13886 antara Penggugat dengan TERGUGAT III
intervensi (Sekneg) tentang siapa yang berhak, siapa pemilik atas tanah
sengketa tersebut. Gugatan yang demikian ini merupakan “masalah
perdata” yang menjadi wewenang dan harus diajukan lebih dulu ke
peradilan umum yang akan menentukan siapa pemilik sebenarnya dari
tanah sengketa tersebut.”

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
4
W W S

7. Termutakhir, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sendiri telah berulang kali


mengkonfirmasi kewenangannya untuk memeriksa dan mengadili perkara
mengenai perbuatan melawan hukum yang kemudian menimbulkan penetapan
tertulis, antara lain, Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.
527/PDT.G/2012/PN.JKT.PST tanggal 20 Juni 2013, kaidah hukumnya
menyebutkan:

“Menimbang bahwa setelah Majelis Hakim mencermati dalil-dalil


gugatan dihubungkan dengan petitum gugatan, maka dapat dikonstatir
pokok gugatan adalah ada tidaknya perbuatan melawan hukum oleh
penguasa (Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat V,
Tergugat VI, dan Tergugat VII) dalam tindakannya berhubungan dengan
pemenuhan hak-hak Para Penggugat sebagai warga negara (vide petitum
angka 2 s/d angka 6 huruf a, b, c). incasu gugatan ini adalah tuntutan
warga negara dalam menggugat tanggung jawab penyelenggara negara
yang mekanismenya dikenal dengan Citizen Lawsuit.;

Menimbang bahwa sepanjang tuntutan tentang pencabutan dan


pembatalan Surat Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 3126/072
tertanggal 24 Desember 1997 dan Surat Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. 3126/072 tertanggal 24 Desember 1997 dan Surat Menteri
Keuangan Republik Indonesia No. 684/MK.01/1997 tertanggal 26
Desember 1997 sebagaimana tertuang dalam petitum angka (6) huruf d
dalam pendapat Majelis Hakim hanyalah tuntutan bersifat assesoir
(ikutan) yang seyogyanya tidak sama sekali mengenyampingkan
tuntutan pokok di atas;

Menimbang bahwa dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut


Majelis Hakim mengenyampingkan bukti-bukti awal Pihak Tergugat dan
Turut Tergugat termasuk keterangan saksi ahli (Prof. Rr. H. Yos Johan
Utama, SH, Mhum) yang dihadapkannya, sepanjang berkenaan dengan
materi pembuktian tentang eksepsi kompetensi absolut;

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
5
W W S

Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan


tersebut Majelis Hakim tiba pada kesimpulan bahwa eksepsi kompetensi
absolut dari Para Tergugat tidak cukup beralasan hukum dan harus
ditolak sekaligus menetapkan untuk melanjutkan pemeriksaan perkara
gugatan ini.;”

8. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Majelis Hakim Yang Terhormat telah


memiliki alasan yang cukup untuk menyatakan bahwa Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo karena
Gugatan a quo merupakan gugatan perbuatan melawan hukum dimana
Tergugat telah melanggar hak-hak Penggugat sebagai pemilik yang sah atas
Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32.

DALAM KONPENSI

DALAM POKOK PERKARA

Telah Terbukti Dengan Sempurna Bahwa Penggugat Adalah Pemegang Hak Yang
Sah Atas Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32

9. Penggugat secara tegas menolak dalil-dalil yang disampaikan oleh Tergugat


dalam angka 5, 8, 9, 10 dan 11 Jawaban yang pada intinya mendalilkan bahwa
Tergugat merupakan pemilik yang sah atas Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32.

10. Sebagaimana telah kami sampaikan dalam Gugatan (vide angka 2 halaman 2
Gugatan), bahwa Tergugat telah menjual, melepaskan dan menyerahkan
seluruh hak dan kepetingannya atas Tanah Dan Bangunan Cokro No.32
kepada Penggugat berdasarkan Jual Beli Bangunan Dan Pelepasan Hak Serta

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
6
W W S

Kepetingan Atas Tanah tertanggal 12 Desember 1991, sebagaimana kami kutip kembali
di bawah ini:

“Pasal 1.

a. Pihak Pertama dengan ini melepaskan segala hak dan kepentingan atas
tanah serta menjual dan menyerahkan bangunan kepada Pihak kedua, yang
dengan ini membeli dan menerima penyerahan dari Pihak Pertama, atas
tanah dan bangunan tersebut.

Pasal 3.

b. Terhitung mulai hari ini, dari apa yang dijual, dilepaskan hak dan
kepentingannya serta diserahkan oleh Pihak Perta dengan akta ini, menjadi
milik dan haknya Pihak Kedua, dan karenanya mulai hari ini pula segala
keuntungan maupun kerugian yang timbul atau kelak akan timbul dikemudian
hari, menjadi beban dan tanggunanya Pihak Kedua.”

11. Selanjutnya, dalam Jawabannya, Tergugat juga telah memberikan pengakuan


tertulis kepada Majelis Hakim Yang Terhormat mengenai hak Penggugat atas
Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32 dengan mengakui keabsahan dari Jual Beli
Bangunan Dan Pelepasan Hak Serta Kepentingan Atas Tanah pada tanggal 12
Desember 1991, sebagaimana kami kutip di bawah ini:

“Bahwa tanggal 12 Desember 1991 Tergugat dan Penggugat telah


menandatangani Perjanjian Jual Beli Bangunan Dan Pelepasan Hak serta
kepentingan atas tanah dengan Penggugat atas sebidang tanah seluas ± 1754
M2 dan bangunan yang diatasnya seluas ± 923 M2 yang beralamat di jalan
H.O.S. Cokroaminoto No. 32, Menteng, Jakarta Pusat.”

(vide angka 3 halaman 8 Jawaban).

12. Terhadap pengakuan Tergugat di atas, Penggugat mohon perhatian Majelis Hakim
Yang Terhormat akan ketentuan Pasal 1925 Kitab Undang-Undang Hukum

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
7
W W S

Perdata yang menyatakan bahwa pengakuan adalah bukti sempurna bagi


pihak yang membuatnya. Karenanya, telah terbukti dengan sempurna bahwa
Penggugat adalah pemegang hak yang sah atas Tanah Dan Bangunan Cokro
No. 32.

13. Lebih lanjut, Tergugat juga tidak dapat membantah fakta bahwa sejak Jual Beli
Bangunan Dan Pelepasan Hak Serta Kepentingan Atas Tanah tersebut Tergugat
tidak pernah mempermasalahkan keberadaan dan keabsahaan Jual Beli Bangunan
Dan Pelepasan Hak Serta Kepentingan Atas Tanah. Bahwa setelah ± 24 tahun,
pada januari 2015, Tergugat baru mencoba meminta agar Penggugat
mengosongkan Tanah Dan Bangunan Cokro No.32.

Penggugat Telah Melakukan Pembayaran Penuh Kepada Tergugat Untuk Tanah Dan
Bangunan Cokro No. 32.

14. Dalam Jawabannya, Tergugat mendalilkan bahwa Penggugat belum pernah


melakukan pembayaran kepada Tergugat atas transaksi jual beli Tanah Dan
Bangunan Cokro No. 32 oleh karenanya Penggugat telah wanprestasi,
sebagaimana kami kutip dibawah ini:

“[…], hingga saat ini (±24 tahun), Penggugat BELUM PERNAH MELAKUKAN
PEMBAYARAN kepada Tergugat atas transaksi jual beli Bangunan Dan
Pelepasan Hak Serta Kepentingan Atas Tanah dimaksud.”

(vide angka 5 halaman 9 Jawaban).

15. Padahal, pembayaran penuh dari Penggugat terhadap Tergugat telah jelas
terbukti melalui Jual Beli Bangunan Dan Pelepasan Hak Serta Kepentingan Atas
Tanah tertanggal 12 Desember 1991 (yang telah diakui kebasahannya oleh
Tergugat), sebagaimana kami kutip di bawah ini:

“Pasal 2
[…] dan atas jumlah uang mana telah dibayar seluruhnya oleh Pihak
Kedua kepada pihak pertama serta telah pula diterima oleh Pihak Pertama

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
8
W W S

dari Pihak Kedua, yaitu pada saat akta ini ditandatangani dan akta ini
berlaku pula sebagai tanda penerimaan/kwitansinya yang sah.”

16. Namun, kini dalam perkara a quo, Tergugat mencoba untuk memutar-balikkan
fakta bahwa Tergugat telah menerima pembayaran penuh dari Penggugat dengan
mendalihkan seolah-olah isi Pasal 2 Jual Beli Bangunan Dan Pelepasan Hak
Serta Kepetingan Atas Tanah tertanggal 12 Desember 1991 adalah tidak benar
(vide angka 8 halaman 9 dan 10 Jawaban).

17. Padahal, faktanya, justru Tergugatlah yang tidak mempunyai dasar sama
sekali untuk membantah isi Pasal 2 Jual Beli Bangunan Dan Pelepasan Hak
Serta Kepetingan Atas Tanah tertanggal 12 Desember 1991 – yang mana dalam
Jawabannya, Tergugat mengakui telah menandatangani Jual Beli Bangunan Dan
Pelepasan Hak Serta Kepentingan Atas Tanah tertanggal 12 Desember 1991
secara keseluruhan (vide angka 3 halaman 8 Jawaban).

Mengenai Dalih Tergugat Lainnya

18. Dalam keputus-asaannya untuk mencari alasan demi menghindari tanggung


jawab, Tergugat mengajukan beberapa dalih yang sama sekali tidak beralasan,
tidak relevan atau bahkan bertentangan dengan dalihnya sendiri, sebagaimana
kami sampaikan berikut:

- Tergugat mencoba mendalihkan bahwa Tergugat meminjamkan Tanah


Dan Bangunan Cokro No. 32, sebagaimana kami kutip di bawah ini:

“Oleh karenanya Tergugat dengan itikad baik meminjamkan Penggugat


untuk memakai tanah tersebut […].”

(vide angka 9 paragraf 2 halaman 10 Jawaban).

Dalih tersebut di atas jelas-jelas bertentangangan dengan dalil Tergugat


lainnya yang jelas-jelas menyatakan bahwa transaksi yang terjadi antara
Penggugat dan Tergugat mengenai Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
9
W W S

adalah transaksi jual beli dan pelepasan hak (vide angka 3 halaman 8
Jawaban).

Bagaimana mungkin Tergugat mendalihkan bahwa dirinya meminjamkan


tanah kepada Penggugat namun di saat bersamaan juga mendalilkan
bahwa transaksi yang terjadi adalah transaksi jual-beli dan pelepasan hak?
Karenanya, kami berkeyakinan bahwa Majelis Hakim Yang Terhormat
dapat melihat bahwa dalih Tergugat tersebut tidak berdasar dan patut
diabaikan.

- Tergugat mencoba mendalihkan bahwa Tergugat adalah pemilik Tanah


Dan Bangunan Cokro No. 32 karena mengetahui luasan Tanah Dan
Bangunan Cokro No. 32 (vide angka 11 halaman 11 Jawaban). Dalih ini
sama sekali tidak relevan, pengetahuan mengenai luasan suatu bidang
tanah tidak membuat suatu pihak kemudian menjadi memiliki hak atas
bidang tanah tersebut. Apabila logika Tergugat diikuti, maka akan terjadi
kekacauan dalam hukum pertanahan, karena seluruh calo atau makelar
tanah atau bahkan setiap orang yang mengetahui luasan suatu bidang akan
serta-merta menjadi pemilik tanah tersebut. Dalih Tergugat tersebut
semata-mata hanya memanfaatkan keunggulannya sebagai pihak yang
secara tanpa hak memegang SHGB No. 1010, yang mana SHGB No. 1010
tersebut terbit karena perbuatan melawan hukum Tergugat yang telah
memohonkan sertifikat untuk Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32 padahal
dirinya sama sekali tidak memiliki hak apapun terhadap Tanah Dan
Bangunan Cokro No. 32. Karenanya, kami berkeyakinan bahwa Majelis
Hakim Yang Terhormat dapat melihat bahwa dalih Tergugat tersebut tidak
berdasar dan patut diabaikan.

- Tergugat kemudian mencoba untuk berdalih bahwa Penggugat mengakui


bahwa Tergugat adalah pemilik Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32 (vide
angka 17 halaman 14 Jawaban).Dalih tersebut adalah tidak relevan, karena
bahkan dalam menyusun dalih tersebut Tergugat mencoba melarikan
subyek hukum Penggugat (suatu perseroan terbatas) menjadi seorang
individual. Kemudian Tergugat juga menyebutkan bahwa permohonan
sertifikat yang dilakukan atas nama Tergugat merupakan pengakuan

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
10
W W S

Penggugat. Bagaimana mungkin Tergugat mendalihkan bahwa


permohonan yang dilakukan olehnya dan untuk kepentingannya sendiri
merupakan pengakuan dari Penggugat? Karenanya, kami berkeyakinan
bahwa Majelis Hakim Yang Terhormat dapat melihat bahwa dalih
Tergugat tersebut tidak berdasar dan patut diabaikan.

- Tergugat mencoba berdalih bahwa dirinya adalah pemilik yang sah dari
Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32 karena adanya pengakuan negara
melalui surat Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional DKI
Jakarta dan SHGB No. 1010. Padahal, surat tersebut dan SHGB No. 1010
terbit karena perbuatan melawan hukum Tergugat yang telah secara tanpa
hak memohonkan sertifikat kepada Turut Tergugat. Bagaimana mungkin
Tergugat mendalihkan dirinya berhak berdasarkan dokumen-dokumen
yang merupakan bukti dari perbuatan melawan hukumnya? Karenanya,
kami berkeyakinan bahwa Majelis Hakim Yang Terhormat dapat melihat
bahwa dalih Tergugat tersebut tidak berdasar dan patut diabaikan.

19. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, sudah tidak terbantahkan lagi bahwa Jual
Beli Bangunan Dan Pelepasan Hak Serta Kepentingan Atas Tanah tertanggal 12
Desember 1991 adalah sah dan tetap mengikat para pihak dalam hal ini adalah
Penggugat dan Tergugat. Oleh karenanya, telah terbukti dan tidak terbantahkan
lagi bahwa Penggugat merupakan pemegang hak yang sah atas Tanah Dan
Bangunan Cokro No. 32.

Tergugat Tidak Dapat Membantah Segala Perbuatan Melawan Hukum


Yang Telah Dilakukannya

Perbuatan Melawan Hukum Pertama

20. Sebagaimana telah dijelaskan di atas dan dalam Gugatan, bahwa perbuatan
melawan hukum pertama yang dilakukan oleh Tergugat adalah, secara tanpa
hak, melakukan permohonan sertifikat hak guna bagunan atas Tanah Dan

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
11
W W S

Bangunan Cokro No. 32 kepada Turut Tergugat (vide angka 6 dan 7 halaman 3
Gugatan).

21. Dalam Jawabannya, Tergugat tidak sekalipun mampu membantah bahwa


dirinya telah memohonkan sertifikat kepada Turut Tergugat untuk Tanah Dan
Bangunan Cokro No. 32. Sehubungan dengan itu, sebagaimana telah dijelaskan
pada bagian atas, Tergugat juga telah memberikan bukti yang sempurna bahwa
dirinya telah menyerahkan hak atas Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32.
Karenanya, telah jelas bagi Majelis Hakim Yang Terhormat bahwa Tergugat tidak
dapat memungkiri fakta atas perbuatan melawan hukum pertamanya.

22. Karena tidak mampu memungkiri fakta bahwa dirinya telah, secara tanpa hak,
memohonkan sertifikat untuk Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32, Tergugat
malah memilih bersikeras dan mencoba mengalihkan perhatian Majelis Hakim
Yang Terhormat dengan menyebutkan bahwa dasar permohonan sertifikat
tersebut adalah hak yang diperoleh Tergugat dengan pembelian pada 10
Desember 1990 (vide angka 14 halaman 12 Jawaban).

Padahal, Tergugat juga mengakui bahwa pada tanggal 12 Desember 1991,


Tergugat telah menyerahkan segala haknya atas Tanah Dan Bangunan
Cokro No. 32 kepada Penggugat (vide angka 3 halaman 8 Jawaban).

Lebih lanjut, Tergugat sendiri berdalih bahwa permohonan Hak Guna Bangunan
kepada Turut Tergugat dilakukannya pada 12 Oktober 1992 (vide angka 17
paragraf 2 halaman 14 Jawaban).

23. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, bukan hanya Tergugat tidak mampu
membantah perbuatan melawan hukum pertamanya, Tergugat juga,
berdasarkan dalilnya sendiri, telah memberikan bukti yang sempurna bahwa
pada saat permohonan sertifikat atas Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32
dilakukannya, dirinya tidak memiliki hak apapun atas Tanah Dan Bangunan
Cokro No. 32.

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
12
W W S

24. Lebih lanjut, Tergugat mencoba mempertanyakan mengapa Penggugat baru saat
ini mempermasalahkan perbuatan melawan hukum Tergugat. Padahal, telah jelas
sekali dalam Gugatan bahwa Penggugat melakukan gugatan saat ini karena
Tergugat baru saat ini pula melakukan gangguan-gangguan terhadap hak
Penggugat sebagai pemegang hak yang sah atas Tanah Dan Bangunan Cokro No.
32. (vide angka 9 sampai dengan 11 halaman 4 Gugatan).

Lagipula, Tergugat tidak dapat mempermasalahkan hak Penggugat untuk


mempertahankan haknya untuk melakukan gugatan karena hak tersebut diatur
jelas dalam Pasal 1967 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, sebagaimana
kami kutip di bawah ini:

“Segala tuntutan hukum, baik yang bersifat perbendaan maupun yang bersifat
perseorangan, hapus karena daluwarsa dengan lewatnya waktu tiga puluh
tahun, sedangkan siapa yang menunjukkan akan adanya daluwarsa itu tidak usah
mempertunjukkan suatu alas hak, lagi pula tak dapatlah dimajukan terhadapnya
sesuatu tangkisan yang didasarkan kepada itikadnya yang buruk”

25. Oleh karenanya, telah jelas bahwa SHGB No. 1010 yang diterbitkan oleh Turut
Tergugat adalah sebagai akibat dari perbuatan melawan hukum Tergugat,
karenanya harus dinyatakan batal demi hukum dan tidak memiliki kekuatan
hukum.

Perbuatan melawan hukum kedua dan ketiga Tergugat

26. Sebagaimana telah disampaikan dalam Gugatan, bahwa perbuatan melawan


hukum kedua yang dilakukan oleh Tergugat adalah, secara tanpa hak dan tanpa
izin dari Penggugat, memasuki Tanah Dan Bangunan Cokro No.32 dan
memasang suatu plang pengumuman berukuran besar yang menyebutkan ”Tanah
Ini Milik PT Dwibina Prima” (vide angka 9 halaman 4 Gugatan). Kemudian,

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
13
W W S

perbuatan melawan hukum ketiga Tergugat adalah tindakan Tergugat yang telah
memasuki Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32 tanpa seizin Penggugat dan
menyurati seluruh penyewa yang ada di Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32
menyampaikan seolah-olah Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32 adalah milik
Tergugat dan meminta seluruh penyewa untuk mengosongkan Tanah Dan
Bangunan Cokro No. 32. (vide angka 10 dan 11 halaman 4 Gugatan).

27. Dalam Jawabannya, Tergugat tidak sekalipun mampu membantah bahwa


dirinya telah memasuki Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32 dan memasang plang
pengumuman berukuran besar yang menyebutkan ”Tanah Ini Milik PT Dwibina
Prima”. Tergugat juga tidak mampu membantah bahwa dirinya telah
memasuki Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32 tanpa seizin Penggugat dan
menyurati seluruh penyewa yang ada di Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32
menyampaikan seolah-olah Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32 adalah milik
Tergugat dan meminta seluruh penyewa untuk mengosongkan Tanah Dan
Bangunan Cokro No. 32. Karenanya, telah jelas bagi Majelis Hakim Yang
Terhormat bahwa Tergugat tidak dapat memungkiri fakta atas perbuatan melawan
hukum kedua dan ketiga.

28. Karena tidak mampu memungkiri fakta bahwa dirinya telah melakukan tindakan-
tindakan tersebut di atas, Tergugat malah memilih bersikeras dengan berdalih
bahwa adalah sesuatu yang wajar untuk Tergugat melakukan segala perbuatan
tersebut di atas karena Tergugat adalah pemilik dari Tanah Dan Bangunan Cokro
No. 32 (vide paragraf ketiga angka 12 halaman 12 Jawaban). Padahal, Tergugat
telah memberikan bukti yang sempurna bahwa dirinya telah melepaskan segala
hak atas Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32 sejak 12 Desember 1991 (vide angka
3 halaman 8 Jawaban).

29. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, bukan hanya Tergugat tidak mampu
membantah perbuatan melawan hukum kedua dan ketiga, Tergugat juga,
berdasarkan dalilnya sendiri, telah memberikan bukti yang sempurna bahwa
pada saat perbuatan-perbuatan tersebut dilakukannya, dirinya tidak memiliki hak
apapun atas Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32.

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
14
W W S

Tergugat Tidak Dapat Membantah Segala Kerugian Yang Diderita Oleh


Penggugat Akibat Perbuatan Melawan Hukum Tergugat

30. Mohon perhatian Majelis Yang Terhormat, sebagaimana telah kami sampaikan
dalam Gugatan bahwa akibat tindakan Tergugat yang telah memasuki Tergugat
juga telah, secara tanpa hak dan tanpa izin dari Penggugat, memasuki Tanah
Dan Bangunan Cokro No. 32, memaksa Penggugat untuk menambah personil
keamanan di Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32, sejak bulan Februari 2015 guna
mencegah tindakan-tindakan lainnya dari Tergugat. Biaya yang Penggugat
keluarkan untuk penambahan personil keamanan tersebut adalah Rp. 53.500.000,-
(Lima Puluh Tiga Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) per bulan sejak Februari 2015.

31. Tindakan Tergugat yang telah, secara tanpa hak dan tanpa izin dari
Penggugat, memasuki Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32, memasang plang
pengumuman dan menyurati para penyewa di Tanah Dan Bangunan Cokro No.
32, juga telah menyebabkan para penyewa tersebut memutuskan untuk tidak
memperpanjang sewanya. Sehingga, Penggugat menderita kerugian sebesar Rp.
125.000.000,- (Seratus Dua Puluh Lima Juta Rupiah) per bulan sejak Februari
2015.

32. Selain dari kerugian materiil tersebut di atas, Penggugat juga menderita kerugian
immateriil berupa rusaknya reputasi Penggugat akibat perbuatan Tergugat yang
telah, secara tanpa hak, memasang plang pengumuman, memasuki Tanah Dan
Bangunan Cokro No. 32 dan menyampaikan Surat Tergugat Kepada Penyewa.
Padahal Penggugat telah bertahun-tahun bersusah payah menjaga reputasinya
tersebut. Adapun jumlah kerugian immateriil Penggugat dapat diestimasikan
sebesar Rp 10.000.000.000,- (Sepuluh Miliar Rupiah).

33. Bahwa dalam Jawabannya Tergugat sama sekali tidak dapat membantah atau
menyangkal mengenai perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat
serta mengenai segala kerugian (baik materiil maupun imateriil) yang timbul
akibat perbuatan hukum yang dilakukan oleh Tergugat.

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
15
W W S

34. Mohon perhatian Majelis Yang Terhormat bahwa hal-hal yang tidak dapat
dibantah adalah identik sebagai pengakuan. Hal ini sejalan dengan pendapat para
ahli hukum, antara lain, sebagaimana kami kutip di bawah ini:

M. Yahya Harahap, S.H., dalam bukunya yang berjudul “Hukum Acara Perdata”,
penerbit Sinar Grafika halaman 727 menyebutkan:

“1. Bentuk Penyampaian Pengakuan

a) Bentuk lisan;
b) Bentuk tulisan

2. Cara melakukan Pengakuan

Terdapat beberapa cara yang dianggap identik sebagai pengakuan:

a. Dilakukan secara tegas (expressis verbis);


b. Dilakukan dengan diam-diam, dalam arti tidak mengajukan bantahan
atau sangkalan,
c. Mengajukan bantahan tanpa alas an dan dasar hukum yang jelas.”

35. Terhadap hal-hal yang tidak dapat dibantah dapat dianggap identik sebagai
pengakuan tersebut, Mahkamah Agung Republik Indonesia juga berpendapat
sama, sebagaimana kami kutip di bawah ini:

- Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 395 K/Sip/1971,


tanggal 10 Juli 1971 dalam kaidah hukumnya menyebutkan:

“Seorang ahli waris, tidak hadir dalam pembagian harta warisan di hadapan
kepala desa, meskipun telah dipanggil beberapa kali. Namun, ahli waris yang
tidak hadir itu setelah ada pembagian tersebut, bersikap diam dan melakukan
perbuatan-perbuatan yang mengandung arti adanya “pengakuan secara
diam-diam” (implicite) atas pembagian warisan yang telah dilakukan.

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
16
W W S

Dengan adanya bukti “pengakuan secara diam-diam” tersebut, maka


pembagian harta warisan yang telah terjadi adalah sah menurut hukum”.

- Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 986 K/Sip/1971,


tangal 22 Maret 1972 dalam kaidah hukumnya menyebutkan:

“Dalam persidangan pihak Tergugat tidak membantah “surat silsilah


keluarga”, bahkan membenarkannya isi surat tersebut. Jawaban tidak
membantah dan membenarkan tersebut, sama dengan pengakuan
Tergugat, sehingga penunjukan/penetapan siapa ahli waris dinilai telah
terbukti dan dapat dikabulkan”.

36. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, sudah tidak terbantahkan lagi bahwa
Tergugat mengakui telah melakukan perbuatan melawan hukum yang
mengakibatkan kerugian terhadap Penggugat. Oleh karenanya, telah terbukti
dan tidak terbantahkan lagi bahwa Tergugat telah melakukan perbuatan melawan
hukum yang mengakibatkan kerugian terhadap Penggugat.

DALAM PROVISI

37. Mohon perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat bahwa permohonan provisi
yang kami mohonkan dalam perkara a quo adalah untuk mencegah terjadinya
kerugian yang lebih besar terhadap Penggugat akibat dari perbuatan melawan
hukum Tergugat.

38. Kekhawatiran Penggugat akan timbulnya kerugian yang lebih besar akibat
perbuatan melawan hukum Tergugat semakin terbukti dari Jawaban yang
disampaikan Tergugat. Alih-alih menyesali dan berusaha menghindari timbulnya
kerugian yang lebih besar terhadap Penggugat, Tergugat malah bersikeras dan
mendalilkan bahwa segala perbuatan melawan hukumnya tersebut adalah wajar
(vide angka 12 sampai angka 15 halaman 12 Jawaban).

39. Artinya, dapat diduga, Tergugat akan melakukan lagi perbuatan-perbuatan


melawan hukumnya apabila Majelis Hakim Yang Terhormat tidak memberikan

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
17
W W S

putusan provisi yang melarang Tergugat untuk kembali melakukan segala


perbuatan melawan hukumnya terhadap Penggugat.

40. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas Majelis Hakim Yang Terhormat telah
memiliki alasan yang nyata untuk mengabulkan permohonan provisi Penggugat
secara keseluruhan.

MENGENAI PERMOHONAN SITA JAMINAN

41. Mohon perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat, dalam Jawabannya, Tergugat
sama sekali tidak dapat permohonan sita jaminan Penggugat (vide angka 20 dan
angka 21 halaman 7 Gugatan).

42. Lebih lanjut, melalui Jawaban Tergugat, Majelis Hakim Yang Terhormat dapat
melihat dengan jelas bahwa Tergugat masih saja mencoba menghindari tanggung
jawabnya. Karenanya, adalah wajar bagi Penggugat untuk memiliki persangkaan
yang beralasan bahwa Tergugat akan mengalihkan Tanah Dan Bangunan Cokro
No. 32 kepada pihak lain. Karenanya, untuk menjamin agar Gugatan ini tidak sia-
sia (illusoir) di kemudian hari, maka sesuai dengan hukum yang berlaku,
khususnya Pasal 227 (1) HIR, Penggugat mohon agar Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat berkenan untuk terlebih dahulu, sebelum menjatuhkan putusan akhir atas
Gugatan a quo, meletakkan sita atas Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32.

Berdasarkan keseluruhan hal yang telah Penggugat jelaskan di atas, telah cukup
alasan bagi Majelis Hakim Yang Terhormat untuk mengabulkan Gugatan Penggugat
untuk seluruhnya.

DALAM REKONPENSI

1. Bahwa segala hal yang telah diuraikan pada bagian Konpensi di atas dianggap
sebagai bagian yang integral dan tidak terpisahkan dari bagian dalam Rekonpensi
ini.

DALAM EKSEPSI

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
18
W W S

Gugatan Rekonpensi Kabur (Exceptie Obscuur Libel)

Gugatan Rekonpensi Tidak Jelas Dan Kabur Karena Kerugian Yang Didalilkan Tidak
Beralasan dan Mengada-ada

2. Kami mohon perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat bahwa Penggugat


Rekonpensi telah sama sekali gagal merumuskan secara jelas dan rinci dasar
perhitungan kerugian yang Penggugat Rekonpensi tuduhkan telah dideritanya –
seluruh kerugian yang didalilkan oleh Penggugat Rekonpensi hanya didasarkan
pada asumsi belaka.

3. Sehubungan dengan hal ini, Pasal 8 Rv mengharuskan pokok-pokok gugatan


disertai kesimpulan yang jelas dan tertentu (een duidelijk en bepaalde conclusive).

4. Lebih lanjut, Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam berbagai


yurisprudensinya kerap kali menyatakan gugatan tidak dapat diterima karena
tuntutan ganti ruginya tidak berdasar, , antara lain, sebagaimana disebutkan dalam
Yurisprudensi Makamah Agung Republik Indonesia No. 550 K/Sip/1979
tanggal 31 Mei 1980, yang menyatakan bahwa:

“Petitum tentang ganti rugi harus dinyatakan tidak dapat diterima karena tidak
diadakan perincian mengenai kerugian-kerugian yang dituntut..”

5. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, kami berkeyakinan Majelis Hakim Yang


Terhormat telah memiliki alasan yang cukup untuk menyatakan Gugatan
Rekonpensi tidak dapat diterima karena Penggugat Rekonpensi bahkan tidak
dapat merumuskan kerugiannya secara jelas dan rinci.

DALAM POKOK PERKARA REKONPENSI

Tergugat Rekopensi Adalah Pemegang Hak Yang Sah Atas Tanah Dan Bangunan

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
19
W W S

6. Tergugat Rekonpensi secara tegas menolak dalil-dalil yang disampaikan oleh


Penggugat Rekonpensi dalam angka 1 sampai dengan 6 halaman 16 dan 17
Jawaban yang pada intinya mendalilkan bahwa Penggugat Rekonpensi adalah
pemilik atas Tanah Dan Bangunan Cokro No.32.

7. Sebagaimana telah kami sampaikan dalam Gugatan bahwa Penggugat


Rekonpensi telah menjual, melepas dan menyerahkan seluruh hak dan
kepentingannya atas Tanah Dan Bangunan Cokro No.32 kepada Tergugat
Rekonpensi berdasarkan Jual Beli Bangunan Dan Pelepasan Hak Serta
Kepetingan Atas Tanah tertanggal 12 Desember 1991 (vide angka 2 halaman 3
Gugatan).

8. Selanjutnya, fakta tersebut di atas juga telah diperkuat dengan pengakuan


tertulis dari Penggugat Rekonpensi kepada Majelis Hakim Yang Terhormat
dalam Jawabannya yang telah mengakui bahwa dirinya telah menjual, melepas
dan menyerahkan seluruh hak dan kepentingannya terhadap Tanah Dan Bangunan
Cokro No. 32 kepada Tergugat Rekonpensi sejak 12 Desember 1991 dengan
menyatakan bahwa Penggugat Rekonpensi telah menandatangani Jual Beli
Bangunan Dan Pelepasan Hak Serta Kepentingan Atas Tanah pada tanggal 12
Desember 1991, sebagaimana kami kutip di bawah ini:

“Bahwa tanggal 12 Desember 1991 Tergugat dan Penggugat telah


menandatangani Perjanjian Jual Beli Bangunan Dan Pelepasan Hak serta
kepentingan atas tanah dengan Penggugat atas sebidang tanah seluas ± 1754 M2
dan bangunan yang diatasnya seluas ± 923 M2 yang beralamat di jalan H.O.S.
Cokroaminoto No. 32, Menteng, Jakarta Pusat.”

(vide angka 3 halaman 8 Jawaban).

9. Terhadap pengakuan Penggugat Rekonpensi di atas, Tergugat Rekonpensi mohon


perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat akan ketentuan Pasal 1925 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata yang menyatakan bahwa pengakuan adalah
bukti sempurna bagi pihak yang membuatnya.

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
20
W W S

10. Lebih lanjut, sebagaimana telah dijelaskan pada bagian Konpensi di atas,
berdasarkan Pasal 2 Jual Beli Bangunan Dan Pelepasan Hak Serta Kepentingan
Atas Tanah tertanggal 12 Desember 1991, Tergugat Rekonpensi telah
melakukan pembayaran secara penuh kepada Penggugat Rekonpensi dan
Penggugat Rekonpensi telah menerima pembayaran tersebut dari Tergugat
Rekonpensi.

11. Oleh karenanya, dalil Penggugat Rekonpensi yang menyatakan bahwa Penggugat
Rekonpensi merupakan pemilik Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32 adalah
keliru, tidak berdasar dan mengada-ada.

12. Lebih lanjut, Penggugat Rekonpensi kemudian mencoba untuk berdalih bahwa
Tergugat Rekonpensi mengakui bahwa Tergugat adalah pemilik Tanah Dan
Bangunan Cokro No. 32 (vide angka 7 dan 8 halaman 17 dan 18 Jawaban).
Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian pokok perkara Dalam Konpensi di atas,
dalih tersebut adalah tidak relevan, karena bahkan dalam menyusun dalih tersebut
Penggugat Rekonpensi mencoba melarikan subyek hukum Tergugat Rekonpensi
(suatu perseroan terbatas) menjadi seorang individual. Kemudian Penggugat
Rekonpensi juga menyebutkan bahwa permohonan sertifikat yang dilakukan atas
nama Penggugat Rekonpensi merupakan pengakuan Penggugat. Bagaimana
mungkin Penggugat Rekonpensi mendalihkan bahwa permohonan yang dilakukan
olehnya dan untuk kepentingannya sendiri merupakan pengakuan dari Tergugat
Rekonpensi? Karenanya, kami berkeyakinan bahwa Majelis Hakim Yang
Terhormat dapat melihat bahwa dalih Penggugat Rekonpensi tersebut tidak
berdasar dan patut diabaikan.

13. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, sudah tidak terbantahkan lagi bahwa Jual
Beli Bangunan Dan Pelepasan Hak Serta Kepentingan Atas Tanah tertanggal 12
Desember 1991 adalah sah dan tetap mengikat para pihak dalam hal ini adalah
Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi. Oleh karenanya, telah terbukti
dan tidak terbantahkan bahwa Tergugat Rekonpensi merupakan pemegang
hak yang sah atas Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32.

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
21
W W S

Tergugat Rekonpensi Tidak Pernah Melakukan Perbuatan Melawan


Hukum Terhadap Penggugat Rekonpensi

14. Tergugat Rekonpensi menolak secara tegas dalil-dalil yang disampaikan oleh
Penggugat Rekonpensi dalam angka 10 sampai dengan 13 halaman 19 dan 20
Jawaban yang pada intinya mendalilkan bahwa Tergugat Rekonpensi telah
melakukan perbuatan melawan hukum.

15. Sebagaimana telah kami sampaikan di atas, bahwa Tergugat Rekonpensi adalah
pemegang hak yang sah atas Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32. Oleh
karenanya, sangat tidak masuk akal tuduhan Penggugat Rekonpensi yang
menyatakan bahwa tindakan Tergugat Rekonpensi yang telah menguasai dan
menyewakan Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32 adalah suatu perbuatan
melawan hukum (vide angka 10 sampai angka 13 halaman 19 dan 20 Jawaban).
Bagaimana mungkin Tergugat Rekonpensi dituduh melakukan perbuatan
melawan hukum dengan menguasai dan menyewakan tanah dan bangunan milik
Tergugat Rekonpensi sendiri?

16. Mohon perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat bahwa sebagaimana telah kami
sampaikan pada bagian Dalam Konpensi di atas Penggugat Rekonpensilah yang
melakukan perbuatan melawan hukum.

17. Karenanya, berdasarkan fakta-fakta di atas, telah cukup alasan bagi Majelis
Hakim Yang Terhormat untuk menolak Gugatan Rekonpensi Penggugat
Rekonpensi secara keseluruhan.

Tidak Ada Kerugian Yang Diderita Oleh Penggugat Rekonpensi.

Penggugat Rekonpensi mendasarkan tuntutan ganti ruginya pada peristiwa yang


mengada-ada (illusioner)

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
22
W W S

18. Tergugat Rekonpensi menolak secara tegas dalih Penggugat Rekonpensi yang
pada intinya menyatakan bahwa dirinya menderita kerugian materiil karena
Tergugat Rekonpensi belum melakukan pembayaran kepada Penggugat
Rekonpensi atas transaksi jual beli Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32.
Kemudian, Penggugat Rekonpensi juga menuduh bahwa Tergugat Rekonpensi
tanpa hak menikmati dan menggunakan tanah dan bangunan dimaksud (vide
angka 14a dan 14b halaman 20 dan 21 Jawaban).

19. Padahal, faktanya, Penggugat Rekonpensi telah menerima pembayaran


secara penuh dari Tergugat Rekonpensi. Hal mana terbukti dengan jelas
dalam Pasal 2 Jual Beli Bangunan Dan Pelepasan Hak Serta Kepetingan Atas
Tanah tertanggal 12 Desember 1991. Justru sebaliknya, Penggugat Rekonpensi
tidak memiliki dasar sama sekali untuk memperkuat upayanya memutar-balikkan
fakta tersebut.

20. Lebih lanjut, hak Tergugat Rekonpensi untuk menikmati dan menggunakan Tanah
Dan Bangunan Cokro No. 32 adalah jelas, karena Tergugat Rekonpensi adalah
pemilik sah dari Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32.

21. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, seluruh tindakan Tergugat Rekonpensi yang
dituduhkan oleh Penggugat Rekonpensi adalah keliru, tidak berdasar dan
mengada-ada. Karenanya, tidak mungkin timbul kerugian terhadap Penggugat
Rekonpensi yang diakibatkan oleh suatu peristiwa yang tidak pernah terjadi
(illusioner).

22. Bahwa selain tidak mungkin timbul kerugian karena suatu peristiwa yang tidak
pernah terjadi, Penggugat Rekonpensi juga sama sekali tidak mampu untuk
memberikan perhitungan yang jelas dan rinci atas kerugian illusioner yang
dituduhkannya.

Perhitungan kerugian immaterial Penggugat Rekonpensi adalah mengada-ada

23. Penggugat Rekonpensi mendalilkan bahwa akibat dari tindakan Tergugat


Rekonpensi yang telah mengajukan Gugatan telah mengakibatkan Penggugat

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
23
W W S

Rekonpensi menderita kerugian immaterial karena merasa malu dan tertekan di


hadapan kalangan bisnis (vide angka 14c halaman 21 Jawaban).

24. Mohon perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat bahwa hak Tergugat
Rekonpensi untuk mengajukan Gugatan a quo dilindungi dengan jelas dan
tegas dalam Pasal 17 Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Manusia (“UU HAM”), sebagaimana kami kutip berikut ini:

“Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak untuk memperoleh keadilan dengan


mengajukan permohonan, pengaduan, dan gugatan baik dalam perkara pidana,
perdata, maupun administrasi serta diadili melalui proses peradilan yang bebas
dan tidak memihak, sesuai dengan hukum acara yang menjamin pemeriksaan
yang objektif oleh hakim yang jujur dan adil untuk memperoleh putusan yang adil
dan benar”.

25. Berdasarkan ketentuan Pasal 17 UU HAM tersebut di atas, telah jelas kiranya
bahwa Penggugat Rekonpensi tidak dapat meminta ganti rugi dalam bentuk
apapun terhadap Tergugat Rekonpensi sehubungan dengan pelaksanaan hak
Tergugat Rekonpensi yang dijamin oleh undang-undang. Karenanya, telah
jelas bagi Majelis Hakim Yang Terhormat bahwa tuntutan ganti rugi immateriil
yang diajukan oleh Penggugat Rekonpensi adalah tidak berdasar dan mengada-
ada.

26. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, telah jelas kiranya bagi Majelis Hakim Yang
Terhormat bahwa perhitungan kerugian Penggugat Rekonpensi (baik materiil
maupun immaterial) adalah tidak berdasar dan mengada-ada. Karenanya, telah
cukup alasan bagi Majelis Hakim Yang Terhormat untuk menolak seluruh
Gugatan Rekonpensi.

Berdasarkan keseluruhan uraian di atas, maka Penggugat/Tergugat Rekonpensi


memohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat yang memeriksa dan mengadili
perkara a quo untuk menjatuhkan putusan dengan amar sebagai berikut:

DALAM KONPENSI

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
24
W W S

DALAM EKSEPSI KOMPETENSI ABSOLUT

1. Menolak eksepsi kompetensi absolut yang diajukan Tergugat secara keseluruhan;

2. Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berwenang memeriksa perkara ini;


dan

3. Menyatakan Gugatan yang diajukan oleh Penggugat dapat diterima.

DALAM PROVISI

1. Mengabulkan permohonan provisi Penggugat secara keseluruhan;

2. Menghukum Tergugat atau siapa pun perwakilannya untuk tidak memasuki


wilayah Tanah Dan Bangunan Cokro No. 32;
3. Menyatakan Tergugat atau siapapun perwakilannya tidak berhak meminta kepada
penyewa untuk mengosongkan Tanah dan Bangunan Cokro No. 32;

4. Menghukum Tergugat atau siapa pun perwakilannya untuk tidak menyurati


ataupun memberikan informasi kepada seluruh penyewa yang ada di Tanah Dan
Bangunan Cokro No. 32 dan menyampaikan seolah olah Tanah Dan Bangunan
Cokro No. 32 adalah milik Tergugat; dan

5. Menghukum Tergugat untuk mencabut plang pengumuman berukuran besar di


Tanah dan Bangunan Cokro No. 32 yang menyebutkan “tanah Ini Milik PT.
Dwibina Prima” dan melarang Tergugat untuk memasang pengumuman dalam
bentuk apapun di Tanah dan Bangunan Cokro No. 32.

DALAM POKOK PERKARA

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
25
W W S

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum;

3. Menyatakan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 1010 tertanggal 22 April 1993
sebagai batal demi hukum dan tidak mempunyai kekuatan hukum;

4. Menyatakan bahwa Penggugat adalah pemilik sah terhadap segala hak dan
kepentingan dari sebidang tanah seluas ± 1.730 M2 (seribu tujuh ratus tiga puluh
meter persegi) dan bangunan yang ada diatasnya seluas ± 923 M2 (Sembilan ratus
dua puluh tiga meter persegi) yang beralamat di Jl. HOS Cokroaminoto No. 32,
Menteng Jakarta Pusat;

5. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi atas kerugian materiil


Penggugat sebesar Rp. 178.500.000,- (seratus tujuh puluh delapan juta lima ratus
ribu Rupiah) per bulan sejak Februari 2015 sampai putusan ini berkekuatan
hukum tetap, yang terdiri dari:

a. Biaya yang diperlukan untuk penambahan personil keamanan sebesar Rp.


53.500.000,- (lima puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah) per bulan sejak
Februari 2015 sampai putusan ini berkekuatan hukum tetap; dan

b. Kerugian atas hilangnya potensi keuntungan Penggugat akibat tidak


diperpanjangnya sewa pada tanah dan Bangunan Cokro No. 32 sebesar Rp.
125.000.000,- (seratus dua puluh lima juta Rupiah) perbulan sejak Februari
2015 sampai putusan ini berkekuatan hukum tetap.

6. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi immateriil Penggugat sebesar


Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah);

7. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan lebih dahulu meskipun
ada upaya perlawanan, banding atau kasasi (uit vorbaar bij vorrard);

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
26
W W S

8. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang telah diletakkan atas sebidang
tanah seluas ± 1730 M2 (seribu tujuh ratus tiga puluh meter persegi) dan
bangunan yang ada di atasnya seluas ± 923 M2 (sembilan ratus dua puluh tiga
meter persegi) yang beralamat di Jl. HOS Cokroaminoto No. 32, Menteng, Jakarta
Pusat;

9. Memerintahkan turut Tergugat untuk mencatatkan sertifikat Hak Guna Bangunan


No. 1010 tertanggal 22 April 1993 sebagai Batal demi hukum dan tidak
mempunyai kekuatan hukum pada pencatatan administrasi Turut Tergugat; dan

10. Menghukum dan memerintahkan Tergugat untuk membayar semua ongkos dan
biaya perkara.

DALAM REKONPENSI

DALAM EKSEPSI

1. Mengabulkan eksepsi yang diajukan oleh Tergugat Rekonpensi secara


keseluruhan;

2. Menyatakan Gugatan Rekonpensi kabur (Exceptie Obscuur Libel); dan

3. Menyatakan Gugatan Rekonpensi yang diajukan oleh Penggugat Rekonpensi


tidak dapat diterima (niet onvakelijk verklaraad).

Atau apabila Majelis Hakim Yang Terhormat berpendapat lain, maka Tergugat
Rekonpensi memohon Majelis Hakim Yang Terhormat untuk memberikan putusan dalam
pokok perkara rekonpensi sebagai berikut:

DALAM POKOK PERKARA

1. Menolak Gugatan Rekonpensi yang diajukan oleh Penggugat Rekonpensi untuk


seluruhnya; dan

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
27
W W S

2. Menghukum Penggugat Rekonpensi untuk membayar biaya perkara;

Atau apabila Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain mohon putusan yang
seadil-adil nya (ex aequo et bono).

Hormat kami,
Kuasa Hukum Penggugat
WWS Law Office

M. HILMAN MEHAGA. S. SH. ADITIA KIRANA, SH

Jalan Tirtayasa Raya No. 24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan-12160


T : +62 (21) – 29426256 F : +62 (21) - 29426254
www.wwslaw.com
28

Anda mungkin juga menyukai