Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGHANTAR ADMINISTRASI BISNIS


Tentang

PEMAHAMAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

Dosen Pembimbing
NADIA ANGRAINI, S.A.B., M.Si

Disusun Oleh : Andrea Neldi

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
ADABIAH PADANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
serta berbagai upaya, tugas makalah mata kuliah Pengantar Administrasi Bisnis
yang membahas tentang “Pemahaman Ilmu Administrasi Bisnis” dapat
diselesaikan dengan sangat baik dan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan
dengan Administrasi, dan serta informasi dari beberapa media publik yang
berhubungan dengan Adinistrasi. Dalam makalah ini munkin ada yang belum
sempurna. Maka dari itu diharapkan masukan positif untuk menyempurnakan
bagian demi bagian dari makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada semua yang
membacanya dan juga ilmu positifnya dapat dilaksanakan dalam dunia usaha
nanti.

Padang, 9 Desember 2022

Penulis

I
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………… I
Daftar Isi …………………………………………………………….. II
BAB I Pendahuluan……………………………………………. I
1.1. Latar Belakang Masalah………………………………. III
1.2 Perumusan Masalah…………………………………… III
1.3 Tujuan……………………………………………………. IV
BAB II Pembahasan Masalah……………………………….. V
2.1 Format Penyusunan AdministrasI
Bisnis……………………………………………………… V
2.2 Tujuan Adminitrsi Bisnis……………………………. VI
2.3 Sejarah Administrasi Bisnis………………………… VI
2.4 Administrasi Bisnis Pendukung
Sustainable Competitive Advantage……………… VII
2.5 Administrasi dan Birokrasi…………………………. IX
2.6 Administrasi dan Rotasi Jabatan…………………... X
BAB III Penutup…………………………………………………... XII
3.1 Kesimpulan………………………………………………. XII
3.2 Saran……………………………………………………….. XII
Daftar Pustaka………………………………………………………. XIII

II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Administrasi Bisnis adalah proses penyelenggaraan kegiatan untuk memproduksi
barang atau jasa yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk memperoleh profit dengan
memperhatikan berbagai aspek kehidupan masyarakat melalui organisasi sebagai wadah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fenomena adalah hal-hal yang dapat
disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah. Sedangkan
fenomena sosial adalah gejala-gejala atau peristiwa yang terjadi dan diamati dalam kehidupan
social.
Faktor penyebab terjadinya fenomena sosial terbagi dua, yaitu factor kultural dan
faktor struktural. Faktor kultural adalah faktor dimana penyebabnya berasal dari nilai-nilai
yang tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat. Sedangkan faktor struktural adalah
suatu keadaan yang menimbulkan pengaruh terhadap struktur yang tersusun oleh pola
tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana format administrasi bisnis.
2. Apa tujuan administrasi bisnis dalam lingkungan usaha
3. Bagaimana sejarah administrasi bisnis.

III
4. Apa isi Amdinistrasi Pendukung (Sustainable Competitive Advantage).
5. Bagaimana kaitan administrasi dan birokrasi.
6. Bagaimana system administrasi dan rotasi jabatan.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana format administrasi dan tujuan administrasi dalam
lingkungan usaha.
2. Mengetahui sejarah administrasi bisnis dan Sustainable Competitive Advantage.
3. Mengetahui system administrasi dan rotasi jabatan.

IV

BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

2.1 Format Penyusunan Administrasi Bisnis


Dalam penyusunan administrasi bisnis dilakukan dengan
mendasarkan pada dua format susunan, yaitu:
a. Penyusunan secara manual
b. Penyusunan secara modern
Penyusunan secara manual adalah suatu tata susunan administrasi bisnis yang
tersusun secara sistematis dengan mempergunakan perangkat komputer dan sejenisnya
namun tidak terkoneksi dengan jaringan internet. Setiap data dan informasi hanya bisa dibuka
jika ada password dan password itu hanya diketahui oleh pihak yang memiliki akses langsung
dengan sumber data tersebut.
Adapun penyusunan secara modern adalah suatu mekanisme susunan administrasi
bisnis yang tertata secara modern dengan melibatkan komputer dan perangkat informasi
teknologi lainnya yangterkoneksi secara internet serta memiliki jaringan kerja yang mampu
diakses oleh berbagai pihak.
Penggunaan kedua format penyusunan ini dilakukan berdasarkan dari kebutuhan
pihak pengguna. Misalnya bagi perusahaan bisnis umumnya lebih mempergunakan format
penyusunan secara modern,
namun pada data-data penting yang bersifat rahasia seperti blue print (cetak biru)
rencana bisnis atau inovasi produk maka format penyusunan administrasi secara manual
dianggap mewakili apa yang diinginkan.

Karena bagaimanapun sebuah blue print atau proses penciptaan produk sebelum
diluncurkan ke pasar harus sangat dirahasiakan oleh pihak perusahaan dengan tujuan agar
pesaing tidak mengetahui berbagai strategi yang akan diterapkan. Atau bagi pihak
manajemen perusahaan ini sering disebut dengan secret of company. Maka dari itu kewajiban
seluruh pihak lingkungan menjaga rahasia perusahaan.
2.2 Tujuan Administrasi Bisnis
Secara umum administrasi bisnis disusun dan dibuat untuk mewujudkan berbagai
tujuan. Adapun tujuan tersebut adalah,
a. Untuk menciptakan arah pekerjaan tertata sesuai dengan visi dan misi manajemen
perusahaan.
b. Untuk membangun pengawasan dan bisa menghindari dari kesalahan yang mungkin
timbul selama pekerjaan dilakukan.
c. Menumbuhkan kepercayaan kepada para stakeholders' terhadap kinerja perusahaan baik
secara jangka pendek dan jangka panjang.
Stakeholders' adalah mereka yang memiliki kepentingan terhadap keberadaan
perusahaan tersebut, seperti supplier, kreditur (perbankan, leasing, dan lain-lain), konsumen,
pemerintah, lembaga penilai, dan sebagainya. Kepercayaan para stakeholders' merupakan
jaminan yang mampu memberi kepercayaan diri kepada pihak manajemen perusahaan untuk
membangun kinerja yang tinggi.

2.3 Sejarah Administrasi Bisnis


Sejarah awal administrasi modern dimulai dan digagas oleh
seorang tokoh Amerika yang bernama Frederick Winslow Taylor yang
selanjutnya lebih dikenal dengan bapak manajemen modern. Gerakan
ini dimulai pada tahun 1886 yang menandai dua perkembangan penting
di bidang administrasi, yaitu ;

VI

a. Berakhirnya "status" administrasi sebagai seni semata-mata;


b. Tibanya era modern bagi administrasi yang disamping sebagai seni,
mulai berkembang sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan.
Tokoh yang dianggap berhasil dalam mengaplikasikan konsep FW Taylor salah
satunya adalah Henri Fayol yang merupakan seorang pekerja di sektor pertambangan. Fayol
mengamati bahwa karena ketidakmampuan pimpinan perusahaan untuk mengelola sumber-
sumber yang tersedia, perusahaan tersebut nyaris mengalami kehancuran.
Sebagai seorang ahli, Fayoi telah berusaha mencari factor-faktor penyebab kekurang-
berhasilan perusahaan tersebut mencapai tujuannya. Hasil Fayoi kemudian dituangkan dalam
satu buku yang berjudul “Administration Industrielle et Gerale” yang terbit pada tahun 1916.
Selanjutnya konsep dan ide pemikiran dari FW Taylor tersebut diaplikasikan ke
seluruh dunia oleh seluruh para pebisnis yang berada di berbagai negara. Sampai saat ini ide
dan konsep dari FW Taylor tersebut masih relavan untuk diterapkan dan dikaji oleh berbagai
peneliti yang tertuang dalam berbagai riset serta terpublikasi di berbagai jurnal dalam dan
luar negeri.

2.4 Administrasi Bisnis Pendukung Sustainable Competitive Advantage


(SCA)
Keunggulan bersaing yang berkelanjutan (Sustainable Competitive Advantage/SCA)
adalah keunggulan yang tidak mudah ditiru, membuat suatu perusahaan dapat merebut dan
mempertahankan posisinya sebagai pimpinan pasar.

VII

Keunggulan bersaing secara kompetitif di pasar secara berkelanjutan telah


memposisikan perusahaan tersebut mampu unggul di pasar pada jangka panjang
(sustainable), dan memang itu yang diinginkan oleh para stakeholders'. Kay menyatakan
bahwa keunggulan bersaing organisasi dapat dicapai melalui relational
architecture,reputation, innovation, dan strategic assets.
(Matthews, 2005) Aaker (1998) menyatakan bahwa di dalam suatu strategi setidaknya
terdapat empat faktor yang menjadi syarat terciptanya keunggulan bersaing yang
berkelanjutan (SCA), yaitu basis persaingan (basic of competition), arena bersaing (where
you compete),pesaing (whom you compete against), dan cara bersaing (how to complete).
Dan kita tidak bisa memungkiri jika penguasaan ilmu adminis-trasi yang baik
memungkinkan perusahaan tersebut untuk mampumewujudkan Sustainable Competitive
Advantage. Mengapa karena dengan adanya kerangka kerja (framework) administrasi
tersebut penataanlangkah-langkah sustainable akan bisa diwujudkan secara
berkesinambungan.
Beberapa bentuk kegagalan perusahaan disebabkan oleh ketidakmampuan ia
menciptakan inovasi produk sebagai bagian dari keinginan mewujudkan sustainable
competitive advantage karena lemahnya kerangka administrasi yang dimiliki. Sementara
penciptaan inovasi produk dibutuhkan sistematik data yang diperoleh secara baik dan
tersusun dengan teratur sehingga mudah untuk diperoleh kapan saja di inginkan.
Negara maju seperti Korea Selatan, Jepang, Prancis, Italia, serta khususnya Amerika
telah begitu perhatian tinggi pada penyusunan sistem administrasi yang modern. Salah satu
kekuatan mereka yang begitu rapi dalam bekerja juga didukung oleh perangkat manajemen
administrasi yang sustainable. Artinya sistem pendukung administrasi dibuat dengan konsep
jangka panjang. Karena itu administrasi yang bersifat jangka panjang haruslah penuh dengan
inovasi.

VIII

Negara maju seperti Korea Selatan, Jepang, Prancis, Italia, serta khususnya Amerika
telah begitu perhatian tinggi pada penyusunan sistem administrasi yang modern. Salah satu
kekuatan mereka yang begitu rapi dalam bekerja juga didukung oleh perangkat manajemen
administrasi yang sustainable. Artinya sistem pendukung administrasi dibuat dengan konsep
jangka panjang. Karena itu administrasi yang bersifat jangka panjang haruslah penuh dengan
inovasi.

2.5 Administrasi dan Birokrasi


Ada pendapat yang mengatakan jika administrasi yang baik adalah yang lancar dalam
urusan birokrasinya, dan begitu pula sebaliknya bahwa administrasi yang tidak baik adalah
yang terlalu tinggi urusan birokrasinya. Sehingga wajar jika tata susunan administrasi yang
baik adalah yang nilai birokrasinya sangat simple serta mudah untuk dipenuhi.
Memang birokrasi dapat dijadikan pendukung tata susunan aplikasi administrasi
secara lebih tersistem. Namun yang dimaksud disini adalah birokrasi tersebut telah terbangun
dengan sistem yang lebih baik dan modern serta representatif. Karena itu birokrasi memang
bisa membantu namun harus ada acuan penerapannya.
Dalam konsepsi Weber, birokrasi memerlukan aturan yang jelas, hirarki, spesialisasi
dan lingkungan yang relatif stabil.12) Memang ada yang berpendapat jika birokrasi yang
terlalu berbelit-belit sehingga memakan waktu yang terlalu lama, maka birokrasi tersebut
perlu dilakukan inovasi birokrasi atau publik sering menyebutnya dengan istilah reformasi
birokrasi.
Karena pada prinsipnya inovasi birokrasi harus dilakukan secara menyeluruh bukan
dalam konteks kecil saja. Ini sebagaimana dikatakan oleh Asropi, "Jika kemudian inovasi
dilaksanakan, hanya dalam intensitas yang kecil dan dilakukan terbatas pada level pimpinan
puncak." Inovasi, dalam hal ini sebagaimana reformasi administrasi didekati melalui
mekanisme top down (Caiden, 1969).

IX

Ada perbedaan konsep administrasi dengan pendekatan nilaitradisional dan modern.


Pendekatan tradisional birokrasi sangat mempersulit dan membutuhkan biaya untuk setiap
pelayanan yang diberikan serta membutuhkan waktu yang panjang sehingga penyelesaian
masalah sulit dilakukan secara cepat. Kondisi ini jelas merugikan para pihak yang
berhubungan dengan perusahaan termasuk tentunya kelompok investor.
Untuk itu, saat ini birokrasi perlu dikelola dengan paradigma New Public
Management (NPM) (Loffter, 1996) dengan ciri-ciri:
a. Orienting to service consumer or customers.
b. Personel management decentralization and resource.
c. Flexible in financial management.
d. Performances measured, comparison cost and achievement calculated.
e. Investment of development personnel quality and technology.
f. Listen carefully to competition (in) market.
Termasuk tentunya untuk mendukung pembentukan NPM seperti di atas adanya
penerapan the right man and the right place, yaitu menempatkan orang yang tepat sesuai
dengan job description masing- masing. Tujuannya agar terbentuknya sistem administrasi
yang modern.
2.5 Administrasi dan Birokrasi
Salah satu cara untuk membangun sistem administrasi yang modern dan bernilai saing
di pasar adalah dengan melakukan rotasi jabatan. Ada beberapa tujuan utama perlu
dilakukannya rotasi jabatan, yaitu:
a. Untuk membangun kompetensi penguasaan secara menyeluruh tidak hanya ahli dalam satu
bidang saja.
b. Menghilangkan kebosanan dalam bekerja. Karena ketika terlalu lama dalam satu jabatan
memungkinkan timbulnya kebosanan sebagai bentuk rutinitas aktivitas.

c. Menghilangkan kemungkinan terjadinya tindak korupsi. Jika terlalu lama membuat


seseorang mengerti bagaimana mengambil celah untuk melakukan korupsi.

Rotasi jabatan saat ini telah dianggap sebagai salah satu terobosan dalam membangun
kompetensi. Karena pada kenyataannya ketika seseorang telah menduduki sebuah jabatan
atau posisi pekerjaan selama 2 s/d 3 tahun maka sebenarnya ia telah sangat terampil dalam
bidang tersebut. Dan jika terlalu lama seperti sampai dengan 5 tahun lebih maka membuat ia
menjadi otoriter dalam pekerjaan tersebut, artinya sulit bagi orang lain untuk mengerti bidang
tersebut karena hanya ia yang menguasai sistem pekerjaannya dengan baik.
Contohnya seorang bagian keuangan yang telah menduduki posisi selama 6 tahun
lebih maka sulit pekerjaan tersebut dilakukan oleh orang lain, terutama dalam penyusunan
pos-pos dana kemana saja itu harus dimasukan dan kemana dana lebih tersebut harus
ditempatkan, atau sebagainya. Bahkan ketika ada rapat pimpinan memungkinkan pimpinan
harus memanggil atau menunggu datanya kepala keuangan untuk berbicara keuangan
disebabkan hanya ia yang paling mengerti dengan dalam tentang keuangan. Inilah yang
disebut dengan otoriter bidang keuangan.
XI

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam setiap dunia usaha,pasti mempunyai management dan juga
mempunyai satu tujuan yang sama. Karena secara ilmiah, manusia akan
membentuk kelompok yang di dasarkan pada rasionalitas dan kesamaan
pandang yang menghasilkan pola interaksi sebagai proses penyelenggaraan
kerjasama.
Berbagai proses penyelenggaraan tersebut meliputi kebijakan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengadilan. Dalam ilmu sosial, proses
terjadinya interaksi yang meliputi hal-hal tersebut dikategorikan ke dalam
ilmu administrasi.
Pada hakikatnya Aktivitas akuntansi meliputi pencatatan,
pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi bisnis. Bahkan, akuntansi juga
merupakan fungsi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan, perencanaan
biaya, dan pengukuran pengukuran kinerja ekonomi.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat berdampak positif bagi semua pembacanya
dan ilmunya dapat di terapkan di berbagai aspek usaha yang ada. Mulai dari
Mikro Bisnis hingga makro bisnis.
XII

DAFTAR PUSTAKA
Agus Sartono, 2000, Ringkasan Teori Manajemen Keuangan; Soal dan Penyelesaiannya,
BPFE-Yogyakarta.
Amin Widjaja Tunggal, 2001, Audit Kecurangan (Suatu Pengantar),Harvarindo, Jakarta.
Arens & Loebbecke, 1996, Auditing Pendekatan Terpadu, Salemba Empat, Jakarta,
(terjemahan).
Arifin, 2005, Peran Akuntan dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate Governance pada
Perusahaan di Indonesia (Tinjauan Perspektif Teori Keagenan), Disampaikan pada Sidang
Senat Guru Besar Universitas Diponegoro Dalam Rangka Pengusulan Jabatan Guru Besar,
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Arrens, Alvin., Randal, Beasley. 2003, Auditing and Assurance Service: An Integrated
Approach. Nine Edition. Prentice Hall, International Edition.
Asropi, Budaya Inovasi dan Reformasi Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi, Volume V,
Nomor 3, September 2008, hal. 246-255. Bambang Riyanto, 2001, Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan, BPFE, Yogyakarta.
Bambang Sudibyo, 1997, Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Balanced Scorecard:
Bentuk, Mekanisme, dan Prospek Aplikasinya pada BUMN, Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, Vol. 12. No. 4. Tahun 1997.
Barbara L. Gross dan Jagdish N. Sheth, "Time-Oriented Advertising: A. Content Analysis of
United States Magazine Advertising, 1890-1988, "Journal of Marketing, Vol. 53 (Oktober
1989), hlm.76-83.
Barry Render dan Jay Heizer, 2001, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi,Jakarta, Salemba
Empat, (terjemahan).
Basu Swastha, 2002, Pengantar Bisnis Modern (Pengantara Ekonomi Perusahaan Modern),
Edisi Ketiga, Yogyakarta, Liberty.
XIII

Anda mungkin juga menyukai