PRODI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2022/2023 Praktek Model Penjaringan (Kuesioner) Tes HIV A. Alur VCT: Pasien datang Daftar RM Pemeriksaan dokter di klinik umum TB/Non TB/Spesialis
Tes laboratorium Konseling VCT Di rujuk
B. Alur Model Penjaringan: 1. Bagikan angket kuesioner 2. Lakukan penyuluhan tentang HIV 3. Sarankan untuk mengisi 4. Nilai hasil angkat 5. Arahkan pasien VCT C. Materi Penyuluhan: 1. Definisi TB Paru 2. Penyebab TB Paru 3. Gejala/tanda TB Paru 4. Pengobatan TB 5. Peran keluarga/PMK 6. TB bisa sembuh 7. TB bisa kambuh 8. TB bisa (sulit) untuk sembuh 9. Kolaborasi TB HIV (perilaku penderita TB masa lalu) 10. Perlunya VCT D. Perlukah tempat khusus konseling: 1. Konseling VCRTB-HIV bersifat rahasia 2. Tempat konseling harus ruang tersendiri 3. Konseling hanya dapat dilakukan secara individu E. Komunikasi dalam konseling: 1. Bagian vital dalam memberikan informasi yang benar terkait masalah penyakit atau kondisi kesehatan tertentu, seperti: TB atau HIV/AIDS 2. Komunikasi interpersonal efektif: menggunakan keterampilan mikro komunikasi Komunikasi mikro meliputi: 1. Mendengar dengan penuh perhatian 2. Mengajukan pertanyaan 3. Menciptakan suasana hening 4. Perilaku non verbal 5. Menjadi cermin F. Keterampilan mengajukan pertanyaan: - Pertanyaan tertutup: Jenis pertanyaan dengan jawaban yang terbatas. Sebagian besar klien memberikan respon dengan jawaban satu kata “Sudah tahukah anda tentang penyakit TB” - Pertanyaan terbuka: Jenis pertanyaan dengan jawaban yang berkembang dan membuka kesempatan klien mendiskusikan dengan lebih banya. Pertanyaan terbuka umumnya dimulai dengan pertanyaan ‘Apa’, ‘Dimana’, ‘Bagaimana’, ‘Kapan’. “Aapa yang anda ketahui tentang penyakit TB”. - Pertanyaan mengarah: Pertanyaan mengarahkan adalah pertanyaan dalam proses komunikasi konseling yang menuntun klien untuk memberikan jawaban yang komunikator harapan agar mencapai tujuan komunikasi ‘Memakai masker itu penting. Anda menggunakannya bukan?’. G. Empat prinsip penularan HIV: 1. EXIT: Virus harus keluar tubuh manusia yang terinfeksi 2. SURVIVE: Virus harus dapat survive 3. SUFFICIENT: Jumlahnya harus cukup untuk dapat menginfeksi 4. ENTER: Virus harus masuk aliran darah orang yang diinfeksi H. Pendekatan tes HIV: INISIATIF KLIEN KTHIV
INISIATIF PETUGAS (PITC/KTIP)
I. Pra konseling VCT Pre Test:
1) Alasan untuk tes HIV 2) Pengetahuan tentang HIV/AIDS 3) Meluruskan pemahaman yang keliru 4) Kajian tingkat resiko individu 5) Informasi seputar tes HIV 6) Diskusi berbagai kemungkinan hasil test 7) Kemampuan mengatasi masalah 8) Kebutuhan dan dukungan 9) Perencanaan mengurangi risiko 10) Memahami tingkat pengertian 11) Pemberian waktu berfikir 12) Pembuatan keputusan yang dipahami 13) Membuat RTL J. Mendapatkan hasil tes HIV: Prinsip VCT: Hasil test hanya diberikan kepada klien melalui konseling, tatap muka, pada post test HIV dan bersifat rahasia Stategi I: 1) Darah di tes dengan ELISA/Rapid Test yang mempunyai sensifilitas tinggi 2) Hasil positif dianggap terinfeksi 3) Hasil negatif tidak terinfeksi 4) Strategi ini dipakai untuk: pelayanan tranfusi/transplantas, surveilans (di daerah pravelensi tinggi ≥ 10% Strategi II: Strategi ini dipakai untuk: surveilans HIV pada populasi dengan prevelansi rendah, pengulangan tes rekomendasi untuk mengurangi hasil positif palsu Strategi III: 1) Mirip strategi II tapi dilakukan pada seluruh sampel yang positif termasuk sampel dengan hasil berlawanan sesudah pengulangan test 2) Ketiga test harus menggunakan metode antigen yang berbeda 3) Bila salah satu dari ketiga tes negatif, maka hasil tes dianggap tidak dapat ditentukan