Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/348153770

STRATEGI PEMBIAYAAN COVID-19 DI INDONESIA

Article · December 2020

CITATIONS READS
0 4,139

3 authors:

Adinda Tri Wulandari Allysa Tiara


University of Indonesia University of Indonesia
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Muhammad Akbar Gumilang


University of Indonesia
4 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pemanfaatan Telemedis sebagai Solusi Digital Pelayanan Kesehatan Primer Lansia selama Pandemi COVID-19 View project

All content following this page was uploaded by Adinda Tri Wulandari on 02 January 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


STRATEGI PEMBIAYAAN COVID-19 DI INDONESIA
FINANCING STRATEGY FOR COVID-19 IN INDONESIA

Adinda Tri Wulandari, Allysa Tiara, Muhammad Akbar Gumilang


Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
E-mail:​ ​adinda.tri81@ui.ac.id​, allysa.tiara​@ui.ac.id​ , muhammad.akbar81​@ui.ac.id

ABSTRAK
Dalam upaya menyediakan dana kesehatan yang mencukupi dan berkesinambungan pada kondisi khusus seperti pandemi
COVID-19 ini, diperlukannya penyelenggaraan pembiayaan kesehatan yang baik dan strategis. Didasari hal tersebut,
penelitian ini dilakukan untuk melihat strategi pembiayaan kesehatan yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam
menangani COVID-19. Metode yang digunakan adalah penelitian pustaka atau ​library research ​yang berasal dari beberapa
sumber seperti artikel, berita, peraturan, ​website ​resmi, dan lain-lain yang berlokasi di Indonesia. Hasil memperlihatkan
bahwa Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan khusus terkait pembiayaan penanganan COVID-19 yang dananya
berasal dari berbagai sumber dengan total alokasi tambahan dana mencapai Rp 405,1 triliun. Mengingat besarnya alokasi
tambahan dana yang disediakan, perlu dilakukan pengawasan dan target pencapaian dari penyaluran dana agar pelaksanaan
penggunaan dana kesehatan untuk pembiayaan COVID-19 bisa berjalan dengan efektif.

Kata kunci: ​pembiayaan kesehatan, COVID-19, strategi pembiayaan, sumber dana pembiayaan

ABSTRACT
In effort to provide sufficient and sustainable health funds in special conditions such as the COVID-19 pandemic, it is
necessary to carry out good and strategic health financing. Based on this, this research was conducted to see the health
financing strategy undertaken by the Government of Indonesia in dealing with COVID-19. The method used is library
research or research library which comes from several sources such as articles, news, regulations, official websites, etc.
which are located in Indonesia. The results show that the Indonesian Government issued a special policy related to
financing handling of COVID-19, whose funds come from various sources with a total allocation of additional funds
reaching IDR 405.1 trillion. Given the large allocation of additional funds provided, it is necessary to monitor and target the
achievement of the distribution of funds so that the implementation of the use of health funds to finance COVID-19 can run
effectively.

Keywords:​ Health financing, COVID-19, financing strategy, source of financing funds

PENDAHULUAN

Subsistem Pembiayaan Kesehatan adalah suatu pengelolaan berbagai upaya


penggalian, pengalokasian, dan pembelanjaan dana kesehatan untuk mendukung
penyelenggaraan pembangunan kesehatan sehingga derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dapat tercapai. Tujuan diadakannya subsistem pembiayaan kesehatan
adalah agar tersedianya dana kesehatan dalam jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil,
merata, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna, tersalurkan sesuai
peruntukannya untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan.​1

Pada pelaksanaannya, subsistem pembiayaan kesehatan memiliki 3 (tiga) unsur yaitu


(1) dana; (2) sumber daya; dan (3) pengelolaan dana kesehatan. Dana pada pembiayaan
kesehatan diperoleh dan digali dari anggaran pemerintah (pemerintah pusat dan pemerintah
daerah), masyarakat, swasta, dan sumber lain yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan
pembangunan kesehatan. Terkait sumber daya, subsistem pembiayaan memiliki 5 (lima)
bagian yaitu (1) sumber daya manusia pengelola, (2) sarana, (3) standar, (4) regulasi, dan (5)
kelembagaan. Unsur terakhir yaitu pengelolaan dana kesehatan, yaitu seperangkat aturan
yang disepakati dan secara konsisten dijalankan oleh para pelaku subsistem pembiayaan
kesehatan. Pengelolaan dana kesehatan terdiri dari mekanisme penggalian, pengalokasian,
pembelanjaan dana kesehatan, dan mekanisme pertanggungjawabannya. Unsur-unsur ini
dilaksanakan dengan mengikuti prinsip subsistem pembiayaan kesehatan yaitu kecukupan,
efektif dan efisien, serta adil dan transparan.​1

Penyelenggaraan subsistem pembiayaan kesehatan dilakukan melalui tiga kegiatan


yaitu penggalian dana, pengalokasian dana, dan pembelanjaan. Dalam upaya menyediakan
dana kesehatan yang mencukupi dan berkesinambungan pada masa pandemi COVID-19 ini,
diperlukannya penyelenggaraan pembiayaan yang baik dan strategis. Dimulai dari kegiatan
penggalian dana dari berbagai sumber yang tersedia dalam keadaan darurat seperti ini,
dilanjutkan dengan kegiatan pengalokasian dana terutama dalam hal perencanaan untuk
menanggulangi dan mencegah penyebaran penyakit COVID-19 ini di Indonesia, dan terakhir
melalui kegiatan pemanfaatan dana sebagai tahap terakhir dari penyelenggaraan pembiayaan
kesehatan dengan tetap menerapkan dua aspek penting yaitu teknis dan alokatif dengan
memperhatikan segi efektif dan efisiennya terutama di masa pandemi COVID-19. Oleh
karena itu, diperlukannya pembiayaan kesehatan yang transparan, akuntabel, serta
menerapkan prinsip penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik ​(good governance) ​agar
pandemi COVID-19 dapat ditangani dengan baik.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pustaka atau ​library research.​ Peneliti
mengumpulkan berbagai informasi yang berasal dari beberapa sumber seperti artikel, berita,
peraturan, ​website ​resmi, dan lain-lain. Kriteria sumber yang peneliti gunakan adalah sumber
yang memiliki topik pembiayaan kesehatan COVID-19 yang berlokasi di Indonesia. Dalam
proses pencariannya, peneliti menggunakan kombinasi dari beberapa kata kunci yaitu
“pembiayaan kesehatan”, “COVID-19”, “kebijakan pembiayaan”, serta “penganggaran
COVID-19”.

HASIL DAN DISKUSI


Kebijakan Pembiayaan COVID 19

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti


Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 terkait Kebijakan Keuangan Negara dan
Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi COVID-19. Perppu ini membahas
dua hal yaitu mengenai kebijakan keuangan negara dan keuangan daerah yang berhubungan
dengan pengaturan kebijakan pendapatan, belanja, dan pembiayaan; dan mengenai kebijakan
stabilitas sistem keuangan negara.​2

Selanjutnya pada 4 Februari 2020, Kementerian Kesehatan Indonesia menerbitkan


Surat Keputusan dengan Nomor HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penetapan Infeksi
Coronavirus sebagai Penyakit Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Penanggulangannya.
Dalam keputusan tersebut disampaikan bahwa seluruh bentuk pembiayaan dalam rangka
upaya penanggulangan COVID-19 akan dibebankan pada anggaran Kementerian Kesehatan,
Pemerintah Daerah, dan/atau sumber dana lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan.​2 Maka dapat diketahui bahwa seluruh pendanaan dalam hal
penanggulangan COVID-19 akan ditanggung seluruhnya oleh Pemerintah.

Pandemi COVID-19 ini memberikan dampak yang sangat besar khususnya di


kesehatan masyarakat, dan tidak hanya itu sektor-sektor lainnya juga terkena dampak, salah
satunya di bidang keuangan. Defisit Indonesia diperkirakan melebar sekitar 5% dari
sebelumnya dan pendapatan akan menurun sebesar 10%.​2 Kementerian Keuangan juga
mengeluarkan beberapa kebijakan terkait pembiayaan yang diselenggarakan untuk
menghadapi pandemi COVID-19 ini, seperti: (1)Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 19/PMK.07/2020 tentang penyaluran dan penggunaan dana alokasi umum
dan dana insentif daerah tahun anggaran 2020 dalam rangka penanggulangan COVID-19; dan
(2) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 23/PMK.03/2020 tentang
Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Wabah Virus Corona.​3

Sumber Dana yang Digunakan

Untuk membiayai penanganan pandemi COVID-19, Pemerintah Indonesia


menggunakan beberapa sumber dana. APBN dan APBD menjadi sumber dana utama yang
digunakan. Kedua sumber tersebut sebelumnya telah dilakukan realokasi dan refocusing agar
kebutuhan tak terduga ini dapat ​tercover.​ Selain itu, terdapat sumber lain berupa Sisa
Anggaran Lebih dari tahun-tahun sebelumnya, dana abadi seperti LPDP, serta Bantuan
Layanan Umum yang dikelola oleh beberapa lembaga pemerintah.​4
Pemerintah Indonesia juga melakukan pencarian sumber dari pasar dengan cara
penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) seperti Surat Utang Negara (SUN), SUKUK
termasuk Surat Berharga Ritel (SBR) baik di pasar domestic maupun pasar global (valas),
melakukan ​private placement dari BUMN atau Lembaga seperti LPS, Badan Dana Haji,
Taspen, BPJS Tenaga Kerja, serta sumber bilateral dan multilateral seperti Bank Dunia,
ADB, AFD, KFW, JICA, EDCF dan AIIB serta lembaga donor lainnya.​5

Besar Biaya Yang Dialokasikan untuk COVID 19


Pemerintah mengalokasikan tambahan belanja kesehatan sebesar Rp 405,1 triliun
untuk wabah virus ​corona atau COVID-19. Kemudian, besar biaya yang dianggarkan
Pemerintah terkait intervensi dana penanganan COVID-19 yang dialokasikan untuk
mensubsidi iuran BPJS sebesar Rp 75 Triliun. Total dana tersebut dibagi dalam empat aspek,
yaitu (1) subsidi penyesuaian tarif Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja sesuai
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 75 Tahun 2019 sebesar Rp 3 triliun. Total tambahan
subsidi ditujukan bagi Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) Kesehatan kelas 3 sebanyak 14
juta jiwa. Kemudian, subsidi diberikan untuk peserta baru yang mengalami pergeseran ke
Pekerja Bukan Penerima Upah kelas 3 sebanyak 16 juta jiwa. Sehingga, total Pekerja Bukan
Penerima Upah kelas 3 yang akan ditambah iuran subsidinya sebanyak 30 juta jiwa. PBPU
yang dimaksud, menurut BPJS kesehatan adalah orang yang bekerja atau berusaha atas risiko
sendiri, seperti pengacara, bidan praktek swasta, petani, peternak, nelayan, supir, sampai
tukang ojek; (2) Anggaran untuk insentif tenaga medis pusat dan daerah senilai Rp 5,9 triliun.
Dengan rincian Rp 1,3 triliun untuk tenaga medis pusat, dan Rp 4,6 triliun untuk tenaga
medis daerah.; (3) Anggaran untuk santunan kematian tenaga kesehatan senilai Rp 300
miliar.; (4) Belanja Penanganan Kesehatan untuk COVID-19 sebesar Rp 65,8 triliun, meliputi
alat kesehatan (APD, Rapid Test, Reagen), sarana dan prasarana kesehatan, serta dukungan
SDM.​2​,​5​,​6​,​7

KESIMPULAN DAN SARAN


Pembiayaan Kesehatan merupakan sebuah fungsi, lebih tepatnya fungsi inti dari
sistem kesehatan yang memungkinkan terciptanya kemajuan menuju jaminan kesehatan
universal dengan meningkatkan cakupan layanan yang efektif dan perlindungan keuangan,
dengan berbagai pengelolaan upaya penggalian, pengalokasian, dan pembelanjaan dana
kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Selama masa
pandemi COVID-19, pemerintah memperbesar alokasi dana kesehatan untuk menangani
virus corona. Sehingga, perlu dilakukan pengawasan dan target pencapaian dari penyaluran
dana, agar pelaksanaan penggunaan dana kesehatan untuk pembiayaan COVID-19 bisa
berjalan dengan efektif.

DAFTAR PUSTAKA
1. Republik Indonesia. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Sistem
Kesehatan Nasional [Internet]. 2012. Available at:
<​https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/41327/perpres-no-72-tahun-2012​>
[Accessed 27 December 2020].
2. Reportase Papua. ​ANALISIS PEMBIAYAAN (KESEHATAN) COVID 19 DI
INDONESIA.​ [Internet] reportasepapua.com. 2020. Available at:
<​https://reportasepapua.com/analisis-pembiayaan-kesehatan-covid-19-di-indonesia/​>
[Accessed 28 December 2020].
3. Center for Accounting Studies Unpad. Implementasi Kebijakan Keuangan di
Pemerintah Pusat dan Daerah Akibat Pandemi Covid-19 [Internet]. 2020. Available
at:
https://feb.unpad.ac.id/implementasi-kebijakan-keuangan-di-pemerintah-pusat-dan-da
erah-akibat-pandemi-covid-19/​ [Accessed at 27 Desember 2020].
4. Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas
Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
dan/atau dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian
Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan [Internet]. 2020. Available at:
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/135060/perpu-no-1-tahun-2020 [Accessed
at 30 December 2020]
5. Kementerian Keuangan RI. Strategi Pembiayaan COVID-19 Tahun 2020 [Internet].
2020. Available at:
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/strategi-pembiayaan-covid-19-tahun-20
20/​ [Accessed at 30 December 2020]
6. Mediatama. ​Dapat Suntikan Anggaran Rp 3 Triliun, Begini Respons BPJS Kesehatan
- Page All​. [Internet] kontan.co.id. 2020. Available at:
View publication stats

<​https://nasional.kontan.co.id/news/dapat-suntikan-anggaran-rp-3-triliun-begini-respo
ns-bpjs-kesehatan?page=all​> [Accessed 28 December 2020].
7. Tri, R.,. ​Darurat Corona, Peserta Kelas 3 BPJS Kesehatan Disubsidi Rp 3 T.​
[Internet] Tempo. 2020. Available at:
<​https://bisnis.tempo.co/read/1326456/darurat-corona-peserta-kelas-3-bpjs-kesehatan-
disubsidi-rp-3-t​> [Accessed 28 December 2020].

Anda mungkin juga menyukai