Topik : Diare
Sasaran : Ibu-ibu PKK RT 02 RW IX Grobogan
Jumlah Peserta : 20 Orang
Hari/Tanggal : Senin, 12 Januari 2009
Waktu : 30 Menit
Tempat : Balai Desa Grobogan
I. TAHAP IDENTIFIKASI
A. Analisa kebutuhan
Peserta penyuluhan mampu menerapkan prinsip penatalaksanaan diare khususnya
pada anak.
B. Karakteristik peserta
1. Ibu-ibu PKK RT 02 RW IX Grobogan
2. Latar belakang pendidikan SMP/SMU.
3. Peserta mampu melihat dan mendengar dengan baik
4. Jumlah peserta 20 Orang.
5. Peserta belum mendapatkan penyuluhan tentang diare.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan ibu-ibu
C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian tentang diare
2. Faktor penyebab terjadinya diare
3. Tanda dan gejala penyakit diare
4. Cara pencegahan diare
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1. leaflet
DIARE
A. Definisi Diare
Diare adalah buang air besar yang tidak normal (meningkat) dengan konsistensi tinja
lebih lembek atau cair. Diare dapat di klasifikasikan menjadi dua yaitu akut dan
kronik (Suharyono, 1991).
Diare adalah penyakit berak-berak dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam sehari.
Bahaya dari diare adalah kehilangan cairan tubuh yang terlalu banyak sehingga
penderita menjadi lemas, bila tidak segera ditolong dapat mengakibatkan pingsan.
Diare pada anak-anak dapat membahayakan jiwanya, disamping mencret dapat pula
timbul demam dan berak penderita bercampur dengan darah (Depkes, 1992).
Menurut Suharyono (1991), penyebab terjadinya diare dapat disebabkan oleh faktor –
faktor sebagai berikut:
a. Faktor instrinsik
Faktor intrinsik atau faktor penjamu antara lain: genetik, umur, jenis kelamin,
keadaan fisiologis, kekebalan, maupun sifat-sifat dari manusia itu sendiri.
b. Faktor ekstrinsik
Faktor ekstrinsik berasal dari faktor lingkungan baik berupa lingkungan fisik,
biologis, maupun sosial ekonomi, termasuk didalamnya perilaku masyarakat untuk
hidup bersih dan sehat.
Selain faktor-faktor diatas, sifat-sifat mikro organisme sebagai agen penyebab
penyakit juga merupakan faktor penting dalam proses timbulnya penyakit infeksi.
Sifat-sifat mikro organisme tersebut antara lain: patogenitas, virulensi, tropisme,
serangan terhadap penjamu, kecepatan berkembang biak, kemampuan menembus
jaringan, kemampuan memproduksi toksin dan kemampuan menimbulkan kekebalan.
B. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala diare adalah mual dan muntah, panas, gelisah, suhu badan mungkin
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja makin cair,
mungkin mengandung darah atau lendir, warna tinja menjadi kehijau-hijauan karena
tercampur empedu. Anus dan sekitarnya menjadi lecet karena tinja menjadi asam (Depkes,
1992).
Bila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, gejala dehidrasi mulai nampak,
yaitu: berat badan menurun, turgor berkurang. Dapat juga terjadi dehidrasi ringan, sedang
dan berat, dan berdasarkan tonisitas plasma dapat dibagi menjadi dehidrasi hipotonik,
isotonik dan hipertonik (PetrusA, 1990).
C. Pencegahan Diare
Menurut (Depkes, 1992), pencegahan peredaran bahaya diare sesungguhnya dapat dilakukan
oleh segenap lapisan masyarakat, yaitu dengan cara:
a. Membiasakan diri berperilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Membuang hajat pada jamban.
c. Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan higienis.
d. Meningkatkan daya tahan tubuh melalui peningkatan status gizi.
e. Penggunaan air yang tepat untuk kebersihan dan minuman yang bebas dari kuman.
f. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Daftar Pustaka
Suharyono, 1991. Diare Akut Klinik dan Laboratorik. Cetakan Pertama, Jakarta: Rhineka
Cipta.
Departemen Kesehatan RI. 1992, Diare dan Upaya Pemberantasannya. Dirjen P3M.
Jakarta.