Anda di halaman 1dari 2

KJUHUHHUYHUH

Difteri dan Toksoid Difteri

Difteri adalah suatu penyakit akut yang bersifat toxin-mediated disease dan disebabkan oleh
kuman Corynebacterium diphteriae. Nama kuman ini berasal dari bahasa yunani yang berarti leather
hide. Bakteri ini ditemukan pertama kali pada pseudomembran pasien difteri tahun 1883 oleh Klebs.
Antitoksin ditemukan pertama kali pada akhir abad ke-19 sedang toksoid dibuat sekitar tahun 1920.
(IDAI, 2014)

Difteri dan Toksoid Difteri

Difteri adalah suatu penyakit akut yang bersifat toxin-mediated disease dan disebabkan oleh
kuman Corynebacterium diphteriae. Nama kuman ini berasal dari bahasa yunani yang berarti leather
hide. Bakteri ini ditemukan pertama kali pada pseudomembran pasien difteri tahun 1883 oleh Klebs.
Antitoksin ditemukan pertama kali pada akhir abad ke-19 sedang toksoid dibuat sekitar tahun 1920.
(IDAI, 2014)

Difteri dan Toksoid Difteri

Difteri adalah suatu penyakit akut yang bersifat toxin-mediated disease dan disebabkan oleh
kuman Corynebacterium diphteriae. Nama kuman ini berasal dari bahasa yunani yang berarti leather
hide. Bakteri ini ditemukan pertama kali pada pseudomembran pasien difteri tahun 1883 oleh Klebs.
Antitoksin ditemukan pertama kali pada akhir abad ke-19 sedang toksoid dibuat sekitar tahun 1920.
(IDAI, 2014)

Corynebacterium diphteriae adalah bakteri Gram positif. Produksin toksin terjadi hanya bila kuman
tersebut mengalami lisogenisasi oleh bakteriofag yang mengandung informasi genetik toksin. Hanya
galur toksigenik yang dapat menyebabkan penyakit berat. Ditemukan 3 galur bakteri yaitu : gravis,
intermedius, belfanti, dan mitis, semua dapat memproduksi toksin, sedangkan tipe gravis paling sering
didapatkan pada kasus difteri berat. (IDAI, 2014

Corynebacterium diphteriae adalah bakteri Gram positif. Produksin toksin terjadi hanya bila kuman
tersebut mengalami lisogenisasi oleh bakteriofag yang mengandung informasi genetik toksin. Hanya
galur toksigenik yang dapat menyebabkan penyakit berat. Ditemukan 3 galur bakteri yaitu : gravis,
intermedius, belfanti, dan mitis, semua dapat memproduksi toksin, sedangkan tipe gravis paling sering
didapatkan pada kasus difteri berat. (IDAI, 2014

Anda mungkin juga menyukai