Anda di halaman 1dari 3

HUKUM ACARA PERDATA

“Ujian harian”

PAUL JOSEF FOUW


NIM : 20180211014347
Kelas : A

JURUSAN ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2020
FAKULTAS HUKUM UNCEN
===========================

UJIAN HARIAN HUKUM ACARA PERDATA


Dosen : R. Mofu

Soal-soal :
1. Jelaskan maksud asas sifat terbukanya persidangan !

2. Tuan X dijatuhi putusan verstek oleh PN Jayapura pada tanggal 8 Oktober 2020 dan putusan
tersebut disampaikan kepadanya pada tanggal 15 Oktober 2020 melalui isterinya karena Tuan
X baru keluar ke Toko. Tuan X baru ke Pengadilan dan di tegur (aanmanning) pada tanggal
14 November 2020
Menurut saudara :
a.. kapan batas terakhir Tuan X boleh mengajukan verzet?
b.. Seandainya, saudara sebagai Hakim, bolehkah Tuan X mengajukan perlawanan pada awal
bulan Desember 2012 karena alasan sakit yang dibuktikan dengan surat dokter? Jelaskan.

3. Mengapa pembuktian dalam suatu perkara perdata sangat penting baik bagi Penggugat
maupun Tergugat? Jelaskan secara singkat.

SELAMAT BEKERJA

Jawaban:
1. Asas sifat terbukanya persidangan adalah hakim dalam mengadili suatu perkara yang
diajukan oleh pengggugat persidangannya terbuka untuk umum.
Dalam praktik persidangan yang terbuka untuk umum persidangannya dilaksanakan
dalam ruangan yang pintunya terbuka dan setiap orang tanpa terkecuali dapat
menyaksikan jalannya persidangan, sedangkan persidangan yang tertup untuk umum
pelaksanaannya dalam ruangan yang pintunya di tutup dan tidak semua orang bias masuk
terkecuali para pihak yang berperkara dan para saksi.
Dalam perkara yang terbuka untuk umum maka harus terbuka untuk umum karena jika
ternyata hakim dalam menangani suatu perkara tidak terbuka untuk umum, keputusan
yang dibuat oleh hakim tidak sah dan atau cacat hukum serta dapat batal demi hukum
(pasal 13 UU No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman). Namun dalam hal
sidang terbuka untuk umum terdapat pengecualiannya yaitu khusus untuk perkara-
perkara perceraian persidangannya tertutup untuk umum karena menyangkut rahasia
keluarga.
2. a. Batas terakhir tuan X mengajukan versteknya yaitu delapan hari kedepan setalah
tanggal 14 november yakn tanggal 22 november

b. Sebagai hakim maka saya tidak dapat menerima perlawanan yang diajukan Tuan x
karena telah melewati batas waktu perlawanan dan meskipun Tuan x memiliki alasan
berupa surat sakit, mengapa Tuan x tidak memberi perwakilan misalkan kuasa hukum
untuk mengajukan perlawan sebelum melewati batas waktu, dan karena ketidak hadiran
Tuan x maka saya sebagai hakim menjatuhkan putusan verstek untuk kedua kalinya.
Terhadap putusan verstek yang dijatuhkan kedua kalinya tidak dapat diajukan
perlawanan, tetapi Tuan x dapat mengajukan upaya hukum banding (Pasal 129 ayat (5)
HIR dan Pasal 153 ayat (5) RBg).

3. Pembuktian ini adalah memberikan keterangan kepada hakim akan kebenaran peristiwa
yang menjadi dasar guagatan/ bantahan dengan alat-alat bukti yang tersedia. Perlu
diperhatikan lagi bahwasanya Hukum pembuktian dalam hukum acara perdata menduduki
tempat yang amat penting. Secara formal, hukum pembuktian mengatur carabagaimana
mengadakan pembuktian seperti terdapat di dalam HIR/ Rbg. Hukum pembuktian secara
yuridis, mengajukan fakta-fakta menurut hukum yang cukup untuk memberikan kepastian
kepada hakim tentang suatu peristiwa atau hubungan hukum.
( Abdulkadir Muhammad, 1990 : 129).

Anda mungkin juga menyukai