Anda di halaman 1dari 27

PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA

BURUH KABUPATEN BANGLI DAN KABUPATEN GIANYAR

NAMA KELOMPOK:

1. I KADEK MARCO ARI KERTAWAN (14)


2. I LUH AYU WIRAWATI (16)
3. NI KADEK SRI MAHAYUNI (24)

KELAS: X G

SMA NEGERI 1 BANGLI

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Segala puji dan terima kasih kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang selalu memberikan hikmat, sehat dan sempat, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini. Tanpa rahmat Tuhan kami tidak akan bisa menyelesaikan tugas
makalah ini. Terima kasih kepada Tuhan yang selalu senantiasa memberi jalan keluar
atau ide - ide pada tim kami. Dalam kesempatan ini, kami ingin mempersembahkan
sebuah makalah yang berjudul "Perbedaan Pendapatan antara Buruh Kabupaten Bangli
dan Kabupaten Gianyar".

Makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai perbedaan


pendapatan yang terjadi di dua kabupaten di Bali, yaitu Kabupaten Bangli dan
Kabupaten Gianyar, terutama dalam hal pendapatan buruh. Dalam makalah ini, kami
akan membahas berbagai faktor yang mempengaruhi perbedaan pendapatan antara dua
kabupaten tersebut, serta memberikan beberapa rekomendasi untuk mengurangi
kesenjangan pendapatan yang ada. Saya berharap makalah ini dapat memberikan
kontribusi yang berguna bagi pembaca yang tertarik dengan isu-isu ekonomi dan
ketenagakerjaan di Indonesia.

Tim kami meyakini bahwa makalah ini sangat memiliki kekurangan, dan besar
harapan tim kami adanya kritikan dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah
ini ke depannya. Terima kasih kepada semua pihak dan pembaca yang telah membantu
dalam proses pembuatan makalah ini. Mohon maaf jika ada beberapa ada kesalahan
dalam penulisan ini, itu adalah sebagai salah satu bentuk kekurangan penulis.

Bangli,April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................................

BAB I.........................................................................................................................................

PENDAHULUAN.....................................................................................................................

A. Latar belakang......................................................................................................4

B. Rumusan Masalah................................................................................................5

BAB II.......................................................................................................................................

LANDASAN TEORI................................................................................................................

BAB III....................................................................................................................................

METODE PENELITIAN......................................................................................................

BAB IV....................................................................................................................................

PEMBAHASAN.....................................................................................................................

A. DESA SALA........................................................................................................11

B. DESA NGENJUNG SARI.................................................................................14

BAB V......................................................................................................................................

PENUTUP...............................................................................................................................

A. Kesimpulan.........................................................................................................17

B. Saran....................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................

LAMPIRAN............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Indonesia merupakan negara dengan populasi yang sangat besar dan memiliki
banyak keragaman dalam hal sosial, budaya, dan ekonomi. Salah satu masalah utama
yang dihadapi oleh negara ini adalah ketimpangan ekonomi, di mana ada kesenjangan
yang besar antara kaya dan miskin. Ketimpangan ini juga terjadi dalam hal pendapatan,
di mana pendapatan buruh di daerah tertentu bisa jauh lebih rendah dibandingkan
dengan daerah lain.

Seseorang yang hidup dalam lingkungan bermasyarakat akan selalu


membutuhkan sesuatu yang akan menunjang kebutuhan hidup ke depannya. Menunjang
kebutuhan makan sekeluarga, biaya pendidikan anak hingga memperhitungkan biaya
apa yang akan terjadi ke depannya. Perbedaan tempat tinggal mempengaruhi kebutuhan
yang diinginkan dan kebutuhan tersebut harus dipenuhi. Memenuhi suatu kebutuhan
untuk mendapatkan apa yang kita inginkan bisa dari bekerja di sebuah usaha,
membangun usaha sendiri, ataupun bekerja pada orang – orang. Salah satu pekerjaan
yang sering kita jumpa adalah pekerjaan buruh.

Buruh adalah sebuah pekerjaan yang tidak membutuhkan standar sarjana atau
standar sekolah. Buruh hanya memerlukan tenaganya untuk bekerja. Oleh karena itu
orang – orang yang tidak memiliki standar sekolah yang begitu baik akan bekerja
menjadi buruh, selain itu bisa bekerja dengan orang atau pun bekerja di toko – toko.
Buruh sendiri juga merupakan pekerjaan yang sangat dibutuhkan dalam masyarakat,
tanpa adanya buruh kehidupan masyarakat akan mengalami sedikit kesusahan. Di mana
pekerjaan buruh adalah pekerjaan yang berat, seperti mengangkat satuan hingga
puluhan kilogram berat.

Pekerjaan buruh dilihat dari jenis barang yang akan dia angkat atau kerjakan.
Jenis barang yang di angkat akan mempengaruhi jumlah pendapatan yang dihasilkan.
Semakin berat pekerjaan buruh tersebut akan semakin banyak pendapatan yang akan
dihasilkan dalam per hari maupun sebaliknya. Tidak setiap hari buruh akan melakukan
pekerjaannya, oleh karena itu buruh harus menghemat kebutuhan diri sendiri dan
keluarganya. Jika buruh tidak melakukan pekerjaannya dengan baik akan membuat
pengaruh terhadap pendapatannya dan terhadap dirinya. Oleh karena itu banyak buruh
yang berhati – hati dalam bekerja.

Kabupaten Bangli dan Kabupaten Gianyar di Bali merupakan dua contoh daerah
di Indonesia yang memiliki perbedaan pendapatan yang cukup signifikan. Sebagai
contoh, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, tingkat pengangguran
terbuka di Kabupaten Bangli sebesar 6,52%, sementara di Kabupaten Gianyar hanya
2,96%. Selain itu, pendapatan per kapita di Kabupaten Bangli pada tahun 2020 sebesar
Rp 18,64 juta, sementara di Kabupaten Gianyar sebesar Rp 28,37 juta.

Ketimpangan pendapatan yang terjadi antara Kabupaten Bangli dan Kabupaten


Gianyar merupakan masalah yang perlu diperhatikan, karena bisa memicu ketidakadilan
sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, penelitian mengenai perbedaan pendapatan antara
dua kabupaten ini sangat penting untuk mengetahui faktor-faktor apa yang
memengaruhi perbedaan pendapatan tersebut, dan mencari solusi untuk mengurangi
kesenjangan pendapatan yang ada

Selain itu pendapatan antara Kabupaten Bangli dan Kabupaten Gianyar juga
memengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat di kedua kabupaten tersebut.
Masyarakat yang memiliki pendapatan rendah di Kabupaten Bangli cenderung memiliki
akses yang terbatas terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur yang
memadai. Hal ini tentu saja akan berdampak pada kualitas hidup mereka.

Di sisi lain, Kabupaten Gianyar merupakan salah satu kabupaten di Bali yang
memiliki sektor pariwisata yang maju dan berkembang dengan pesat. Sebagai daerah
yang berkembang, Gianyar mampu menarik investasi dan wisatawan dari dalam dan
luar negeri, sehingga lapangan pekerjaan dan pendapatan masyarakatnya cenderung
lebih tinggi dibandingkan dengan Kabupaten Bangli. Namun, perlu diperhatikan bahwa
pertumbuhan ekonomi yang tidak merata di wilayah Bali juga bisa berdampak negatif
pada keseimbangan sosial dan ekonomi.
Pendapatan buruh pun bervariasi terlihat dari jenis pekerjaan buruh tersebut.
Rata – rata pendapatan buruh mencapai Rp. 50.000 – Rp. 200.000 ribu rupiah per
harinya. Jika dihitung dalam pendapatan per bulannya berkisar mencapai kurang lebih
Rp. 1.000.000. Perbedaan wilayah dan permintaan pada berbagai tempat mempengaruhi
pendapatan buruh untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Oleh karena
itu kami membuat penelitian ini guna untuk mengetahui dan merancang penelitian
sehingga membentuk data jumlah perbedaan di beberapa wilayah mengenai pendapatan
buruh untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penulisan makalah
ini sebagai berikut:

1. Berapa lama Anda bekerja menjadi buruh?


2. Berapa jumlah pendapatan Anda sebagai buruh?
3. Apakah pendapatan tersebut bisa memenuhi kebutuhan hidup Anda dengan
keluarga?
4. Mengapa Anda ingin bekerja menjadi buruh?

Dengan rumusan masalah ini, pembahasan dalam makalah dapat lebih terarah
dan fokus pada aspek – aspek yang relevan dengan topik yang dibahas.

C. Tujuan

Adapun tujuan dari rumusan masalah dalam makalah yang berjudul “Perbedaan
Pendapatan Antara Buruh Kabupaten Bangli dan Kabupaten Gianyar” antar lain:

1. Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang durasi kerja buruh,


pengalaman dan keterampilan yang telah diperoleh, serta tantangan dan masalah
yang dihadapi. Tujuan tersebut dapat membantu dalam merumuskan solusi yang
lebih baik untuk meningkatkan kondisi kerja buruh dan memberikan
perlindungan yang lebih baik bagi tenaga kerja.
2. Mengumpulkan data tentang rata-rata pendapatan buruh di suatu wilayah atau
sektor industri tertentu dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pendapatan buruh, seperti jenis pekerjaan, tingkat pendidikan,
pengalaman kerja, dan sebagainya. Serta membandingkan pendapatan buruh di
wilayah atau sektor industri yang berbeda untuk mengidentifikasi perbedaan dan
kesenjangan dalam tingkat kesejahteraan.
3. Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tingkat kesejahteraan buruh
dan kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, serta
memberikan solusi untuk meningkatkan kesejahteraan buruh dan membantu
mereka memenuhi kebutuhan hidup.
4. Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang motivasi dan aspirasi buruh
dalam memilih pekerjaan sebagai buruh, serta memberikan solusi untuk
meningkatkan kualitas hidup dan kepuasan kerja buruh.

Dengan tujuan-tujuan tersebut, makalah ini bertujuan untuk memberikan


pemahaman tentang perbedaan pendapatan buruh antara buruh kabupaten Bangli dan
Gianyar. Dengan demikian, diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan yang
berguna bagi pembaca.

D. Manfaat

Manfaat dari penelitian makalah dengan judul “Perbedaan Pendapatan Antara


Buruh Kabupaten Bangli dan Kabupaten Gianyar” antar lain:

1. Memberikan gambaran tentang perbedaan pendapatan buruh di dua wilayah


yang berbeda. Dengan memperoleh data tentang perbedaan pendapatan buruh,
dapat membantu pemerintah atau pengusaha untuk memperbaiki kebijakan atau
strategi dalam meningkatkan kesejahteraan buruh di kedua kabupaten.
2. Menyediakan informasi bagi masyarakat tentang kondisi sosial ekonomi di
Kabupaten Bangli dan Kabupaten Gianyar. Data ini dapat membantu masyarakat
dalam memahami dinamika ekonomi dan mencari peluang kerja yang lebih baik.
3. Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan buruh. Dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan buruh, dapat membantu pemerintah atau pengusaha
untuk mengembangkan program pelatihan dan pengembangan keterampilan
untuk meningkatkan pendapatan buruh di kedua kabupaten.
4. Menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang lebih
lanjut. Penelitian ini dapat menjadi dasar untuk penelitian yang lebih mendalam
tentang perbedaan pendapatan buruh di wilayah lain atau dalam industri yang
berbeda.
5. Menjadi bahan pembelajaran bagi pelajar dan akademisi. Penelitian ini dapat
menjadi bahan referensi bagi mahasiswa atau akademisi yang ingin mempelajari
masalah sosial ekonomi atau melakukan penelitian yang sejenis.

Dengan demikian, penelitian tentang perbedaan pendapatan antara buruh


Kabupaten Bangli dan Kabupaten Gianyar memiliki manfaat yang signifikan bagi
masyarakat, pemerintah, pengusaha, dan juga bagi peneliti dan akademisi.
BAB II
LANDASAN TEORI

Landasan teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan makalah dengan judul
“Perbedaan Pendapatan Antara Buruh Kabupaten Bangli dan Kabupaten Gianyar” antar
lain:

Teori upah: Teori upah menjelaskan bahwa upah yang diterima oleh buruh tergantung
pada permintaan dan penawaran tenaga kerja di pasar. Jika permintaan tenaga kerja
lebih besar dari penawaran, maka upah akan cenderung naik. Sebaliknya, jika
penawaran tenaga kerja lebih besar dari permintaan, maka upah akan cenderung turun.
Dalam konteks ini, perbedaan pendapatan antara buruh di Kabupaten Bangli dan
Kabupaten Gianyar dapat disebabkan oleh perbedaan permintaan dan penawaran tenaga
kerja di masing-masing daerah.

Teori kapitalisme: Teori kapitalisme menjelaskan bahwa dalam sistem ekonomi yang
didasarkan pada kepemilikan modal dan persaingan bebas, pengusaha akan cenderung
membayar upah sekecil mungkin untuk memaksimalkan keuntungan mereka. Dalam
konteks ini, perbedaan pendapatan antara buruh di Kabupaten Bangli dan Kabupaten
Gianyar dapat disebabkan oleh perbedaan ketersediaan pekerjaan dan kekuatan tawar
buruh di masing-masing daerah.

Teori pembangunan ekonomi: Teori pembangunan ekonomi menjelaskan bahwa


perbedaan pendapatan antara daerah dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti tingkat
pendidikan, kualifikasi, dan produktivitas tenaga kerja. Dalam konteks ini, perbedaan
pendapatan antara buruh di Kabupaten Bangli dan Kabupaten Gianyar dapat disebabkan
oleh perbedaan tingkat pendidikan, kualifikasi, dan produktivitas tenaga kerja di
masing-masing daerah.

Teori ketimpangan regional: Teori ketimpangan regional menjelaskan bahwa adanya


ketimpangan dalam pembangunan ekonomi antara daerah dapat menghasilkan
perbedaan pendapatan antara daerah. Dalam konteks ini, perbedaan pendapatan antara
buruh di Kabupaten Bangli dan Kabupaten Gianyar dapat disebabkan oleh perbedaan
tingkat pembangunan ekonomi, infrastruktur, dan investasi di masing-masing daerah.

Teori kebijakan publik: Teori kebijakan publik menjelaskan bahwa kebijakan


pemerintah dapat mempengaruhi perbedaan pendapatan antara daerah. Dalam konteks
ini, perbedaan pendapatan antara buruh di Kabupaten Bangli dan Kabupaten Gianyar
dapat disebabkan oleh perbedaan kebijakan pemerintah dalam hal pembangunan
ekonomi, pengembangan sumber daya manusia, dan pemberdayaan masyarakat di
masing-masing daerah.
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan dalam pembuatan makalah dengan judul


“Perbedaan Pendapatan Antara Buruh Kabupaten Bangli dan Gianyar” sebagai berikut
adalah metode penelitian kualitatif yang umum digunakan, adapun penelitian kualitatif
yang umum digunakan yaitu:

Wawancara: teknik pengumpulan data yang melibatkan tanya jawab antara peneliti dan
responden, dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang
pengalaman, persepsi, dan sikap responden terkait fenomena yang diteliti.

Observasi: teknik pengumpulan data yang melibatkan pengamatan langsung peneliti


terhadap suatu fenomena, dengan tujuan untuk memahami perilaku, pola interaksi, dan
konteks sosial yang terkait dengan fenomena tersebut.

Studi kasus: metode penelitian yang memfokuskan pada penelitian terhadap satu atau
beberapa kasus tertentu yang dianggap representatif terhadap fenomena yang diteliti,
dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang kasus tersebut.

Fokus grup: teknik pengumpulan data yang melibatkan diskusi kelompok kecil yang
terdiri dari beberapa responden, dengan tujuan untuk memperoleh informasi mendalam
tentang persepsi, sikap, dan pengalaman kelompok terkait fenomena yang diteliti.

Studi literatur: metode penelitian yang dilakukan dengan mempelajari literatur atau
dokumen terkait dengan fenomena yang diteliti, dengan tujuan untuk memperoleh
pemahaman yang mendalam tentang fenomena tersebut.

Analisis isi: teknik analisis data yang melibatkan identifikasi, kategorisasi, dan
interpretasi makna dari data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti
wawancara, dokumen, atau rekaman audio/video.

Etnografi: metode penelitian yang dilakukan dengan mengamati dan menggambarkan


secara detail budaya, nilai, dan norma di suatu kelompok sosial atau masyarakat, dengan
tujuan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang budaya tersebut.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. DESA SALA
Desa Sala adalah salah satu desa terpencil yang berada dekat dengan kota
Bangli. Desa Sala sendiri terletak di kecamatan Susut, kabupaten Bangli. Penduduk dari
desa Sala tidak sepadat penduduk di kota Bangli. Macam – macam pekerjaan yang ada
di desa Sala tidak lain dari seorang petani ataupun buruh. Banyak sekali jenis buruh
yang ada di desa Sala, seperti buruh petani, buruh peternak, dan buruh lainnya.

Jumat, 10 Maret 2023 tim kami telah melakukan wawancara terjun langsung ke
tempat penelitian dan mendapatkan jawaban dari rumusan masalah tersebut. Adapun
yang kami dapatkan adalah

2.1 Lama Perkerjaan

Hasil wawancara ke beberapa buruh yaitu rata – rata lama pekerjaan buruh di
desa Sala berkisar mulai dari 5 – 10 tahun. Hal tersebut dapat kita lihat dari pengalaman
mereka dan kelancaran mereka saat sesi wawancara. Lama pekerjaan buruh di desa Sala
tersebut dapat bervariasi tergantung pada jenis pekerjaan dan kebutuhan dari pekerjaan
buruh tersebut. Adapun faktor-faktor yang dapat memengaruhi lama pekerjaan buruh
tersebut di desa Sala yaitu :

1. Jenis Pekerjaan

Pekerjaan buruh di desa sala mempunyai beberapa variasi waktu saat bekerja.
Ada pekerjaan yang dapat membutuhkan waktu singkat yaitu hanya beberapa jam atau
beberapa hari saja, seperti memanen padi. Namun, ada juga pekerjaan yang
membutuhkan waktu yang lebih lama dari biasanya, seperti mengumpulkan limbah
peternakan dengan jangka waktu sekitar 17 jam.
2. Kondisi Cuaca

Di desa Sala, pekerjaan pertanian sangat bergantung pada kondisi cuaca. Jika
musim hujan tiba, maka lama pekerjaan buruh di desa Sala bisa lebih lama, dikarenakan
pekerjaan harus dihentikan atau ditunda sementara, begitu juga dengan buruh yang
mengumpulkan limbah peternakan, maupun buruh lainnya. Dan jika saat musim hujan
dan hujan belum datang, maka pekerjaan buruh tersebut tetap dilanjutkan.

3. Teknologi

Kurangnya penggunaan teknologi pada desa Sala membuat pekerjaan buruh


pada daerah tersebut lebih lama menyelesaikan pekerjaannya. Adapun teknologi yang
dimaksud adalah teknologi mesin pengilingan padi. Dikitnya pengguna mesin
penggilingan padi membuat buruh di desa Sala sangat lama dalam menyelesaikan
pekerjaannya.

2.2 Jumlah Penghasilan

Di desa Sala, buruh yang bekerja di sana mendapatkan hasil gaji atau
pendapatan yang bervariasi tergantung lama waktu bekerja dan jenis pekerjaan buruh
tersebut. Menurut beberapa buruh yang telah kita wawancara, hasil dari pendapatan
buruh yang mereka dapat berkisar mulai dari Rp. 70.000 – Rp. 100.000 dalam sehari.
Pendapatan buruh tersebut didapatkan dengan buruh yang bekerja sebagai buruh petani
dan buruh peternak yang mengumpulkan limbah peternak. Buruh petani yang tim kami
wawancarai mendapatkan gaji Rp. 45.000, dan buruh peternak dalam mengumpulkan
limbah kotoran yang tim kami wawancarai mendapatkan gaji Rp. 50.000 – Rp. 120.000.

2.3 Memenuhi Kebutuhan

Pendapatan buruh yang bekerja di desa Sala yang telah dijelaskan pada
wawancara sebelumnya yaitu bahwa hasil dari pendapatan buruh tersebut menurut
mereka yaitu pendapatan yang telah diterima oleh beberapa buruh tersebut cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup dirinya sendiri berserta keluarganya. Walaupun pendapatan
tersebut cukup bagi mereka, tetapi tidak cukup untuk ditabung sebagai simpanan hari –
hari esok. Banyak sekali pengeluaran yang harus mereka penuhi demi memberikan
kelayakan dan kenyamanan keluarganya. Oleh karena itu banyak buruh yang terkadang
mengeluh dengan hasil pendapatannya yang tidak meningkat.

2.4 Alasan

Rata – rata buruh yang bekerja di desa Sala mempunyai berbagai pandangan saat
mereka harus bekerja menjadi buruh. Kurangnya modal, dikitnya pengalaman,
rendahnya pengetahuan yang harus membuatnya bekerja seadanya demi memenuhi
kebutuhan keluarga berserta kebutuhannya tersendiri selain itu, dikarenakan tidak ada
pekerjaan lain yang bisa mereka lakukan, oleh karena itu mereka ingin bekerja menjadi
buruh dikarenakan alasan tersebut. Namun, demi keluarga alasan tersebut tidak
membuat mereka yang bekerja menjadi buruh patah semangat dan terus melanjutkan
hidup dengan pekerjaan seadanya tanpa mengurangi sedikit semangat yang mereka
punya.
B. DESA NGENJUNG SARI

Desa Ngenjung Sari adalah salah satu desa terpencil yang berada di Bakbakan,
Kabupaten Gianyar. Desa Ngenjung Sari sendiri terletak di kecamatan Gianyar,
kabupaten Gianyar. Penduduk dari desa Ngenjung Sari tidak sepadat penduduk di kota
Gianyar. Macam – macam pekerjaan yang ada di desa Ngenjung Sari tidak lain dari
seorang petani hingga menyelip beras ataupun buruh. Banyak sekali jenis buruh yang
ada di desa Ngenjung Sari, seperti buruh petani, buruh peternak, dan buruh lainnya.

Sabtu , 20 Maret 2023 tim kami telah melakukan wawancara terjun langsung ke
tempat penelitian dan mendapatkan jawaban dari rumusan masalah tersebut. Adapun
yang kami dapatkan adalah

2.1 Lama Pekerjaan

Hasil wawancara ke beberapa buruh yaitu rata – rata lama pekerjaan buruh di
desa Ngenjung Sari berkisar mulai dari 1 – 5 tahun. Hal tersebut dapat kita lihat dari
pengalaman mereka dan kelancaran mereka saat sesi wawancara. Lama pekerjaan buruh
di desa Ngenjung Sari tersebut dapat bervariasi tergantung pada jenis pekerjaannya dan
dari pekerjaan buruh tersebut. Adapun faktor – faktor yang dapat mempengaruhi lama
pekerjaan buruh didesa Ngenjung Sari yaitu:

1. Jenis Pekerjaan

Pekerjaan buruh di desa Ngenjung Sari mempunyai beberapa variasi waktu saat
bekerja. Ada pekerjaan yang dapat membutuhkan waktu singkat yaitu hanya beberapa
jam atau beberapa hari saja, seperti memanen padi. Namun, ada juga pekerjaan yang
membutuhkan waktu yang lebih lama dari biasanya, seperti mengumpulkan limbah
peternakan dengan jangka waktu sekitar 16 – 18 jam.

2. Kondisi Cuaca

Di desa Ngenjung Sari, pekerjaan pertanian sangat bergantung pada kondisi


cuaca. Jika musim hujan tiba, maka lama pekerjaan buruh di desa Sala bisa lebih lama,
dikarenakan pekerjaan harus dihentikan atau ditunda sementara, begitu juga dengan
buruh yang mengumpulkan limbah peternakan, maupun buruh lainnya. Dan jika saat
musim hujan dan hujan belum datang, maka pekerjaan buruh tersebut tetap dilanjutkan.

3. Teknologi

Ketersediaan penggunaan teknologi pada desa Ngenjung Sari lebih maju dan
canggih untuk membuat buruh di daerah tersebut dapat menyelesaikan pekerjaannya
dengan cepat dibandingkan daerah yang kami amati. Adapun teknologi yang dimaksud
adalah teknologi mesin pengilingan padi. Banyak daerah di Ngenjung Sari
menggunakan mesin penggilingan padi. Oleh karena itu buruh yang bekerja di desa
Ngenjung Sari lebih cepat menyelesaikan pekerjaannya ketimbang buruh yang bekerja
di desa Sala.

4. Besar Proyek

Sistem yang dipakai dalam pekerjaan buruh pada desa Ngenjung Sari yaitu besar
proyek yang di hasilkan. Jika sekali panen mendapatkan 100 kg beras maka 70% yang
mereka hasilkan dari 100 kg beras akan dipegang oleh seseorang yang mempunyai
tempat tersebut ataupun atasan para buruh, dan sisanya yaitu 30% dari 100 kg beras
akan di dapatkan oleh buruh tersendiri. Buruh yang bekerja dalam proyek tersebut
sebanyak 2 orang dan setiap orang atau satu buruh mendapatkan 15 kg beras setara
dengan Rp. 150.000. Walaupun hasil panen beras tersebut tidak selalu akan 100 kg
beras, akan tetapi persentase yang didapatkan akan tetap seperti itu.

2.2 Jumlah Penghasilan

Di desa Ngenjung Sari, buruh yang bekerja di sana mendapatkan hasil gaji atau
pendapatan yang bervariasi tergantung lama waktu bekerja dan jenis pekerjaan buruh
tersebut. Menurut beberapa buruh yang telah kita wawancara, hasil dari pendapatan
buruh yang mereka dapat berkisar mulai dari Rp. 100.000 – Rp. 115.000 dalam sehari.
Pendapatan buruh tersebut didapatkan dengan buruh yang bekerja sebagai buruh petani
dan buruh peternak yang mengumpulkan limbah peternak. Buruh petani yang tim kami
wawancarai mendapatkan gaji Rp. 150.000, dan buruh peternak dalam mengumpulkan
limbah kotoran yang tim kami wawancarai mendapatkan gaji Rp. 50.000.
2.3 Memenuhi Kebutuhan

Pendapatan buruh yang bekerja di desa Ngenjung Sari yang telah dijelaskan
pada wawancara sebelumnya yaitu bahwa hasil dari pendapatan buruh tersebut menurut
mereka yaitu pendapatan yang telah diterima oleh beberapa buruh tersebut cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup dirinya sendiri berserta keluarganya. Walaupun pendapatan
tersebut cukup bagi mereka, tetapi tidak cukup untuk ditabung sebagai simpanan hari –
hari esok. Banyak sekali pengeluaran yang harus mereka penuhi demi memberikan
kelayakan dan kenyamanan keluarganya. Oleh karena itu banyak buruh yang terkadang
mengeluh dengan hasil pendapatannya yang tidak meningkat.

2.4 Alasan

Rata – rata buruh yang bekerja di desa Ngenjung Sari mempunyai berbagai
pandangan saat mereka harus bekerja menjadi buruh. Kurangnya modal, dikitnya
pengalaman, rendahnya pengetahuan yang harus membuatnya bekerja seadanya demi
memenuhi kebutuhan keluarga berserta kebutuhannya tersendiri selain itu, dikarenakan
tidak ada pekerjaan lain yang bisa mereka lakukan, oleh karena itu mereka ingin bekerja
menjadi buruh dikarenakan alasan tersebut. Namun, demi keluarga alasan tersebut tidak
membuat mereka yang bekerja menjadi buruh patah semangat dan terus melanjutkan
hidup dengan pekerjaan seadanya tanpa mengurangi sedikit semangat yang mereka
punya.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah yang berjudul "Perbedaan Pendapatan antara Buruh Kabupaten


Bangli dan Kabupaten Gianyar", dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
pendapatan antara buruh di dua kabupaten tersebut. Berdasarkan hasil penelitian,
pendapatan rata-rata buruh di Kabupaten Bangli lebih rendah dibandingkan dengan
Kabupaten Gianyar. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti perbedaan jenis
pekerjaan, keterampilan, pendidikan, dan infrastruktur di kedua kabupaten.

Dalam makalah ini, telah dijelaskan secara detail mengenai perbedaan


pendapatan antara buruh di Kabupaten Bangli dan Kabupaten Gianyar. Dari data yang
diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pendapatan buruh di Kabupaten Bangli lebih
rendah dibandingkan dengan Kabupaten Gianyar. Meskipun adanya kesamaan dalam
jenis pekerjaan yang dilakukan oleh buruh di kedua kabupaten tersebut, namun
perbedaan dalam tingkat pendapatan tetap terjadi.

Berbagai faktor yang mempengaruhi perbedaan pendapatan antara kedua daerah


telah dibahas dalam makalah ini. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah tingkat
pendidikan, dimana buruh dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung mendapatkan
pendapatan yang lebih tinggi. Selain itu, adanya perbedaan dalam industri dan jenis
pekerjaan yang tersedia di kedua daerah juga turut berperan dalam perbedaan
pendapatan buruh.

Dalam konteks Kabupaten Bangli, mayoritas penduduknya menggantungkan diri


pada sektor pertanian, khususnya produksi tanaman pangan. Hal ini berdampak pada
rendahnya tingkat pendapatan buruh di kabupaten tersebut. Sementara itu, di Kabupaten
Gianyar, sektor pariwisata dan industri tekstil menjadi penyumbang utama dalam
perekonomian kabupaten tersebut. Kondisi ini memberikan kesempatan bagi buruh di
Kabupaten Gianyar untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi.
Tak hanya faktor-faktor ekonomi, aspek sosial dan budaya juga dapat menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan pendapatan buruh. Misalnya, dalam
masyarakat Bali terdapat sistem kasta dan kesenjangan sosial yang masih kuat, sehingga
dapat memengaruhi pendapatan buruh. Selain itu, faktor kebijakan pemerintah juga
dapat berdampak pada perbedaan pendapatan antara kedua kabupaten. Tindakan
pemerintah yang mendukung pembangunan sektor industri dan pariwisata di Kabupaten
Gianyar, misalnya, turut mendorong terciptanya lapangan pekerjaan yang mandiri dan
berpenghasilan lebih tinggi.

Dari berbagai faktor yang terkait dengan perbedaan pendapatan buruh di


Kabupaten Bangli dan Kabupaten Gianyar, dapat disimpulkan bahwa upaya untuk
meningkatkan pendapatan buruh perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu.
Pemerintah daerah dan stakeholder lainnya memerlukan informasi yang detail mengenai
penyebab sebenarnya dari perbedaan pendapatan ini. Hal ini akan membantu mereka
untuk mengambil tindakan yang lebih tepat guna meningkatkan kesejahteraan buruh,
baik di Kabupaten Bangli maupun Kabupaten Gianyar.

Peningkatan pendidikan dan keterampilan buruh dapat menjadi salah satu


langkah penting dalam mengatasi perbedaan pendapatan antara kedua daerah.
Pemerintah dapat menyiapkan program pelatihan dan pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan industri di masing-masing daerah. Selain itu, pemenuhan hak-hak buruh dan
perlindungan yang layak terhadap mereka juga menjadi penting untuk memastikan
terciptanya lingkungan kerja yang aman dan produktif, serta terhindar dari tindak
eksploitasi dan penipuan.

Tak lupa, peran swasta dan masyarakat sipil sangat diperlukan dalam
menciptakan lingkungan kerja yang mencerminkan hak-hak buruh yang layak.
Meskipun terdapat perbedaan pendapatan yang signifikan antara Kabupaten Bangli dan
Kabupaten Gianyar, namun peran semua pemangku kepentingan dalam menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif terhadap kesejahteraan buruh dan perkembangan
industri harus dilihat sebagai upaya nyata dan strategis dalam menanggulangi
ketimpangan sosial dan ekonomi di masyarakat. Sebab, keberhasilan dari pembangunan
sektor ekonomi di suatu daerah tidak dapat diukur hanya berdasarkan angka
pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan, namun berdasarkan realisasi tercapainya hak-
hak sosial dan ekonomi bagi semua warganya, termasuk buruh.

Pendapatan buruh sendiri sangat penting dalam menentukan tingkat


kesejahteraan mereka dan keluarga mereka. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk
meningkatkan pendapatan buruh di Kabupaten Bangli, seperti meningkatkan
keterampilan dan pendidikan buruh, membuka lapangan kerja yang lebih baik,
meningkatkan infrastruktur, dan lain sebagainya. Dengan demikian, diharapkan bahwa
perbedaan pendapatan antara buruh di kedua kabupaten bisa dikurangi atau bahkan
dihilangkan.

Hasil yang didapatkan setelah melakukan penelitian secara langsung ke tempat


lokasi adalah bahwa buruh yang bekerja di daerah Gianyar bertempat di desa Ngenjung
Sari, kecamatan Gianyar, kabupaten Gianyar lebih banyak mendapatkan pendapatan
dari pada daerah yang di jadikan tempat penelitian yaitu daerah Bangli. Pendapatan
buruh di daerah Ngenjung Sari memiliki kebutuhan yang sangat banyak. Hal tersebut
dikarenakan tempat yang ia tinggali memiliki UMR sekitar Rp. 2.800.000 yang menjadi
salah satu faktor barang – barang atau biaya hidup lainnya sangat mahal untuk
pendapatan buruh yang lebih tinggi di bandingkan kabupaten Bangli. Sebaliknya
pendapatan buruh yang sangat rendah memiliki kebutuhan yang sangat rendah
dikarenakan hal yang sama yaitu tempat yang ia tinggali serta UMR di kabupaten
tersebut tidak begitu tinggi sekitar Rp. 2.700.000

B. Saran

Berikut beberapa saran yang dapat diambil dari makalah “Perbedaan Pendapatan
antara Buruh Kabupaten Bangli dan Kabupaten Gianyar”:

1. Melakukan studi lebih lanjut untuk memperoleh data yang lebih komprehensif
dan mendalam mengenai perbedaan pendapatan buruh di Kabupaten Bangli dan
Kabupaten Gianyar.
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan pendapatan buruh,
seperti tingkat pendidikan, kualifikasi, pengalaman kerja, jenis pekerjaan, dan
faktor-faktor lainnya.
3. Membahas lebih lanjut tentang dampak perbedaan pendapatan buruh terhadap
kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat di kedua kabupaten tersebut.
4. Memberikan saran kebijakan kepada pemerintah daerah untuk mengurangi
kesenjangan pendapatan antara buruh di Kabupaten Bangli dan Kabupaten
Gianyar, seperti meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan, meningkatkan
investasi dalam infrastruktur dan industri, serta meningkatkan akses ke pasar
kerja yang lebih luas.
5. Membahas implikasi dari perbedaan pendapatan buruh terhadap kemungkinan
terjadinya migrasi tenaga kerja dari Kabupaten Bangli ke Kabupaten Gianyar
atau sebaliknya.
6. Mendorong penelitian lanjutan untuk memperdalam pemahaman mengenai
perbedaan pendapatan buruh di daerah lain di Indonesia, dengan tujuan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan pendapatan dan
memberikan rekomendasi kebijakan yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Gajimu.com/Garmen. (2023, 01 01). UMK Bali. Diambil kembali dari UMP/UMK Bali:
https://gajimu.com/garmen/gaji-pekerja-garmen/gaji-minimum/ump-umk-bali

Kompas.com. (2022, Mei 2). Kapitalisme. Diambil kembali dari Apa Itu Kapitalisme:
Definisi, Contoh, dan Kelemahan Kelebihannya:
https://money.kompas.com/read/2022/05/02/145039126/apa-itu-kapitalisme-
definisi-contoh-dan-kelemahan-kelebihannya?page=all

Kompas.com. (2022, Maret 16). Kebijakan Publik. Diambil kembali dari Kebijakan
Publik: Ciri, Unsur, dan Jenis:
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/16/02000021/kebijakan-publik--ciri-
unsur-dan-jenis

Pangesti, R. (2021, Desember 19). Observasi. Diambil kembali dari Apa yang
Dimaksud Observasi? Ini Tujuan, Manfaat, dan Jenis-jenisnya:
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5860988/apa-yang-dimaksud-
observasi-ini-tujuan-manfaat-dan-jenis-jenisnya

Populix. (2022, April 4). Wawancara. Diambil kembali dari Wawancara Adalah:
Pengertian, Jenis, Fungsi, Tahap, dan Tips:
https://info.populix.co/articles/wawancara-adalah/

Store, D. (2023, Maret 1). Studi Kasus. Diambil kembali dari Pengertian Studi Kasus:
Jenis, Cara Membuat dan Contoh: https://deepublishstore.com/blog/pengertian-
studi-kasus/

tempo.co. (2023, 02 22). UMK Kabupaten Bangli. Diambil kembali dari UMK
Kabupaten Badung Tertinggi di Bali, Kabupaten Bangli Terendah:
https://bisnis.tempo.co/read/1694626/umk-kabupaten-badung-tertinggi-di-
balikabupaten-bangli-terendah

Wijaya, R. (2022, Febuari 2). Pembangunan Ekonomi. Diambil kembali dari Pengertian
Pembangunan Ekonomi: Tujuan, Indikator, dan Tahapannya:
https://www.gramedia.com/literasi/author/rafi/
Wikipedia. (2023, Maret 28). Etnografi. Diambil kembali dari Etnografi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Etnografi

WIRA, A. (Sutradara). (2023). WAWANCARA BURUH BERTEMPAT DI DESA SALA |


1 [Gambar Hidup].

WIRA, A. (Sutradara). (2023). WAWANCARA BURUH BERTEMPAT DI DESA SALA |


2 [Gambar Hidup].

WIRA, A. (Sutradara). (2023). WAWANCARA BURUH BERTEMPAT DI DESA SALA |


3 [Gambar Hidup].

WIRA, A. (Sutradara). (2023). WAWANCARA SOSIOLOGI KE NGENJUNG SARI


GIANYAR | 1 [Gambar Hidup].

WIRA, A. (Sutradara). (2023). WAWANCARA SOSIOLOGI KE NGENJUNG SARI


GIANYAR | 2 [Gambar Hidup].

WIRA, A. (Sutradara). (2023). WAWANCARA SOSIOLOGI KE NGENJUNG SARI


GIANYAR | 3 [Gambar Hidup].

LAMPIRAN

A. DOKUMENTASI WAWANCARA DI KABUPATEN GIANYAR


B. DOKUMENTASI WAWANCARA DI KABUPATEN BANGLI

Anda mungkin juga menyukai