Anda di halaman 1dari 5

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Akademik Siswa

Berdasarkan survei yang dilakukan, didapatkan data bahwa 25,8% siswa


menganggap kegiatan ekstrakurikuler adalah hal yang sangat penting, 58,1% siswa
menganggap penting, dan 16,1% sisanya menganggap tidak penting. Hal ini disebabkan
karena SMAN 1 Sooko Mojokerto mewajibkan seluruh siswanya untuk mengikuti minimal
satu jenis ekstrakurikuler. Dari data tersebut juga dapat diambil kesimpulan bahwa, banyak
diantara siswa SMAN 1 Sooko yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Seperti yang kita ketahui, di SMAN 1 Sooko Mojokerto, proses pembelajaran yang
diberikan baik kegiatan pembelajaran formal (jam pelajaran) maupun di luar jam pelajaran
(ekstrakurikuler) dilaksanakan secara terstruktur. Yang mana kegiatan ekstrakurikuler
dilaksanakan pada sore hari di akhir pekan agar tidak mengganggu proses belajar mengajar
siswa di kelas. Hal ini dapat dilihat dari pengakuan siswa yang menjadi responden dalam
pengkajian ini sebagai mana tertera dalam tabel berikut ini.

Grafik di atas menunjukkan bahwa sebanyak 54,8% siswa menyatakan ekstrakurikuler


tidak berdampak negatif pada prestasi akademis mereka, karena kebanyakan dari mereka
telah mampu memanajemen waktu dengan baik antara bidang akademis maupun bidang
ekstrakurikulernya serta dengan adanya dukungan dari sekolah yang mencetuskan peraturan
bahwa, pelaksanaan ekstrakurikuler hanya dilaksanakan pada akhir pekan dan tanpa
mengganggu pembelajaran, itu semakin meminimalisir para siswa mengalami gangguan
pada akademisnya. Selain itu, menurut mereka ekstrakurikuler juga memberi dampak
positif, karena ekstrakurikuler dapat melatih ataupun meningkatkan soft skills yang mereka
miliki. Contohnya : melatih kemampuan public speaking, leadership, problem solving,
meningkatkan kepercayaan diri, mudah beradaptasi, melatih Kerjasama, dsb.
Namun, sebanyak 45,2% siswa menyatakan bahwa ekstrakurikuler berdampak negatif
bagi mereka. Kebanyakan siswa yang setuju dengan statement tersebut, biasanya merupakan
pengurus dari ekstrakurikuler. Yang mana, kebanyakan dari mereka tidak terlalu fokus
kepada pelajaran karena terkadang mereka lebih mementingkan tanggung jawab mereka
sebagai pengurus ekstrakurikuler dari pada bidang akademis mereka sendiri, ada pula siswa
yang terpaksa untuk tidak fokus pembelajaran dulu karena mereka menjadi panitia pengurus
event ekstrakurikulernya, hal tersebut memungkinkan para siswa menjadi sering izin
meninggalkan kelas untuk keperluan event yang diurusnya.
3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Akademik Siswa
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik siswa dibedakan
menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor internal. Faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar yaitu:
1. Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri, terdiri dari:

a. Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya dalam prestasi akademik.
Apabila kesehatan jasmani terganggu, misalnya sakit, maka dapat mempengaruhi
prestasi akademik siswa. Tak jarang siswa yang kesehatannya tidak diperhatikan
karena terlalu terbebani dengan kegiatan ekstrakurikulernya. Sehingga
menyebabkan kesehatan mereka menurun dan dapat mempengaruhi prestasi
akademik mereka. Namun terdapat juga siswa yang kesehatannya lebih baik
setelah mengikuti ekstrakurikuler, misalnya yang mengikuti ekstrakurikuler
olahraga, sehingga mereka akan sering melakukan latihan latihan yang dapat
meningkatkan kesehatannya. Kesehatan rohani juga perlu diperhatikan. Apabila
terganggu, misalnya karena banyak pikiran, hal itu tentunya akan menyebabkan
prestasi akademik tidak maksimal.

b. Intelegensi dan Bakat


Apabila seseorang memiliki intelegensi dan bakat yang tinggi dalam bidang yang
ia pelajari, maka kemungkinan prestasi akademik yang ia dapatkan akan
maksimal. Misalnya seseorang yang masuk ke ekstrakurikuler yang dirasa
merupakan bakatnya. Pastinya hal itu akan menimbulkan semangatnya untuk terus
menggali prestasi dari ekstrakurikuler tersebut.

c. Minat dan motivasi


Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya
jika minat belajar kurang, maka akan menghasilkan prestasi yang rendah.
Misalnya jika seorang siswa mengikuti ekstrakurikuler yang tidak ia minati. Ia
pasti cenderung malas untuk meraih prestasi prestasi dari ekstrakurikuler tersebut.
Jika siswa mengikuti ekstrakurikuler yang ia minati, pastinya ia akan tertarik
untuk menghasilkan prestasi dari ekstrakurikuler yang ia ikuti dan lebih
mengembangkan dirinya. Kuat lemahnya motivasi juga turut mempengaruhi
keberhasilannya.
d. Cara Belajar
Cara belajar juga mempengaruhi prestasi akademik. Kita harus mengetahui apa
teknik belajar kita. Dengan mengikuti teknik yang sesuai dengan diri kita, maka
akan menghasilkan prestasi yang lebih maksimal. Ada orang yang cara belajarnya
adalah dengan menulis, mencatat, dan membaca. Dengan hal ini, mereka lebih
cocok masuk ke ekstrakurikuler yang berhubungan dengan hal itu, contohnya klub
menulis, klub olimpiade dan sebagainya. Ada juga yang cenderung ke kegiatan-
kegiatan fisik maupun sosial. Sehingga mereka akan lebih cocok untuk masuk ke
ekstrakurikuler seperti olahraga, PMR, pramuka, dan sejenisnya.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu tersebut. Terdiri
dari:

a. Keluarga
Contohnya adalah tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya
penghasilan, cukup kurangnya perhatian dan bimbingan dari orang tua, rukun atau
tidaknya kedua orang tua, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah. Bimbingan
dan dukungan dari orang tua menjadi sesuatu yang penting, jika hal tersebut
kurang, maka siswa tidak dapat maksimal dalam menghasilkan prestasi-prestasi.

b. Sekolah
Kualitas guru, metode pengajarannya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan
anak, fasilitas di sekolah, dan lain lain. Dukungan dari sekolah bagi
ekstrakurikuler juga berpengaruh penting. Jika sekolah memberikan dukungan
penuh pada ekstrakurikuler dengan memfasilitasi sarana prasarana, pastinya
prestasi yang dihasilkan dari ekstrakurikuler tersebut juga baik. Begitupun
sebaliknya, jika sekolah tidak memberikan dukungannya, maka ekstrakurikuler
tersebut tidak akan bisa maksimal dalam memperoleh prestasi.

c. Kondisi Lingkungan dan Masyarakat.


Kondisi lingkungan akan mempengaruhi pretasi akademik. Apabila lingkungan
tersebut baik, maka akan meningkatkan motivasi dari siswa untuk memperoleh
prestasi. Bila kondisi lingkungan buruk, hal itu akan menurunkan motivasi
sehingga prestasi siswa juga akan menurun.

Faktor faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu:

1. Kemampuan Manajemen Waktu


Berdasarkan hasil survey yang dilakukan melalui media google formulir, didapatkan
bahwa 64,5% siswa kesulitan membagi waktu antara kegiatan akademis sekolah
dengan ekstrakurikuler. Dan 35,5% lainnya tidak merasa kesulitan untuk membagi
waktu.

Dari data diatas, dapat kita ketahui bahwa kebanyakan dari siswa merasa kesulitan
untuk menerapkan manajemen waktu yang baik. Manajemen waktu yang buruk
dapat menimbulkan dampak negatif bagi prestasi akademik siswa. Mereka mungkin
saja kesulitan untuk membagi waktu belajar, sehingga waktu belajar menjadi kurang.
Dan pretasi akademik menurun.

2. Sulitnya Menentukan Prioritas


Masih banyak siswa yang merasa kesulitan untuk membagi skala prioritas mereka.
Karena dirasa hampir semua, antara prestasi akademis dan ekstrakurikuler adalah hal
yang penting. Terlebih lagi jika siswa tersebut tergolong sebagai pengurus dari
sebuah ekstrakurikuler, yang memiliki tugas cukup berat di ekstrakurikuler tersebut,
dan jika ditinggalkan maka jalannya ekstrakurikuler akan terganggu. Namun jika ia
mengesampingkan pembelajaran, maka prestasi akademiknya juga akan menurun.

3.3 Upaya Yang Dapat Dilakukan Untuk Menghindari Dampak Negatif dari Ekstrakurikuler
Berdasarkan survei yang dilakukan, upaya yang dapat kita lakukan agar ekstrakurikuler
tidak menimbulkan dampak negatif adalah:

A. Pada bagian kesulitan membagi waktu, hal yang dapat dilakukan yaitu:

1. Belajar untuk membagi waktu dengan baik. Yaitu dengan membagi waktu sesuai
prioritas maupun sesuai jadwal. Dan menaati jadwal yang kita buat, sehingga antara
kegiatan yang satu dengan yang lain tidak akan menimbulkan dampak negatif satu
sama lain.

2. Membuat skala prioritas. Yaitu dengan mendahulukan hal-hal yang penting


maupun mendesak terlebih dahulu. Dan dilanjutkan dengan hal lain yang sekiranya
tidak begitu mendesak. Misalnya jika ada tugas ekstrakurikuler dan tugas sekolah,
tugas sekolah memiliki tenggat yang lebih awal, maka lebih baik jika mendahulukan
tugas sekolah daripada tugas ekstrakurikuler.
3. Tidak membuang-buang waktu dengan melakukan hal yang tidak penting. Sebisa
mungkin kita harus memanfaatkan waktu dengan baik. Sehingga jika ada waktu
luang, kita dapat mengisinya untuk mengerjakan hal-hal lain.
4. Membuat jadwal atau to do list. Dengan membuat jadwal, kita akan terarah untuk
melakukan kegiatan yang seharusnya kita lakukan. Sehingga tidak akan kesulitan
untuk membagi waktu dalam pengerjaannya.

5. Tidak menunda-nunda dalam melakukan pekerjaan. Pada hal ini, contohnya


adalah ketika diberi tugas, maka sebisa mungkin langsung dikerjakan sehingga tidak
akan mengganggu kegiatan kedepannya.

B. Hal-hal lain yang dapat dilakukan untuk menghindari dampak negatif dari
ekstrakurikuler yaitu:

1. Belajar di luar jam pelajaran. Jika dirasa kurang paham akan materi yang
dipelajari di sekolah, ataupun materi yang tertinggal karena harus keluar kelas karena
keperluan ekstrakurikuler. Kita dapat belajar di luar jam pelajaran. Dapat dengan
bertanya kepada teman, membaca dari buku paket, belajar di bimbingan belajar,
mencari informasi di internet, maupun menonton video melalui youtube pada waktu
luang.

2. Mengikuti ekstrakurikuler dengan secukupnya dan tetap memprioritaskan prestasi


akademik. Dengan ini, kita tidak akan menerima dampak negatif dari ekstrakurikuler.
Karena tetap memprioritaskan prestasi akademik. Kita tetap bisa aktif di dalam kelas,
dapat memahami pembelajaran tanpa tertinggal, memperoleh prestasi dengan
maksimal.

3. Menyeimbangkan antara ekstrakurikuler dan pendidikan. Kita dapat juga


menerapkan hal ini dikarenakan dengan hal ini, ekstrakurikuler tidak akan
mempengaruhi pendidikan, begitupun sebaliknya. Juga tidak mencampurkan urusan
ekstrakurikuler ke dalam urusan pendidikan.

4. Menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Agar prestasi akademik tidak menurun
karena kesehatan yang terganggu.

Anda mungkin juga menyukai