Keaslian Penelitian
kuisioner dimana
kuisioner tersebut
pasien/konsumen
73,7% konsumen
memberikan respon
layanan kefarmasian di
apotek tersebut.
menggunakan 2
macam metode
kuisioner dimana
kuisioner tersebut
Judul Hasil Perbedaan Persamaan
apotek dan
oleh konsumen
apotek.
secara langsung dilakukan seperti bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan langsung
dengan alat kesehatan, pelayanan kefarmasian klinik di apotek termasuk kedalam pelayanan
kefarmasian secara langsung meliputi tanggung jawab kepada pasien, berkaitan dengan alat
kesehatan, sediaan farmasi dan bahan medis setelah pemakaian sehingga mencapai hasil yang
akurat agar meningkatkan kualitas mutu yang baik untuk kehidupan pasien. Pelayanan
2. Dispensing;
4. Konseling;
dilakukan oleh seorang apoteker dalan memberikan beberapa informasi yang akurat serta
tidak bias dan terkini kepada tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, dan profesi kesehatan
lainnya (Kepmenkes, 2004). Standar pelayanan kefarmasian di apotek meliputi : (Laia, 2019)
Terdapat lima dimensi penilaian untuk kategori jasa sebagai acuan parameter
terkait dengan nama obat, kekuatan obat, indikasi obat, aturan pakai obat, mekanisme
kerja obat, efek samping obat, penyimpanan obat, serta berbagai macam aktivitas
yang harus di hindari selama penggunaan obat, interaksi antar obat, interaksi obat dan
dengan baik, bahasa yang sopan serta mudah di pahami dan memberikan informasi
diberikan oleh pasien serta memberikan kesempatan bertanya apabila ada hal-hal yang
belum di pahami.
dengan melakukan pengukuran kepuasan konsumen pada jasa layanan kesehatan (Moore et
al., 2013)Tingkat kepuasan pasien dipengaruhi dua faktor yang terdiri dari aspek pelanggan
dan aspek pelayanan, aspek pelanggan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, jenis
kelamin, pendidikan dan faktor lainnya, sedangkan aspek layanan kesehatan terdiri dari dua
faktor yaitu aspek medis seperti perlengkapan medis yang tersedia dan memadai, dan aspek
non medis seperti layanan petugas kesehatan, kenyamanan dan kebersihan ruangan yang
digunakan seperti ruang tunggu yang sering digunakan serta biaya yang relatif murah
(Sarwono, 1997).
Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari lima faktor utama yang harus di perhatikan
1. Kualitas Produk
Konsumen akan merasa puas jika hasil dari evaluasi menunjukan bahwa produk yang
dihasilkan berkualitas.
2. Kualitas pelayanan
Konsumen akan merasa puas bila mendapatkan pelayanan yang sesuain dengan apa
yang di harapkan.
3. Emosional
Konsumen akan merasa mendapatkan kepercayaan jika orang lain kagum ketika
menggunakan produk dengan merk tertentu dan cenderung memiliki tingkat kepuasan
yang tinggi, bentuk kepuasan yang di peroleh tidak hanya kualitas produk tetapi dari
4. Harga
Produk yang memiliki kualitas yang baik tetapi menetapkan tarif yang relatif murah
5. Biaya
Konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya atau tidak perlu menghabiskan waktu
untuk memperoleh suatu produk atau jasa akan cenderung mendapatkan tingkat
memenuhi harapan yang baik dari pelanggan. Pasien akan merasa puas apabila harapan
terpenuhi. Persepsi pasien terhadap adanya pelayanan kefarmasian yang buruk akan
memberikan efek merugikan bagi pihak apotek dari segi aspek bisnis akan membuat
konsumen akan beralih berkunjung ke apotek lain. Sedangkan untuk pelayanan kefarmasian
yang baik akan meningkatkan kualitas apoteker yang bertugas di apotek tersebut. Oleh karena
itu, persepsi pasien yang baik terhadap pelayanan kesehatan harus diperhatikan serta
ditumbuhkan terus menerus dengan orientasi kepada pelanggan itu sendiri. Hal ini penting
sebagai acuan dan perbaikan kualitas pelayanan, sehingga akan tercipta pelayanan yang baik
BAB 3
A. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Apotek
ijin oleh APA (Apoteker Pengelola Apotek) dan PSA (Pemilik Sarana Apotek) yang
2. Pasien
3. Pelayanan Kefarmasian
kepuasan pasien. Tingkat kepuasan pada pasien dapat dilihat dari angka pesentase
kepuasan antara harapan dan kenyataan dari hasil pengisian kuisioner yang akan diisi
oleh pasien.