Anda di halaman 1dari 2

Latar belakang

Energi panas bumi merupakan energi yang bersumber dari panas yang terkandung dalam perut
bumi yang terdiri dari batuan, cairan yang berada di bawah kerak bumi. Menurut UU No. 27
Tahun 2003 Tentang Panas Bumi, sumber daya panas bumi adalah sumber energi panas yang
terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya.
Kemudian salah satu pemanfaatan energi panas bumi adalah untuk menghasilkan energi listrik.
Indonesia memiliki sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yakni tenaga listrik
yang dihasilkan dari gerak turbin yang digerakkan oleh panas bumi. Cara pemanfaatannya
dengan membuat sumur yang kedalamannya mencapai titik panas bumi, lalu panas tersebut
dialirkan ke lokasi turbin dengan tujuan untuk menggerakkan turbin. PLTP di Indonesia salah
satunya PLTP Sorik Marapi yang berada di Mandailing Natal, Sumatera Utara. Proyek
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sorik Marapi ini mulai beroperasi pada tahun
2016. Pengembang proyek PLTP Sorik Marapi adalah PT Sorik Marapi Geothermal Power
(SMGP). PLTP Sorik Marapi sudah menghasilkan kapasitas listrik 90 MW dari total target
sebesar 240 MW. Proyek ini juga bagian dari program nasional listrik 35.000 MW. Namun
terdapat kejadian di PLTP Sorik Marapi Mandailing Natal, Sumatera Utara yakni dihentikan
operasinya karena terjadi kebocoran gas. Semburan lumpur panas disertai bau menyengat
kemudian keluarnya gas H2S atau hidrogen sulfida saat proses pengeboran sumur panas bumi
T-12 yang menyebabkan 21 warga keracunan dan dilarikan ke rumah sakit. Kejadian tersebut
bermula pada tanggal 24 April 2022. Terjadi semburan liar (blow out) yang diikuti dengan
keluarnya gas H2S atau Hidrogen sulfida yang merupakan gas yang tidak berwarna, beracun,
mudah terbakar dan berbau. Dimana gas tersebut muncul ketika berlangsung pengeboran
sumur panas bumi T-12.

PLTP Sorik Marapi saat ini mengoperasikan 2 unit pembangkit dengan kapasitas pembangkitan
90 MW yang membantu meningkatkan kehandalan jaringan transmisi ketenagalistrikan
Sumatera Utara. Dalam rangka pengembangan PLTP Sorik Marapi Unit III, SMGP melakukan
kegiatan pengeboran sumur panas bumi yang salah satunya sumur T-12 untuk penyediaan
suplai uap PLTP Unit III. Pengeboran sumur T-12 mulai dilaksanakan sejak tanggal 20 April 2022
dan direncanakan berlangsung selama 44 hari dengan target kedalaman 2700 m. Ketika terjadi
steam kick, kedalaman sumur baru mencapai 370 m dan belum mencapai zona reservoir
sehingga memiliki kemungkinan kecil terjadinya steam kick. Steam kick terjadi karena
perbedaan tekanan antara tekanan steam dengan tekanan di permukaan. Dari berbagai
penelusuran terdapat pengeboran, penyebab munculnya semburan liar di duga berasal dari
sumur T-11 yang berjarak kurang lebih 7 meter dari sumur T-12. Akibatnya, 19 orang warga
masyarakat dan 2 orang kru pengeboran terpapar gas H2S atau hidrogen sulfida yang keluar
dari semburan. Sehingga kementerian ESDM akan mengambil langkah tegas untuk menegakkan
peraturan K3LL (Keselamatan, kesehatan kerja, dan lindungan lingkungan) panas bumi dalam
rangka menciptakan pengusahaan panas bumi yang aman dan ramah lingkungan agar kejadian
tersebut tidak terulang kembali.

Referensi:

https://www.idxchannel.com/economics/kebocoran-gas-di-mandailing-natal-kemenesdm-stop-
operasi-pltp-sorik-marapi

https://www.geodipa.co.id/bisnis-kami/energi-panas-bumi/

Anda mungkin juga menyukai