Anda di halaman 1dari 17

KARYA TULIS MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

Karya Tulis ini diajukan sebagai kunjungan karya wisata dan untuk memenuhi salah satu
syarat mengikuti Penilaian Akhir Semester

Disusun oleh:
1. Adina Rafa Hanifah VIII D
2. Anggi Novita Dewi VIII D
3. Anggita Purnama VIII D
4. Agus Tyas Mustiko VIII D
5. Azka VIII D

SMP AL IMAN PARAKAN


Jl. Raya Wonosobo No.02 Temanggung 2023
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis ini telah disetujui dan disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Parakan, Maret 2023

Menyetujui,

Pembimbing Wali Kelas

Ahmad Santoso,S.Pd. Anik Nur Hidayah,S.Pd.,S.Si.

Kepala Sekolah

Johan Qoemar,S.Ag
MOTTO
 Life still goes on, so do what you want without harming others
 Orang yang belajar dari kesalahan adalah orang yang berani sukses
 Jika kamu ingin menaklukan rasa takut pergilah dan lakukan apa yang kamu takuti
 Karyamu akan menempat bagian tersendiri dalam hidupmu
 Kebanyakan kegagalan berasal dari takut gagal
 Kebiasaan kecil yang baik akan menghasilkan jiwa yang baik pula
 Genggamlah dunia sebelum dunia menggenggammu
HALAMAN PERSEMBAHAN

1. Kepada Bapak Johan Qoemar selaku Kepala Sekolah SMP Al-Iman Parakan, Ibu
Anik Nur Hidayah Selaku Wali Kelas, Bapak Ahmad Santoso yang telah
membimbing penulis sehingga dapat Menyusun Karya Tulis ini dengan lancar.
2. Kepada orang tua penulis, yang telah memberikan motivasi selama mengerjakan
Karya Tulis ini.
3. Kepada teman-teman seperjuangan sekolah yang telah menghibur dan memberi
semangat kepada penulis.
4. Seluruh keluarga besar SMP Al-Iman Parakan
5. Semua pihak yang membantu dalam pengerjaan Karya Tulis ini
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis ini. Pada dasarnya,
tujuan dibuatnya Karya Tulis ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam memenuhi
tugas sekolah, serta untuk melatih siswa/siswi membiasakan diri untuk membaca dan
memahami keadaan lingkungan diluar sekolah. Saya berharap dengan diselesaikan Karya
Tulis ini, saya dapat mengetahui lebih dalam mengenai pembuatan karya tulis yang baik dan
benar.

Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu


penyelesaian Karya Tulis ini. Yang pertama, kepada kedua orang tua yang senantiasa
membantu doa dan materi, serta dukungan moral dan spiritual. Yang kedua, Bapak Johan
Qoemar selaku kepala sekolah, serta Bapak/Ibu guru yang dengan suka rela memberikan ilmu
serta dukungan, Tak lupa kepada teman-teman yang telah menemani hari-hari saya dalam
menyusun Karya Tulis ini .Saya berharap semoga dengan terselesaikannya Karya Tulis ini
dapat menjadi titik tolak penulis untuk menjadi lebih maju dan bersungguh-sungguh. Saya
berharap semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi saya dalam menuju perubahan,
Amin. Karya Tulis ini belum begitu sempurna, oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun dari setiap pembaca sangat saya harapkan demi kesempurnaan Karya Tulis ini.
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN

MOTTO

HALAMAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

BAB ll PENGAMATAN SEJARAH BUMI

2.1 Sekilas Tentang Museum Geologi Bandung

2.2 Objek Pengamatan Sejarah Bumi

2.3 Objek Pengamatan Di Gunung Berapi Di Indonesia

2.4 Objek Pengamatan Batuan Dan Mineral

2.5 Objek Pengamatan Barang Tambang/ Minyak Bumi

2.6 Objek Pengamatan Gunung Kapur Raja Mandala

BAB lll PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pada bab ini membahas tentang penelitian secara umum, yang diawali dengan suatu
tinjauan mengapa perlu mempelajari penelitian, apa manfaat penelitian bagi siswa, dan
kemudian dilanjutkan dengan definisi penelitian. Definisi ini perlu diketahui untuk
memperoleh pemahaman penelitian dengan baik, sehingga dapat dipahami arti dan manfaat
dari suatu penelitian. Pembahasan dilanjutkan dengan memberikan suatu pengertian, serta
beberapa karakteristik dari metode ilmiah. Metode ilmiah perlu diketahui karena ini
merupakan prosedur atau cara-cara tertentu yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan
yang disebut dengan ilmu/pengetahuan.

Beberapa peneliti mempunyai pendapat bahwa suatu penelitian itu harus dilakukan
secara ilmiah. Untuk itu perlu diketahui beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar suatu
penelitian dikatakan suatu penelitian ilmiah. Selanjutnya pembahasan membicarakan
beberapa tujuan yang akan dicapai dalam melakukan penelitian, dan pada akhir bab ini
dibahas masalah paradigma penelitian. Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir
yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan
perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan
bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk
menjawab masalah penelitian

1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui Pengamatan Sejarah Bumi (Museum Geologi).
b. Untuk mengetahui Obyek Pengamatan Di Gunung Berapi Di Indonesia.
c. Untuk mengetahui Obyek Pengamatan Batu – batuan dan mineral.
d. Untuk mengetahui Obyek Pengamatan Barang Tamabang / Minyak Bumi.
e. Untuk mengetahui Obyek Pengamatan Gunung Kapur Raja Mandala
BAB II
PENGAMATAN SEJARAH BUMI

2.1 Sekilas Tentang Museum Geologi Bandung


Museum Geologi didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini telah
direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation
Agency). Setelah mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan
diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23
Agustus 2000. Sebagai salah satu monumen bersejarah, Museum berada di bawah
perlindungan pemerintah dan merupakan peninggalan nasional. Dalam Museum
ini, tersimpan dan dikelola materi-materi geologi yang berlimpah, seperti fosil,
batuan, mineral. Kesemuanya itu dikumpulkan selama kerja lapangan di
Indonesia sejak 1850.
2.2 Objek Pengamatan Sejarah Bumi

A. Awal Pembentukannya Sejarah Bumi


Permulaan terjadinya Bumi merupakan sebagian dari gumpalan gas dari
Matahari. Gumpalan gas yang besar tersebut selalu dalam keadaan berputar.
Dikarenakan sesuatu hal, terlepaslah sebagian gumpalan itu, walaupun seolaholah
dicampakkan sangat jauh, tetapi gumpalan itu masih tetap berputar terus menerus
mengelilingi gumpalan besar (Matahari) tersebut. Gumpalangumpalan yang
terpisah dan masih tetap berputar tersebut setelah mengalami proses pendinginan
akan menjadi padat. Itulah yang disebut palanet-planet yang jumlahnya delapan.
Berturut-turut nama-nama planet yang masuk susunan Matahari, yaitu Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Dari gumpalan yang terlepas tersebut (planet) terlepas pula sebagian dari
planet, tetapi juga tetap berputar dan mengelilingi gumpalan yang ditinggalkan,
itulah yang disebut Bulan atau Satelit. Kejadian tersebut memakan waktu yang
sangat lama. Jadi, Bumi yang seperti sekarang ini baru terjadi setelah berjuta-juta
tahun yang lalu. Sesudah Bumi bertambah dingin, berubahlah gas tersebut
menjadi cairan dan lamakelamaan bagian luarnya makin padat sehingga pada
permukaan bumi dapat ditempati manusia, tumbuh-tumbuhan serta makhluk
hidup lainnya. Lapisan kerak bumi paling luar memiliki ketebalan ± 1.200 km.
Menurut ahli geologi, pada permukaan bumi ini terdapat berbagai oksida yang
sebagian besar (± 60%) berupa oksida silikon (SiO2).
Sesudah Bumi terbentuk bersama-sama planet lainnya, bahan-bahan yang
lebih berat menggumpal di dalam inti, sedangkan keraknya terdiri atas
unsurunsur silikon dan magnesium. Lebih ke dalam lagi terdapat lapisan yang
banyak mengandung unsur persenyawaan logam sulfida. Yang paling dalam
adalah inti yang mengandung besi dan nikel. Tebal dari masing-masing bagian
dapat diketahui dengan menyelidiki jalannya gelombang gempa karena
gelombang dibiaskan oleh lapisan tadi sesuai dengan kecepatan gelombang pada
lapisan tersebut.

Pada jaman sejarah pembentukan bumi dapat dibagi menjadi 4 yaitu sebagi berikut:

a) Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu)


Arkeozpoikum artinya Masa Kehidupan Purba, Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan
masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi
protokontinen. Batuan masa ini ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim disebut
kraton/perisai benua. Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa
ini juga merupakan awal terbentuknya Indrosfer dan Atmosfer serta awal muncul
kehidupan primitif di dalam samudera berupa mikro-organisma (bakteri dan ganggang).
Fosil tertua yang telah ditemukan adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan
umur kira-kira 3.500.000.000 tahun.
b) Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu)
Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Masa Proterozoikum merupakan awal
terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai berkembang dari
organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes dan prokaryotes).
Enkaryotes ini akan menjadi tumbuhan dan prokaryotes nantinya akan menjadi binatang.
Menjelang akhir masa ini organisme lebih kompleks, jenis invertebrata bertubuh lunak
seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang bukti-
buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama. Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum
bersama-sama dikenal sebagai masa Pra-Kambrium.
c) Zaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu)
Kambrium berasal dari kata “Cambria” nama latin untuk daerah Wales di Inggeris sana,
dimana batuan berumur kambrium pertama kali dipelajari. Banyak hewan invertebrata
mulai muncul pada zaman Kambrium. Hampir seluruh kehidupan berada di lautan.
Hewan zaman ini mempunyai kerangka luar dan cangkang sebagai pelindung. Fosil yang
umum dijumpai dan penyebarannya luas adalah, Alga, Cacing, Sepon, Koral, Moluska,
Ekinodermata, Brakiopoda dan Artropoda (Trilobit). Sebuah daratan yang disebut
Gondwana (sebelumnya pannotia) merupakan cikal bakal Antartika, Afrika, India,
Australia, sebagian Asia dan Amerika Selatan. Sedangkan Eropa, Amerika Utara, dan
Tanah Hijau masih berupa benua-benua kecil yang terpisah.
d) Zaman Ordovisium (500 – 440 juta tahun lalu)
Zaman Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang
belakang paling tua) dan beberapa hewan bertulang belakang yang muncul pertama kali
seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut), Krinoid
(Lili Laut) dan Bryozona. Koral dan Alga berkembang membentuk karang, dimana
trilobit dan Brakiopoda mencari mangsa. Graptolit dan Trilobit melimpah, sedangkan
Ekinodermata dan Brakiopoda mulai menyebar. Meluapnya Samudra dari Zaman Es
merupakan bagian peristiwa dari zaman ini. Gondwana dan benua-benua lainnya mulai
menutup celah samudera yang berada di antaranya.

Masa Protozoikum merupakan masa perkembangan hidrosfer dan atmosfer, pada masa ini
kehidupan mulai berkembang dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak.
Menjelang berakhirnya masa ini organisme yang lebih kompleks jenis invetebrata bertubuh
lunak seperti ubur-ubur,cacing, dan koral mulai muncul dilaut dangkal.

B. Zaman Kapur (terbentuknya gunung Kapur) dan adanya binatang Dinosaurus dan
adanya kehidupan manusia.

a) Zaman Kapur (140-65 juta tahun lalu)


Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada zaman ini.
Mamalia berari-ari muncul pertama kalinya. Pada akhir zaman ini
Dinosaurus, Ichtiyosaurus, Pterosaurus, Plesiosaurus, Amonit dan
Belemnit punah. Mamalia dan tumbuhan berbunga mulai berkembang
menjadi banyak bentuk yang berlainan. Iklim sedang mulai muncul. India
terlepas jauh dari Afrika menuju Asia. zaman ini adalah zaman akhir dari
kehidupan biantang-binatang raksasa.
b) Adanya binatang
Yang menjadi fosil penunjuk yang terpenting yang pada zaman Kambrium
adalah Trilobita, yaitu sebangsa jenis udang-udangan yang berkulit keras.
Batuan pada masa Kambrium bercirikan endapan gamping yang mengandung
banyak pirit, sedimen pasir, dan berlempung yang kaya akan fosil. Pada masa ini
tidak terdapat batas iklim yang nyata, jasad yang membentuk gamping
memerlukan air yang hangat. Jadi, pada saat itu iklimnya sedang, bahkan panas.
Masa Kambrium ditaksir lamanya 70 juta tahun. Anggapan yang menyebabkan
binatang-binatang yang dapat memfosil semakin banyak dan ditemukan
sebagian besar di daerah tertentu, misalnya Kanada Barat sebagai berikut:

 Pada Masa Kambrium


Pada masa Kambrium, batu-batuan terkena pengaruh metamorfosa lebih kecil
sehingga lapisan-lapisan batu-batuan yang telah diendapkan dalam zaman
geologi yang lebih muda. Contohnya lempung lemigrad untuk pembuatan
barang-barang pecah-belah.
 Setelah Prakambrium
Setelah Prakambrium, beberapa kelompok binatang lebih banyak mempunyai
kerangka maka kemungkinan untuk memfosil lebih besar. Dengan
menggunakan fosil maka dapat diketahui 3 macam zaman Kambrium, yaitu
fauna Kambrium bawah, fauna Kambrium tengah, dan fauna Kambrium atas.
 Fauna kambrium bawah
Masih bersifat kosmopolit, yaitu binatang-binatang masih terdapat di mana-
mana di dunia (Trilobit Olenellus).
 Fauna kambrium tengah
Sudah terbagi menjadi daerah-daerah fauna pasifik dan Atlantik. Daerah
Atlantik sebagai fosil binatang Paradoxides (Pasifik Olenoides).
 Fauna kambrium atas
Daerah fauna Pasifik bercirikan Diclocephalus dan terus menembus Eropa-
Tiongkok-Tibet sampai Spanyol. Daerah fauna Atlantik bercirikan Olenus.
 Karbon
Zaman ini ditandai dengan timbulnya sejumlah besar karbon bebas di pelbagai
bagian dunia. Karbon atau Carbonium atau Arang ini amat berpengaruh pada
keadaan cuaca/iklim. Pada zaman Karbon ini terjadi pembentukan
pegunungan; hal-hal inilah yang menyebabkan zaman karbon dapat dikenal
dengan nyata. Terjadinya batu bara sangat erat hubungannya dengan
pengangkatan dan pembentukan pegunungan. Adanya karang menunjukkan
iklim sedang yang agak panas; adanya sedimen Klasika yang berwarna merah
dengan rekah kerut menandakan iklim kering/arid. Adanya tumbuh-tumbuhan
dengan daun yang cukup rindang menunjukkan adanya pelembagaan. Tidak
adanya lingkaran tahun pada batang-batang serta tumbuh terus, menunjukkan
tidak adanya perbedaan yang menyolok. Endapan batu bara yang berwarna
merah menunjukkan peninggalan yang kering dan gersang.
Perkembangan naptelia, amfibia yang muncul pada zaman Devon mengalami
perkembangan pesat, demikian pula perkembangan serangga, lebah, dan lipan.
Serangga pada zaman ini ialah pemakan daging/bangkai. Pada tempat di mana
karbon diendapkan sebagai lapisan dasar laut, di sana dijumpai karang/koral
dalam jumlah yang besar. Perkembangan tumbuhan (paku/pakis, kawat/
sumbar batu) lebih nyata dibandingkan dengan binatang bertulang punggung.

C. Adanya Kehidupan Manusia


Pada Kala Plistosen paling sedikit terjadi 5 kali jaman es (jaman glasial). Pada
jaman glasial sebagian besar Eropa, Amerika utara dan Asia bagian utara ditutupi
es, begitu pula Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia dan Pegunungan
Himalaya Di antara 4 jaman es ini terdapat jaman Intra Glasial, dimana iklim
bumi lebih hangat. Manusia purba jawa (Homo erectus yang dulu disebut
Pithecanthropus erectus) muncul pada Kala Plistosen. Manusia Modern yang
mempunyai peradaban baru muncul pada Kala Holosen. Flora dan fauna yang
hidup pada Kala Plistosen sangat mirip dengan flora dan fauna yang hidup
sekarang.

2.3 Obyek Pengamatan Di Gunung Berapi Di Indonesia

A. Proses Terjadinya Gunung berapi

Gunung berapi terbentuk akibat adanya pergerakan lempeng yang terus menekan sejak jutaan
tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang gunungapi berawal dari perilaku manusia
dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan gunungapi. Hal tersebut
diketahui dari penemuan fosil manusia di dalam endapan vulkanik dan sebagian besar
penemuan fosil itu ditemukan di Afrika dan Indonesia berupa tulang belulang manusia yang
terkubur oleh endapan vulkanik.

Gunung api terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat
pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke
kerak benua, busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera dan busur
dasar samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.

Pengetahuan tentang tektonik lempeng merupakan pemecahan awal dari teka-teki fenomena
alam termasuk deretan pegunungan, benua, gempabumi dan gunungapi. Planet bumi
mepunyai banyak cairan dan air di permukaan. Kedua factor tersebut sangat mempengaruhi
pembentukan dan komposisi magma serta lokasi dan kejadian gunung api.

Panas bagian dalam bumi merupakan panas yang dibentuk selama pembentukan bumi sekitar
4,5 miliar tahun lalu, bersamaan dengan panas yang timbul dari unsure radioaktif alami,
seperti elemen-elemen isotop K, U dan Th terhadap waktu. Bumi pada saat terbentuk lebih
panas, tetapi kemudian mendingin secara berangsur sesuai dengan perkembangan sejarahnya.
Pendinginan tersebut terjadi akibat pelepasan panas dan intensitas vulkanisma di permukaan.

2.4 Obyek Pengamatan Batu – Batuan Dan Mineral


Batuan adalah sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu.Bisa terdiri dari satu atau lebih
mineral.Lapisan lithosphere di bumi terdiri dari batuan. Sedangkan mineral adalah substansi
yang terbentuk karena kristalisasi dari proses geologi, yang memiliki komposisi fisik dan
kimia.
Batuan (Rocks) adalah bahan padat bentukan alam yang umumnya tersusun oleh kumpulan
atau kombinasi dari satu macam mineral atau lebih. Batuan yang dibentuk oleh berbagai jenis
dan susunan mineral dibagi menjadi tiga jenis, yaitu batuan beku (igneous rocks), batuan
endapan (sedimentary rocks), dan batuan malihan (metamorphic rocks).

PENGELOMPOKAN BATU

a) Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang berasal dari hasil pembekuan magma. Magma adalah
massa batuan dalam keadaan cair, bersuhu sangat tinggi (1000o – 2000oC). Komposisi
mineral batuan beku tidak selalu sama dengan magma asalnya karena ada kemungkinan
bereaksi dengan batuan yang dilalui atau diterobos.
b) Batuan Beku Dalam (Intrusive Rocks)

batuan beku dalam adalah batuan beku yang terjadi dari magma yang membeku di dalam
bumi.Batuan beku dalam ada berberapa macam bentuk, yaitu batolit, lakolit, diatrema,
gang, dan urat.

c) Batuan Beku Luar (Extrusive Rocks)


Batuan beku luar/ekstrusif adalah batuan beku yang terjadi dari magma yang membeku di
permukaan/luar bumi.Magma yang mengalir ke permukaan bumi melalui lubang kawah
gunungapi disebut lava.Magma yang keluar permukaan bumi masih mempunyai suhu
yang tinggi yaitu 800ohingga 1200o C.
d) Batuan Sedimen
Batuan sediment adalah batuan yang terbentuk dari hasil proses pelapukan, erosi,
pengangkutan dan pengendapan dari batuan yang sudah ada, baik batuan beku, sediment
maupun batuan metamorf. Batuan sedimen yang terbentuk melalui proses-proses ini
dinamakan batuan sdimen klastik.
e) Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah jenis batuan yang merupakan hasil ubahan dari batuan yang
sudah ada karena pengaruh suhu dan tekanan yang sangat tinggi dalam waktu yang cukup
lama. Batuan metamorf dapat berasal dari batuan beku, batuan sediment maupun batuan
metamorf sendiri.
Batuan metamorf yang sangat terkenal antara lain : Marmer ( merupakan ubahan dari batu
gamping ), Batu Sabak ( merupakan hasil ubahan dari batu lempung ) dan Kwarsit
( merupakan ubahan dari kwarsa ).
MINERAL
Mineral adalah benda alam yang bersifat homogen dan mempunyai sifat fisik dan kimia
tertentu. Sifat fisik mineral antara lain : warna, cerat, kilap, kekerasan, belahan, pecahan,
berat jenis, struktur dan sifat optik. Sifat kimia mineral antara lain kandungan unsur atau
senyawa kimia.
Mineral pembentuk batuan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a). Mineral Utama
Mineral utama sebagai penyusun utama batuan antara lain : kuarsa (SiO2), felspar
(ortoklas KalSiO2 dan plagioklas (Na,Ca) AlSi3O8) , mika (muskovit
KAl2(OH)2(AlSi3O10) dan biotit K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10) ), amfibol (Ca2
(MgFeAl)3 (OH)2 (SiAl14O11)2, piroksen (Ca (MgFe)(SiO3)2 ((AlFe)2O3), olivin
(FeMg)2SiO4), kalsit (CaCO3), grafit (C).
b). Mineral Tambahan
Mineral tambahan merupakan mineral yang berfungsi sebagai tambahan, berasal dari
hasil pelapukan atau metamorfose, antara lain klorit (Mg5(AlFe)(OH)8(AlSi4O10) yang
berasal dari metamorfose mineral biotit, amfibol, dan piroksen.

c). Mineral Penyerta


Mineral penyerta berfungsi sebagai penyerta di dalam batuan, terdapat dalam jumlah
sangat sedikit di dalam batuan, antara lain magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3).

2.5 Obyek Pengamatan Barang Tamabang / Minyak Bumi


Emas terbesar di dunia, yang terletak di Pegunungan Tengan Irian Jaya. Tambang terbuka
Gransberg yang mempunyai cadangan sekitar 1,186 miliar ton; dengan kandungan
tembaga 1,02%, emas 1,19 gram/ton dan perak 3 gram/ton. Gabungan beberapa tambang
terbuka dan tambang bawah tanah aktif di sekitarnya memberikan cadangan bijih
sebanyak 2,5 miliar ton. Bekas Tambang Ertsberg (Gunung Bijih) di sebelah tenggara
Grasberg yang ditutup pada tahun 1988 merupakan situs geologi dan tambang yang dapat
dimanfaatkan serta dikembangkan menjadi objek geowisata yang menarik.

2.6 Objek Pengamatan Gunung Kapur Raja Mandala


A. Peristiwa Terbentuknya Gunung Kapur
Peristiwa terbentuknya gunung kapur karena adanya Gejala pergerakan kerak bumi yang
disebut dengan diastropisme. Diastropisme terjadi karena ada tenaga endogen. Apakah akibat
dari tenaga endogen? Akibat tenaga endogen adalah terjadinya pergeseran kerak bumi.
Pergeseran kerak bumi menjadikan permukaan bumi berbentuk cembung seperti pegunungan,
dan gunung-gunung berapi, serta berbentuk cekung seperti laut, dan danau. Kerak bumi
terdiri dari dua macam, yaitu:
a) Kerak benua
b) Kerak samudera
Kerak benua, contohnya kerak benua Eropa dan Asia (disebut Eurasia), kerak benua Afrika,
kerak benua Amerika Utara, kerak benua Amerika Selatan. Kerak samudera, contohnya kerak
samudera Hindia, kerak samudera Pasifik, kerak samudera Atlantik.
Kerak benua disebut juga sebagai lempeng benua, sedangkan kerak samudera disebut pula
lempeng samudera. Lempeng samudera tertekan oleh magma yang ada di bawahnya,
sehingga ada bagian membubung (naik). Bagian tersebut dinamakan pematang tengah
samudera. Tekanan terus menerus berakibat lempeng samudera tertekan dan bergerak menuju
ke lempeng benua. Rata-rata pergerakannya sekitar 10 cm/tahun. Akibatnya lempeng
samudera bertumbukan dengan lempeng benua. Akibat tumbukan tersebut ada bagian-bagian
yang terangkat menjadi pegunungan.
Wilayah-wilayah dunia yang merupakan pertemuan lempeng ditandai dengan banyaknya
deretan pegunungan. Perbukitan kapur adalah contoh permukan bumi yang terangkat. Pada
mulanya perbukitan kapur berasal dari dasar laut. Oleh karena ada tekanan dari dalam bumi,
maka dasar laut terangkat hingga di atas permukaan laut. Adanya proses erosi dasar laut yang
terangkat tersebut kemudian menjadi perbukitan. Senyawa kimia yang terkandung di dalam
Gunung kapur yaitu Ca ( kalsium ), C ( karbon ), O ( oksigen ), H ( hydrogen ).
Perbukitan yang ada di Padalarang ( Gunung Kapur Rajamandala ) tersusun oleh batuan
utama berupa batuan gamping yang terbentuk dalam kurun waktu sangat lama, bisa sampai
20-30 juta tahun. Didalam batuan gamping itu terdapat jutaan fosil binatang laut yang
sekaligus menjadi saksi bisu yang menggenangi kawasan tersebut puluhan juta tahun yang
lalu ketika Oligosen sampai Miosen awal.
B. Reaksi Batu Sedimen Kapur :
Pada saat mengunjungi gunung kapur Rajamandala kami melakukan percobaan batu kapur di
tetesi HCL pekat yang kemudian batu tersebut mengeluarkan busa dan sedikit berasap, ini
karena :
CaCO3 + HCl pekat –> CaCl2 + CO2(g) +H2O.
Batu kapur termasuk dalam batuan sedimen kimiawi, yang merupakan batuan sedimen yang
terbentuk jika dalam proses pengendapan tersebut terjadi proses kimia, seperti pelarutan,
penguapan, oksidasi dan dehidrasi. Contohnya hujan yang terjadi di gunung kapur. Air hujan
yang mengandung CO2 meresap ke dalam retakan halus pada batu gamping (CaCO3). Air itu
melarutkan gamping yang dilaluinya menjadi larutan air kapur atau Ca(HCO3)2. Aliran
larutan kapur itu akhirnya sampai ke atas gua kapur. Tetesan air kapur tersebut membentuk
stalaktit di atas gua dan stalagmit di dasar gua. Terjadinya stalaktit dan stalagmit akibat
adanya pelarutan dan penguapan H2O dan CO2 pada waktu air kapur menetes. Kedua
bentukan sedimen kapur tersebut disebut batuan sedimen kimiawi.
CaCO3 + CO2 + H2O –> Ca(HCO3)2.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Museum Geologi berdiri pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini telah direnovasi dengan
dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency). , Museum Geologi dibuka
kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23
Agustus 2000.
Pada jaman sejarah pembentukan bumi dapat dibagi menjadi 4 yaitu sebagi
Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu), Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta
tahun lalu), Zaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu) dan Zaman Ordovisium (500 – 440
juta tahun lalu) pada zaman – zaman inilah bumi terbentuk sampai sekarang.
Gunung berapi terbentuk akibat adanya pergerakan lempeng yang terus menekan sejak jutaan
tahun lalu hingga sekarang dan gunung berapi terbentuk pada empat busur, yaitu busur
tengah benua, terbentuk akibat pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat
penunjaman kerak samudara ke kerak benua, busur tengah samudera, terjadi akibat
pemekaran kerak samudera dan busur dasar samudera yang terjadi akibat terobosan magma
basa pada penipisan kerak samudera.
Batuan adalah sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu.Bisa terdiri dari satu atau lebih
mineral.Lapisan lithosphere di bumi terdiri dari batuan. Sedangkan mineral adalah substansi
yang terbentuk karena kristalisasi dari proses geologi, yang memiliki komposisi fisik dan
kimia, Jenis jenis batuan dapat di kelompokan menjadi batuan sedimen. Batuan endapan,
batuan metamorf.
3.2 Saran
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami dapat
memprbaiki laporan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://bandung.kompas.com: Kronologi Museum Geologi Bandung.


Museum Geologi Bandung adalah warisan geologi indonesia.
Bandung : Museum Geologi.
LAMPIRAN

Gedung Museum Geologi Bandung Koleksi Artefak Museum Geologi

Koleksi Bebatuan Museum Geologi Replika Fosil Gajah Purba

Anda mungkin juga menyukai