Drg.Silvi
3. PERTIMBANGAN RESTORATIF DENTAL IMPLANT
1. Penempatan implant
- penempatan implan sangat penting dalam desain restorasi. Aspek perencanaan
penempatan implan harus dimulai dengan konsultasi restorative KG.
- Penempatan implant → penampilan, kontur, dan fungsi jangka panjang GT.
- untuk mencegah kerusakan, beri jarak 1 mm dari gigi asli sebelahnya, tetapi
tetap sedekat mungkin dengan gigi asli juga merupakan hal yang penting-->
Kontur yang bisa diterima dapat dibuat oleh dokter gigi restorative.
- untuk akses yang memadai selama prosedur kebersihan mulut, minimal beri
jarak 3 mm antar implant. Selain itu, implan tidak boleh mengganggu pada celah
embrasur atau bersudut sehingga akses pada screw implan diperlukan melalui
permukaan fasial dari restorasi.
- untuk meminimalkan gaya lateral yang merusak, sumbu panjang implant harus
diposisikan di sentral fossa restorasi → menentukan penempatan implant secara akurat di
ketiga bidang ruang.
- penempatan superoinferior penting untuk memastikan profil.
- munculnya restorasi yang optimal. Idealnya permukaan superior implan harus
2,5 sampai 3,0mm secara langsung lebih rendah dari posisi munculnya restorasi
yang direncanakan, terutama bila restorasi harus ditempatkan di zona estetika
anterior.
Drg.Calz
4. DEFINISI IMPLANT BERDASARKAN GLOSSARY OF PROSTHODONTIC TERMS
Alat prostetik yang terbuat dari bahan alloplastic yang ditanamkan ke dalam jaringan RM di
bawah mukosa dan atau pada lapisan periosteal, dan atau dalam tulang untuk mendapatkan
retensi dan dukungan untuk GTC maupun lepasan. (GPT)
5. TIPE IMPLANT
1. endooseus implant (dlm tulang)
- blade like
- Pin
- root form, cylindrical
- disk like
- screw shaped
- tapered and screw shaped
2. Subperiosteal implant (udh jarang dipake juga) → nempel pas di permukaan tulang
3. Transmandibular Implant → region anterior
4. zygomatic implant → kalo tulang ga cukup gabisa pake endooseus bisa pake ini
6. BAGIAN IMPLANT
1. fixture
- bagian dari implant yang diletakkan di dalam tulang dan disebut juga dental implant
body. Terdapat banyak variasi dari panjang, diameter, thread, desain geometri, dll
*ada bone level, ada tissue level biasanya buat di posterior karena ga perlu estetik
*dgn gigi asli 1,5 mm krn ada ligament perio jd dia ada suplai nutrisi, ga resorbsi; kl antar implant
3 mm krn bisa resorbsi kl terlalu deket
2. cover screw
- cover screw (healing screw) adalah komponen yang digunakan untuk menutup koneksi
fixture-abutment jika dilakukan two-stage procedure
3. Abutment
- bagian yang menghubungkan implant body ke protesa, disebut juga implant abutment.
Istilah standarnya adalah ‘dental implant connecting component’.
4. healing abutment
- komponen yang dipasangkan pada fixture dan menonjol ke jaringan lunak, dapat
digunakan baik dalam second stage procedure atau saat pemasangan implant untuk
menghindari bedah kedua. Healing abutment bertujuan untuk membentuk margin
gingiva sehingga menyediakan akses untuk restorasi ke fixture.
5. Impression coping
- berguna untuk mentransfer posisi fixture di dalam RM untuk proses pembuatan
suprastruktur pada model kerja. *nanti dihubungkan dengan lab analog yg bakal dicor
6. Scan abutment
- digunakan pada proses pencetakan digital menggunakan IOS (intra oral scanner),
sehingga tidak diperlukan lagi pencetakan manual menggunakan impression coping.
7. Lab analog
- tiruan fixture implant yang akan dicor pada model kerja untuk keperluan pembuatan
suprastruktur implant
8. healing caps
7. DEFINISI OSSEOINTEGRASI
- kontak langsung antara permukaan implant dengan tulang tanpa adanya jaringan ikat.
- jaringan lunak di sekitar implant memiliki kesamaan dengan jaringan lunak di sekitar gigi
asli. Pada level tulang tidak adanya ligament periodontal yang mengelilingi permukaan
implant merupakan perbedaan paling fundamental, sehingga tidak ada kompensasi
ligament periodontal dalam keadaan premature kontak.
KONTRAINDIKASI ABSOLUT
- miokardial infark
- protesis valvular
- gangguan ginjal berat
- DM yg tidak terkontrol
- hipertensi yang tidak terkontrol
- osteoporosis
- alkoholik kronis
- sedang menjalankan radioterapi
- perokok berat (20 batang/hari)
- terapi biofosfonat (menyebabkan BRONJ)
KONTRAINDIKASI RELATIF
- ukuran tulang tdk mencukupi (dapat dilakukan setelah prosedur augmentasi tulang
dilakukan)
Modul 5 Blok 13
GERODONTOLOGI
Dok Vinna
9. DEFINISI GERIATRIC/LANSIA MENURUT WHO
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun ke atas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang
telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan
lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.
Dok Shelly
11. DEFINISI XEROSTOMIA / MULUT KERING
- merupakan suatu keluhan subjektif yang umum, tetapi bukan bukti objektif dari
hyposalivation
- keluhan terkadang dirasakan bukan nyata secara klinis
Dok Jane
16. KLASIFIKASI LANSIA (WHO)
- Usia pertengahan (middle age) → 45-59 tahun
- Lanjut usia (elderly) → 60-74 tahun
- Lanjut usia tua (old) → 75-90 tahun
- Usia sangat tua (very old) → di atas 90 tahun
Modul 6 Blok 13
Kelainan TMJ
Drg. silvi
20. DEFINISI TMD / TEMPOROMANDIBULAR DISEASE
menurut American academy of orofacial pain TMD adalah kumpulan gejala yang mewakili
bbrp masalah klinis termasuk masalah pada otot-otot pengunyahan dan atau struktur yang
berhubungan spt TMJ.
RDC/TMD
Klasifikasi menurut Samuel Dworkin dan Linda LeResche menggunakan suatu sistem baru sbg
research diagnostic criteria for TMD (RDC/TMD) dengan tujuan mendapatkan kriteria
standarisasi untuk riset berdasarkan pengetahuan yg tersedia dari patologi TMJ.
Axis I (aspek klinis TMD) terdiri dari 3 grup yaitu:
a. Diagnosis otot
b. Disc displacement
c. Arthralgia, arthritis, dan arthrosis
Axis II mewakili ketidakmampuan yang berhubungan dengan nyeri dan kondisi psikologis
pasien. Klasifikasi kriteria termasuk.
- Intensitas nyeri dan derajat ketidak mampuan (menurut skala nyeri kronis)
- Depresi (menurut SCL-90R;depresi dan skala gejala vegetatif
- Keterbatasan yang berhubungan dengan fungsi mandibula
Axis I
Group I: muscle disorders
I.a. Myofascial pain
I.b. Myofascial pain with limitation in aperture
Drg. Domi
24. ANATOMI TMJ SECARA RADIOLOGI
● Dibentuk dengan mengartikulasikan komponen tulang mandibula dan temporal
● Terdiri dari:
○ Komponen mandibula
○ Komponen temporal
○ Diskus interartikular
○ Jaringan retrodiskal
○ Hubungan sendi temporomandibula
○ Gerakan kondilus
KOMPONEN MANDIBULAR
● Dibentuk oleh kondilus mandibula
● Kondilus adalah struktur tulang ellipsoid yang terhubung ke ramus mandibula dengan
leher sempit
● Bentuk kondilus sangat bervariasi
● Kalsifikasi dari usia 6 bulan
● Kalsifikasi kortikal hinga >20 tahun
● Pd anak batas kortikal sedikit/tdk ada
● Pd dewasa batas kortikal terlihata, tetapi fibrokartilago tidak terlihat
KOMPONEN TEMPORAL
● Dibentuk oleh aspek inferior dari prosesus skuamosa
● Terdiri dari fosa glenoid/mandibula di posterior, dan eminensia artikular dan tuberkulum
di anterior
● Fossa mandibula ditutupi dengan lapisan tipis fibrokartilago
● Pada TMJ normal, atap fossa, kemiringan posterior eminensia artikular, dan puncak
eminensia membentuk ‘S’ jika dilihat pada bidang sagital
● Bagian tengah atap fossa membentuk sebagian kecil lantai fossa kranial tengah, dan
hanya lapisan tipis tulang kortikal yang memisahkan rongga sendi dari tulang subdural
intrakranial
● Kedalaman fossa bervariasi, dan perkembangan eminensia artikular bergantung pada
stimulus fungsional dari kondilus
DISKUS INTERARTIKULER
● Diskus interartikuler (meniskus) terdiri dari jaringan ikat fibrosa avaskular dan
ditempatkan di antara komponen condylar dan temporal
● Diskus membagi rongga sendi menjadi 2 kompartmen yg masing-masing terletak di
bawah (ruang sendi inferior) dan di atas diskus (ruang sendi superios)
● Diskus normal berbentuk biconcave dengan bagian anterior yg tebal, bagian posterior
yg lebih tebal, dan bagian tengah yang tipis
● Diskus juga lebih tebal secara medial daripada lateral
● Dalam dendi normal, bagian tengah yang tipis berfungsi sebagai bagian diskua yang
berartikulasi, bertindak sebagai bantalan antara permukaan artikulasi dari kondilus dan
eminensia artikular
● Pinggiran diskus menempel pada permukaan bagian dalam kapsul sendi
● Bagian anterior juga melekat pada bagian superior dari otot pterigoid lateral
● Bagian posterior menempel pada jaringan retrodiscal. Diskus dan jaringan retrodiscal
secara kolektif disebut komponen jaringan lunak TMJ
Terdiri dari lamellae superior & inferior yg menutupi daerah jaringan vaskular yg longgar. Yg
sering disebut sebagai zona bilaminar.
Lamina superior, kaya akan elastin, masuk ke dalam dinding posterior fossa mandibula.
Lamina superior meregang & memungkinkan diskus bergerak maju dengan translasi
condylar & kemudian memungkinkan pergerakan halus diskus ke posterior saat mandibula
menutup.
Lamina inferior menempel lebih erat ke permukaan posterior kondilus.
GERAKAN KONDILAR
● Gerakan kondilus terdiri dari gerakan translasi dan rotasi
● Translasi mrp gerakan ke bawah dan ke depan (geser) kondilus,
● Permukaan superior dari disk bergeser thd eminensia artikular;
● Rotasi mrp gerakan spt engsel
● Permukaan superior kondilus thd permukaan inferior diskus
● Tingkat translasi condylar normal sangat bervariasi
● Umumnya, pada pembukaan maksimal, kondilus bergerak ke bawah dan ke depan ke
apec eminence artikular atau sedikit anterior
Drg. Ken
25. PEMERIKSAAN TMJ PADA PASIEN ORTHO MENURUT RAKOSI :
1. Auskultasi : kliking, krepitasi
2. Palpasi pada otot yg terlibat pd pergerakan mandibula, karena gejala awal gangguan
TMJ adalah nyeri tekan pada otot yang terlibat
3. Gerakan fungsional pada mandibula
4. Analisis radiologi : adanya dislokasi dan perubahan/kelainan bentuk dan struktur
1.Auskultasi
Pemeriksaan suara kliking/krepitasi TMJ dengan menggunakan stetoskop
Evaluasinya meliputi: evaluasi kliking selama buka mulut
Kliking pada TMJ menurut Rakosi dibagi menjadi:
a. Kliking pada awal (initial): hubungan kondil dgn diskus
b. Kliking pada tengah (intermediate) : tanda permukaan kondil/permukaan diskus yg tidak
rata
c. Kliking pada akhir (terminal) : egek kondil yg bergerak terlalu jauh pada saat pembukaan
mulut maksimum
d. Kliking resiprokal (pada awal dan akhir): ketidak serasian hubungan kondil dan diskus
(ada jarak)
2.Palpasi : Palpasi pada otot yang terlibat pada pergerakan mendibula, karena gejala awal
gangguan TMJ adalah nyeri tekan pada otot yg terlibat
❏ Palpasi lateral dengan telunjuk dengan memberikan sedikit tekanan pada prosesus
kondiloideus pada saat pergerakan
Aukultasi dan palpasi TMJ:
● Pain on pressure
● Clicking of the joint
○ Initial
○ Intermediate
○ Terminal
○ Reciprocal
● Crepitus
● Uncoordinated condyle movements
❏ Palpasi dengan kelingking pada meatus akustikus internus untuk merasakan bagian
belakang kondil selama buka tutup mulut
❏ Palpasi pada otot pterygoid lateralis
❏ Pemeriksaan pada saat mulut terbuka dan teraba pergeseran di belakang tuberositas
maksila
❏ Palpasi otot temporal EO pemeriksaan bilateral pada otot anterior, medial dan posterior
❏ Perlekatan otot temporal pada prosesus koronoideus pada daerah posterolateral di atas
vestibulum dengan mulut setengah terbuka
❏ Palpasi otot masseter → otot masseter superfisial teraba di bawah arkus zigomatikus
❏ Selama kontraksi otot, rasakan tarikan masseter superfisial dan areanya dekat sudut
gonial
4.Analisis Radiologi
Analisis radiologi : Adanya dislokasi dan perubahan/kelainan bentuk dan struktur