Anda di halaman 1dari 11

Template Puskesmas

Template UKP anak:

S: pasien datang dengan keluhan

O:

GCS: E4M6V5, CM

HR:
RR:
Suhu:
SpO2: % RA
BB: kg

K/L: normocephal, anemis (-/-), ikterik (-), mukosa bibir lembab, mata cekung (-)
Thorax: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Cor: s1s2 reg, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU meningkat, NT (-), distensi (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-), turgor kulit kembali cepat

Hasil lab:

Template UKP dewasa:

S: pasien datang dengan keluhan

O:

GCS: E4M6V5, CM

HR:
RR:
Suhu:
SpO2: % RA
BB: kg

K/L: normocephal, anemis (-/-), ikterik (-), mukosa bibir lembab


Thorax: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Cor: s1s2 reg, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+), NT (-), distensi (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-)

Template KIA

S: tidak ada keluhan, ingin kontrol kehamilan

O:
BB: 60 kg
TB: 161
BP: 110/70
RR: 16x/menit
Suhu: 36,6
HR 73x/menit

DJJ (+) 130x/menit


Leopold I: tinggi fundus uteri= 4 jari diatas umbilikus
Leopold II: bagian janin sisi kiri punggung, sisi kanan ekstremitas
Leopold III: bagian bawah janin kepala
Leopold IV: -

K/L: normocephal, anemis (-/-), ikterik (-), mukosa bibir lembab


Thorax: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Cor: s1s2 reg, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+), NT (-), distensi (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-)

A: G1P0A0 uk 27 minggu

P:
-Kalk 1x1 No. XXX
-Fe 1x1 No. XXX

Tambah Data Kesehatan Keluarga: Kegiatan IMD & ASI Eksklusif


Tgl Pelaksanaan Kegiatan
1 Juni 2023
Nama Pendamping: dr. Wiwin

Kegiatan IMD dan ASI Eksklusif pada Ibu An. P di Puskesmas Puyung
Identitas Pasien:
Nama: An. m
Tanggal lahir: 03/06/2023
Usia: 0 hari
Alamat: Puyung
BB: 3,37 kg

Latar Belakang
ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan sampai berumur 6 bulan, tanpa
menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain, termasuk air putih, selain
menyusui (kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes, ASI perah juga diperbolehkan).

Inisiasi Menyusu Dini (IMD)adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan
mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu).
Inisiasi Menyusu Dini dilakukan dengan cara meletakkan bayi secara tengkurap di dada atau perut ibu
sehingga kulit bayi bersentuhan pada kulit ibu yang dilakukan sekurang-kurangnya satu jam segera setelah
lahir. Jika kontak tersebut terhalang oleh kain atau dilakukan kurang dari satu jam maka dianggap belum
sempurna dan tidak melakukan IMD.
Masih banyak ibu yang tidak melakukan IMD dan memberi ASI eksklusif pada bayinya dan lebih memilih
memberikan susu formula sebagai ganti ASI.

Gambaran Pelaksanaan
1. Ibu datang untuk melahirkan
2. Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
3. Proses persalinan berjalan lancar
4. Melakukan sosialisasi mengenai IMD dan ASI eksklusif pada ibu.

UKM Monitoring balita


Judul Kegiatan: Kegiatan Monitoring Tumbuh Kembang Balita di Posyandu

Balita yang datang ke Posyandu : Merek

Posyandu merupakan wadah/tempat masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan terdepan. Posyandu


dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan bentuk Upaya Kesehatan Bersumber daya
Masyarakat (UKBM). Tujuan utama Posyandu adalah menunjang penurunan Angka Kematian Ibu (AKI),
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita di Indonesia melalui upaya pemberdayaan
masyarakat. Sasaran utama pelayanan kesehatan di Posyandu adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui serta Pasangan Usia subur (PUS). Kegiatan Posyandu terdiri dari
kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan
mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak.

Kegiatan ini dapat dilaksanakan secara merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis
masyarakat seperti Posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisian, serta dapat menjangkau semua
sasaran yang membutuhkan layanan tumbuh kembang anak, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui dan PUS

Permasalahan
- Masih tingginya jumlah ibu yang belum rutin memeriksakan anaknya ke Posyandu

Pelaksanaan:
- Ibu dan Balita datang ke posyandu Merek dan melakukan pendaftaran.
- Dilakukan penimbangan berat badan serta pengukuran panjang/tinggi badan balita.
- Melakukan pengecekan rutin KMS setiap kunjungan posyandu.
- Memberikan kesempatan tanya jawab kepada ibu balita.
- Memberikan edukasi kepada ibu agar selalu membawa balita untuk datang ke posyandu untuk
melakukan pengukuran pertumbuhan balita.

ANC

Judul Laporan Kegiatan:


Antenatal Care

Identitas Pasien/ Keterangan Terkait Pasien

Perempuan usia 29 tahun, G2P1A0H1 usia kehamilan 36 minggu

Latar Belakang
Antenatalcare (ANC) merupakan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh dokter atau bidan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik dari ibu hamil. Pemeriksaan ANC dilakukan minimal sebanyak
4 kali. Pemeriksaan pertama dilakukan pada usia kehamilan sebelum 16 minggu, pemeriksaan kedua
dilakukan pada usia kehamilan 24-28 minggu, pemeriksaan ketiga pada usia 30-32 minggu, dan
pemeriksaan keempat pada usia kehamilan 36-38 minggu.
Pemeriksaan fisik terdiri dari pemeriksaan tinggi fundus uteri (TFU), denyut jantung janin (DJJ),
pemeriksaan laboratorium yang terdiri dari hemoglobin, golongan darah, triple eliminasi (HIV, HbsAg,
Sifilis), dan USG minimal 3x. Standar pelayanan antenatal terdiri dari 14T yaitu : timbang berat badan;
tekanan darah; tinggi fundus uteri; tablet tambah darah; vaksinasi TT, pemeriksaan hb, pemeriksaan sifilis,
HIV, HbsAg; pemeriksaan payudara; senam payudara; kebugaran ibu hamil; persiapan rujukan;
pemeriksaan protein; pemeriksaan reduksi urin; pemberian terapi kapsul yodium.

Identitas:

Ny. M usia 25 tahun, keadaan umum baik. Keluhan: tidak menstruasi sejak bulan kemarin.

O:
BP 120/80
HR 80
RR 16
suhu 36,6
SpO2 98%

Gambaran Pelaksanaan ANC K1


Ibu dengan usia kehamilan 4 minggu datang untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Pasien diminta
untuk melakukan PP test dan ditemukan hasilnya positif. Ibu dilakukan pemeriksaan antopometri berat
badan dan tinggi badan, kemudian dilakukan pemeriksaan tekanan darah dan tanda vital, pengukuran
lingkar lengan atas (LILA), pemeriksaan tinggu fundus uteri, pemeriksaan leopold 1 sampai 4, pemeriksaan
doppler untuk memeriksa denyut jantung janin, pemeriksaan hb dan triple eliminasi (HIV, Sifilis, HbsAg).

Hasil pemeriksaan ANC keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, berat badan ibu 62 kg, tinggi
badan 161 cm, HPHT 17 Mei 2022, tanda vital dalam batas normal 110/80, lingkar lengan atas (LILA) dalam
batas normal, tinggi fundus uteri tidak teraba, triple eliminasi (HIV, Sifilis, HbsAg) negatif, vaksinasi TT4
belum dan dilakukan pada hari lain. Riwayat persalinan dua kali lahir secara normal, tanpa penyulit.
Petugas mencatat data pemeriksaan ke buku pink KIA pada lembar ibu hamil. Diagnosis G2P1A0H1 usia
kehamilan 18-19 minggu. Ibu diberikan KIE jika ada keluhan kembali kontrol ke puskesmas. Ibu diberikan
suplement tambah besi. Ibu di KIE untuk dilakukan pemeriksaan USG.

Gambaran Pelaksanaan ANC lanjutan

Ibu dengan usia kehamilan 29 minggu datang untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Ibu dilakukan
pemeriksaan antopometri berat badan dan tinggi badan, kemudian dilakukan pemeriksaan tekanan darah
dan tanda vital, pengukuran lingkar lengan atas (LILA), pemeriksaan tinggu fundus uteri, pemeriksaan
leopold 1 sampai 4, pemeriksaan doppler untuk memeriksa denyut jantung janin, pemeriksaan hb dan
triple eliminasi (HIV, Sifilis, HbsAg).

Hasil pemeriksaan ANC keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, berat badan ibu 60 kg, tinggi
badan 161 cm, HPHT 27 Agustus 2022, tanda vital dalam batas normal 120/80, lingkar lengan atas (LILA)
dalam batas normal, tinggi fundus uteri cm, punggung kiri, presentasi kepala, belum masuk PAP. Triple
eliminasi (HIV, Sifilis, HbsAg) negatif, vaksinasi TT4 sudah didapatkan. Riwayat persalinan pertama lahir
secara normal, tahun 2022 dan 2017. Tidak ada riwayat abortus. Petugas mencatat data pemeriksaan ke
buku pink KIA pada lembar ibu hamil. Diagnosis G3P2A0H1 usia kehamilan 29 minggu. Ibu diberikan KIE jika
ada keluhan kembali kontrol ke puskesmas. Ibu diberikan suplement tambah besi.

Pemasangan Implant

Identitas pasien:

Ny. I, usia 40 tahun. Sebelumnya pasien sudah pernah melakukan pemasangan implant dan tidak ada
keluhan.

Latar belakang:
Pemerintah Indonesia mencanangkan program keluarga berencana karena angka pertumbuhan penduduk
Indonesia masih tergolong tinggi. Terdapat banyak pilihan kontrasepsi. Salah satu kontrasepsi yang umum
digunakan berupa implant. Kontrasepsi implan menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks, menjadikan
selaput rahim tipis dan atrofi, dan mengurangi transportasi sperma. Implan dimasukkan di bawah kulit dan
dapat bertahan higga 3-7 tahun, tergantung jenisnya. Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di
antara 100 ibu dalam 1 tahun. Efek samping dari implant yang dapat terjadi adalah perubahan pola haid
(pada beberapa bulan pertama: haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur lebih dari 8 hari, haid jarang,
atau tidak haid;setelah setahun: haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur, dan haid jarang), sakit kepala,
pusing, perubahan suasana perasaan, perubahan berat badan, jerawat (dapat membaik atau memburuk),
nyeri payudara, nyeri perut, dan mual.

Gambaran pelaksanaan:
Ibu dibantu memilih metode kontrasepsi yang paling aman dan sesuai bagi dirinya. Memberi kesempatan
pada ibu untuk mempertimbangkan pilihannya. Berikan informasi mengenai kelebihan implant bagi ibu
bahwa penggunaan implant setelah implant dipasang tidak perlu melakukan apapun lagi, implant diganti
sekitar 3 tahun lagi, implant efektif menjaga kehamilan dan tidak menganggu hubungan seksual. Berikan
informasi mengenai kekurangan implant berupa implant harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.
Efek samping dari implant adalah nyeri atau memar pada lokasi pemasangan. Berikut prosedur
pemasangan implant:
1. Meminta inform consent pada pasien
2. Menanyakan lengan mana yang dominan
3. Meminta pasien mencuci lengan tangan yang tidak dominan
4. Siapkan alat dan bahan
5. Cuci tangan 6 langkah
6. Pakai handscone steril
7. Bersihkan daerah yang akan dilakukan pemasangan
8. Pasang duk steril
9. Lakukan anastesi lokal dengan lidocaine
10. Tunggu beberapa saat, cek apakah masih sakit dengan pinset
11. Buat insisi dengan scapel dan masukan implant tegak lurus dengan kedalaman kira kira setengah
sentimeter.
12. Masukan implant ke dalam tusukan, dengan arah ujungimplan menghadap ke atas.
13. Ambil pendorong dan tarik pendorong mendorog ke arah atas. Tarikan set implant ditarik sampai
garis pertama yang ada pada ujung implant
14. Serongkan implant pada sisi yang lain sampai garis yang kedua, dengan teknik yang sama dengan
troker sambil mencabut set implant
15. Setelah itu cek pastikan implant terpasang pada lengan
16. Lepas duk
17. Tutup bersih luka dengan kassa betadine kecil dan hepafix
18. Lepas handscoon dan cuci tangan 6 langkah
Pemasangan IUD

Identitas pasien:

Ny. S, usia 31 tahun. Pasien sudah memiliki 4 anak dan tidak menginginkan hamil lagi.

Latar belakang:
Pemerintah Indonesia mencanangkan program keluarga berencana karena angka pertumbuhan penduduk
Indonesia masih tergolong tinggi. Terdapat banyak pilihan kontrasepsi. Salah satunya adalah pemasangan
IUD. IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan alat kontrasepsi
terbuat dari plastik yang flesibel dipasang dalam rahim, fungsinya adalah menghalangi dan menyulitkan
hasil konsepsi berimplantasi dalam rahim sehingga tidak terjadi kehamilan.

Gambaran pelaksanaan:
Ibu dibantu memilih metode kontrasepsi yang paling aman dan sesuai bagi dirinya. Memberi kesempatan
pada ibu untuk mempertimbangkan pilihannya. Berikan informasi mengenai IUD. Pertama berupa
keuntungan penggunaan IUD yaitu mengurangi risiko anemia defisensi besi, mengurangi nyeri haird dan
gejala endometriosis, efektif dalam mencegah kehamilan, dapat digunakan dalam waktu yang lama. Efek
samping dari IUD adalah Perubahan pola haid (haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur, haid jarang, haid
memanjang, atau tidak haid), jerawat, sakit kepala, pusing, nyeri payudara, mual, kenaikan berat badan,
perubahan suasana perasaan, dan kista ovarium.

1. Mempersiapkan alat dan bahan


2. Pasien mengosongkan kandung kemih
3. Memakai apd, cuci tangan, dan pakai handscoon steril
4. Pasien diminta melepas celana dan berbaring dengan posisi litotomi
5. Melakukan vulva hygine
6. Inspeksi daerah genitalia eksterna
7. Pasang speculum dan melakukan inspeksi pada serviks dan vagina
8. Membersihkan serviks dengan kassa steril
9. Memasukan sonde ke kavum uteri untuk mengukur kedalaman
10. Menyesuaikan kedalaman kavum uteri dengan tabung inserter dalam kemasan steril
11. Angkat tabung inserter IUD, memasukan tabung inserter sampai leher biru menyentuh serviks atau
sampai ada tahanan
12. Melepaskan akdr dengan teknik withdrawal
13. Keluarkan pendorong dan tabung inserter didorong kembali
14. Keluarkan sebagian tabung inserter sampai kurang lebih 3-4 cm lalu potong benang
15. Keluarkan seluruh tabung inserter
16. Lepaskan tenaculum
17. Keluarkan speculum perlahan
18. Pemasangan selesai
19. Cuci tangan dengan sabun
20. KIE ibu jika ada keluhan boleh datang kontrol

Pil KB

Identitas pasien:

Ny. M, usia 20 tahun. Sebelumnya pasien sudah pernah melakukan pemasangan implant dan tidak ada
keluhan.
Latar belakang:
Pemerintah Indonesia mencanangkan program keluarga berencana karena angka pertumbuhan penduduk
Indonesia masih tergolong tinggi. Terdapat banyak pilihan kontrasepsi. Pil kombinasi menekan ovulasi,
mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma, dan menganggu
pergerakan tuba sehingga transportasi telur terganggu. Pil ini diminum setiap hari, sehingga salah satu
kekurangan pil KB adalah harus diingat tiap hari. Namun keuntungan pil KB adalah pemakaiannya
dikendalikan oleh perempuan, dapat dihentikan kapannpun tanpa perlu bantuan tenaga kesehatan, dan
tidak mengganggu hubungan seksual. Efek samping dari pil KB adalah perubahan pola haid (haid jadi
sedikit atau semakin pendek, haid tidak teratur, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala, pusing, mual,
nyeri payudara, perubahan berat badan, perubahaan suasana perasaan, jerawat (dapat membaik atau
memburuk, tapi biasaya membaik), dan peningkatan tekanan darah.

Gambaran pelaksanaan:
Ibu dibantu memilih metode kontrasepsi yang paling aman dan sesuai bagi dirinya. Memberi kesempatan
pada ibu untuk mempertimbangkan pilihannya. Berikan informasi mengenai keuntungan dan kelebihan
masing masing kontrasepsi. Pemilihan metode kontrasepsi juga dipertimbangkan dari keinginan ibu
memiliki anak lagi atau tidak. Ditanyakan riwayat penyakit sebelumnya. Dilakukan screening tekanan darah
dan pemeriksaan fisik lainnya. Setelah ibu setuju, pil diresepkan dan diberikan KIE cara meminum pil dan
jadwal peminuman pil.

Penyuluhan donor darah


Latar belakang:
Dilakukan penyuluhan donor darah kepada kader dan tokoh tokoh berpengaruh di lingkungan karena
puskesmas merencanakan adanya donor darah desa. Donor darah penting dilakukan, karena selain
menyelamatkan nyawa orang lain juga bermanfaat bagi pendonor. Manfaat yang didapatkan bagi
pendonor diantaranya, mengurangi risiko kanker, baik untuk kesehatan jantung, mendapat pemeriksaan
kesehatan gratis dan juga memberikan dampak psikologis yang positif. Masih banyak nya penduduk yang
belum familiar dan mengerti apa yang perlu dipersiapkan, atau apakah seseorang layak atau tidak untuk
mendonor mendorong diadakannya penuluhan donor darah.

Gambaran pelaksanaan:
Penyuluhan donor darah dilakukan di aula. Diberikan materi donor darah berupa definisi donor darah.
Syarat-syarat mendonor darah:
-Laki-laki/wanita berusia 17-60 tahun
-Berat badan minimal 45 kg
-Kadar hemoglobin minimal 12,5 g/dl
-Tekanan darah sistolik 100 – 160 mmHg dan diastolik 70 – 100 mmHg
-Tidak minum obat atau jamu dalam 3 hari terakhir
-Interval donor minimal 3 bulan
-Tidak menderita penyakit berisiko tinggi seperti HIV/AIDS, hepatitis, sifilis, jantung, hati, paru-paru, ginjal,
kencing manis, kejang, kanker
-Bagi wanita yg sedang haid, hamil atau menyusui tidak diperkenankan mendonorkan darahnya.

Kemudian dijelaskan juga prosedur donor darah, alur, efeksamping dan cara menanggulanginya
Penyuluhan hepatitis A dan B

Latar belakang:
Hepatitis A masih banyak ditemui di lingkungan Puyung. Kebersihan yang kurang, pengetahuan masyarakat
yang kurang akan kebersihan dan bahaya penyakit merupakan salah satu faktornya. Tidak sedikit pula
masyarakat yang tidak mengerti betul apa itu hepatitis. Terdapat persepsi keliru dimana semua gejala kulit
dan mata kuning adalah hepatitis, padahal kulit dan mata yang menguning tidak hanya disebabkan oleh
virus hepatitis. Selain itu, banyak juga penyebab hepatitis dan terdapat beragam jenis jenis hepatitis karena
virus. Maka itulah dilakukan penyuluhan mengenai hepatitis A, B dan C.

Gambaran pelaksanaan:
Penyuluhan mengenai hepatitis dilakukan di aula. Diberikan materi hepatitis A, B dan C berupa definisi,
penyebab, gejala, pemeriksaan dan pengobatan. Hepatitis merupakan peradangan hati. Penyebab hepatitis
bukan hanya dari virus, namun ada penyebab lainnya seperti alkohol, racun dsb. Namun penyebab
tersering di Indonesia adalah karena virus A, B dan C. penyebaran hepatitis A melalui fekal oral sedangkan
hepatitis B dan C tersebar melalui cairan tubuh seperti cairan vagina dan sperma, darah, transmisi dari ibu
hamil ke janin dsb. Hepatitis A memiliki gejala yang lebih menonjol, umumnya gejala akan langsung
tampak, seperti kulit dan mata kuning, nyeri perut, mual muntah, tidak nafsu makan, lemas dsb. Untuk
hepatitis B gejala kadang tidak tampak, terkadang seseorang tidak mengetahui ia terjangkit virus hepatitis
B dan baru mengetahuinya ketika dilakukan medical check up. Pengobatan untuk hepatitis A berupa
pengobatan suportif, sedangkan hepatitis B tergantung stadium. Dalam penyuluhan ini juga dijelaskan
mengenai pentingnya pencegahan hepatitis A, B dan C.

Penyuluhan personal hygiene

Latar belakang:
Personal hygiene atau kebersihan perseorangan adalah hal yang penting. Dengan menjaga personal
hygiene seseorang akan lebih percaya diri, bersih, rapi, dan bebas dari penyakit. Personal hygiene yang
baik mendukung kehidupan siswa siswi menjadi lebih baik. Tidak adanya materi mengenai personal
hygiene yang didapatkan disekolah dapat membuat siswa siswi memiliki persepsi persepsi yang keliru dan
banyak mitos yang beredar dimasyarakat. Sehingga materi mengenai personal hygine ini penting, agar
siswa siswi memiliki kebiasaan yang baik sejak dini.

Gambaran pelaksanaan:
Penyuluhan mengenai personal hygeiene dilakukan di SMP GMB Puyung yang dihadiri sekitar 40 orang di
dalam kelas. Siswa siswi diberikan materi berupa definisi dan kepentingan personal hygiene. Personal
hygiene terdiri dari perawatan kulit, mulut dan gigi, rambut, kuku, kelamin dan dubur. Pada sesi terakhir
diberikan kesempatan bertanya. Terdapat banyak mitos yang beredar mengenai personal hygiene.

Penyuluhan management kesehatan menstruasi

Latar belakang:
Gambaran pelaksanaan:
KB suntik
Ny. L, 30 tahun datang untuk melakukan KB suntik, pasien sebelumnya sudah rutin melakukan KB suntik.

Latar belakang:
Pemerintah Indonesia mencanangkan program keluarga berencana karena angka pertumbuhan penduduk
Indonesia masih tergolong tinggi. Terdapat banyak pilihan kontrasepsi. Salah satu metode kontrasepsi yang
digemari oleh masyarakat adalah KB suntik. Di puskesmas Puyung KB suntik yang tersedia adalah KB suntik
3 bulan. Suntikan progestin mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga penetrasi sperma
terganggu, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan menghambat transportasi gamet oleh tuba.
Suntikan diberikan 3 bulan sekali (DMPA). Keuntungan dari KB suntik adalah tidak perlu diminum setiap
hari, tidak mengganggu hubungan seksual, ibu dapat menggunakannya tanpa diketahui siapapun,
menghilangkan haid, dan membantu meningkatkan berat badan.

Gambaran pelaksanaan:
Ibu dibantu memilih metode kontrasepsi yang paling aman dan sesuai bagi dirinya. Memberi kesempatan
pada ibu untuk mempertimbangkan pilihannya. Berikan informasi mengenai keuntungan dan kelebihan
masing masing kontrasepsi. Pemilihan metode kontrasepsi juga dipertimbangkan dari keinginan ibu
memiliki anak lagi atau tidak. Ditanyakan riwayat penyakit sebelumnya. Dilakukan screening tekanan darah
dan pemeriksaan fisik lainnya. Setelah ibu setuju, dipersiapkan alat dan bahan berupa: alkohol swab,
suntikan KB. Setelah dilakukan penyuntikan ibu di KIE agar kembali lagi suntik 3 bulan kemudian.

Imunisasi DTP

Anak M. 4 bulan, laki laki di Puskesmas Sukarara.


Keluhan (-). Orang tua mengaku anak selalu diberikan imunisasi lengkap sejak lahir.

Latar belakang:

Imunisasi merupakan prosedur penting dalam mencegah sejumlah penyakit. Imunisasi memberikan
kekebalan terharap berbagai penyakit. Program imunisasi nasional telah berhasil menurunkan angka
kematian dan kesakitan untuk penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi. Beberapa penyakit
yang dapat dicegah dengan vaksinasi adalah: polio, difteria, tetanus, pertusis, tuberkulosis, campak,
hepatitis B, hepatitis A, influenzae, meningitis akibat infeksi hemophilus type B. Pemberian vaksinasi juga
harus mempertimbangkan status imunologis anak dan paparan infeksi. Sehingga dalam keadaan tertentu,
rekomendasi imunisasi dapat berbeda dengan anak normal. Untuk mencapai manfaat yang optimal maka
vaksin harus diperlakukan sesuai dengan sifat vaksin masing-masing serta cara pemberikan vaksinasi yang
benar.

Gambaran pelaksanaan
1. Dinilai kesehatan anak melalui anamnesis singkat mengenai ada tidaknya keluhan, pola makan dan
minum, BAB, BAK. Anamnesis riwayat imunisasi sebelumnya, apakah ada efek samping pada
imunisasi sebelumnya. Anamnesis kontraindikasi: demam, kejang, dsb.
2. PF singkat: BB, TB, perkembangan anak
3. Mempersiapkan alat dan bahan: alkohol swab, vial vaksin, spuit 1 kali pakai, kotak pembuangan
limbah/ safety box
4. Cuci tangan 6 langkah
5. Pemberian antiseptic pada tempat suntik yaitu anterolateral paha
6. Lakukan aspirasi vaksin 0,5 mL
7. Suntik pada anterolateral paha dengan sudut 80-90 derajat
8. Cabut jarum dan tekan dengan kapas alkohol
9. Buang jarum pada safety box

https://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/TI01_Vaksinasi-Q.pdf

Deteksi stunting

An. U, 4,5 bulan laki laki. Sebelumnya pasien ditemukan berperawakan pendek di posga dan dirujuk ke
puskesmas puyung.

Latar belakang:
Pertumbuhan dan perkembangan anak sebaiknya dipantau rutin oleh tenaga medis. Dilakukan dengan cara
memplit berat badan dan tinggi badan dalam kurva-kurva yang tersedia. Umumnya, perawakan pendek
atau stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang sebagian besar disebabkan oleh masalah nutrisi.
Orang tua berperan paling penting dalam menentukan status nutrisi anak sehingga sangat penting bagi
orang tua untuk mengetahui seputar perawakan pendek pada anak. Perawakan pendek disebabkan oleh
faktor lingkungan dan genetik. Lingkungan merupakan aspek penting yang masih dapat diintervensi
sehingga perawakan pendek dapat diatasi. Faktor lingkungan yang berperan dalam menyebabkan
perawakan pendek antara lain status gizi ibu, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan,
dan angka kejadian infeksi pada anak. Selain disebabkan oleh lingkungan, perawakan pendek juga dapat
disebabkan oleh faktor genetik dan hormonal. Akan tetapi, sebagian besar perawakan pendek disebabkan
oleh malnutrisi.

Gambaran pelaksanaan:
1. Identifikasi identitas, nama, umur anak
2. Anamnesis keluhan (batuk pilek sesak demam diare), pola makan, riwayat kelahiran anak
3. Dilakukan pengukuran BB, TB, TTV, pemeriksaan fisis head to toe
4. Dilakukan konsultasi gizi oleh ahli gizi
5. KIE kontrol ulang atau kembali jika ada keluhan

https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Warta-Kesmas-Edisi-02-
2018_1136.pdf
https://kesmas.ulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2019/02/BUKU-REFERENSI-STUDY-GUIDE-
STUNTING_2018.pdf

STBM
Sanitasi Total Berbasis Lingkungan

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan
sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.

STBM menekankan pada 5 (lima) perubahan perilaku higiene yang dikenal sebagai 5 (lima) PILAR STBM
yang terdiri dari:

1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS)


Suatu kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air besar
sembarang yang berpotensi menyebarkan penyakit.
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Perilaku cuci tangan dengan mengunakan air bersih yang mengalir dan Sabun

3. Pengolahan Air Minum dan Makanan di Rumah Tangga (PAMM-RT)


Melakukan kegiatan mengelola air minum dan makanan di rumah tangga untuk memperbaiki dan menjaga
kualitas air dari sumber air yang akan digunakan untuk air minum serta untuk menerapkan prinsip higiene
sanitasi pangan dalam proses pengelolaan makanan di rumah tangga.

4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PSRT)


Melakukan kegiatan pengolahan sampah di rumah tangga dengan mengedepankan prinsip mengurangi,
memakai ulang dan mendaur ulang.

5. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga (PLCRT)


Melakukan kegiatan pengelolaan limbah cair di rumah tangga yang berasal dari sisa kegiatan mencuci,
kamar mandi dan dapur yang memenuhi standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan
kesehatan yang mampu memutuskan mata rantai penularan penyakit.

Dilakukan edukasi mengenai STBM di SMP GMC Puyung pada siswa siswi sebanyak +/- 40 orang. Presentasi
dibawakan dengan slide di kelas. Selain memaparkan materi juga diberikan sesi tanya jawab, baik tanya
jawab kepada siswa siswi maupun pembawa materi.

Penyuluhan demam berdarah dengue dan pemberian pembunuh jentik di Posga

Latar belakang
Demem Berdarah Dengue merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes
Albociptus yang membawa virus dengue. Indonesia merupakan wilayah endemis. Gejala yang timbul dapat
beragam dari gejala ringan sampai dapat berujung kematian. Penting bagi masyarakat untuk mengetahui
gejala awal dan tanda tanda awal dari demam berdarah. Demam berdarah jika hanya menimbulkan gejala
ringan tidak perlu rawat inap, namun jika terdapat tanda bahaya seperti perdarahan pingsan dsb harus
segera dibawa ke rumah sakit. Selain itu, pencegahan melalui 3M plus merupakan upaya yang sangat
penting bagi masyarakat.

Gambaran pelaksanaan
Dilakukan edukasi pada seluruh masyarakat yang hadir di posyandu keluarga dan masyarakat diberikan
pembunuh jentik nyamuk secara gratis. Abate sangat efektif digunakan dengan dosis yang sangat rendah,
Jika digunakan sesuai dengan aturan, abate tidak berbahaya bagi manusia, ikan, burung dan organisme lain
yang tidak menjadi sasaran. Dosis Aplikasi : 10 gram / 100 liter air ( 10 gram untuk 100 liter air ) ,
penggunaan dilapangan dibungkus dengan plastik obat dan diberikan lubang – lubang dengan cara
menusuk plastik dengan jarum secara berulang – ulang, setelah lubang cukup banyak plastik dimasukan
pada tempat sasaran ( Bak mandi, Gentong dll ).

Anda mungkin juga menyukai