Anda di halaman 1dari 8

HUKUM MEDIA DI INDONESIA

KASUS DUA JURNALIS TRIBUNNEWS SULAWESI TENGGARA

Disusun Oleh:
Mila Yuliana (2206321112)
Indah Puspitasari Suwandi (2206321113)
Nasywa Syafira (2206321109)

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


JURUSAN TEKNIK GRAFIKA DAN PENERBITAN
PROGRAM STUDI PENERBITAN (JURNALISTIK)
PB-1E
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah tentang “Kasus Dua
Jurnalis Tribunnews Sulawesi Tenggara” pada hukum media di Indonesia.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi atau pun bantuan dalam penyusunan makalah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun
tata bahasa penyampaian dalam makalah. Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Media massa merupakan komponen penting dalam proses komunikasi massa.


Menurut Jalaluddin Rakhmat (1990 : 135) media massa adalah media yang digunakan
untuk menyalurkan komunikasi kepada masyarakat seperti pers, radio, televisi, film
dan sebagainya. Sebagai sarana komunikasi untuk penyebaran informasi dan gagasan
kepada publik, media massa mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia
di berbagai bidang seperti bidang politik, ekonomi, budaya sosial dan sebagainya.
Media berfungsi untuk menyebarluaskan informasi ke berbagai penjuru dan
dapat mempengaruhi, sekaligus mencerminkan budaya masyarakat dimana media
tersebut hadir. Pembahasan mengenai media massa selalu dikaitkan dengan pers.
Media massa merupakan bagian dari pers itu sendiri.
Dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers, dikemukakan
fungsi pers nasional ( di mana media massa menjadi bagian di dalamnya) yaitu:
1. Sebagai media informasi,
2. Sebagai media pendidikan
3. Sebagai media hiburan
4. Sebagai media kontrol sosial, meliputi
a) Social participation
b) Social responsibility
c) Social support
d) Social control
5. Sebagai lembaga ekonomi
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang terjadi pada jurnalis Tribunnews Sultra?


2. Bagaimana kronologi kasus jurnalis Tribunnews Sultra?
3. Seperti apakah analisis pasal pada kasus jurnalis Tribunnews Sultra?
4. Bagaimana pertanggungjawaban pidana pada kasus jurnalis Tribunnews Sultra?

C. TUJUAN

1. Untuk memahami kasus jurnalis Tribunnews Sultra.


2. Untuk mengetahui kronologi kasus jurnalis Tribunnews Sultra.
3. Untuk memahami analisis pasal dalam kasus jurnalis Tribunnews Sultra.
4. Untuk mengetahui pertanggungjawaban pidana kasus jurnalis Tribunnews Sultra.
BAB II

PEMBAHASAN

A. KASUS JURNALIS TRIBUNNEWS SULTRA

Beberapa minggu terakhir sedang marak kasus Ikatan Jurnalis Televisi


Indonesia (IJTI) Pengda Sulawesi Tenggara (Sultra) mengecam kriminalisasi 2
jurnalis oleh Polres Baubau. Awal mulanya yaitu ketika Risno Mawandili menulis
berita berjudul “Kasus Rudapaksa Anak Yatim di Baubau, Anak Yatim Korban
Rudapaksa di Baubau Diancam Ditembak, Dibunuh Kalau Lapor Polisi” dan
Rheymeldi menulis berita dengan judul “Sosok 7 Terduga Pelaku Rudapaksa 2 Anak
Yatim di Baubau, Ada Pemilik Perumahan dan Menantunya?”. Setelah adanya berita
tersebut, Polres Baubau melayangkan surat pemanggilan pemeriksaan terhadap dua
jurnalis Tribunews Sultra, Risno Mawandi dan Rheymeldi Ramadan Wijaya.
IJTI Sultra menilai pemanggilan klarifikasi atas berita yang diterbitkan
Tribunews Sultra merupakan bentuk kriminalisasi dan ancaman kemerdekaan pers di
Sulawesi Tenggara dan juga di Indonesia. Atas pemanggilan tersebut, IJTI Sultra
secara tegas mengecam tindakan Polres Baubau. Tentunya ini akan menjadi hal buruk
pada kemerdekaan pers dan kebebasan berpendapat yang sudah terjamin konstitusi.

B. ANALISIS PASAL

Polres Baubau menggunakan Undang-Undang (UU) Nomor 19 tahun 2016


tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dalam kasus dua jurnalis
Tribunnews Sultra, Risno Mawandi dan Rheymeldi Ramadan Wijaya. Dalam
penyelesaian sengketa pers atau produk jurnalistik, penggunaan pasal tersebut adalah
langkah yang keliru.
Setelah mendapatkan laporan, Ketua IJTI Sultra Saharudin menjelaskan berita
yang ditulis Risno Mawandili dan Reymeldi Ramadhan merupakan kontrol sosial
yang dilindungi dalam pasal 3 UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan pasal 4
UU Pers yang menegaskan bahwa kemerdekaan pers dijamin, Pers Nasional berhak
mencari, memperoleh, menyebarluaskan gagasan dan informasi.
Jika terjadi sengketa pemberitaan menempuh penyelesaian yang sudah diatur
sesuai pasal 5 ayat 2 UU pers Nomor 40/1999 yaitu melalui hak jawab. Pers wajib
melayani hak jawab.

C. PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA

Selain IJTI, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kendari juga mengecam


tindakan Polres Baubau yang melayangkan surat pemanggilan pemeriksaan terhadap
dua jurnalis Tribunnews Sultra, Risno Mawandi dan Rheymeldi Ramadan Wijaya. AJI
Kendari menilai pemanggilan klarifikasi atas berita yang diterbitkan Tribunews Sultra
merupakan bentuk kriminalisasi dan ancaman kemeredekaan pers di Sulawesi
Tenggara juga di Indonesia.
AJI Kendari juga mengingatkan jajaran kepolisian di lingkup Polda Sultra
termasuk Polres Baubau untuk menjadikan kerjasama perlindungan kemerdekaan pers
(PKS) antara Dewan Pers dan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes
Polri) tentang perlindungan kemerdekaan pers dan penegakan hukum dalam kaitan
dengan penyalahgunaan profesi wartawan. Kerja sama ini tertuang dalam surat
Nomor 03/DP/MoU/III/2022 dan Nomor NK/4/III/2022 dan Nomor NK/4/III/2022
yang bertujuan untuk meminimalkan kriminalisasi terhadap karya jurnalistik.
Dalam Pasal 15 UU Pers diatur, bahwa sengketa pers harus diselesaikan
melalui dewan pers. Jaminan kemerdekaan pers juga dipertegas dengan adanya nota
kesepahaman antara Dewan Pers dan Bareskrim Mabes Polri.
AJI mengimbau perusahaan media memberikan perlindungan kepada
jurnalisnya dan menegaskan agar jurnalis dan media massa dalam menjalankan tugas
jurnalistiknya patuh terhadap Kode Etik Jurnalistik (KEJ).
Risno Mawandili dan Reymeldi Ramadhan tidak boleh dipidana dengan pasal
UU ITE atas karya jurnalistik yang ditulis demi kepentingan publik, dalam pasal 310
ayat 3 KUHP disebut, perbuatan yang dilakukan demi kepentingan umum bukan
merupakan pencemaran atau pencemaran tertulis. Polisi tidak boleh memanggil
jurnalis untuk dimintai keterangan, atas karya jurnalistik yang ditulis. Sebab, karya
jurnalistik merupakan bukti atau fakta itu sendiri.
Dalam pasal 18 ayat (1) UU Pers disebutkan bahwa, "Setiap orang yang
melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat
atau menghalangi pelaksanaan ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah)."

DAFTAR PUSTAKA

Adenia, Putri. (2023, 27 Maret). Pemanggilan Pemeriksaan Jurnalis Tribunnews Sultra


Bentuk Kriminalisasi. Diakses dari
https://aji.or.id/read/berita/1544/pemanggilan-pemeriksaan-jurnalis-tribunnews-sultra-b
entuk-kriminalisasi.html
Fatir, Darwin. (2023, 12 April). IJTI Sulawesi Selatan Desak Polda Proses Pelaku Kekerasan
terhadap Wartawan. Diakses dari
https://sultra.antaranews.com/berita/442653/ijti-sulawesi-selatan-desak-polda-proses-pe
laku-kekerasan-terhadap-wartawan
Hapsari, Sinung Utami Hasri. (2012). Hukum Media, Dulu, Kini, dan Esok. Riptek, 6 (1),
49-53.
Julyadi, Ferito. (2023, 27 Maret). IJTI Sultra Kecam Kriminalisasi 2 Jurnalis Tribunnews
oleh Polres Baubau. Diakses dari
https://portal.id/ijti-sultra-kecam-kriminalisasi-2-jurnalis-tribunnews-oleh-polres-bauba
u

Anda mungkin juga menyukai