Anda di halaman 1dari 28

KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN


PERIZINAN PERTANIAN

PANDUAN PELAKSANAAN UJI (PPU)


KEUNIKAN, KESERAGAMAN DAN KESTABILAN

GUIDELINES FOR THE CONDUCT OF TEST


FOR DISTINCTNESS, UNIFORMITY AND STABILITY

SEMANGKA
WATERMELON

( Citrullus vulgaris (L.))

NAMA LATIN
NamaDAN
lain AUTHOR
Alternative names

Nama botani Indonesia English


Botanical name
Citrullus vulgaris L. Semangka Watermelon

PVT/PPU/26/3
Tanggal/date : 22 Juli 2014
Dengan Adendum Baru/with new addendum: Ya/Yes

Panduan Pengujian ini harus dibaca bersamaan dengan dokumen Panduan Umum
Pengujian Kebaruan, Keunikan, Keseragaman, Kestabilan, yang berisi penjelasan
mengenai prinsip umum mengenai panduan yang telah diterbitkan

These test guidelines should be read in conjunction with “General Guidelines”


document, which contains explanatory notes on the general principles on which the
guidelines have been established.
Kata Pengantar
Dok. PVT/PPU/26/32

Buku Panduan Pelaksanaan Uji (PPU) Unik Seragam Stabil untuk Semangka
disusun dalam rangka memberikan pedoman pelaksanaan pengujian Keunikan,
Keseragaman dan Kestabilan bagi para penguji dan para pemeriksa PVT serta para
pihak yang memerlukan informasi ini.
Kepada para penguji dan para pemeriksa diwajibkan untuk mengacu pada Buku
Panduan Umum Pengujian KEBARUAN, KEUNIKAN, KESERAGAMAN,
KESTABILAN yang dikeluarkan oleh Pusat PVTPP dengan nomor dokumen:
Dok.PVT/PP/1/2 dan PPU tanaman Semangka dalam melakukan tugasnya untuk
menguji KEUNIKAN, KESERAGAMAN, KESTABILAN tanaman tersebut.
PPU Semangka ini disusun dengan acuan dokumen draft Guidelines for The
Conduct of Test of DUS (GCT) untuk spesies Citrullus vulgaris L. yang dikeluarkan
oleh UPOV dengan nomor dokumen: TG/18/5. Penyusunan dan pembaruan PPU
tanaman Semangka yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia serta panduan dari
UPOV dilakukan oleh Komisi PVT dan Tim Teknis ahli di bidang tanaman buah. Untuk
itu kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada para penyusun.
Saran dan masukan demi penyempurnaan buku panduan ini sangat kami
harapkan, sehingga akan memberikan kemudahan bagi para pengguna maupun pembaca
lainnya dalam melakukan pengujian dan pemeriksaan KEUNIKAN, KESERAGAMAN,
KESTABILAN tanaman Semangka.
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan
Perizinan Pertanian
Kepala,

Ir. Suharyono, MSi.


NIP. 19560630 198503 1 001

1
Daftar Isi
Table of Contents

Kata Pengantar ................................................................................................................1


Daftar Isi ...........................................................................................................................2

1. Subyek Panduan .......................................................................................................3


Subject of these Test Guidelines

2. Bahan yang Dibutuhkan ...........................................................................................3


Material Required

3. Pelaksanaan Pengujian .............................................................................................4


Conduct of Test

4. Penilaian Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan..................................................6


Assessment of Distinctness, Uniformity and Stability

5. Pengelompokan Varietas..........................................................................................8
Grouping of Varieties

6. Pengenalan Tabel Karakteristik ...............................................................................9


Introducing to the Table of Characteristics

7. Tabel Karakteristik .................................................................................................12


Table of Characteristics

8. Penjelasan Tabel Karakteristik ...............................................................................16


Explanations on the Table of Characteristics

2
PANDUAN PELAKSANAAN UJI
TANAMAN: SEMANGKA

GUIDELINES FOR THE CONDUCT OF TEST


PLANT: WATERMELON

1. Subjek Panduan
Subject of these Test Guidelines

PPU ini dapat digunakan untuk semua varietas semangka


These Test Guidelines apply to all varieties of watermelon

2. Bahan-bahan yang Dibutuhkan


Materials Required

2.1. Pusat PVTPP memutuskan waktu, tempat, jumlah dan mutu bahan tanaman
untuk pengujian varietas yang harus diberikan. Pemohon yang menyerahkan
bahan tanaman untuk pengujian dari negara lain di luar negara tempat
pelaksanaan pengujian, harus menjamin semua formalitas pabean yang
lengkap dan dilampirkan sertifikat fitosanitari dari negara asal.

The Center of PVPAP decides on the quantity and quality of the plant
material required for testing the variety and when and where it is to be
delivered. Applicants submitting material from a state other than that in
which the testing takes place must ensure that all customs formalities and
phytosanitary requirements are complied with.

2.2. Bahan tanaman yang disediakan oleh pemohon dalam bentuk:


The material is to be supplied in the form:

Benih
seed

2.3. Jumlah minimum bahan tanaman yang harus disediakan oleh pemohon:
The minimum quantity of plant material, to be supplied by the applicant,
should be:

1200 biji
1200 seeds.

2.4. Bahan-bahan tanaman yang disediakan harus sehat, jagur dan tidak
terserang hama penyakit tanaman. Kualitas benih yang dikirim tidak boleh
di bawah standar sertifikasi benih atau pemasaran, khususnya kemampuan
perkecambahan dan kadar air.

3
The plant materials supplied should be visibly healthy, vigorous, not
affected by any pests or diseases. The quality of the seed to be delivered
should not be below the standards of seeds for certification or marketing
in the country concerned, especially in regard to germination capacity
and moisture content.

2.5. Materi tidak boleh diberi suatu perlakuan yang dapat mempengaruhi
pertumbuhannya, kecuali diizinkan atau diminta oleh pemeriksa PVT.
Jika materi tanaman telah mendapat suatu perlakuan, maka perlakuan
yang diberikan harus dijelaskan secara rinci.

The plant materials should not have undergone any treatment which
would affect the expression of the characteristics of the variety, unless
authorized or required by the PVP examiner. If it has been treated, full
details of the treatment must be given.

3. Pelaksanaan Pengujian
Conduct of Test

3.1. Jumlah Siklus Pertumbuhan


Number of Growing Cycles

Lamanya waktu pengujian adalah satu periode pertumbuhan yang


independen. Periode pertumbuhan lebih lanjut dapat dilakukan jika
diperlukan.

The duration of tests should normally be a single independent growing


cycle. Further growing cycle can be done if necessary.

3.2. Lokasi Pengujian


Testing Place

Pengujian biasanya dilaksanakan pada satu tempat yang ditentukan oleh


Pusat PVTPP. Jika karakteristik penting tidak dapat terlihat pada tempat
itu, maka pelaksanaan pengujian dilakukan pada tempat lain.

The test should normally be conducted at one place determined by the


Center of PVPAP. If any important characteristics of the variety cannot
be seen at that place, the variety may be tested at an additional place.

3.3. Kondisi Pelaksanaan Pemeriksaan


Conditions for conducting the examination

Pengujian harus dilakukan dalam kondisi dimana pertumbuhan tanaman


optimal sehingga dapat memunculkan karakteristik yang relevan dari
varietas yang diperiksa.

4
The tests should be carried out under conditions ensuring satisfactory
growth for the expression of the relevant characteristics of the variety and
for the conduct of the examination.

Tahap perkembangan optimal untuk penilaian masing-masing


karakteristik ditunjukkan pada kolom kedua tabel karakteristik.

The optimum stage of development for the assessment of each


characteristic is indicated in the second column of the Table of
Characteristics.

3.4. Rancangan Pengujian


Test Design

3.4.1 Setiap pengujian harus dirancang dengan total populasi paling


sedikit 35 tanaman pada lapangan terbuka atau 20 tanaman pada uji
rumah kaca, yang terbagi dalam dua ulangan atau lebih

Each test should be designed to result in a total of at least 35 plants


in the open or 20 plants in the green house, which should be divided
between two or more replicates. .

3.4.2 Rancangan pengujian diatur sedemikian rupa sehingga tanaman atau


bagian tanaman yang diambil untuk pengukuran atau penghitungan
tidak mempengaruhi pengamatan yang harus dilakukan hingga akhir
periode pertumbuhan.

The design of the tests should be such that plants or parts of plants
may be removed for measurement or counting without prejudice to
the observations which must be made up to the end of the growing
cycle.

3.5. Jumlah tanaman/Bagian tanaman yang diperiksa


Number of Plants / Parts of Plants to be Examined

Kecuali ada ketentuan lain, seluruh pengamatan harus dilakukan pada 20


tanaman atau bagian dari masing masing 20 tanaman tersebut.

Unless otherwise indicated, all observations should be made on 20 plants


or parts taken from each of 20 plants.

3.6. Pengujian Tambahan


Additional Test

Pengujian tambahan untuk maksud-maksud tertentu dapat dilaksanakan.


Additional tests for special purposes may be established.

5
4. Penilaian Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan
Assesment of Distinctness, Uniformity and Stability

4.1. Keunikan
Distinctness

4.1.1. Rekomendasi Umum


General Recommendation

Sangat penting bagi pengguna panduan ini agar mengikuti


Panduan Umum sebelum memutuskan “keunikan”. Berikut
diuraikan hal-hal yang harus diperhatikan dalam panduan ini.

It is of particularly importance for users of these Test Guidelines


to consult the General Introduction prior to making decisions
regarding distinctness. However, the following points are
provided for elaboration or emphasis in these Test Guidelines.

4.1.2 Perbedaan-perbedaan yang Konsisten


Consistent Differences

Perbedaan diantara varietas dapat sangat jelas sehingga pengujian


lebih dari satu siklus pertumbuhan tidak diperlukan. Sebagai
tambahan pada beberapa kasus, pengaruh lingkungan
menyebabkan diperlukannya lebih dari satu siklus pertumbuhan
untuk memberikan kepastian bahwa perbedaan tersebut cukup
konsisten. Hal tersebut untuk memastikan bahwa perbedaan suatu
karakter, yang diamati pada lokasi tanam, cukup konsisten paling
tidak dalam satu siklus pertumbuhan yang independen.

The differences observed between varieties may be so clear that


more than one growing cycle is not necessary. In addition, in
some circumstances, the influence of the environment is not such
that more than a single growing cycle is required to provide
assurance that the differences observed between varieties are
sufficiently consistent. One means of ensuring that a difference in
a characteristic, observed in a growing trial, is sufficiently
consistent is to examine the characteristic in at least one
independent growing cycle.

4.1.3 Perbedaan-perbedaan yang Jelas


Clear Differences

Untuk menentukan perbedaan yang jelas antara dua varietas


tergantung banyak faktor, yang harus dipertimbangkan adalah
tipe ekspresi dari karakter yang diuji yaitu karakter kualitatif,
kuantitatif, atau pseudo-kualitatif. Oleh karena itu pengguna
panduan ini harus memahami rekomendasi yang terdapat dalam
Panduan Umum sebelum memutuskan adanya perbedaan.

6
Determining whether a difference between two varieties is clear
depends on many factors, and should consider, in particular, the type
of expression of the characteristic being examined, i.e. whether it is
expressed in a qualitative, quantitative, or pseudo-qualitative
manner. Therefore, it is important that users of these Test Guidelines
are familiar with the recommendation contained in the General
Introduction prior to making decisions regarding distinctness.

4.2. Keseragaman
Uniformity

Sangat penting bagi pengguna panduan ini untuk mengharmonisasikan


dengan Panduan Umum terlebih dahulu. Berikut diuraikan hal-hal yang
harus diperhatiakan dalam panduan ini.

It is a particular importance for users of these Test Guidelines to consult


the General Introduction prior to making decisions regarding uniformity.
However, the following points are provided for elaboration or emphasis
in these Test Guidelines

Untuk penilaian keseragaman suatu populasi ditetapkan standar 1%,


dengan peluang diterima paling sedikit 95%. Dalam kasus ukuran contoh,
untuk populasi sebanyak 35 tanaman atau 20 tanaman , maka jumlah
tanaman tipe simpang yang diperbolehkan adalah 2 (dua) tanaman.

For the assessment of uniformity, a population standard of 1% and an


acceptance probability of at least 95% should be applied. In the case of a
sample size of 35 or 20 plants , the maximum number of off-types
allowed would be two plant.

4.3 Kestabilan
Stability

Dalam praktek, pengujian kestabilan tidak perlu dilakukan seperti


pengujian keunikan dan keseragaman. Meskipun demikian, pengalaman
menunjukkan bahwa pada banyak tipe varietas, jika suatu varietas telah
seragam, maka varietas tersebut juga dapat dianggap stabil.

In practice, it is not usual to perform tests of stability that produce results


as certain as those of the testing of distinctness and uniformity. However,
experience has demonstrated that, for many types of variety, when a
variety has been shown to be uniform, it can also be considered to be
stable.

Jika diragukan dan memang diperlukan, pengujian kestabilan dapat


dilakukan, baik dengan penanaman ulang pada generasi berikutnya, atau
menguji ulang dengan menggunakan benih baru untuk menjamin bahwa
materi tersebut menampilkan karakteristik yang sama seperti materi
tanaman sebelumnya.

7
Where appropriate, or in case of doubt, stability may be tested, either by
growing a further generation, or by testing a new plant stock to ensure that
it exhibits the same characteristics as those shown by the previous material
supplied.

4. Pengelompokkan Varietas
Grouping of Varieties

4.4 Pemilihan varietas “dikenal umum” yang akan ditanam dalam petak
percobaan bersama varietas kandidat dan cara pembagian varietas–varietas
ke dalam kelompok-kelompok untuk menfasilitasi pemeriksaan keunikan,
merupakan tujuan utama adanya pengelompokkan karakteristik.

The selection of varieties of common knowledge to be grown in the trial


with the candidate varieties and the way in which these varieties are
divided into groups to facilitate the assessment of distinctness are aided by
the use of grouping characteristics.

4.5 Pengelompokan karakteristik adalah sesuai dengan ekspresi yang


terdokumentasi, sekalipun ditampilkan dari lokasi yang berbeda, hal ini
dapat digunakan, baik secara individu atau dalam kombinasi dengan
karakteristik lain: (a) untuk memilih varietas “dikenal umum” yang dapat
dikecualikan dari lahan pertanaman untuk pemeriksaan keunikan, dan (b)
untuk mengatur petak percobaan sehingga varietas-varietas yang mirip
dapat dimasukkan dalam kelompok yang sama.

Grouping characteristics are those in which the documented states of


expression, even where produced at different locations, can be used, either
individually or in combination with other such characteristics: (a) to select
varieties of common knowledge that can be excluded from the growing trial
used for examination of distinctness; and (b) to organize the growing trial
so that similar varieties are grouped together

5.3. Berikut adalah pengelompokan karakteristik yang telah disepakati:


Following have been agreed as useful grouping characteristics:
(i) Ploidi (karakteristik 1)
Ploidy (characteristic 1)
(ii) Buah : bobot (karakteristik 19)
Fruit : weight (characteristic 19)
(iii) Buah : bentuk dalam penampang membujur (karakteristik 20)
Fruit : shape in longitudinal section (characteristic 20)
(iv) Buah : warna dasar kulit (karakteristik 21)
Fruit : ground color of skin (characteristic 21)
(v) Buah : garis (karakteristik 30)
Fruit : stripes (characteristic 30)
(vi) Buah : lebar garis (karakteristik 33)
Fruit : width of stripes (characteristic 33)

8
(vii) Buah : warna utama daging (karakteristik 36)
Fruit : main color of flesh (characteristic 36)
(viii) Biji : warna dasar testa (karakteristik 43)
Fruit : main color of testa (characteristic 43)

5.4. Panduan untuk pengelompokan karakteristik dalam proses pemeriksaan


keunikan dapat dilihat pada Panduan Umum.

Guideline for the use of grouping characteristicsin the process of


examining distincness, is provided throuh the General Instruction.

5. Pengenalan Tabel Karakteristik


Introduction to the Table of Characteristics

6.1. Kategori karakteristik


Categories of Characteristics

6.1.1. Karakteristik Standar Panduan Pengujian


Standard Test Guidelines Characteristics

Karakteristik yang terdapat dalam PPU adalah karakteristik yang


disetujui oleh Pusat PVTPP untuk digunakan dalam pemeriksaan
KEUNIKAN, KESERAGAMAN, KESTABILAN.

Standard Test Guidelines characteristics are those which are


approved by Center of PVPAP for examination of DUS.

6.1.2. Karakter dengan tanda bintang/asterisk (*)


Asterisked Characteristics

Karakter dengan tanda asterisk (diberi tanda *) yang terdapat dalam


PPU sangatlah penting untuk harmonisasi deskripsi varietas secara
internasional yang harus selalu diperiksa dalam pengujian
KEUNIKAN, KESERAGAMAN, KESTABILAN, kecuali jika
karakteristik bersangkutan tidak terekspresi dikarenakan kondisi
lingkungan.

Asterisked characteristics (denoted by *) are those included in this


PPU which are important for the international harmonization of
variety descriptions and should always be examined for DUS and
included in the variety description by all members of the Union,
except when the state of expression of a preceding characteristic or
regional environment conditions render this inappropriate.

6.2. Status Ekspresi dan Notasi


Status of Expression and Corresponding Notes

9
Ekspresi setiap karakteristik digunakan untuk menjelaskan karakteristik dan
harmonisasi deskripsi. Tiap ekspresi sifat dinyatakan dalam satu notasi angka
dalam pencatatan data untuk menghasilkan atau mengganti deskripsi.

Status of expression is given for each characteristic to define the


characteristic and to harmonize descriptions. Each status of expression is
allocated a corresponding numerical note for each of data recording and for
the production and exchange of the description.

6.3. Tipe ekspresi


Types of Expression

Setiap keterangan dari tipe ekspresi karakteristik (kualitatif, kuantitatif, dan


pseudo kualitatif) terdapat dalam Panduan Umum.

An explanation of the type of expression of characteristics (qualitative,


quantitative and pseudo-qualitative) is provided in the General Introduction.

6.4. Varietas contoh


Example Varieties

Jika sesuai, varietas contoh dimaksudkan untuk menjelaskan status ekspresi


masing-masing karakter.

Where appropriate, example varieties are provided to clarify the states of


expression of each characteristic.

6.5. Legenda
Legend

(*) Karakteristik berbintang – lihat sub-bab 6.1.2


Asterisked characteristic – see section 6.1.2

QL Karakteristik kualitatif – lihat sub-bab 6.3


Qualitative characteristic – see section 6.3

QN Karakteristik kuantitatif – lihat sub-bab 6.3


Quantitative characteristic – see section 6.3

PQ Karakteristik pseudo-kualitatif – lihat sub-bab 6.3


Pseudo-qualitative characteristic – see section 6.3

MG Pengukuran dilakukan secara menyeluruh terhadap satu kelompok


tanaman atau bagian-bagian tanaman–lihat sub-bab 3.3.
Single measurement of a group of plants or parts of plants – see
section 3.3.

MS Pengukuran dilakukan secara satu per satu terhadap sejumlah individu


tanaman atau bagian-bagian tanaman- lihat sub bab 3.3.

10
Measurement of a number of individual plants or parts of plants – see
section 3.3.

VG Pemeriksaan visual dilakukan secara menyeluruh terhadap satu


kelompok tanaman atau bagian-bagian tanaman- lihat sub bab 3.3.
Visual assessment by a single observation of a group of plants or parts
of plants- see section 3.3.

VS Pemeriksaan visual dilakukan secara satu per satu terhadap sejumlah


individu tanaman atau bagian-bagian tanaman- lihat sub bab 3.3.
Visual assessment by observation of individual plants or parts of plants
– see section 3.3.

(a) – (b) Lihat penjelasan pada Tabel Karakter Bab VIII


See explanations on the Table of Characteristics in Chapter VIII

(+) Lihat penjelasan pada Tabel Karakter Bab VIII


See explanations on the Table of Characteristics in Chapter VIII.

11
VII. Tabel Karakteristik
Table of Characteristics

No. Karakteristik / bahasa indonesia english Contoh Varietas Notasi


Characteristics Example Varieties Note
1. VS Ploidi diploid diploid Sugar Baby, Yamato 3 2
(*) Ploidy triploid triploid 3
QL

2. VG Kotiledon: Bentuk elips menyempit narrow eliptic Kaho, Topgun 1


(+) Cotyledon: Shape elips sedang medium eliptic Crimson Sweet 2
PQ elips luas broad eliptic 3

3. MS Kotiledon: Ukuran kecil small 3


QN / Cotyledon: Size sedang medium Yamato 3 5
VG besar large 7

4. VG Perkecambahan: Intensitas warna hijau muda light 3


QN kotiledon sedang medium Yamato 3 5
Cotyledon: Intensity of green color tua dark Kaho 7

5. VG Kotiledon: Noktah tidak ada absent Yamato 3 1


QL Cotyledon: Spots ada present 9

6. MS Tanaman: Panjang ruas pendek short 3


QN Plant: Length of internode sedang mediun Crimstar, Yamato 3, 5
panjang long Charleston Gray, 7
Crimson Sweet
7. MS/ Helai daun: Panjang daun ketiga saat pendek short 3
QN VG berkembang penuh sedang mediun Sugar Baby, Yamato 5
(a) Leaf blade: Length (on the 3 rd leaf when panjang long 7
fully developed)

8. MS/ Helai daun: Lebar (seperti pada no 7) sempit narrow 3


QN VG Leaf blade: Width (as for no 7) sedang medium Sugar Baby, Yamato 3 5
(a) luas broad 7

9. MS/ Helai daun: Rasio panjang/lebar (seperti rendah low Kanro 3


QN VG pada no 7) sedang medium Sugar Baby, Yamato 3 5
(+) (a) Leaf blade: Ratio length/width (as for tinggi high 7
no 7)

10. VG Helai daun: Warna kuning-hijau yellow-green 1


PQ (a) Leaf blade: Color hijau green Yamato 3 2
hijau abu-abu grey -green Sugar Baby 3

11. VG Helai daun: Intensitas warna muda light Giant Flesh 3


QN (a) Leaf blade: Intensity of color sedang medium Yamato 3 5
tua dark 7

12. (a) Helai daun: Derajat cuping utama lemah weak 3


(*) Leaf blade: Degree of primary lobing sedang medium 5
(+) kuat strong 7
QN

13. VG Helai daun: Derajat cuping kedua lemah weak 3


(+) (a) Leaf blade: Degree of secondary lobing sedang medium Sugar Baby 5
QN kuat strong 7

14. VG Helai daun: lepuhan lemah weak 3


QN (a) Leaf blade: Blistering sedang medium Yamato 3 5
(+) kuat strong 7

15. VG Helai daun: Bercak putih tidak ada atau lemah absent or weak Sugar Baby, Yamato 3 1
(*) (a) Leaf blade: Marbling sedang medium Okan, Taiyo 2
QN kuat strong 3

12
16. MS/ Petiol: Panjang pendek short Sugar Baby, Yamato 3 3
QN VG Petiole: Length sedang medium Kaho 5
panjang long Charleston Gray 7

17. VG Ovary: Ukuran (pada waktu berbunga) kecil small Kaho 3


QN Ovary: Size (at the time of flowering) sedang medium 5
besar large 7

18 VG Ovary: Bulu lemah weak 3


QN Ovary: Pubescence sedang medium Yamato 3 5
kuat strong Kaho 7

19. MS Buah: Bobot sangat ringan very light 1


(*) (b) (buah matang pertama) ringan light 3
QN Fruit: Weight sedang medium Sugar Baby 5
(1st mature fruit) berat heavy 7
sangat berat very heavy Florida Giant 9

20. VG Buah: Bentuk penampang membujur bundar circular Sugar Baby 1


(*) (b) Fruit: Shape in elip melebar broad elliptic Yellow Baby 2
(+) longitudinal section elip elliptic 3
PQ elip memanjang elongated elliptic Charleston Gray 4

21 VG Buah: Warna utama kulit kuning yellow 1


(*) (b) Fruit: Ground color of skin hijau green Sugar Baby 2
(+)
QL

22. VG Buah: Intensitas warna dasar kulit sangat muda very light 1
(*) (b) Fruit: Intensity of ground color of skin muda light Crimson Sweet 3
(+) sedang medium Lucky Sweet 5
QN tua dark 7
sangat tua very dark 9

23. VG Buah: Ukuran insersi tangkai buah kecil small Charleston Gray, 3
(+) (b) Fruit: Size of insertion of peduncle sedang medium Sugar bush 5
QN besar large 7

24. VG Buah: Depresi pada pangkal dangkal shallow Kaho, Yellow Baby 3
(+) (b) Fruit: Depression at base sedang medium Triple Sweet, Yamato 5
QN dalam deep 3 7

25. VG Buah: Bentuk bagian apikal rata flat 1


(*) (b) Fruit: Shape of apical part rata - membulat flat to rounded 3
(+) membulat rounded Sugar Baby, Yamato 3 5
PQ membulat – lonjong rounded to conical 7
meruncing acute Kaho 9
lonjong meruncing conical acute

26. VG Buah: Lekukan apex dangkal shallow Kahô 3


(+) (b) Fruit: Depression at apex sedang medium 5
QN dalam deep 7

27. VG Buah: Ukuran parut pistil kecil small Charleston Gray 3


QN (b) Fruit: Size of pistil scar sedang medium Yamato 3 5
besar large 7

28. VG Buah: Sebaran alur tidak ada absent Sugar Baby, Yamato 1
PQ (b) Fruit: Distribution of grooves pada setengah basal at basal half 2
pada setengah apikal at apical half 3
pada seluruih buah on whole fruit 4

29. VG Buah: Derajat lekukan alur lemah weak 3


QN Fruit: Degree of grooving sedang medium 5
kuat strong 7

30. VG Buah: Garis tidak ada absent Sugar Baby 1


(*) (b) Fruit: Stripes ada present Yellow Baby 9
(+)
QL

13
31. VG Buah: Kejelasan garis tidak jelas atau sangat inconspicuous or very 1
QL Fruit: conspicuousness of stripes lemah weakly conspicuous Crimson Sweet

lemah weak 2
sedang medium 3
kuat strong 4
sangat kuat very strong 5

32. VG Buah: Intensitas warna garis sangat muda very light 1


(*) Fruit:Intensity of color of stripes muda light 3
(+) sedang medium 5
QN tua dark Crimson Sweet 7
sangat tua very dark 9

33 VG Buah: Lebar garis sangat sempit very narrow 1


(*) (b) Fruit: Width of stripes sempit narrow 3
QN sedang medium 5
lebar broad Crimson Sweet 7
sangat lebar very broad 9

34 VG Buah: Intensitas bercak putih tidak ada atau sangat absent or very weak 1
QN (b) Fruit: Intensity of marbling lemah weak 3
lemah medium Yamoto 3 5
sedang strong 7
kuat very strong 9
sangat kuat

35. VG Buah: Ketebalan perikap tipis thin Kahô 3


(*) (b) Fruit: Thickness of pericarp sedang medium Sugar Baby, 5
(+) tebal thick Yamato 3 7
QN Charleston
Gray,
Crimson
Sweet,
Triple Sweet

36 VS Buah: Warna utama daging putih white 1


(*) (b) Fruit: Main color of flesh kuning yellow 2
PQ oranye orange Kahô 3
merahmuda pink 4
merah ke muda pinkish red Crimson Sweet 5
merah red Sugar Baby 6

37. VG Buah: Intensitas warna utama daging muda light 3


QN (b) Fruit: Intensity of main color of flesh sedang medium 5
tua dark 7

38. MS Buah: Kekerasan daging lunak soft 3


(+) (b) Fruit: Firmness of flesh sedang medium 5
QN keras firm 7

39. QN Buah: Jumlah biji tidak ada / sedikit absent or few 1


VG (b) Fruit: Number of seeds sedang medium 2
banyak many 3

40. Buah: keberadaan core pada daging tidak ada absent 1


Fruit: presence of core ada present 9

41. Buah: Ketebalan core pada daging buah tipis slight 3


Fruit: thickness of core sedang medium 5
tebal thick 7
42. MS/ Biji: Ukuran sangat kecil very small 1
(*) VG Seed : Size kecil small 3
QN (c) sedang medium Sugar Baby 5
besar large Charleston Gray 7
sangat besar very large 9

14
43. VG Biji: Warna dasar testa putih 1
white
(*) ( c) Seed : Ground color of testa krem 2
cream
PQ hijau 3
green
merah 4
red
merah - coklat 5
red-brown Kahô
coklat 6
brown Sugar Baby
hitam 7
black
44. VG Biji: Warna sekunder testa tidak ada absent Kaho 1
QL ( c) Seed : Secondary color of testa ada present Charleston Gray 9

45. VG Biji: Sebaran warna sekunder testa hanya pada noktah in dots only Charleston Gray 1
(+) (c) Seed : Distribution of secondary color pada noktah dan bercak in dots and in patches Lady, Yamato 3 2
PQ of testa hanya pada bercak in patches only 3

46. VG Biji: Area warna sekunder yang terkait kecil small 3


QN ( c) dengan warna dasar sedang medium Grimson Sweet 5
Seed : Area of secondary color in besar large 7
relation to that of ground color

47. VG Biji: Bercak pada hilum tidak ada absent Kahô 1


QL ( c) Seed : Patches at hillum ada present Yamato 3 9

48. VG Waktu mekarnya bunga betina (50% awal early Sugar Baby, Yamato 3 3
QN tanaman dengan setidaknya satu bunga sedang medium 5
betina) lambat late 7
Time of female flowering (50% of plants
with at least one female flower)

49. VG Waktu matang (50% tanaman dengan genjah early Kaho, sugar Baby 3
QN setidaknya satu buah matang) sedang medium Yamato 3 5
Time of maturity (50% of plants with at dalam late Charleston Gray 7
least one ripe fruit)

50. Ketahanan terhadap fusarium oxysporum f.sp.niveum (e.f. smith) snyder et hensen /
(+) resistance to fusarium oxysporum f.sp. niveum (e.f. smith) snyder et hansen

50.1. Race 0 tidak ada absent Kaho 1


ada present Charleston Gray 9
50.2 Race 1 tidak ada absent Kaho 1
ada present 9
50.3 Race 2 tidak ada absent Kaho 1
ada present 9

51. Ketahanan terhadap colletotricum lagenarium (passerini) ellis et halsted


(+) /resistance to colletotrichum lagenarium (passerini) ellis et halsted

511. Race 1 tidak ada absent Kaho 1


ada present Charleston Gray 9
51.2 Race 2 tidak ada absent Kaho 1
ada present 9
51.3 Race 3 tidak ada absent Kaho 1
ada present Charleston Gray 9

15
VIII. Penjelasan Tabel Karakter
Explanations of Table Characteristic

8. 1 Penjelasan mencakup beberapa karakteristik


8. 1 Explanation covering several characteristics

Karakteristik berisi kunci yang mengikuti pada kolom kedua di tabel


karakteristik harus diperiksa untuk menunjukkan:
Characteristics containing the following key in the second column of the table
of Characteristic should be examined as indicate below:
(a) Kotiledon: pengamatan kotiledon dilakukan pada saat kotiledon berkembang
sempurna sebelum munculnya daun pertama: Permukaannya datar dan
letaknya horizontal.

Cotyledon: Observations on the cotyledon should be observed when the


cotyledons are fully developed and before the development of the first leaf:
the surface is flat and the attitude is horizontal.
(b) Helai daun: semua pengamatan pada helai daun harus dicatat pada daun
yang telah berkembang sempurna
Leaf blade: All observation on the leaf blade should be recorded on fully
developed leaves
(c) Buah: kecuali dinyatakan lain, semua pengamatan pada buah harus
dilakukan pada buah matang yang berkembang dengan baik pertama kali.
Fruit: Unless otherwise indicated, all observations on the fruit should be
made on first well developed, mature fruits
(d) Biji: semua pengamatan pada biji harus dicatat pada biji matang yang
berkembang sempurna
Seed: All observations on the seed should be recorded on fully develop,
mature seeds

16
8.2 Penjelasan untuk karakter individu
8. 2 Explanation for individual characteristics

Ad. 2 Kotiledon: bentuk


Ad 2. Cotyledon: shape

1 2 3
Elip menyempit Elip sedang Elip melebar
narrow elliptic medium elliptic broad elliptic

Ad 9. Helai daun: Rasio panjang /lebar


Ad 9. Leaf blade: Ratio length/width

3 5 7
rendah sedang tinggi
low medium high

Ad. 12 Helai daun: derajat cuping utama


Ad 12 Leaf blade: degree of primary lobing

Lekukan harus diamati pada daun ketiga dari batang utama saat
berkembang penuh.
The incisions should be observed on the 3rd leaf of the main stem when fully
developed.

17
lemah sedang kuat

Ad. 13 Helai daun: derajat cuping kedua


Leaf blade: degree of secondary lobing

Lekukan harus diamati pada daun terlebar pada buku ke 15 dan ke 20 dari
batang utama.
The incisions should be observed at the largest leaf between the fifteenth
and twenty nodes on the main stem.

lemah sedang kuat

Ad 14. Helai daun: Lepuhan


Ad 14. Leaf blade: blistering

Pengamatan blistering dilakukan pada daun ke 10 hingga ke 15


The blistering should be observed at the 10th – 15th leaf

18
1 2 3
Lemah sedang kuat
weak medium strong

Ad.20 Buah : Bentuk penampang membujur


Fruit: shape in longitudinal section

1 2 3 4
Bulat Elip melebar Elip Elip memanjang
circular broad elliptic elliptic elongated elliptic

19
Bundar Elip melebar Elip Elip memanjang

Ad. 21+22+30+32: Buah: warna dasar kulit dan warna strip


Ad. 21+22+30+32 Fruit: ground color of skin and color of stripe

Warna dasar ditentukan sebagai warna paling muda dan warna strip merupakan warna
paling tua
The ground color is defined as the lighter color and the color of the stripes as the
darker color.

Ad 25. Buah: bentuk bagian apical


Ad 25. Fruit: shape of apical part

1 5 9
Rata Membulat Meruncing
flat rounded acute

.
Ad. 23+35+38: Buah/ Fruit

20
Titik
pengujian Ketebalan perikarp (35)
(38)

Bagian apikal (25)

Insersi tangkai buah (23)

Ad. 24: Buah: depressi pada pangkal buah


Fruit: depression at base

3 5 7
Dangkal Sedang Dalam
shallow medium Deep

Ad. 26: Buah: depressi pada ujung buah


Ad 26 Fruit: depression at apex

2 3 4
Dangkal Sedang Dalam
shallow medium deep
Ad. 31 Buah: Kejelasan garis

21
Ad 31. Fruit: conspicuousness of stripes

1 2
Tidak jelas atau sangat lemah Lemah
inconspicuous or very weakly conspicuous weak

3 4
Sedang kuat
medium strong

5
Sangat kuat
very strong

22
Ad 33. Buah: lebar garis
Ad. 33: Fruit: width of stripes

Pada buah bergaris, warna yang lebih gelap dari kulit berkaitan dengan garis
In case of striped fruits, the darker color of the skin concerns the stripes.

1 3
Sangat sempit sempit
very narrow narrow

5 7
sedang Lebar
medium broad

9
Sangat lebar
very broad

23
Ad. 38 Buah: kekerasan daging buah
Fruit: firmness of flesh

Metoda pengujian: kekerasan daging buah diukur dengan meteran kekerasan, yang
memiliki diameter 9 mm dan diukur dari 10 g/cm 2 – 2000 g/cm2.

Testing method: Firmness is measured by a hardness meter (tester), which has 9 mm


(diameter head) and measures from 10 g/cm2 – 2000 g/cm2.

Ad. 44: Biji: sebaran warna sekunder testa


Ad 44. Seed: distribution of secondary color of testa

bercak

noktah

Ad. 50 Ketahanan terhadap Fusarium oxysporum f.sp.niveum (E.F smith) Snyder et


Hansen
Resistance to Fusarium oxysporum f.sp niveum (E.F. smith) snyder et hansen

Metode Pemeliharaan
Maintenance of races

Tipe media : P.S.A (Potato,Sugar, Agar) media kentang, gula, agar


Type of medium : P.S.A (Potato,Sugar and Agar) medium

Kondisi khusus : disimpan di suhu 5°C


Special conditions stored below 5°C

Persiapan inokulum : Goyangkan media cair kentang dan gula (P.S) selama
7-10 hari pada suhu 28 °C. Penyaringan menggunakan
ayakan ganda. Tambahkan konsentrasi spora sampai
1.3 x 107 /ml dengan air steril.
Preparation of inoculation : Shaking culture in P.S (Potato and Sugar) liquid
medium for 7 to 10 days at 2828 °C. Filtration by
using double gauzes. Adjusting concentration of spore
to 1.3 x 107 /ml with sterilized water.

Pelaksanaan
Execution of test

24
Persemaian benih : pada tanah steril
Sowing the seeds : In sterilized soil

Tahapan tumbuh tanaman : antara daun kedua dan ketiga


Growth stage of plants : Expanding of 2nd to3rd true leaf

Metode inokulasi : akar dan hipokotil direndam di larutan inokulum.


Setelah diinokulasi, pindahkan planlet pada tanah
steril.
Method of inoculation : Soaking of roots and hypocotyl axis for one minute
inoculum solution. After inoculation, transplantation
of planlets in strerilised (by steam) soil or perlite

Jumlah tanaman : 10-20 tanaman


Number of plants tested : 10-20 plants

Kondisi lingkungan setelah inokulasi


Environmental condition after inoculation

Suhu : 25°C siang, 16°C malam hari


Temperature : Day: 25°C ; night: 16°C

Cahaya : alami (lebih panjang dari 12 jam)


Light : Natural (longer than 12 hours)

Metode pertumbuhan : di rumah kaca atau pada temperatur ruang.


Menggunakan pupuk cair tiap minggu
Growing method : In the greenhouse or climatic room. Application of
liquid fertilizer every week.

Waktu pengujian
Duration of test

Inokulasi-pengamatan akhir : 20 hari. Penyakit terlihat 5-10 hari setelah inokulasi.


Pengamatan dilakukan beberapa kali.

Inoculation to last observation : 20 days. Disease symptoms appear from 5 to 10 days


after inoculation. Observation should be made on
several occasions.

Catatan
Remarks

Pemeliharaan Patogen : pembaharuan media minimal setahun sekali


Keeping of pathogenecity : renewal of medium at least once a year

25
Varietas Standar :
Standard varieties :

Race 0 Race 1 Race 2


Black Diamond, Kaho S S S
Charleston Gray R S S
Calhoun Gray R R S
P.I 296341-FR R R R

S: Susceptible
R: Resistant

* * * * * * * * * * * *

Ad. 51. Ketahanan terhadap Colletotrichum lagenarium (passerini) Ellis et Halsted


Resistance to Colletotrichum lagenarium (passerini) Ellis et Halsted

Metode Pemeliharaan
Maintenance of races

Tipe media : P.S.A (Potato,Sugar, Agar) media kentang, gula, agar


Type of medium : P.S.A (Potato,Sugar and Agar) medium

Kondisi khusus : disimpan di suhu 5°C


Special conditions stored below 5°C

Persiapan inokulum : Goyangkan media cair kentang dan gula (P.S) selama
7-10 hari pada suhu 28 °C. Penyaringan menggunakan
ayakan ganda. Tambahkan konsentrasi spora sampai
1.5 x 104 /ml dengan air steril.
Preparation of inoculation : Shaking culture in P.S (Potato and Sugar) liquid
medium for 7 to 10 days at 2828 °C. Filtration by
using double gauzes. Adjusting concentration of spore
to 1.5 x 104 /ml with sterilized water.

Pelaksanaan
Execution of test

Persemaian benih : pada tanah steril


Sowing the seeds : In sterilized soil

Tahapan tumbuh tanaman : antara daun kedua dan ketiga


Growth stage of plants : Expanding of 2nd to3rd true leaf

Metode inokulasi : penyemprotan inokulum pada daun dan batang


Method of inoculation : spraying inoculum on the leaves and the stem

Perlakuan setelah inokulum : tanaman yang telah diinokulasi disimpan pada


ruangan gelap dan lembab pada suhu 25°C dengan

26
RH 100 % selama 48 jam sebelum dipindahkan ke
rumah kaca.
Treatment after inoculation : Inoculated plants should be placed in a dark and
humid chamber at 25°C with 100% relatively
humidity for 48 hours before moved to the greenhouse

Jumlah tanaman : 10-20 tanaman


Number of plants tested : 10-20 plants

Kondisi lingkungan setelah inokulasi


Environmental condition after inoculation

Suhu : 25°C siang, 16°C malam hari


Temperature : Day: 25°C ; night: 16°C

Cahaya : alami (lebih panjang dari 12 jam)


Light : natural (longer than 12 hours)

Metode pertumbuhan : di rumah kaca


Growing method : in the greenhouse

Waktu pengujian
Duration of test

Inokulasi-pengamatan akhir : 25 hari.


Inoculation to last observation : 25 days

Catatan
Remarks

Ras : tiga ras telah diindentifikasi


Race : three races are identified

Pemeliharaan Patogen : pembaharuan media minimal setahun sekali


Keeping of pathogenecity : renewal of medium at least once a year

Varietas Standar :
Standard varieties :

Race 0 Race 1 Race 2


Kaho S S S
Charleston Gray, Congo R R S S
African citron W-695 S S S

S: Susceptible
R: Resistant

* * * * * * * * * * * * * *

27

Anda mungkin juga menyukai