Anda di halaman 1dari 16

1.

Latar belakang
Indonesia adalah salah satu negara
paling kepulauan di dunia,
bersama dengan Norwegia,
Kanada, Finlandia, dan lainnya.
Ini juga merupakan negara
kepulauan terbesar di dunia
dengan luas total8.300.000 km2
Gambar 1. Peta Indonesia (Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Investasi, 2020) dengan luaslaut yang luasnya dua kali luas daratan.
Indonesia juga merupakan negara dengan jumlah penduduk 272.229.372 jiwa
(Kementerian Dalam Negeri, 2021) dan menempati urutan keempat terpadat di dunia.
Jumlah penduduk yang besar dan persebaran tempat tinggal di seluruh Indonesia menjadi
tantangan terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan energi. Rasio Elektrifikasi (RE)
Indonesia pada tahun 2020 mencapai 99,20% dan pada tahun 2021 ditargetkan menjadi
99,90% (ESDM, 2021). Menurut PLN Daerah Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa
Tenggara, sebagian besar listrik yang akan menyuplai desa-desa di Daerah Istimewa Papua
dan Papua Barat pada tahun 2020 akan berasal dari tenaga surya..

Dalam hal ini, tenaga surya merupakan salah satu Energi Terbarukan yang
ekonomis, efisien, praktis dan ramah lingkungan. Lebih dari itu, Pembangkit Listrik
Tenaga Surya menggunakan energi matahari sebagai sumber energi yang tidak akan
pernah habis sehingga memberikan keuntungan yang sangat besar bagi Negara Indonesia
yang dilintasi garis khatulistiwa. Iradiasi matahari harian di Indonesia mencapai 4,6 – 4,8
kWh/m2/hari (Solar Atlas, 2021), dan nilai investasi untuk membangun panel surya yang
turun hingga 80% memberikan potensi yang sangat menarik untuk dilakukan.

Kabupaten Gunungkidul, salah satu Kabupaten Daerah Istimewa Yogyakarta yang


terletak di sekitar pesisir Pantai Selatan Jawa memiliki potensi penyinaran matahari yang
cukup besar, dan sangat layak untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Blueprint
Bisnis yang disiapkan oleh PT. Putra Banjaran Energy menjelaskan secara umum tentang
potensi energi surya, regulasi, jenis dan proses pengembangan PLTS, ketersediaan lokasi,
kondisi lingkungan, geologi dan geomorfologi, potensi bahaya dan mitigasi bencana,
investasi proyek, analisis ekonomi, dan timeline proyek dari rencana. pembangunan

1
PT. PUTRA BANJARAN ENERGY – Blueprint Business of solar power plant
Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Kabupaten Gunungkidul. Hal ini memberikan potensi
positif bagi investor yang ingin berinvestasi di Kabupaten Gunungkidul dalam
pengembangan Energi Terbarukan.

2. Potensi Energi Surya


207,8 Berdasarkan data ESDM
(Katadata Migas, 2021),
potensi EBT Indonesia
mencapai 417,8 Gigawatt
(GW). Secara keseluruhan
energi surya (solar)
memiliki sumber daya
terbesar yaitu 207,8 GW
Gambar 2. Potensi Energi Terbarukan di Indonesia atau setara dengan hampir
(Source: Katadata Migas, 2021)
50% potensi energi
terbarukan Indonesia (Gambar 2). Keberadaan energi terbarukan sebagai alternatif pengganti
bahan bakar fosil menjadi fokus pemerintah dalam mengurangi emisi karbon, sesuai regulasi
nasional dan internasional. Hal ini menambah nilai jual keberadaan PLTS yang sejalan
dengan rencana strategis pemerintah.

Wilayah Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa sangat diuntungkan dengan


jumlah penyinaran matahari yang diterima setiap tahunnya, yaitu 4,6 – 4,8 kWh/m2/hari.
Iradiasi matahari merupakan parameter terpenting dalam menentukan kelayakan
pembangunan pembangkit listrik tenaga surya

Di wilayah Kabupaten Gunungkidul yang berada di pesisir Pantai Selatan Jawa,


penyinaran matahari yang diterima melebihi nilai rata-rata nasional, yaitu 9-10 kWh/m2/hari
(NASA, 2021) atau minimal 5,39 kWh/m2/hari. hari (Global Solar Atlas, 2021). Nilai
terakhir masih lebih tinggi dari rata-rata nasional. Hal ini cukup realistis sebagai acuan
bahwa pembangunan pembangkit listrik tenaga surya di Kabupaten Gunungkidul sangat
layak. Tarif Dasar Listrik beberapa tahun terakhir yang cukup konstan mengalami
peningkatan, membuat investasi pembangunan PLTS di Kabupaten Gunungkidul dengan
skema penjualan tenaga listrik ke Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN Persero) sangat
menguntungkan.

2
PT. PUTRA BANJARAN ENERGY – Blueprint Business of solar power plant
3. Peraturan Pemerintah
Potensi energi terbarukan khususnya energi surya di Indonesia sangat besar, namun
peluang tersebut belum dimaksimalkan untuk pembangunan pembangkit listrik. Berbagai
upaya pemerintah antara lain penyiapan lokasi dan pembenahan regulasi telah dilakukan,
diperlukan partisipasi investor untuk mewujudkannya.
Peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia digunakan sebagai dasar
hukum untuk melaksanakan suatu proyek pekerjaan, termasuk pembangunan pembangkit
listrik. Terkait regulasi Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, pemerintah
Indonesia telah mengeluarkan 30 (tiga puluh) regulasi hingga Januari 2021.
Dengan adanya peraturan yang mengatur tentang Energi Baru Terbarukan dan
Konservasi Energi menjamin pembangunan pembangkit listrik tenaga surya di Kabupaten
Gunungkidul dapat terlaksana. Saat ini merupakan momentum yang paling tepat untuk
pengembangan pembangkit listrik tenaga surya mengingat Indonesia harus melakukan
transisi ke energi surya, apalagi pengembangan energi surya didukung oleh tren global,
sedangkan dari segi teknologi dan ekonomi biaya pembangunan pembangkit listrik tenaga
surya sudah semakin murah.
Regulasi pemerintah yang sangat mendukung pengembangan energi terbarukan,
serta potensi penyinaran matahari di Kabupaten Gunungkidul yang lebih besar dari rata-rata
nasional, memberikan peluang investasi pembangunan PLTS di Kabupaten Gunungkidul
yang sangat prospektif. Penyempurnaan regulasi terkait energi terbarukan dan penyesuaian
harga jual listrik ke PLN dapat memberikan kepastian bagi investor dalam berinvestasi.
Menurut IRENA (2021), nilai investasi pembangkit listrik tenaga surya terus mengalami
tren positif dengan biaya investasi pembangkit listrik tenaga surya menurun sebesar 80%
dalam 10 tahun terakhir.

3
PT. PUTRA BANJARAN ENERGY – Blueprint Business of solar power plant
4. Rencana Lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya
4.1 Akuisisi Lokasi

Kabupaten
Gunungkidul adalah salah
satu kabupaten di Daerah
Istimewa Yogyakarta,
Indonesia. Kabupaten
Gunungkidul memiliki
luas wilayah1.485,36
km², atau 46,63% dari
luas totalDaerah Istimewa
Yogyakarta.

Figure 3. Gunungkidul Administrative Region Berdasarkan


administrasi wilayah, kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Kabupaten
Sukoharjo di utara dan timur laut, Kabupaten Wonogiri di timur, Samudera Hindia di
selatan, serta Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman di barat dan barat laut.

PT. Putra Banjaran Energytelah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah


Kabupaten Gunungkidul dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menyediakan
lahan yang dapat digunakan sebagai lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
Lokasi lahan yang disediakan sudah lulus kajian teknis, terutama potensi penyinaran
matahari dan akses infrastruktur yang memadai. Lahan yang disediakan juga merupakan
Sultan Ground milik Kesultanan Yogyakarta, sehingga tidak terjadi sengketa lahan. Lokasi
yang disediakan berada di Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunungkidul. Lahan yang
disiapkan adalah 20 hektar dari 270 hektar yang disediakan untuk pembangkit listrik tenaga
surya berkapasitas 20 Megawatt (20 MW).

4.2 Keadaan lingkungan

4
PT. PUTRA BANJARAN ENERGY – Blueprint Business of solar power plant
Berdasarkan laporan Kecamatan Rongkop Dalam Angka Tahun 2021, pada tahun 2020
curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 409,90 mm, sedangkan terendah
terjadi pada bulan Juni sebesar 8,80 mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Maret dengan 19
hari, sedangkan terendah pada bulan Juni dan Juli dengan masing-masing 1 hari.

Tid Bulan Curah Hujan (mm)


ak.
1 Januari 353,80
2 Februari 276,10
3 Maret 245,90
4 April 236,00
5 Mei 60,20
6 Juni 209,20
7 Juli 8,80
8 Agustus 33,90
9 September 133,60
10 Oktober 145,70
11 November 344,80
12 Desember 409,90
Total 2.457,00
Tabel 1. Curah Hujan di Kabupaten Gunungkidul

Lokasi lahan yang disediakan untuk rencana pembangunan PLTS ini berada di
Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunungkidul. Berdasarkan kondisi lingkungan yang ada,
lokasi tanah tersebut cocok untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya, tidak terdapat
bangunan di atas tanah tersebut, juga tidak terdapat pembangkit besar. Ini memudahkan
proses konstruksi pembangunan. Kegiatan cut and fill dan pemadatan tanah dapat
dioptimalkan, sehingga pondasi yang dibangun menjadi lebih kuat.

Curah hujan tertinggi pada bulan Desember, dan terendah pada bulan Juni. Artinya,
jika pada triwulan IV (Q-4) tahun 2022 sudah dimulai proses perijinan dan penyiapan
dokumen (Business Blueprint, Feasibility and Environmental Study, FEED), diperkirakan
pada triwulan II (Q-3) tahun 2023 kegiatan persiapan detail dapat dimulai. Desain Rekayasa
(DED). Pada triwulan I (Q-1) tahun 2024 kegiatan pembangunan gedung sudah dapat
dimulai, sehingga pada triwulan IV (Q-4) tahun 2025 sudah dapat dilakukan Testing &
Commissioning. Hasil akhirnya, pada triwulan pertama (Q-1) tahun 2026 PLTS sudah dapat
beroperasi.

5
PT. PUTRA BANJARAN ENERGY – Blueprint Business of solar power plant
Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul memiliki penyinaran matahari yang
lebih besar dari nilai rata-rata nasional. Desa Keburuhan terletak di pesisir Pantai Selatan
Jawa, penyinaran matahari minimal 1835,8 kWh/m2/tahun (Global Solar Atlas, 2021). Hal
ini cukup realistis sebagai acuan bahwa pembangunan pembangkit listrik tenaga surya di
Kabupaten Gunungkidul sangat layak. Tarif Dasar Listrik dalam beberapa tahun terakhir
cukup konstan meningkat, membuat investasi pembangunan pembangkit listrik tenaga surya
di Kabupaten Gunungkidul dengan skema penjualan listrik ke Perusahaan Listrik Negara
(PT. PLN Persero) sangat menguntungkan.

Gambar 3. Iradiasi matahari di Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunungkidul

6
PT. PUTRA BANJARAN ENERGY – Blueprint Business of solar power plant
5. Investasi Proyek
Biaya investasi rencana proyek pembangunan PLTS di Kecamatan Rongkop
Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta umumnya dipengaruhi oleh faktor
eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi nilai tukar, harga material, biaya impor
barang, dan adanya instalasi jaringan yang ada dari Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN
Persero). Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi adalah jenis PLTS yang dibangun,
lokasi proyek, jenis konstruksi sipil yang dilakukan, biaya operasional dan pemeliharaan.
Kami dari PT. PUTRA BANJARAN ENERGY melakukan penelitian dari berbagai
literatur untuk menghitung perkiraan/estimasi biaya investasi yang dibutuhkan dalam suatu
proyek pembangunan PLTS. Literatur yang kami gunakan termasuk Buku Pegangan Energi
Bersih 2015 untuk Bank dan Lembaga Keuangan oleh USAID-ICED II. Estimasi biaya ini
hanyalah estimasi awal, karena detail dan akurasi akan dilakukan pada saat Studi Kelayakan.
Estimasi biaya dalam laporan Rencana Bisnis ini kami sederhanakan menurut tahapan
kegiatan, sampai dengan tahap operasional Pembangkit Listrik Tenaga Surya sampai dengan
25 tahun beroperasi. Estimasi biaya tersebut menggunakan asumsi akan mengoperasikan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya tipe On-Grid/Stand Alone, dengan kapasitas 20 Megawatt
(20MW).

Kami menyadari bahwa nilai investasi cukup besar, tidak semua investor memiliki
kemampuan finansial yang memadai. Namun kami percaya bahwa investasi ini sangat aman,
layak, menguntungkan, ramah lingkungan, bermanfaat bagi masyarakat dan negara.
Memastikan bahwa proyek ini menguntungkan, kami membuat analisis ekonomi.

7
PT. PUTRA BANJARAN ENERGY – Blueprint Business of solar power plant
Tid Tahapan Harga Satuan Kuantitas Total Biaya Keterangan
ak.
S Pra Konstruksi
E
B
U
A
H.
1 Bisnis Cetak Biru 72.000.000 1 Set Rp 72.000.000 -
2 Studi Kelayakan 3.600.000.000 1 Set Rp 3.600.000.00 Estimasi
0
3 AMDAL 2.400.000.000 1 Set Rp 2.400.000.00 Estimasi
0
4 MEMBERI MAKAN 800.000.000 1 Set Rp 800.000.000 Estimasi
5 Pengurusan Perijinan 400.000.000 1 Set Rp 400.000.000 Estimasi
6 Sewa Lahan 20 Ha 250,000,000 25 Tahun Rp 6.250.000.00 Estimasi
/Tahun 0
Sub Jumlah Rp 13.522.000. Estimasi
A 000
B. Konstruksi
1 DED 120.000.000 / 20 MW Rp 2.400.000.00 Estimasi
MW 0
2 Mobilisasi 1.750.000.000 / 20 MW Rp 35.000.000.0 Estimasi
MW 00
3 Konstruksi Pembangunan (Sipil) 4.090.000.000 / 20 MW Rp 81.800.000.0 Estimasi
MW 00
4 Konstruksi Pembangunan (PLTS) 19.750.000.000 20 MW Rp 395.000.000. Estimasi
/MW 000
5 Contingency & Mitigasi Bencana 4.525.000.000 / 20 MW Rp 90.500.000.0 Estimasi
MW 00
Sub Total B Rp 573.200.00 Estimasi
0.000
C. Pasca Konstruksi
1 Pengujian & Komisioning 425.000.000 / 20 MW Rp 8.500.000.00 Estimasi
MW 0
Sub Total C Rp 8.500.000.0 Estimasi
00
Hasil akhir Rp 595.222.000.000 Estimasi

Tabel 2 Estimasi Biaya Pembangkit Listrik Tenaga


Surya Kabupaten Gunungkidul

PT. PUTRA BANJARAN ENERGY – Blueprint Business of solar power plant

8
6. Analisa ekonomi
Analisis ekonomi diperlukan untuk memastikan suatu proyek layak secara
ekonomi (menguntungkan) atau tidak. Metode studi analisis kelayakan ekonomi dalam
Business Blueprint ini hanya memuat Cash Flow dan Break Even Point (BEP). Analisis
ekonomi lainnya seperti NPV (Net Present Value), ROR (Rate of Return), IRR (Internal
Rate of Return), PP (Payback Period), dan PI (Profitability Index) akan dilakukan selama
Studi Kelayakan.
6.1 Arus kas
Arus Kas adalah laporan yang memuat informasi keuangan suatu usaha atau proyek
yang dilakukan oleh badan usaha atau perorangan dalam jangka waktu tertentu. Laporan
arus kas minimum berisi biaya proyek, pendapatan proyek, dan keuntungan proyek.
Perhitungan laba pada laporan keuangan pada kajian keekonomian proyek PLTS ini
menggunakan metode EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation and
Amortization). EBITDA adalah laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.
Secara umum EBITDA berfungsi untuk menganalisis keuntungan yang diperoleh dalam
suatu proyek, sehingga dapat diketahui valuasi proyek tersebut.
Berdasarkan perhitungan Cash Flow diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Target pembangunan PLTS dimulai pada triwulan I (Q-1) tahun 2024 sampai
dengan triwulan IV (Q-4) tahun 2025. Awal triwulan I (Q-1) tahun 2026 ,
pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Surya telah dilaksanakan.
2. Pada tahun 2023 – 2025, total investasi sebesar Rp595.222.000.000,00. Investasi
yang dilakukan meliputi tahapan pra konstruksi, konstruksi, pasca konstruksi.
3. Pada tahun 2026 kegiatan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Surya sudah
dimulai, sehingga akan ada biaya operasional dan pemeliharaan yang dikeluarkan.
Biaya operasional dan pemeliharaan tidak sama setiap tahunnya, karena ada
kemungkinan terjadi kenaikan inflasi (tingkat inflasi sudah dihitung 25 tahun ke
depan). Dalam penyederhanaan perhitungan, total biaya operasional dan
pemeliharaan dibagi 25 tahun, sehingga nilai rata-rata biaya operasional dan
pemeliharaan setiap tahunnya adalah Rp17.780.000.000,00. Total biaya
operasional dan pemeliharaan selama 25 tahun adalah Rp444.500.000.000,00.
4. Total biaya investasi selama 25 tahun adalah Rp 1.039.722.000.000,00.

9
PT. PUTRA BANJARAN ENERGY – Blueprint Business of solar power plant
5. Pada tahun 2026 penjualan tenaga listrik ke PLN juga sudah dimulai, sehingga
pada tahun tersebut penjualan (pendapatan) akan diterima. Perhitungan pendapatan
adalah sebagai berikut:
 Tarif TDL > 220 VA/KWh = Rp 1.077,25/KWh (a)
 Koefisien kirim ke PLN = 0,65 (b)
 Koreksi GHI (KWh/m²/tahun) = 1,570 (c)
 Luas efektif PLTS (m²) = 200.000 m² (h)
 Pendapatan di tahun 2025 = (a) x (b) x (c) x (d)
= Rp 219.866.725.000,00
6. Diasumsikan pendapatan tahunan tetap/tidak berubah, sehingga total pendapatan
selama 25 tahun adalahRp5.496.668.125.000
7. Keuntungan (model EBITDA) dari Proyek Tenaga Surya adalah total pendapatan
dikurangi total biaya investasi, yang sama denganRp4.456.946.125.000
6.2 Titik Impas (BEP)

Tahun Biaya Penghasilan Dua Kumulatif Profit


2023 –
-Rp595.222.000.000 Rp0 -Rp595.222.000.000 -Rp595.222.000.000
2025
2026 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 -Rp393.135.275.000
2027 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 -Rp191.048.550.000
2028 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp11.038.175.000
2029 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp213.124.900.000
2030 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp415.211.625.000
2031 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp617.298.350.000
2032 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp819.385.075.000
2033 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp1.021.471.800.000
2034 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp1.223.558.525.000
2035 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp1.425.645.250.000
2036 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp1.627.731.975.000
2037 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp1.829.818.700.000
2038 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp2.031.905.425.000
2039 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp2.233.992.150.000
2040 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp2.436.078.875.000
2041 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp2.638.165.600.000
2042 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp2.840.252.325.000
2043 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp3.042.339.050.000
2044 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp3.244.425.775.000
2045 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp3.446.512.500.000
2046 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp3.648.599.225.000
2047 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp3.850.685.950.000
2048 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp4.052.772.675.000
2049 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp4.254.859.400.000
2050 Rp17.780.000.000 Rp219.866.725.000 Rp202.086.725.000 Rp4.456.946.125.00

PT.10
PUTRA BANJARAN ENERGY – Blueprint Business of solar power plant
0
Rp5.496.668.125.00 Rp4.456.946.125.00
TOTAL -Rp150.722.000.000 0 0

Berdasarkan tabel di atas, maka BEP Proyek PLTS Kabupaten Gunungkidul berada
pada tahun kelima sejak dimulainya proyek, atau pada tahun ketiga setelah kegiatan
operasional PLTS dilaksanakan yaitu pada tahun 2028. Periode BEP dapat berubah
tergantung parameter biaya dan pendapatan setiap tahunnya.

7. analisis SWOT
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) atau Matriks SWOT
adalahteknik perencanaan strategis yang berguna untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman dalam suatu proyek. Analisis SWOT dapat diterapkan pada proyek
yang sedang berjalan atau proyek yang sedang dalam tahap perencanaan. Laporan Business
Blueprint ini juga menggunakan analisis SWOT dalam menganalisa proyek pembangunan
PLTS di Kabupaten Gunungkidul, namun belum detail karena belum sampai pada tahap Studi
Kelayakan.
7.1 Kekuatan

Hal tersebut merupakan faktor internal positif yang memberikan bukti bahwa proyek
pembangunan PLTS di Kabupaten Gunungkidul layak untuk direalisasikan. Kami dari PT.
Putra Banjaran Energy sangat yakin bahwa proyek pembangunan PLTS ini menguntungkan,
ramah lingkungan, bermanfaat bagi masyarakat dan negara. Berikut bukti kekuatan rencana
proyek pembangunan PLTS di Kabupaten Gunungkidul:

1. Laporan Blueprint Business ini merupakan bagian dari tahap pra konstruksi, hal ini
merupakan keseriusan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul dalam
mendukung penuh program Energi Terbarukan yaitu dengan menjadi pionir proyek
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Yogyakarta. Laporan Business
Blueprint ini akan memudahkan semua pihak untuk memahami proyek pembangunan
PLTS di Kabupaten Gunungkidul, khususnya bagi investor dalam memperkirakan
biaya dan waktu Break Even Point (BEP).
2. Lokasi PLTS yang direncanakan yaitu di Kecamatan Rongkop Kabupaten
Gunungkidul memiliki penyinaran matahari yang lebih besar dari nilai rata-rata
nasional. Iradiasi matahari minimal 1967,3 kWh/m2/tahun atau 5,39 kWh/m2/hari
(Global Solar Atlas, 2021). Hal ini cukup realistis sebagai acuan bahwa

PT.11
PUTRA BANJARAN ENERGY – Blueprint Business of solar power plant
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Kabupaten Gunungkidul sangat
layak
3. Tanah seluas 20 hektar yang disediakan merupakan aset milik Kesultanan
Yogyakarta, sehingga tidak ada sengketa tanah. Jika akan dilakukan pengembangan
untuk menambah kapasitas PLTS, maka perluasan lahan dapat dilakukan, karena
Kesultanan Yogyakarta dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta telah
menyiapkan 260 Ha yang dapat digunakan untuk pembangunan PLTS tersebut.
Tanaman. Lahan yang disediakan juga sudah masuk dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Gunungkidul, sehingga tidak bertentangan dengan
peraturan daerah.
4. Kondisi tanah berupa tegalan/ladang, kebun campur, dan tanah tidak terpakai.
Berdasarkan kondisi lingkungan yang ada, lokasi tanah tersebut cocok untuk
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Tidak ada bangunan di atas tanah,
juga tidak ada tanaman besar. Ini memudahkan proses konstruksi pembangunan.
Kegiatan cut and fill dan pemadatan tanah dapat dioptimalkan, sehingga pondasi
yang dibangun menjadi lebih kuat
5. Kajian mitigasi bencana telah dilakukan untuk meminimalisir dampak yang mungkin
terjadi akibat faktor alam, seperti potensi bahaya banjir, likuifaksi, gempa bumi dan
tsunami. Mitigasi bencana dapat diterapkan pada tahap konstruksi, pasca konstruksi,
hingga operasional PLTS. Kami dari PT. Putra Banjaran Energy optimis jika mitigasi
bencana diterapkan, maka dampak yang ditimbulkan dari potensi bahaya akibat
faktor alam dapat diminimalisir.
6. Biaya operasional dan pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya jauh lebih
murah dibandingkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Pembangkit
Listrik Tenaga Uap. Tidak ada biaya untuk membeli bahan bakar genset, karena
energinya menggunakan sinar matahari, dan energi matahari tidak akan pernah habis.
7. Berdasarkan hasil perhitungan awal mengenai investasi proyek dan analisis ekonomi,
proyek pembangunan PLTS di Kabupaten Gunungkidul sangat ekonomis dan layak
untuk direalisasikan. Break Even Point (BEP) proyek ini adalah pada tahun ketujuh
sejak dimulainya proyek, atau pada tahun keempat setelah kegiatan operasional
PLTS dilaksanakan yaitu pada tahun 2028.
7.2 Kelemahan
Hal tersebut merupakan faktor internal negatif yang mempengaruhi kemampuan
dalam menjalankan proyek pembangunan PLTS di Kabupaten Gunungkidul. Faktor ini

PT.12
PUTRA BANJARAN ENERGY – Blueprint Business of solar power plant
tentunya menjadi kekurangan yang dimiliki oleh kami sebagai PT. Putra Banjaran
Energy, karena kami adalah perwakilan bisnis milik Pemerintah Daerah Kabupaten
Gunungkidul. Namun demikian, kami yakin kelemahan tersebut dapat menjadi kekuatan
positif yang besar, sehingga meningkatkan kelayakan rencana proyek pembangunan
PLTS. Faktor kelemahan tersebut adalah :
1. Belum ada kepastian investor untuk berinvestasi di proyek pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Kabupaten Gunungkidul. Nilai investasinya
cukup besar, tidak mudah mencari investor dengan kemampuan keuangan yang
memadai, tidak mudah mencari investor yang memiliki visi dan misi yang sama,
serta tidak mudah meyakinkan investor tentang kelayakan proyek ini. Namun,
kami yakin selama niat baik dan data yang kami sampaikan aktual, kami akan
mendapatkan investor besar yang memiliki visi dan misi yang sama. Hal ini akan
menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan proyek pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Surya.
7.3 Peluang
Hal tersebut merupakan faktor eksternal positif yang memberikan peluang yang baik
bahwa proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Kabupaten
Gunungkidul layak untuk direalisasikan. Kami sangat yakin bahwa proyek pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya menguntungkan, ramah lingkungan, bermanfaat bagi
masyarakat dan negara. Berikut peluang rencana proyek pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Surya di Kabupaten Gunungkidul:
1. Adanya regulasi yang mengatur tentang Energi Baru Terbarukan dan Konservasi
Energi (EBTKE), menjamin kegiatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya di Kabupaten Gunungkidul dapat terlaksana. Regulasi tentang Energi Baru
Terbarukan dan penyesuaian harga jual listrik kepada Perusahaan Listrik Negara
(PT. PLN Persero) dapat memberikan kepastian investor dalam berinvestasi.
2. Rencana PLTS di Kabupaten Gunungkidul dapat menggunakan jenis PLTS On-
Grid/Stand Alone. Hal ini dikarenakan jaringan Perusahaan Listrik Negara (PT.
PLN Persero) sudah ada dan didukung infrastruktur yang memadai, sehingga daya
listrik dapat dibeli langsung oleh Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN Persero)
dengan menggunakan jaringan yang ada.
3. Target 20 Megawatt (20 MW) akan menjadikan PLTS Kabupaten Gunungkidul
sebagai salah satu PLTS terbesar di Indonesia, dan PLTS terbesar pertama di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini tentunya akan berdampak langsung pada

PT.13
PUTRA BANJARAN ENERGY – Blueprint Business of solar power plant
kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul, serta turut mendorong
Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai role model provinsi energi surya di
Indonesia, sehingga akan meningkatkan goodwill bagi Perusahaan Daerah. ,
Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah Khusus, dan Pemerintah Pusat.
7.4 Ancaman
Hal tersebut merupakan faktor eksternal negatif yang dapat berdampak negatif
terhadap proyek pembangunan PLTS di Kabupaten Gunungkidul. Faktor ini perlu
diwaspadai, karena dapat menjadi penyebab gagalnya realisasi suatu proyek
pembangunan PLTS, dan dapat menimbulkan ancaman yang buruk pada saat proyek
dilaksanakan (terutama pada tahap konstruksi). Dengan mengetahui ancaman yang ada,
kami PT. Putra Banjaran Energy akan menjauhkan segala faktor eksternal negatif yang
mungkin terjadi. Faktor ancaman yang mungkin terjadi adalah:
1. Nilai investasi yang besar dapat menimbulkan kecemburuan pada pihak pihak luar
yang tidak terlibat dalam proyek tersebut. Pihak luar akan melakukan hasutan dan
fitnah serta provokasi terkait proyek pembangunan PLTS. Jika proyek ini tidak
dilakukan secara profesional dan bijaksana, dikhawatirkan akan merugikan semua
pihak terutama Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan investor.
2. Adanya teknisi lokal yang handal dalam mengoperasikan dan memperbaiki sistem
jika terjadi masalah. Jika menggunakan teknisi dari luar daerah atau teknisi asing,
meskipun ada teknisi lokal yang handal tetapi tidak direkrut, dapat menimbulkan
masalah sosial yang dapat berdampak pada kelangsungan proyek. Keberadaan
teknisi lokal sangat diperlukan, karena dapat meminimalisir biaya perbaikan yang
sewaktu-waktu tidak diketahui.
3. Dikhawatirkan sorotan media yang menjadikan salah satu proyek PLTS terbesar
di Indonesia ini akan menimbulkan citra buruk bagi semua pihak jika proyek
tersebut tidak berhasil.
4. Lokasi yang direncanakan untuk pembangunan PLTS memiliki potensi bahaya
akibat faktor alam, seperti banjir, likuifaksi, gempa bumi dan tsunami. Jika
mitigasi bencana tidak diterapkan, dan jika potensi bahaya terjadi, akan
menimbulkan kerusakan yang sangat merugikan, dapat menghancurkan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya dalam waktu singkat. Hal ini menjadi perhatian
utama dalam memastikan keberlanjutan manfaat PLTS bagi masyarakat lokal,
investor, pemerintah daerah, hingga pemerintah pusat.

8. Garis Waktu Proyek

PT.14
PUTRA BANJARAN ENERGY – Blueprint Business of solar power plant
Project Timeline adalah urutan tahapan pekerjaan berdasarkan waktu dalam sebuah
proyek. Project Timeline menunjukkan target yang ingin dicapai, kesesuaian antara target
dengan aktual, sehingga evaluasi tetap on track dengan proyek. Jadi, tujuan dari project
timeline adalah mengatur seluruh pekerjaan proyek berdasarkan target yang ingin dicapai,
sehingga lebih mudah untuk dievaluasi.
PT. Putra Banjaran Energymemiliki target dalam perencanaan proyek
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Hal ini dimaksudkan untuk memfokuskan
proyek agar dapat dilaksanakan, sehingga pada pelaksanaan selanjutnya kemajuan pekerjaan
akan lebih mudah dievaluasi. Timeline Proyek dalam Cetak Biru Bisnis ini dibuat cukup
sederhana, karena detail dan akurasi akan dilakukan selama Studi Kelayakan.

Pasca
Pra Konstruksi Konstruksi Konstruksi

Studi Paling Detil


Konsep Konstruksi Pengujian
Kelayakan & Insinyur
depan Tidak
menghormat
Blueprint Operasional
Desain
g ada
iDesain PembangunanKomisioning
&
Bisnis Lingkungan
(FEED) (DED)

Q-4 2022 Q-2 2023 Q-3 2023 Q-1 Q-4 Q-1


2024 2025 2026

Tabel 2. Timeline Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Kabupaten Gunungkidul

9. Penutupan
Demikian review Rencana Bisnis Cetak Biru pembangunan Proyek Pembangkit Listrik
Tenaga Surya di Kabupaten Gunungkidul. Semangat kebersamaan dan niat baik yang disertai
dengan perencanaan yang matang, data yang aktual dan lengkap, kami berharap mendapat
dukungan dari semua pihak terutama dari pihak investor agar proyek ini dapat terwujud dan
membawa manfaat bagi masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat.
Kurang lebihnya kami mohon maaf, terima kasih atas perhatiannya.

Salam

Bangun Istiarto ST.

PT.15
PUTRA BANJARAN ENERGY – Blueprint Business of solar power plant
Director of PT. Putra Banjaran Energy

PT.16
PUTRA BANJARAN ENERGY – Blueprint Business of solar power plant

Anda mungkin juga menyukai