Studi Kasus Pada Kawasan Lingkar Tambang Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah
Studi Kasus Pada Kawasan Lingkar Tambang Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah
Oleh :
ABDURRAHMAN KARIM
G 211 12 275
i
PETANI DI TENGAH TAMBANG
”STUDI FENOMENOLOGI TENTANG EFEK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
PERTAMBANGAN TERHADAP KEHIDUPAN PETANI DI KABUPATEN
MOROWALI”
(Studi Kasus Pada Kawasan Lingkar Tambang Kecamatan Bahodopi,
Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah)
OLEH :
ABDURRAHMAN KARIM
G 211 12 275
Disetujui oleh,
Mengetahui :
Ketua Departemen Sosial Ekonomi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin
Makassar
2017
ii
PANITIA UJIAN SARJANA
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
iii
PETANI DI TENGAH TAMBANG : Studi Fenomenologi Tentang Efek
Implementasi Kebijakan Pertambangan Terhadap Kehidupan Petani di
Kabupaten Morowali
(Studi Kasus Pada Kawasan Lingkar Tambang Kecamatan Bahodopi,
Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah).
ABSTRAK
iv
FARMERS in the MIDDLE of the MINE: A study about the effect
of Policy implementation of the Phenomenology of mining on the lives
of Farmers in the Regency of Morowali
(Case Study On The Area Of The Mine's Boundaries The Sub-district
Of Bahodopi, The Regency Of Morowali, Central Sulawesi Province).
ABSTRACT
The life of a farmer is very different due to the implementation of the mining
policy. The purpose of this research is to know the actual condition of the
public life of farmers in the area of the mine's boundaries the Sub-District of
Bahodopi and to analyze the impact of nickel mining and recommending
policy management systems of natural resources that benefit the community
of farmers. This approach uses a descriptive qualitative approach using
observation methods of data capture i.e. participation, in-depth interviews,
and documentation. For the data analysis stage of this research, namely data
collection by specifying the informant through purposive sampling and
continued with the reduction of the data by the method of presentation of
data, and then snowball and the withdrawal of the conclusion. The results
showed nickel mining has positive and negative impacts such as providing
employment opportunities and business opportunities; food stalls, souvenir
supplies business and housing, the conflict between farmers and companies
that are triggered by a mudflow that cascaded into the farmland residents
resulting in agricultural output shrank, the majority of agricultural land is
converted into mining areas so that the resulting loss of land as a source of
intergenerational life, mining does not guarantee social welfare economic
community of farmers. For farmers the presence of mines is certain will make
an impact long term disaster. The Government should evaluate or review the
return policy that has been applied as well as the effects of the current mining
management, especially in matters related to agriculture or farmer's life.
Keywords: Policy; Implementation; The impact; The response; Meaning.
v
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Abdurrahman Karim, lahir di Morowali tepatnya di
Pada tahun 2012, melalui jalur SNMPTN Tertulis penulis berhasil diterima
penulis aktif dalam kegiatan organisasi, yaitu sebagai Ketua Bidang SDM di
regional, nasional.
vi
KATA PENGANTAR
tersebut maka digambarkan dalam tiga bagian utama, yaitu Dampak yang
Kesatuan dari tiga bagian ini nantinya diharapkan dapat menjawab potret
Morowali.
tentu saja skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan, sehingga masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran tetap penulis
vii
harapkan. Akhirnya penulis berharap apa yang penulis sajikan dan tulis ini
membacanya, terutama bagi penulis sendiri. Disamping itu, kiranya skripsi ini
tidak hanya menjadi pajangan dan tontonan yang tak tersentuh, tapi dapat
berguna bagi kita semua, semoga apa yang tersaji dalam tulisan ini dapat
stakeholder yang telah terlibat dalam penyusunan skripsi ini, kepada keluarga
yang kita lakukan selama ini di ridhoi oleh Allah SWT dan dapat
Penulis
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
memberikan kesejukan pada jiwa manusia. Satu dari berbagai nikmat yang selalu
diberikan Allah SWT kepada setiap hamba-Nya, yakni terselesaikannya tugas akhir
penulis dalam meraih gelar Sarjana Pertanian di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,
terharukan pada junjungan dan teladan umat manusia, Baginda Rasulullah SAW,
yang tiada akan terlupakan sebagai tanda kemurnian cinta kepada beliau kekasih
Allah SWT.
Izinkan penulis untuk menghaturkan rasa hormat dan terima kasih dari lubuk
hati yang paling dalam atas segala doa dan dukungan, kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Moh Najib Karim., S.Sos dan Ibunda
Fauziah yang telah membesarkan penulis dengan kasih sayang yang tak
terhingga dan doa yang terus terpanjatkan untuk keberhasilan penulis dalam
meraih cita-cita. Adik terkasih Syahrul Karim dan Mutiara Karim untuk
masa kecil yang bahagia dan perhatian yang saling kita bagi.
2. Dr. Ir. Eymal B. Demmallino, M.Si. dan Ir. Tamzil Ibrahim, M. Si., selaku
saran yang berharga sejak awal pembuatan proposal, penelitian hingga akhir
ix
3. Prof. Dr. Ir. Saleh Ali, M.Si, Prof. Dr. Ir. Didi Rukmana, M.S dan Ir. A.
Amrullah, M.Si selaku dosen penguji penulis yang telah memberikan banyak
4. Panitia ujian sarjana, Dr. Ir. Rahmadanih, M. Si., panitia seminar proposal
dan hasil Ibu Ni Made Viantika, S.P., M.Agr yang telah menyempatkan
waktu memberikan kritik dan saran serta memberikan petunjuk dalam setiap
5. Dr. Moh Hatta Jamil, S.P., M.S selaku ketua Departemen Sosial Ekonomi
menempuh pendidikan.
6. Prof. Dr. Ir. Sumbangan Baja M.Phil selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin,
perkuliahan.
8. Seluruh Staf Tata Usaha Pak Ahmad, Pak Bahar, Kak Hera dan Kak Ima
x
9. Teman seperjuangan penyelesaian rangkaian tugas akhir ini, mengurus
berkas-berkas skripsi dan banyak memberi bantuan dan dukungan mulai dari
seminar proposal hingga ujian akhir September Ceria, Sriyadi Nur, Muh.
Berkah Yang Merah Gelar sarjananya pada penghujung Tahun 2017 ini
Semoga ini Menjadi Akhir sekaligus Awal bagi kita untuk menggapai harapan
Angkatan 2012 sejak maba hingga meraih gelar Sarjana Pertanian satu
persatu. Terima kasih telah berbagi canda, tawa, tangisan dan celaan yang
telah menyatukan kita, terima kasih telah menemani selama 5 tahun lebih
bersama kalian selama kurang lebih 30 hari lamanya dalam satu atap tidak
13. Kepada ibu Sekretaris yang telah mendampingi Penulis selama kurang lebih
lima tahun Nurul Fatimah Rusman, S.P. (Noe’Cu) dan Sekum andalan’cu
xi
Nur Fahyra, S.P. Serta Ketua Himpunanku Abang Rendy Reinhard A, S.P.
14. Keluarga besar Hamzy Group Kanda Moh Yasir Karim, S.Kel. Rahmawati
15. Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
kebaikan kalian.
16. Seluruh keluarga besarku yang namanya tak bisa kusebut satu persatu,
atas segala doa, dukungan dan bantuannya yang tiada henti demi
Akhirnya dengan penuh rasa haru dan hormat, sebagai ungkapan terima
kasih yang tak terhingga, skripsi ini penulis persembahkan kepada yang tercinta
ibunda Fauzih dan ayahanda Moh Najib Karim, S.Sos, serta kepada Adik terkasih
Syahrul Karim dan Mutiara Karim. Betapa hebatnya hidup penulis memililki
orangtua yang dengan kesabaran dan segala cinta kasih yang tulus mendidik dan
mendoakan penulis.
Abdurrahman Karim
xii
DAFTAR ISI
xiii
3.2 Metode Penelitian .............................................................. 59
3.3 Jenis dan Sumber Data ..................................................... 61
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................... 61
3.5 Teknik Analisis Data .......................................................... 64
xiv
VI.RESPON DAN MAKNA BAGI PETANI TERHADAP
PERTAMBANGAN ..................................................................... 145
6.1. PERSEPSI DAN SIKAP PETANI ........................................ 147
6.1.1. Persepsi Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup,
Sosial, dan Budaya dalam Tambang Nikel di
Bahodopi ................................................................... 147
6.1.1. Sikap Petani terhadap Kondisi Lingkungan Hidup,
Sosial, dan Budaya terkait Tambang Nikel di
Kecamatan Bahodopi ................................................ 156
6.2 Makna Implementasi Kebijakan Pertambangan Terhadap
Pertanian Bagi Petani......................................................... 173
6.3 Makna Dampak Pertambangan Terhadap Kehidupan
Petani ................................................................................ 188
VII. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 197
7.1. Kesimpulan......................................................................... 197
7.2. Saran .................................................................................. 200
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 200
LAMPIRAN
xv
DAFT AR T ABEL
No Teks Halaman
1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan Bahodopi, Kabupaten
Morowali, 2016 ......................................................................... 68
2. Wilayah administrative Kabupaten Morowali berdasarkan Desa
Dan Kelurahan, 2016 ................................................................ 69
3. Jumlah anggota Dewan Berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten
Morowali, 2016 ......................................................................... 70
4. Jumlah Pegawai Negeri Menurut Dinas Kabupaten Morowali, 2016 71
5. Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persen) 2011 - 2016 72
xvi
DAFT AR GAMB AR
No Gambar Halaman
xvii
I. PENDAHULUAN
oleh ketersediaan sumber daya alam, serta kondisi iklim yang sangat baik
sektor pertanian yang dihadapi Indonesia saat ini begitu kompleks mulai dari
realitas dilapangan kita melihat bahwa banyak daerah atau wilayah yang
dari pemerintah.
Tengah, memiliki potensi yang besar apabila dikembangkan. saat ini sedang
H1
banyak perusahaan besar yang berdatangan untuk mengali kekayaan bumi
diwilayah yang kaya akan nikel ini. Kedatangan para pemburu hasil bumi
diwilayah yang kaya akan hasil pertanian dan hasil buminya ini (Nikel),
terhadap kegiatan penambangan ini namun ada pula yang kontra terhadap
luas wilayah dan jangka waktu tertentu serta kelestarian lingkungan. Kecuali,
1
Undang-undang No 23 Tahun 2014 tentang wewenang kepala daerah
2
Peraturan daerah Kabupaten Morowali Nomor 10 tahun 2012 Tentang Rencana tata ruang wilayah
Kabupaten Morowali Tahun 2012 – 2032
H2
kawasan hutan lindung yang jelas-jelas dilarang untuk segala aktifitas
pertambangan3.
pendapatan daerah.
3
Baca Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010
4
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep
bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan memiliki berbagai bentuk tanggung
jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya
adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan (KBBI).
5
Izin Usaha Pertambangan (IUP) adalah legalitas pengelolaan dan pengusahaan bahan galian yang
diperuntukkan bagi; badan usaha baik swasta nasional, maupun badan usaha asing, koperasi, dan
perseorangan (UU No 4 tahun 2009).
H3
Hadirnya perusahaan tambang ini kemudian sering menjadi topik
sebagai pekerja (buruh) tambang, hal ini terjadi karena problem kesuburan
tanah yang berdampak pada kurangnya hasil pertanian. Begitu pula, terdapat
menjadi bagian problem mendasar. Setelah musim panen tiba, harga turun,
namun ketika musim tanam, penawaran harga naik. Sehingga dengan hasil
panen rendah dan harga hasil panen murah, petani terus mengalami
kekurangan.
upah yang tidak layak bagi para pekerja; 4) perekrutan Tenaga Kerja Asing
dan Tenaga Kerja Indonesia (lokal), dll. Selain apa yang telah disebutkan di
atas, ada topik reklamasi pasca tambang yang tidak dilakukan oleh
berbagai pihak. Selain hal ini sudah pasti merusak lingkungan, ada hal-hal
6
Introduksi merupakan perbuatan memperkenalkan atau melancar-kan untuk pertama kali (KBBI)
H4
penting lainnya yang perlu dilihat lebih dalam. Misalnya, areal-areal bekas
pada meningkatnya PAD (Pendapatan Asli Daerah) dari sektor sumber daya
alam mineral. Namun, di sisi lain juga perlu dilihat apakah kehadiran industri
buruh dan masyarakat yang tinggal di sekitar tambang atau justru merugikan
mereka.
sawah basah, perkebunan merica dan pala. Hal ini terjadi, misalnya, di Desa
(pemilik tanah) telah melakukan proses jual beli tanah dengan perusahaan
7
Baca “Booming Nikel, MP3EI, dan Pembentukan Kelas Pekerja, Studi Perubahan Tata Guna Lahan
dan Pembentukan Kelas di Kabupaten Morowali” Oleh Sajogyo Institute
H5
Setelah petani kehilangan tanah dan mendapatkan harga ganti rugi
kebutuhan tempat tinggal banyak para pekerja (buruh) tambang yang datang
dari daerah lain. Selain itu, ada juga sebagian petani yang menggunakan
hasil ganti rugi lahannya sebagai “uang muka” pembelian kendaraan berupa
mobil serta kendaraan roda dua (sepeda motor), bahkan ada yang sampai
memiliki dua kendaraan mobil dengan status angsuran setiap bulan berjalan.
tambang.8
H6
Selatan, 4) Bungku Barat, 5) Bungku Tengah, 6) Menui Kepulauan, dan 7)
ditinggalkan “menganga” begitu saja tanpa mengikuti aturan main yang telah
disediakan oleh Negara. Hal ini beri mplikasi pada kerusakan lingkungan. 8
Selain itu, PP-RI ini juga secara tidak langsung mematikan usaha kecil
8
Lihat http://www.antarasulsel.com/berita/23921/pertambangan-nikel-sumbang-pad-morowali-rp5-
miliar.
9
Lihat Peraturan Mentri ESDM Repoblik Indonesia No. 07 Tahun 2014
H7
kaki, tetapi juga para pekerja yang datang ikut meninggalkan kos-kosan yang
cukup signifikan terhadap pertanian dan petani hal hingga akhirnya fenomena
yang telah dilakukan oleh ; Bridget Bwalya Umar dengan judul Seasonal
district of Zambia. Hasil dari penelitian ini yaitu ;“The study concludes that
consideration of locally important factors and the myriad ways in which they
productivity challenges. The findings also point to the need to consider the
phases of the farming cycle influence the decisions that are made at any one
point. In addition to this, wider policies and institutions also affect farming
H8
Tengah Rendahnya Imbal Jasa”, hasil dari penelitian ini yaitu strategi yang
Pengembangan Padi Di Kalimantan Timur hasil dari penelitian ini yaitu (1)
produktivitas hasil padi towuti yaitu sekitar 6 ton/ha, (2) hasil panen padi
towuti dari kawasan bekas penambangan batubara ini dapat diadobsi oleh
masyarakat sekitar, (3) model pengelolaan lahan dan tanaman terpadu lahan
Jujuan, Kab. Solok Selatan) Hasil penelitian ini yaitu terjadi berbagai
serta gaya hidup yang berubah, dan budaya gotong royong yang mulai
memudar. Hal ini terjadi karena berubahnya pola mata pencaharian dari
H9
sektor pertambangan dan ditunjang dengan pendapatan yang dihasilkan istri
lahan pada lokasi bekas tambang tanah urug yang teridentifikasi memiliki
penelitian ini yaitu (1) mobilitas yang terjadi yaitu mobilitas sosial vertikal
H 10
(social climbing) yaitu dari petani karet ke pertambangan emas (2) faktor
Sedangkan pada industri pertanian hanya variabel EPS, PER, BVS, ROI,
PBV, DER, serta Beta yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham
baik secara simultan maupun parsial. Penelitian oleh Semuel Risal, DB.
H 11
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat sebagaimana yang terjadi
peningkatan pajak, keterkaitan aktivitas dan nilai produk, dan yang pada
tersebut ditunjang pula oleh informasi yang diperoleh dari hasil kuesioner
H 13
2. Mendeskripsikan kegiatan pertambangan berdampak bagi kehidupan
1.5 Kegunaan
H 14
II. TINJAUAN PUSTAKA
Keppres, (4) Kepmen, (5) Perda, (6) Keputusan Bupati, dan (7) Keputusan
dan wajib dilaksanakan oleh obyek kebijakan. Dalam hal ini ruang lingkup
H 15
Kebijakan dilihat dari segi istilahnya menunjukkan pengertian yang
sifatnya tetap, serta melekat pada seseorang, yang tidak berubah kecuali
Pendapat ini juga menunjukan bahwa ide kebijakan melibatkan perilaku yang
memiliki maksud dan tujuan merupakan bagian yang penting dari definisi
diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna
dikarenakan sampai saat ini belum diketahui terjemahan yang tepat istilah
H 16
policy ke dalam Bahasa Indonesia. Menurut Hoogerwerf dalam Sjahrir pada
pertanyaan : what, why, who, where, dan how. Semua pertanyaan itu
H 17
batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi
memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau
padu.
berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi,
batuan aspal.
pascatambang.
H 18
7. Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut IUP, adalah izin
10. Izin Pertambangan Rakyat, yang selanjutnya disebut IPR, adalah izin
12. IUPK Eksplorasi adalah izin usaha yang diberikan untuk melakukan
13. IUPK Operasi Produksi adalah izin usaha yang diberikan setelah
H 19
15. Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk
lingkungan hidup.
pasca tambang.
H 20
20. Pengolahan dan Pemurnian adalah kegiatan usaha pertambangan
peruntukannya.
H 21
memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi
kekayaan sumberdaya alam mineral dan energi yang dimiliki secara optimal
H 22
Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
namun baru berhasil ditambang oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun
H 23
Pada masa ini yang boleh memperoleh konsensi (hak pertambangan)
Belanda dan Hindia Belada. Dengan demikian sejak semula hanyalah orang-
H 24
1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan sebagai
penguasaan sumber daya alam oleh Negara sesuai dengan Pasal 33 UUD
sebagai sumber daya yang tak terbarukan dikuasai oleh Negara dan
H 25
sejalan dengan otonomi daerah, diberikan oleh Pemerintah dan/atau
negaranya sendiri. Hal serupa terjadi sampai saat ini, bahwa kekayaan alam
yang telah dikuasai negara sejak masa kemerdekaan Indonesai telah dikeruk
H 26
dan mengabaikan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang ada diatas
pemerintah.
berdasarkan aturan yang ada serta tidak bertentangan dengan aturan lainya.
10
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2013 Tentang Perlindungan Dan
Pemberdayaan Petani Bab 1, Pasal 1.
H 27
dan atau mengancam keselamatan manusia, menimbulkan gangguan dan
pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara serasi dan
kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita tempati
lingkungan hidup menurut Emil Salim dapat dikatakan cukup luas. Apabila
H 28
faktor-faktor yang dapat dijangkau manusia, misalnya faktor alam, politik,
bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi
H 29
yang tidak hanya mengharuskan pengelolaan lingkungan akan tetapi juga
1945 perlu disusun rencana tata ruang wilayah. Dalam rangka mewujudkan
dan Peraturan Pemerintah No.26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
H 30
Wilayah Nasional, maka perlu penjabaran ke dalam Rencana Tata Ruang
H 31
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Peraturan Pemerintah Nomor 68 tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara
dan biaya kebijakan, baik yang langsung maupun yang akan datang, harus
diukur dalam bentuk efek simbolis atau efek nyata yang ditimbulkan.
dari ketetapan pemerintah yang dilakukan secara sadar dan terencana, untuk
mengelolah mineral nikel dan hasil bumi lainnya yang ada diperut bumi.
H 32
nilai tukar masyarakat, ternyata tidak demikian. Hal ini diungkapkan oleh
Andika, peneliti muda asal Sulawesi Tengah, dalam sebuah laporan berjudul
Morowali. Laporan ini dituliskan dalam kertas kerja yang diterbitkan oleh
Anwar Hafid sebagai bupati periode 2008-2012, lalu kini terpilih lagi untuk
Si‟E diambil dari kata bahasa daerah dua etnis terbesar di Kabupaten
arti dan makna kata Si‟E adalah “lumbung pangan/beras atau bangunan
dalam program Si‟E, tak pernah terealisasi. Namun yang terjadi justru lahan-
11
Sajogyo Institute adalah Pusat Studi dan Dokumentasi Agraria Indonesia. Lembaga yang
didirikan pada tanggal 10 Maret 2005 ini bergerak dalam produksi dan layanan pengetahuan untuk
kemajuan gerakan sosial dan perbaikan kebijakan agraria, dan pembangunan pedesaan di Indonesia.
12
Si’E dalam bahasa bungku yaitu “Salufuno ina’ao Engkeno” yang berarti semuanya tersimpan
didalam dirinya (Yasir)
13
Suku terbesar di Kabupaten Morowali yang menduduki dan tersebar di sebahagian besar wilayah
kabupaten morowali (ibid).
H 33
komoditi nikel”. Hingga akhirnya saat ini para pemburu nikel datang untuk
menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah dan lain
lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk
pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola
peralatan yang bersifat tradisional dan modern. Secara umum pengertian dari
14
Baca “Booming Nikel, MP3EI, dan Pembentukan Kelas Pekerja, Studi Perubahan Tata Guna Lahan
dan Pembentukan Kelas di Kabupaten Morowali” Oleh Sajogyo Institute.
H 34
kepentingan manusia. Dalam arti sempit, petani juga diartikan sebagai
menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah dan lain
lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk
penggarap serta dua golongan petani berlahan luas yaitu golongan pemilik-
penyewa penggarap dan pemilik penggarap. Kendala utama bagi usaha tani
H 35
Pendapatan Usaha Tani Pada Keragaman Jenis Usaha Petani. Diakses dari
http://repository.ipb.ac.id
mereka itu petani?. Bagaimanakah konsep kita tentang petani itu sendiri?.
hanya berasal dari pertanian?. Konsep ini perlu kita kritisi, karena menurut
selama ini adalah karena kurang jelasnya batasan kita tentang petani itu
Selain itu, kejelasan tentang batasan petani dan kelompok mata pencaharian
lainnya ini menjadi penting, karena selama ini telah terjadi kerancuan dalam
adalah petani dan persoalan mereka melulu hanya masalah pertanian. Hal ini
juga tercermin dari sikap para pengambil kebijakan di negeri ini, ketika
mereka dari departemen teknis yang terkait dengan petani seperti pertanian,
H 36
pengembangan masyarakat desa selama ini seakan hanya menjadi tanggung
jawab departemen teknis yang terkait dengan persoalan pertanian dalam arti
yang dihadapi masyarakat desa justru berada di luar kegiatan teknis produksi
dari aspek sosial budaya maupun aspek ekonomi, hal tersebut bisa terlihat
dari pola kehidupan masyarakat tani yang semakin mengikuti arus zaman.
banyak dipengaruhi oleh aktivitas industri itu sendiri serta intensitas interaksi
H 37
dikarenakan masih adanya kebudayaan dalam masyarakat yang mengikat
berdasarkan jarak umur yakni tua muda, maupun status sosial masyarakat.
sumur.
dalam hal ini masih digunakan sebagai simbol kekayaan dalam masyarakat
H 38
yang dihormati masyarakat dikarenakan status sosialnya sebagai Haji
maupun kyai, juragan disini juga mempunyai tanah yang banyak, tetapi lebih
sedikit dari tuan tanah, petani merupakan masyarakat yang mempunyai lahan
ramah dan suka bergotong royong, selain itu masyarakat lebih banyak
Hal ini dikarenakan hasil dari perekonomian masyarakat yang hanya cukup
mengandalkan pasar, toko dan warung terdekat. Pada masa tertentu mereka
H 39
biasanya disuruh menikah atau bekerja. Fasilitas pendidikan yang dimiliki
H 40
mulai sampai ke tahap menengah atas masih memegang adat istiadat yang
pemenuhan gaya hidup dan status sosial. Mulai terjadi konflik baik antara
paving, sudah ada puskesmas maupun polindes, polsek dan koramil pun
Masyarakat yang mempunyai lahan luas (Juragan), Petani dan Buruh Tani.
H 41
dalam masyarakat yang berubah dan masuknya pendatang maupun industri
industri pertambangan Nikel semakin berubah menjadi lebih modern. Hal ini
untuk memenuhi gaya hidup mereka dan bisa meningkatkan status sosial
kepada pihak industri pertambangan nikel maupun kepada pihak lain yang
H 42
pihak perusahaan dalam bentuk pelatihan dan bantuan biaya untuk usaha
kemajuan yang cukup pesat, baik atas dukungan dari pemerintah daerah
guru, outputmaupun input siswa. Kemajuan ini tentunya juga tak lepas dari
Kecamatan Bahodopi.
adat istiadat yang berlaku juga menghilang karena masyarakat mulai banyak
H 43
Kecamatan Bahodopi. Kepercayaan inilah yang membuat adat istiadat
pekerjaan, ekonomi bahkan dalam hal gaya hidup masyarakat. Pola pikir
Universitas.
H 44
Implikasi industri pertambangan Nikel terhadap pendidikan masyarakat
dari fenomenon dan logos. Kata logos lazimnya menunjuk ada pengertian
uraian, percakapan, atau ilmu, seperti yang melekat pada disiplin psikologi,
H 45
sosiologi, antropologi, atau etnologi. Selanjutnya akar kata yang termuat
dalam istilah fenomenon ada dasarnya sama dengan akar kata fantasi,
fantom, fosfor, dan foto, yang berarti sinar atau cahaya. Dari akar kata
tersebut dibentuk kata kerja yang antara lain, berarti tamak, terlihat karena
bercahaya atau bersinar. Jadi, fenomenologi bisa kita artikan sebagai uraian,
sedang menggejala.
yang tampak. Dengan demikian, istilah ini tidak lagi dipatoki secara jelas dan
istilah yang digunakan secara luas dalam berbagai pengertian dalam filsafat
H 46
menentukan hakikat yang seluruhnya didasarkan atas pengujian dan
para tokoh filsafat khususnya yang mengkaji fenomenologi itu sendiri seperti;
yang harus diambil agar sampai pada fenomeno yang murni. Untuk
tentang apa yang ada. Dengan kata lain, fenomenologi harus dikembalikan
H 47
Metode fenomenologi menurut Husserl, menekankan satu hal penting
kita miliki tentang fenomena itu harus kita tinggalkan atau lepaskan dulu, agar
Untuk memahami filsafat Husserl ada beberapa kata kunci yang perlu
diketahui. Diantaranya:
subjek
Usaha untuk mencapai segala sesuatu itu harus melalui reduksi atau
benda itu dari pandangan agama, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan
ideologi.
H 48
2. Reduksi eidetis, yaitu dengan menyaring atau penempatan dalam
tanda kurung sebagai hal yang bukan eidos atau intisari atau hakikat
selalu harus dapat diamati dengan indera. Sebab, fenomena dapat juga
dilihat atau ditilik secara ruhani tanpa melewati indera, fenomena tidak perlu
suatu peristiwa.
2. Fakta ilmiah, yaitu yang mulai melepas diri dari penerapan inderawi
H 49
3. Martin Heidegger (1889-1976)
suasana hati (mood). Seperti yang kita ketahui bahwa dengan suasana
hatilah kita diatur oleh dunia kita, bukan dalam pendirian pengetahuan
bersahabat dengan suasana hati, maka kita akan bisa mengenali diri kita
yang sesungguhnya. Karena suasana hati bisa menjadi tolak ukur untuk
pencarian jati diri siapa kita sesungguhnya, apa kemampuan kita, dan apa
H 50
Konsep inilah yang menguatkan pendapat banyak orang mengenai
sendiri tentang realitas, dengan begitu ia menjauhkan diri dari dua ekstrim
yaitu :
telah dikatakan orang tentang realita, dan Kedua hanya memperhatikan segi-
jauh lagi, yakni bahwa semua pengalaman perseptual membawa syarat yang
essensial tentang sesuatu alam di atas kesadaran. Oleh karena itu deskripsi
data rasa atau essensi saja, akan tetapi menurutnya, kita melakukan
H 51
2.3.3 Fenomenologi Sebagai Metode Ilmu
sebagai segala sesuatu yang dengan suatu cara tertentu tampil dalam
kesadaran kita. Baik berupa sesuatu sebagai hasil rekaan maupun berupa
sesuatu yang nyata, yang berupa gagasan maupun kenyataan. Yang penting
suatu yang berbeda pada dirinya lepas dari manusia yang mengamati.
Realitas itu mewujudkan diri, atau menurut ungkapan Martin Heideger, yang
manusia”.
H 52
mengajukan dua langkah yang harus ditempuh untuk mencapai esensi
Persoalan pokok yang hendak diterangkan oleh teori ini justru menyangkut
persoalan pokok ilmu sosial sendiri, yakni bagaimana kehidupan bermasyarakat itu
dapat terbentuk.
menuliskan bahwa Alfred Scuhtz sebagai salah satu seorang tokoh ini
bertolak dari pandangan Weber pula, dimana yang terakhir ini berpendirian
memberikan arti atau makna tertentu terhadap tindakannya itu, dan manusia
lain memahami pula tindakannya itu sebagai sesuatu yang penuh arti.
yang memberikan arti terhadap tindakannya sendiri maupun bagi pihak lain
H 53
yang akan menerjemahkan dan memahaminya serta yang akan bereaksi
masing dan pengalaman mereka juga diperoleh melalui cara yang sama
memahami satu sama lain baik antar individu maupun antar kelompok ini
H 54
1) Perhatian Terhadap Aktor.
pandangan ahli ilmu alam hal seperti itu tidak muungkin dilakukan
hanya sekedar obyek dalam dunia nyata yang diamati. Tetapi manusia
H 55
itu sekaligus merupakan pencipta dari dunianya sendiri. Lebih dari itu,
Karena itu adalah suatu pendirian yang naif kalau ada orang yang
tingkah laku yang nampak atau yang muncul secara konkrit saja.
Pokok Dan Kepada Sikap Yang Wajar Atau Alamiah (Natural Attitude).
sikap yang wajar. Teori ini jelas bukan bermaksud mempelajari fakta
H 56
yang menjadi pusat perhatiannya. Bedanya dengan paradigma fakta
itu.
norma-norma.
langkah. Langkah yang harus diambil sehingga sampai pada fenomeno yang
H 57
murni. Fenomenologi mempelajari dan melukiskan ciri-ciri instiksik fenomena
yang hakiki dan intuisi esensi. Untuk memahami filsafat Husserl, ada
subjek)
H 58