KAJIAN PUSTAKA
yang paling pokok. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Hasil belajar merupakan
tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran disekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan
melalui usaha sadar yang dilakukansecara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif
yang kemudian disebutdengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu
hasilbelajar siswa.
menurut Abdurrahman (2009:42) hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Menurut Djamarah (2010:247) hasil belajar adalah suatu keharusan
bagi seorang guru agar dapat mengetahui berhasil tidaknya anak didik dalam proses belajar
mengajar. Menurut Khuluqo (2017:45) hasil belajar ialah tercapainya tujuan pembelajaran
khusus dari materi yang dipelajari selama berlangsungnya proses pembelajaran. Kemudian
menurut Donni Juni (2017:82) hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh peserta
didik berkat adanya usaha atau pikiran yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan
dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga tampak perubahan
10
Dari pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang dicapai siswa dalam pembelajaran melalui kegiatan belajar dan mengetahui
berhasil tidaknya anak didik dalam proses belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran dalam
berbagai aspek kehidupan sehingga tampak perubahan tingkah laku pada diri individu.
Suatu aktifitas pembelajaran dapat dikatakan efektif bila pembelajaran tersebut dapat
Menurut Suyanto dan Jihad (2013:197) fungsi penilaian hasil belajar antara lain:
berikut:
Selanjutnya, Arikunto (2013:18) mengatakan bahwa fungsi penilaian hasil belajar terdiri
1. Penilaian berfungsi selektif: untuk menentukan siswa yang dapat diterima di sekolah,
siswa yang dapat naik kelas atau tingkat berikutnya, siswa yang seharusnya mendapat
beasiswa, siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah dan sebagainya.
2. Penilaian berfungsi diagnostik: melakukan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan
dan kelemahannya, agar lebih mudah mencari cara untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan siswa dalam belajar.
3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan: untuk dapat menentukan dengan pasti di
kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan sesuai dengan kemampuan siswa.
4. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan: untuk mengetahui sejauh mana
suatu program berhasil diterapkan.
Dari pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa fungsi dari hasil belajar adalah
sebagai fungsi formatif, diagnostik, motivasi, fungsi selektif, kenaikan kelas dan penempatan.
Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan proses pebelajaran dalam mengupayakan
tercapainya hasil pembelajaran dengan melakukan perubahan salah satunya dalam model
pembelajaran.
hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan
1. Tes uraian
Tes uraian disebut bentuk uraian karena menuntut peserta didik untuk menguraikan,
mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam
bentuk, teknik,dan gaya yang berbeda satu dengan yang lain.
2. Tes Objektif
Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi (dichotomously scored item) karena
jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Disebut objektif
karena penilaiannya objektif. Siapa pun yang mengoreksi jawaban tes objektif hasilnya
akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti. Tes objektif terdiri dari
beberapa bentuk yaitu: benar-salah (true-false), pilihan ganda (multiple-choice),
menjodohkan (matching), jawaban singkat (short answer) dan melengkapi
(completion).
Selanjutnya, menurut Sudjana (2010:35) mengatakan bahwa tes penilaian hasil belajar
1. Tes Uraian
Tes uraian adalah tes yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan,
menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain
yang sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa
sendiri.
2. Tes Objektif
Tes objektif lebih unggul dalam hal materi atau luasnya bahan pelajaran yang dapat
dicakup dalam tes dan mudah menilai jawaban yang diberikan. Soal-soal bentuk
objektif ini dikenal ada beberapa bentuk yaitu: jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan pilihan ganda.
Selanjutnya, Menurut Arikunto (2013:177) tes terdiri atas dua bentuk yaitu:
1. Tes Subjektif
Tes Subjektif pada umumnya berbentuk esai (uraian). Tes bentuk esai adalah sejenis
tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian
kata-kata.
2. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif.
Bentuk-bentuk tes objektif ini adalah tes benar-salah (True-False), tes pilihan ganda,
menjodohkan dan tes isian.
Dari pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa ada beberapa jenis alat yang
digunakan oleh dalam menilai hasil belajar siswa yaitu tes uraian dan tes objektif. Tes uraian
memberikan alasan dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik,dan gaya yang berbeda
satu dengan yang lain. sedangkan tes objektif adalah sering juga disebut tes dikotomi
(dichotomously scored item) karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1
atau 0. Disebut objektif karena penilaiannya objektif. Siapa pun yang mengoreksi jawaban tes
objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti. Tes objektif terdiri
penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar bertujuan untuk Untuk mengukur tingkat
Menurut Arifin (2009:35) bahwa tes untuk mengukur hasil belajar dapat digolongkan ke
1. Tes Diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan
siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan
pemberian perlakuan yang tepat.
2. Tes Formatif
Tes formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk
setelah mengikuti sesuatu program tertentu yang dilaksanakan pada akhir pelajaran.
Penilaian tes formatif diberikan pada akhir setiap semester. Tes ini merupakan post-
test atau tes akhir proses.
3. Tes Sumatif
Penilaian tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok
program atau sebuah program yang lebih besar. Tes sumatif dapat disamakan dengan
ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada tiap akhir caturwulan atau akhir
semester.
Sejalan dengan itu, menurut Sudjana (2010:5) bahwa jenis penilaian untuk hasil belajar
1. Penilaian formatif
Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar-
mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri.
2. Penilaian Sumatif
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program, yaitu
akhir caturwulan, akhir semester, dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk melihat
hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler
dikuasai oleh para siswa.
3. Penilaian diagnostik
Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-
kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. Penilaian ini dilaksanakan untuk
keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial, menemukan kasus-kasus, dll.
4. Penilaian selektif
Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya
ujian saringan masuk ke lemaga pendidikan tertentu.
Menurut Faturrohman dan Sutikno (2014:114) tes penilaian hasil belajar dapat
1. Tes Formatif
Tes formatif digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu
dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok
bahasan tersebut. Hasil tes dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar pada bahan tertentu dan dalam waktu tertentu.
2. Tes Sub-Sumatif
Tes sub-sumatif meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan
dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap
siswa agar meningkatkan hasil prestasi belajar siswa. Hasil tes sub-sumatif dapat
dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam
menentukan nilai raport.
3. Tes Sumatif
Tes sumatif diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok
bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua tahun pelajaran.
Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa
dalam suatu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk
kenaikan kelas, menyusun peringkat atau sebagai ukuran mutu sekolah.
Dari pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa ada beberapa jenis alat yang
digunakan oleh guru dalam menilai hasil belajar siswa yaitu Tes Penilaian formatif, diagnostik,
sumatif, selektif, dan tes sub-sumatif. Guru dapat mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa
telah menguasai materi pembelajaran melalui alat penilaian hasil belajar tersebut. Penulis
menggunakan tes formatif untuk mengukur hasil belajar siswa berdasarkan satu topik
pembahasan materi melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri dan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar pada bahan tertentu dan dalam waktu tertentu.
pendidiknya saja, akan tetapi ditentukan oleh faktor-faktor yang lain yang saling mempengaruhi
satu dengan yang lain, sebagaimana menurut Sanjaya (2008:15) beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan sistem pembelajaran adalah faktor guru, faktor siswa, sarana, alat
Selanjutnya, menurut Istarani dan Pulungan (2015:29-34) ada dua faktor yang
b. Motivasi belajar
Motivasi belajar berfungsi untuk menggerakkan atau mengubah seseorang agar
timbul keinginan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau
mencapai tujuan.
c. Konsentrasi belajar
Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses
memperolehnya.
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dari
Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses pengaktifan pesan yang
telah diterima. Dalam pesan baru, maka siswa akan memperkuat pesan dengan cara
g. Kemampuan berprestasi
Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses belajar. pada tahap ini siswa
Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat
bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara
efisien.
j. Kebiasaan belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik yang sangat berpengaruh dalam proses belajar
mengajar, oleh karena itu guru harus betul-betul membawa siswanya kepada tujuan
lapangan olahraga, ruang ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olahraga. Sarana
pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium
c. Kebijakan penilaian
Proses belajar mencapai puncaknya pada hasil belajar siswa atau unjuk kerja siswa.
Dalam penilaian hasil belajar, maka penentu keberhasilan belajar tersebut adalah
guru.
e. Kurikulum sekolah
Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. Guru perlu
mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar
yaitu:
a. Faktor fisiologis
Secara umum kondisi fisiologi, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan
lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya itu
akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Demikian juga kondisi saraf
pengontrol kesadaran dapat berpengaruh pada proses dan hasil belajar. Disamping
kondisi pancaindera akan memberi pengaruh pada proses dan hasil belajar.
b. Faktor psikologis
Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang
situasi baru secara efektif dan cepat, kemampuan menggunakan konsep abstrak
sekali, Perhatian (Keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa semata-mata tertuju kepada
suatu obyek ataupun sekumpulan obyek, minat dan bakat (kecenderungan yang
tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan dan juga merupakan
kemampuan untuk belajar), motif dan motivasi (sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu), kognitif dan daya nalar (persepsi,
2. Faktor eksternal:
a. Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini
dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial.
Lingkungan alam yang dapat mempengaruhi hasil belajar misalnya keadaan suhu,
berwujud manusia maupun hal-hal lainnya juga dapat mempengaruhi proses dan
hasil belajar.
b. Faktor instrumental
Dari pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa ada dua faktor yang
a. Faktor internal
faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi hasil belajar dari dalam diri
siswa, yaitu: Dari pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa, sikap
Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang berasal dari
luar diri siswa, yaitu faktor guru, faktor siswa, sarana, alat dan media yang
Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil pengukuran belajar inilah
akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai.
Menurut Faturrohman dan Sutikno (2009:113) yang menjadi indikator keberhasilan belajar
adalah:
1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik
secara individua maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran khusus (TPK) telah dicapai oleh
siswa baik secara individu maupun kelompok.
3. Terjadinya proses pemahaman materi yang secara sekuensial mengantarkan materi
tahap berikutnya.
Selanjutnya, menurut Djamarah dan Zain (2010:105) indikator hasil belajar yaitu :
1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi, baik secara
individual maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah
dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Dari pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa pencapaian hasil belajar sangat
berkaitan dengan pengajaran, tujuan pengajaran, pemahaman materi dan prestasi tinggi.
2.1.2 Model Pembelajaran Problem-Based Learning
autentik dari kehidupan actual siswa untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Menurut Joyce dan Weil yang dikutip (Trianto, 2010: 15) Problem-Based Learning
adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
Menurut Duch yang dikutip (Aris shoimin, 2016:130) Problem-Based Learning (PBL)
atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah model pembelajaran yang bercirikan adanya
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan
M.Nur yang dikutip (Syamsidah dan Hamidah Suryani, 2018:14) Problem-Based Learning
(PBL) adalah model pembelajaran yang di dalamnya melibatkan siswa untuk berusaha
memecahkan masalah dengan beberapa tahap metode ilmiah sehingga siiswa diharapkan mampu
mempelajari pengetahuan yang berkaitan dengan masalah tersebut dan mampu memiliki
Learning (PBL) di dalam pembelajarannya, terlebih dahulu guru harus mempelajari dan
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan karya yang sesuai
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terjadap penyelidikan
Menurut Ricu Sidiq, Najuah dan Pristi Suhendro Lukitoyo (2021: 3) langkah-langkah
diharapkan dilakukan secara bersama antara guru dengan siswa. Waktu pengerjaan
proyek juga harus jelas agar tidak melenceng dari tujuan proyek
4. Penilaian hasil proyek. Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam melihat
sudah dicapai oleh siswa, dan membantu guru dalam menyusun srategi pembelajaran
berikutnya
5. Evaluasi. Pada akhir pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi mengenai
yaitu:
1. Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata.
belajar.
3. Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak
perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal atau
menyimpan informasi.
6. Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi
7. Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam
Selanjutnya, menurut
1. PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan aktif
dalam menyajikan materi. PBL lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut
2. Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi