Laporan Museum Geopark
Laporan Museum Geopark
DISUSUN OLEH:
I GUSTI AYU IDA MAYUARI (02)
I LUH ARNITA JULIANTARI (07)
IDA AYU PARAMITA (18)
IDA AYU PRAMITA ULANDARI (19)
NI WAYAN GIRIASTUTI (35)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang
Hyang Widhi Wasa karena limpahan berkat dan rahmat serta karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah PPKN yang berjudul “LAPORAN
MUSEUM GEOPARK” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan
terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas. Selain itu makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai apa saja yang ada di museum
geopark khususnya tentang berbagai hal yang terdapat dalam museum geopark
bagi para pembaca dan juga bagi kami sebagai penulis.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Ide Global Geoparks diadopsi oleh semakin banyak Negara Anggota. Geopark menjadi
sangat populer karena kombinasi konservasi, pembangunan berkelanjutan, dan keterlibatan
masyarakat. UNESCO mulai aktif di bidang ini pada tahun 1999 ketika Geopark diusulkan
sebagai program UNESCO (lihat dokumen 156 EX/11 Rev). Namun, pada tahun 2001, pada
sesi ke-161 Dewan Eksekutif UNESCO, mayoritas Delegasi memutuskan 'untuk tidak
mengejar pengembangan program geopark UNESCO, melainkan untuk mendukung upaya ad
hoc dalam masing-masing Negara Anggota sebagaimana mestinya'.
Dengan demikian, hari ini UNESCO memberikan dukungan ad hoc-nya kepada inisiatif
Geopark nasional yang dikoordinasikan melalui Jaringan Global Geopark Nasional (Global
Geoparks Network [GGN]) di mana inisiatif warisan geologi nasional mendapat manfaat
penuh dari keanggotaan mereka dalam jaringan pertukaran dan kerja sama global. Konferensi
Geopark Internasional Pertama berlangsung di Beijing, PR China pada tahun 2004; pada
Februari 2014 GGN memiliki 100 anggota di 30 negara.
1.3 TUJUAN GEOPARK
Tujuan geopark adalah untuk mengeksplorasi, mengembangkan, dan merayakan
hubungan antara warisan geologis itu dan semua aspek lain dari warisan alam, budaya, dan
takbenda di daerah tersebut. Ini adalah tentang menghubungkan kembali masyarakat manusia
di semua tingkatan dengan planet yang kita semua sebut rumah dan untuk merayakan
bagaimana planet kita dan sejarahnya yang panjang selama 4,600 juta tahun telah membentuk
setiap aspek kehidupan kita dan masyarakat kita.
1.4 MANFAAT GEOPARK
Pendidikan (tautan dan contoh)
-Ilmu
-Budaya
-Komunikasi
Pendidikan dan mempopulerkan sains memainkan peran penting dalam berbagai kegiatan
pendidikan yang terjadi di Geopark untuk semua kelompok populasi.
Geo-Science-dan penelitian berdasarkan pengaturan geologi, dengan dukungan dari
akademisi - datang secara alami di Geopark Aspek budaya dalam Geopark, signifikan untuk
identitas regional, adalah komponen berwujud dan tidak berwujud yang hidup, dan
merupakan bagian integral dari Geopark: mereka terkait erat dengan lanskap tempat orang
tinggal. Komunikasi yang baik dan strategi PR adalah bagian penting dari Jaringan Geoparks
Global, dan anggota bukan hanya anggota daftar; keanggotaan berarti komunikasi aktif antara
Geopoarks melintasi batas-batas fisik dan politik, yang mengarah ke proyek kerja sama dan
pertukaran sejati.
1.5 MANFAAT PENGEMBANGAN GEOPARK
1. Tercapainya tujuan konservasi sumberdaya alam melalui upaya pelestarian yang dilakukan
oleh masyarakat setempat yang tinggal di dalam kawasan Geopark.
2. Terselenggaranya pendidikan informal tentang alam secara menyeluruh, sehingga akan
tumbuh apresiasi dan perasaan ikut memiliki dari masyarakat setempat dan pengunjung
Geopark
3. Tersosialisasikannya potensi sumberdaya alam daerah melalui kegiatan pengembangan
ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh para peneliti dari badan/lembaga/instansi pemerintah
terkait perguruan tinggi dan organisasi profesi ilmiah
4. Dikenalinya budaya adiluhung yang menjad identitas daerah, baik yang berwujud maupun
nirwujud, yang terkait dengan keadaan lingkungan hayati dan nithayal (geologi) di
sekitarnya.
5. Terpicunya pertumbuhan nilai sosio-ekonomi masyarakat setempat melalui kegiatan
pariwisata berkelanjutan dan penciptaan geo-products (kerajinan ukiran, anyaman makanan
minuman khas daerah produk pertanian dan sebagainya) sebagai kreativitas ekonomi lokal.
1.6 JARINGAN GEOPARK GLOBAL UNESCO
Tujuan Jaringan Geopark Global adalah:
1. Mempromosikan perataan geografis pengembangan dan pengelolaan Geopark
Global secara professional
2. Memajukan pengetahuan dan pemahaman tentang alam fungsi dan peran Geopark
Global.
3. Membantu masyarakat setempat untuk menghargai warisan alam
dan budaya mereka
4. Melestarikan warisan bumi untuk generasi sekarang dan mendatang.
5. Mendidik dan mengajarkan kepada masyarakat luas tentang permasalahan ilmu
pengetahuan kebumian serta hubungannya dengan lingkungan dan bencana alam.
6. Memastikan keberlanjutan sosial-ekonomi dan budaya yang ferdapat di dalam
sistem alam (atau geologi)
7. Membina hubungan multi-budaya antara warisan dan konservasi serta penjagaan
keragaman geologi dan keragaman budaya dengan menggunakan skema partisipatit
kemitraan dan pengelolaan.
8. Merangsang penelitian
9. Mempromosikan inisiatif bersama di antara Geopark-Geopark Global (contoh
komunikasi, publikasi, pertukaran informasi, kembaran).
1.7 TENTANG GEOPARK BATUR
Nilai Penting Taman Bumi
Taman Bumi atau geopark adalah pola pengembangan kawasan Herkelanjutan yang
memadukan secara serasi tiga keragaman, geologi, hayati dan budaya. Tujuan
pengelolaannya adalah membangun dan mengembangkan ekonomi masyarakat setempat
dengan berasaskan perlindungan atas geologi, hayati, dan budaya yang terdapat dalam
kawasan itu. Pada dasarnya Taman Bumi adalah pola pengembangan kawasan yang
memadukan prinsip atau nilai perlindungan, pendidikan, dan penumbuhan ekonomi setempat
berbasis geo wisata. Untuk menjamin agar ketiga nilai tersebut dapat di terapkan pada suatu
kawasan, maka rencana geopark untuk pengembangan kawasan itu harus dapat diintegrasikan
ke dalam rencana tata ruang wilayah pada daerah yang telah terbangun dari kawasan
tersebut.Indonesia melalui Taman Bumi Global Batur kini telah memasuki era
pengembangan kawasan dengan pola geopark.
Di negeri yang terkenal dengan julukan "Untaian Jamrud di Khatulistiwa ke depan
diharapkan Pemerintah melalui Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Komite Nasional
Geopark Indonesia (KNGI) membantu proses pengusulan suatu kawasan yang memiliki
keragaman geologi untuk menjadi geoparkke GGN UNESCO. Sebelum suatu kawasan
diajukan ke UNESCO, terlebih dahulu dilakukan penetapan kawasan tersebut menjadi Taman
Bumi Nasional (National Geopark) oleh KNGI Untuk itu, sebelum menjadi Taman Bumi
Nasional, terlebih dahulu dilakukan penentuan kawasan tersebut sebagai keragaman geologi
dan warisan geologi oleh Kepala Badan Geologi, dan penetapan sebagai warisan geologi oleh
Menteri ESDM.
Setelah berhasil menjadi anggota GGN, umur keanggotaan hanya empat tahun. Sesudah
empat tahun, dilakukan validasi ulang, yaitu telaah atas kegiatan yang sudah dilakukan
sebagai sebuah geopark, oleh UNESCO. Oleh karena itu, untuk setiap geopark yang telah
diakui GGN
1.8 PETA KAWASAN GEOPARK BATUR
(contoh lava)
1.9.3 LAVA TUMULI
Permukaan lava pahoehoe pada daerah datar atau miring sering memperlihatkan bentuk
elips seperti struktur kubah yang sering disebut sebagai tumuli (atau tumulus dalam bentuk
kata tunggal). Morfologi lava ini terbentuk karena adanya tekanan horizontal dari bagian hulu
aliran lava sehingga mengakibatkan adanya tekanan membumbung sebagai pengaruh tekanan
hidrostatik. Pada akhirnya tekanan ini membentuk morfologi perbukitan elips atau seperti
struktur antiklin. Lava Tumuli banyak dijumpai di kawasan Seked yang direncanakan sebagai
Laboratorium Alam Gunungapi Batur.
( contoh lava)
1.9.4 GEO RELIGIUS
( barang yang terbuat dari lava)
2.PEMBAHASAN
2.1 RUANG KEBUMIAN
Ruangan pada museum geopark dibagi menjadi 3 bagian yaitu ruang kebumian, ruang
hayati dan ruang kebudayaan. Yang pertama yang akan saya bahas adalah ruang kebumian
disini terdapat berbagai macam materi diantaranya yaitu adalah pembentukan bumi, gunung
api, berbagai macam lava dan lainnya yang berkaitan dengan kebumian.
dalam sistem tersebut yang memiliki posisi ferdekat dengan malahari adalah Proxima
Centauri, dengan jarak sejauh 4.24 tahun cahaya (39,9 hillun km).
Terbentuknya Planet Bumi
1. Tata Surya masih dalam bentuk kabul terdiri dari partikel & gas yang berpilin
(berputar pada peresnya)
2. Partikel di bagian luar mulal mengelompok, sementara di bagian tengahnya terjadi
konsentrasi gas yang memanas
3. Partikel di bagian luar lebih mengelompok, sementara di bagian tengahnya terjadi
konsentrasi gas yang lebih intensif
4. Partikel di bagian luar membentuk sabuk, sementara di bagian tengahnya mulai
terbentuk matahari
5. Partikel di bagian luar membentuk sabuk, sementara di bagian tengahnya mulai
terbentuk matahari
Pada awal pembentukan kulit bumi terjadi pembekuan mineral dengan titik beku tinggi
yaitu mineral berat yang bersifat ultra basa sampai basa. Batuan ini menjadi Kerak Samudra
(Silikat Magnesium).
Pada awal pembentukan kulit bumi terjadi pembekuan mineral dengan titik beku tinggi yaitu
mineral berat yang bersifat ultra basa sampai basa. Batuan ini menjadi Kerak Samudra
(Silikat Magnesium).
Karena itu secara vertikal, kulit bumi terdiri dari Kerak
Samudera yang relatif lebih berat berada di bagian
bawah dan Kerak Benua yang relatif lebih ringan berada
di bagian atas.
( llustrasi permukaan bumi pada awal pembekuan
permukaannya. Batuan yang pertama kali membeku
menjadi Kerak Samudera.)
Perkembangan Pembentukan Bumi
Bumi berasal dari partikel padat dan gas yang berpilin dan sangat panasTemperaturnya
terus menurun sehingga massa gas menjadi massa cair pijar dan panas Kemudian, sebagai
akibat dari penurunan temperatur yang menerus, bagian permukaan bumi membeku,
sementara bagian
dalamnya sampai sekarang
masih merupakan cairan
yang pijar dan panas,
disebut magma.
Seperti gambar diatas
berikut tahapan evolusi
bumi ;
1. Bumi masih pijar
2. Sebagian kecil
permukaan bumi
mulai memadat
3. Bagian permukaan
bumi yang
memadat menjadi
semakin luas
4. Sebagian besar
permukaan bumi
sudah padal
5. Bagian luar bumi sudah padat
Penampang Bumi Saat Ini
Bagian dalam bumi saat ini masih cair pijar disebut magma. sedangkan bagian luarnya padal
yang disebut Kerak Bumi.
Kerak Bumi Hanya Selubung Tipis. Karena gaya elektro-statis. banyak partikel padal dan
gas dari nebula saling menempel satu dengan lainnya. Semakin lama, jumlah partikel yang
menempel semakin banyak. begitu pula ukurannya menjadi semakin besar yang kemudian
menjadi butiran.
Butiran-butiran tersebut
kemudian saling
bertabrakan dan
menempel satu sama
lainnya membentuk
bongkahan batu. Apabila
bongkahan balu tersebut
saling bertabrakan maka
dampaknya menimbulkan
panas dan batvan tersebut
saling menempel sehingga
terbentuklah batuan yang
semakin lama semakin
besar. Batuan yang besar menjadi semakin besar karena
mempunyal gaya grafitasi sehingga menarik batuan yang lain disekitarnya, yang akhirnya
membentuk Planet Bumi. Panas yang timbul akibat tabrakan tersebut tersimpan terus,
sehingga batuan di dalam perut bumi merupakan massa car pijar dan panas yang disebut
magma.
Sebagian bution don bongkahon balu tersebut ada yang mash tersisa sampai sekarang
membentuk sabuk. dinamakon Asteroid mengelingi matahari terdapat diantare planet Mars
dan Yupiter Apobla balvan dan Asteroid itu tertarik oleh gaye gravitost dan jatuh ke bumi
disebut meteorit
Meteorit
Terdapat beberapa meteorit yang ditemukan
Gunung Berapi
Indonesia merupakan salah satu negara yang dilewati oleh jalur merah atau ring of fire yang
mengakibatkan di Indonesia banyak terdapat gunung berapi yang masih aktif.
Terdapat beberapa gunung berapi yang phenomenal di Indonesia diantaranya yaitu :
-Merapi terakhir Meletus pada tahun 2012, biasanya meletus 2 sampai 5 tahun sekali.
- Tambora meletus pada tahun 1815, suara letusannya terdengar sampai 2.500 ribu kilo meter.
Terdapat 117 ribu korban.
- Krakatau Meletus pada tahun 1853, 36 ribu orang meninggal dunia dan mengakibatkan
tsunami yang dasyat.
- Toba Meletus dan letusannya sangat besar hingga menciptakan danau.
Terdapat beberapa lava yang mengeras yang ditemukan dan vulkanik yang telah membatu:
1. KERUCUT PIROKLASTIK
Kerucul gunung opi yang tersusun material piroldastik (bahan-bahan lepas gunung
api) berupa bom, lopil, dan abu gunung opi. Poda umumnya bentuk kerucut gunung
opi ini memiliki kawah di bagian pancak dan tubuh gunung opi tidak terlalu singgi
korena endapan piraldastik yong masih lepas dan mudah tererosi
2. MAAR
Gunung
api
berbentuk
kerucut
terpancung yang memilik kawah berbentuk mangkuk dengan lebar kawah relatif lebih
besar dibandingkan tinggl kawah. Pada umumnya gunung api ini memd lereng rela
londal das kowah yang terisi air membentuk danau kawah.
3. KALDERA
Suatu gunung api berbentuk kerucut terpancung, dengan lebar kawah berdiameter
lebih dari 2 km yang terbentuk akibat runtuhnya tubuh gunung apl setelah terjadi
lelusan.
4. KUBAH LAVA
Tonjolan batuan lava berbentuk membundar dengan kemiringan lereng relatit sama ke
segala arah, yang ferbentuk akibat penerobosan magma ke permukaan bumi. Pada
umumnya kubah lava terbentuk dal lava yang sangat kental Besar dan luasnya
tergantung pada volume lava dan sifat kekentalan.
5. GUNUNG API PERISAI
Gunung api yang tersusun alas perlapisan aliran lava yang sangat encer sebagai hasil
erupsi yang benang Biasanya bentuk gunung api ini memilld lereng yang landau.
6. GUNUNG API STRATO
Gunung api berbentuk kerucut yang tersusun perlapisan antara aliran lava dan
endapan plakias Bentuk gunung api ini sangat umum dijumpai di Indonesia.
Proses Pembentukan Pulau Bali
Lahirya Pulau Ball diawali dengan adanya kegiatan gunung opi di bawah laut Lebih dari dua
puluh tiga juta tahun yang lalu (Oligo-Miosen) di sebelah timur Pulau Jawa di bawah kulit
burni terdapat magma yong sangat panas lebih panas dan magma di seki farnya sehingga
melelehkan kerak bumi di atasnya alau yang dikenal sebagai "hot spot" Magma yang
bercampur dengan lelehan kerak buni ini kemudian menerobos relakan yang ada membentuk
gunung api. Karena gunung api ini terdapat di bawah laut, di lereng gunung api tersebut
tumbuh terumbu karang (koral). Oleh karena itu pada hasil letusannya yang terdiri dari breksi
gunung api, lava dan tut juga terdapat batuan sedimen gampingan Batuan ini sekarang berada
di bagian tenggara Pulau
Bali, salah satunya di Desa
Ulakan, sehingga para ahli
geologi menamakan
batuan ini sebagai Formasi
Ulakan. Pada Peta Geologi
diberi simbol Tomu.
Kemudian
pada Kala Miosen
Akhir terjadi
pengen dapan tuf,
napal dan batupasir
sedikit
konglomerat dan batulanau. Pengendapan ini terjadi di bawah laut, diduga berasal dari erosi
batuan yang terda pat di Pulau Jawa bagian timur Endapan batuan ini sekarang terdapat di
bagian tengah agak ke sebelah barat Pulau Bali yang dinamakan Formasi Sorga, pada pela
geologi diberi simbol Ims. Pada saat di bagian barat Pulau Bali Terjadi pengenda- pan
Formasi Sorga, di bagian selatan mulai tumbuh subur terumbu karang. Terumbu karang ini
pertume buhannya terhenti pada Kala Pliosen Awal yang sekarang menjadi batugamping
ferumbu, seba- gian berlapis, terdapat di bagian selatan Pulau Bali dan di Pulau Nusa Penida,
disebut Formasi Selatan diberi simbol tmps.
Pada Kala Pliosen Awal di bagian barat laut Pulau Bali terjadi kegiatan gunung api yang
menghasil- kan endapan lava dan breksi bersusunan andesit- basal. Batuan ini sekarang
terdapat di bagian utara Pulau Bali barat. Para ahli geologi meny ebutnya Batuan Gunung Api
Pulaki. Pada peta g- eologi diberi simbol Tpvp
Pada Kala Plio-Plistosen terjadi pengangkatan, sehingga batuan yang telah disebutkan di atas
yang kesemuanya diendapkan di bawah laut, sebagian muncul ke permukaan. Kemungkinan
besar pada kala inilah sebagian Pulau Bali untuk pertama ka linya muncul di atas permukaan
laut. Karena pen- gangkatan ini terjadi secara perlahan-lahan, ten- tunya Pulau Bali
bentuknya tidak seperti yang sekarang, begitu pula ukurannya masih jauh lebih keci kalau
dibandingkan dengan Pulau Bali sekarang.
Pada Kala Plistosen di bagian barat Pulau Bali terdapat 3 gunung api, yaitu Gunung
Kelatakan, tiga gunung api ini berada di atas permukaan laut, namun karena waktu itu Pulau
Bali tidak seluas Pulau Bali sekarang, maka hasil letusan ke tiga gunung api tersebut sebagian
terendapkan di bawah permukaan laut. Hasil letusan ke tiga gunung api ini terdiri dari lava,
breksi dan tuf, terda- pat di bagian tengah B&i barat disebut Batuan Gunung Api Jembrana.
Pada peta geologi diberi simbul Qpvj.
Kegiatan gunung api di Pulau Bali, berikutnya bergeser ke arah timur dengan aktifnya
Kelompok Gunung Buyan Bratan Purba yang menghasilkan endapan breksi, lava dan tuf
(ignimbrit). Hasil letu- sannya diendapkan di sekitar Gunung Buyan Bratan Purba. Pada peta
geologi diberi simbol Qvbb.
Kegiatan gunung api di Pulau Bali terus bergeser ke arah timur dengan aktifnya Gunung
Batur Purba yang menghasilkan endapan breksi, lava dan tuf (ignimbrit). Hasil letusannya
diendapkan di sekitar Gunung Batur Purba. Pada peta geologi diberi simbol Qvbb.
Kegiatan gunung api di Pulau Bali berikutnya bergeser lagi ke ujung timur yaitu terjadinya
aktifi- tas Gunung Seraya yang menghasilkan endapan breksi berselingan dengan lava.
Batuan ini seka- rang terdapat di ujung timur Pulau Bali yang dis- ebut sebagai Batuan
Gunung Api Seraya. Pada peta geologi diberi simbol Qpvs.
Di bagian barat Pulau Bali, di atas Batuan Gunun- gapi Jembrana yang terdapat di bawah
permu- kaan laut, pada Kala Plistosen tumbuh terumbu karang. Pada terumbu karang ini
diendapkan juga pasir dan konglomerat. Kemungkinan besar pasir dan konglomerat ini
merupakan hasil erosi dari Batuan Gunung Api Jembrana itu sendiri. Karena proses
pengangkatan, endapan tersebut sekarang menjadi batugamping terumbu, konglomerat dan
batupasir yang disebut sebagai Formasi Palasari. Pada pela geologi diberi simbol QTsp.
Aktivitas Gunung Api Buyan-Bratan dan Batur ru- panya tidak berhenti. Lebih dari 30.000
tahun yang lalu Gunung Buyan-Bratan meletus mengeluarkan ignimbrit dan lahar, Akibat
letusan yang dahsyat ini terbentuk Kaldera Buyan Bratan. Endapan hasil le- tusan Gunung
Buyan-Bratan ini penyebarannya sampai ke pantai selatan Pulau Bali sekarang. batuannya
disebut Batuan Gunung Api Kelompok Buyan-Bratan dan Batur. Pada peta geologi diberi
simbol Qpbb.
Kemudian sekitar 30.000, 20.000 dan 5.500 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus yang
mengeluar kan ignimbrit, lahar dan lava. Letusan yang terjadi pada 30.000 dan 20,000 tahun
yang lalu me nyebabkan runtuhnya sisa tubuh Gunung Batur Purba sehingga terbentuk dua
kaldera. Endapan hasil letusan Gunung Batur ini penyebarannya sampai ke pantai selatan
Pulau Bali sekarang. batuannya disebut Batuan Gunung Api Kelompok Buyan Bratan dan
Batur. Pada pela geologi diberi simbol Qpbb.
Selanjutnya, kegiatan Gunung Buyan Bratan ber- henti, namun kegiatan Gunung Batur
berlanjut di dasar kaldera membentuk kerucut Gunung Batur yang baru, menghasilkan
berbagai endapan sep- erti endapan piroklastik, maar dan lava. Pada peta geologi diberi
simbol Qhvb.
Aktivitas gunung api terus bergeser ke arah limur yaitu ke Gunung Agung. Erupsi Gunung
Agung ini menghasilkan endapan aglomerat, tut, lava, lahar dan ignimbrit yang disebut
sebagai Batuan Gunung Api Agung. Pada pela geologi diberi simbol Qhva,
Kegiatan gunung api kemudian terjadi di selatan Gunung Buyan-Bratan, yaitu Gunung
Batukaru yang menghasilkan endapan breksi, lava dan tuf yang disebut sebagai Batuan
Gunung Api Batu karu. Pada pela geologi diberi simbol Qvb.
Kegiatan gunung api kemudian bergeser lagi ke arah timur dimana lava Gunung Agung
menero- bos ke bagian tenggara menjadi Gunung Pawon sebagai gunung api parasit dari
Gunung Agung. Gunung Pawon ini menghasilkan lava yang disebut sebagai Lava Gunung
Pawon. Pada peta geologi diberi simbol Qvip
Kegiatan gunung api yang terakhir menyusun Pulau Bali adalah Gunung Api Lesong, Pohen
dan Sen- gayang yang berada di bagian tengah Pulau Bali. Batuan ini disebut sebagai Batuan
Gunung Api Kelompok Lesong-Pohen-Sengayang, pada peta geologi diberi simbol Qv(l,p,s).
Sejalan dengan berbagai aktivitas gunung api tersebut di atas, Pulau Bali terus mengalami
pengangkatan; akibatnya, berbagai material hasil erosi yang terdiri dari kerakal, kerikil, pasir,
lanau dan lem- pung muncul di permukaan yang terdapat di bagian utara, barat dan selatan
Pulau Bali, batuan ini disebut sebagai aluvium, pada peta geologi diberi simbol Qa. Akibat
dari proses erosi dan pen- gangkatan ini pulalah, Pulau Bali menjadi ter hubung dengan
daerah Nusa Dua, Pecatu, Unggasan dan lain-lainnya. Bondar Udara Internasional Ngurah
Rai, berada di atas endapan aluvium ini,
Batuan – Batuan yang Menyusun Pulau Bali
Peta Geologi Pulau Bali
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
Tahap 2
Tahap 3
Akibat letusan, terjadi retakan melingkar yang akan menjadi dinding Kaldera II. Adanya
aktivitas magma menyebabkan terbentuknya Gunung Payang dan Gunung Bunbulan.
Tahap 4
Segera setelah terbentuknya Gunung Payang dan Bunbulan terjadi amblasan di bagian dalam
retakan. Amblasan ini menyebabkan terbentuknya
Kaldera dan terpotongnya tubuh Gunung Payang dan
Bunbulan. Kaldera Il yang ferbentuk berdiameter 7,5 km
dengan tinggi dinding kaldera rata-rata 280 m
Landak
Menjangan
adalah hewan mamalia pemamah
biak (numinen) yang termasuk
famili Cervidae. Salah satu cin khas
rusa adalah adanya antler (tanduk
rusa), dan bukan tanduk, yang
merupakan pertumbuhan tulang
yang berkembang setiap tahun
(biasanya pada musim panas)
terutama pada rusa jantan
Tekukur
( Monyet )
(Kijang)
(Kucing Hutan)
(Buaya)
Beberapa
flora yang
Koleksi beliung persegi, sebagai alat potong dan penggembur tanah dari Nusa Penida. Klusu.
dan Tampaksiring Membuktikan orang Bali telah memasuki masa batu baru (masa Neolitik).
Masa ini orang Bali telah menetap beternak dan memperhalus dan meperindah bentuk alat
(diasah/diupam) seperti adanya hiasan bangunan dari tanah liat (Kemuncak), alat permaianan
anak-anak (Gacuk) Manusia juga telah percaya adanya kekuatan supranatural seperti Arca
Sederhana, sebagai media pemujaan terhadap nenek moyang agar selalu memberi
perlindungan kepada keturunannya dan Arca Bhatari sebagai perwujudan seorang perempuan
yang meninggal dan telah disucikan melalui rangkaian upacara Pitrayadnya.
WADAH GERABAH
Berdasarkan data arkeologis di Bali telah dihuni sejak masa batu tua. dibuktikan dengan
temuan alat Paleolitik bepa kapak genggam di Desa Trunyan. Sembiran, dan Desa Abang
pada decade 1960-an. Masa berikutnya yaitu masa Neolitik, ditemukan beberapa jenis
beliung sebagai alat potong dan penggembur tanah di beberapa tempat seperti Nusa Penida,
Klusu dan Tampak siring. Hal ini mengindikasikan bahwa penghuni Pulau Bali telah
melakukan kegiatan bertani yang dimungkinkan karena tersedianya bentangan lahan subur di
wilayah dataran. Mereka juga membuat gerabah dengan bentuk yang sangat sederhana seperti
ditemukan di beberapa situs gua di perbukitan Jimbaran dan Gua Gede Nusa Penida.
Gerabah Gilimanuk memiliki bentuk yang beragam antara lain periuk, cawan. kendi
tempayan, piring dan tutup. Berdasarkan teknik pembuatannya dapat dibedakan menjadi tiga,
teknik pijit, teknik tatap landas dan teknik roda putar. Motif hiasnya berbentuk motif jala,
garis, duri ikan, geometris, pinggir kerang (gelombang tunggal), bunga, dan pita
bergelombang, sedangkan teknik pembuatan motif hias tersebut yaitu teknik tera. gores dan
temple. Teknik pemberian warna hiasan ada sebagian gerabah dengan teknik slipping yaitu
melapisi permukaan dengan cairan warna atau tanah yang berbeda warna. Temuan pada
beberapa situs di Bali terutama gerabah situs Gilimanuk menunjukkan adanya pengaruh
kebudayaan Sahuynh-Kalanay yang merupakan pusat perkembangan gerabah di Vietnam dan
Pilipina. Gerabah diyakini berfungsi sebagai perlengkapan rumah tangga untuk kebutuhan
ritual dan bekal kubur
Habitasi Masyarakat Bali
1. Bukti bukli awal hunian di daerah bali ditemukan di beberapa lempat seperti alat alot
paleolitik difrumyan dan lempat-tempat di sekitar Danau Batur juga di sembiran.
2. Bukti lain berupa gua hunian di Kawasan karst Bukit Jimbaran di wilayah Kabupaten
Badung dan pulau Nusa Penida. Bukti hadirnya manusia purba itu berupa penemuan
kulit kerang sisa makan dan alat-alat, terbuat dari tulang, tanduk, dan gigi binatang.
3. Penemuan Gua tempat tinggal mereka, beserta alat-alatnya, merupakan indikasi telah
dimulainya usaha manusia untuk menetap di pulau Bali. Lokasi hunian dipilih dengan
pertimbangan tersedianya sumber makanan, tidak jauh dari sumber air, dan aman dari
gangguan alam. binatang, serta gangguan lainnya.
4. Setelah berhasil mengatasi segala kesulitan hidup pada masa berburu dan mengumpul
makanan selama ribuan tahun, penghuni awal pulau Bali sampai pada tingkat
kehidupan yang lebih baik yaitu bercocok tanam dengan cara yang amat sederhana
dan berpindah-pindah tergantung kesuburan tanahnya.
5. Kemajuan yang dicapai pada masa ini merupakan suatu loncatan yang besar sekali
artinya bagi Kehidupan karena mereka berhasil. mencapai tingkat kemajuan
menguasai teknologi pembuatan alat penunjang kehidupan sehari-hari yang jauh lebih
kompleks.
6. Hampir semua alal dikerjakan dengan baik, digosok sampai halus dan mengkilap.
Mereka mulai bertempat tinggal atau menela di dalam komunitas kecil.
7. Tinggalan dari masa ini berupa alat batu berbentuk beliung ditemukan tersebar hampir
di seluruh Ball misalnya di Palasari, Kediri, Bantiran, Pulukan, Kerambitan, Pupuan,
Kesiman, Selat, Nusa Penida, Payangan, Ubud, Pejeng, Selulung. Tamblingan
Keramas. dan beberapa tempat lainnya
8. Kemajuan keahlian masyarakat yang dasar yang kuat bagi keberlangsung pada masa
ini dipercaya menjadi perkembangan kemajuan masyarakat Ball pada masa
perundagian.
9. Silus-situs yang menjadi jejak munculnya permukiman di Ball ini berusia tiga ribu
delapan ratus tahun yang lalu.
KALENDER BALI DAN NASKAH LONTAR
Kedua benda budaya ini saling berkaitan berkenaan dengan kegiatan pertanian yang
dilakukan oleh masyarakat Bah masa lalu Dasar-dasarnya telah dimulai sejak masa bercocok
tanam (Neolitik) yang merupakan revolusi peradaban masa itu. Kegiatan ini terus dilakukan
sampai saat in dengan mempertimbangkan kemajuan teknologi Tika dan Lontar Aji Pari
merupakan pengaruh India dengan budaya Hindunya yang digunakan oleh masyarakat Bali
hingga kini
Tika merupakan sistem pertanggalan atau kalender yang didasarkan har pasaran (pawkon)
purnama-bulan mati yang dituangkan dalam bentuk simbol-simbol. Tika digunakan untuk
menentukan hari baik kegiatan untuk partanian
Lantar Aji Pari berisi tentang petunjuk mengenai kegiatan pertanian mula dari tahap
pengolahan lahan penanaman benih pemeliharaan sampai yang semuanya disertai dengan
upacara Jika kegiatan ini dilakukan sesuai dengan petunjuk fontar ini diharapkan hasilnya
akan meningkat Kedua benda budaya ini menggunakan aksara dan Bahasa Bali.
Untuk bercocok tanam dan budaya masyarakat bali menggunakan beberapa alat dari besi
untuk melalukan bercocok tanam alat-alatnya dapat dilihat sebagai berikut:
Konsepsi Gunung dalam Kebudayaan
Dakam Doktrin Brahma dan Buddha jagat raya ini berbentuk ngkaran gunung dan samudra
yang berlapis-lapis dalam susunan wilayah yang berpusat pada pusat lingkaran dengan
mengellingi Gunung Meru. Gunung Meru merupakan gunung kosmis yang diedari oleh
matahari bulan dan bintang bintang Di atas Gunung Meru terdapat kota dewa-dewa yang
dikelilingi oleh tempat tinggal dar lokapala (dewa penjaga mata angin).
Diversitas Wujud Ekspresi Budaya Masyarakat Bali
Masyarakat Baali memiliki keberagaman yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Perbedaan
tersebut dapat dari segi Bahasa, Rumah Adat, Kesenian, Organisasi Sosial, Sistem Mata
Pencaharian, dan Makanan Khas.
Sebagai upaya bertahan hidup budaya berkembang, memunculkan beragam ekspresi seiring
dengan pertumbuhan peradaban dan pesatnya teknolog memengaruhi pola pikir masyarakat
Som pengolahan sumber daya alam
Diversitas wujud ekspresi budaya masa ki nampak pada kesenian Bali.
KERAMIK CINA, RELIEF BUDHA, dan MANIK-MANIK
Hubungan Bali dengan India telah terjalin sejak awal Maschi dengan ditemukannya fragmen
gerabah India di Situs Sembiran dan Pacung dengan pola hias rolet, fragmen tepian gerabah
Arkamedu dan fragmen gerabah dengan tulisan Kharashthi atau Brahmi. Hal ini diperkuat
oleh prasasti prasasti tembaga yang dikeluarkan oleh raja-raja Bali yang berkuasa pada masa
Bali Kuna seperti Prasasti Bebetin A 1 (096 Masehi), Pengotan A i (924 Masehi), Prasasti
Sembiran (1065 Masehi).
Temuan stupika berisi materai tanah at yang ditulisi mantera agama tudha relief stupa dan
Budha ditemukan di Desa Pejeng. Gianyar, Desa Kalibukbuk dan Umahanyar. Buleleng.
Temuan ini mengindikasikan bahwa agama Buddha yang berasal dari India menyebar ke Bali
melalui pantai utara yang secara geografis memungkinkan untuk dilayart. Penyebaran agama
Buddha dilakukan melalui Jawa Tengah terbukti ditemukannya stupika yang sama di daerah
ini
Berkaitan dengan manik-manik yang ditemukan pada berbagai situs di Bali Manik-manik
biasanya terbuat dari kaca, batu, kerang, tulang dan tanah liat. yang digunakan sebagai
perhiasan dalam bentuk gelang dan kalung. Perhiasan ini berkaitan dengan sistim penguburan
sebagai bekal kubur. Cepuk Cina yang ditemukan di Semawang Sanur mengindikasikan
bahwa telah terjadi kontak dengan Cina melalui Pantai Selatan, yang sekarang dikenal
dengan nama Blanjong Sanur pada abad ke X Masehi. Hal ini dibuktikan dengan tugu
peringatan Raja Kessari Warmadewa mengenai kemenangannya terhadap musuh-musuhnya
yaitu Gurun dan Suwal
Perempuan Pacung
Lokasi Penggalian
Perempuan Pacung ditemukan pada tahun 1988 di Pacung, sebuah desa di Tejakula
Kecamatan Kabupaten Bueleng Ball Penggalian ini dilakukan oleh Tim Arkeologi dari
Universitas Udayana, yang dipimpin oleh Profesor Dr I Wayan Ardika Meskipun Perempuan
Pacung dimakamkan sekitar 2.000 tahun yang lalu, tulang-fulananya berada dalam kondisi
sangat baik dan mengalami pelestarian sempurna.
Setiap tengkorak adalah bagian unik yang dimiliki setiap orang, namun Perempuan Pacung
memiliki kondisi yang sangat langka. Mungkin karena tidak adanya cukup ruang di rahang
atas gigi faring dewasanya bermigrasi ke sinus maksilaris. Gigl Ini dapat jelas terlihat
kemunculannya dari tulang di kedua sisi hidung aperture. Orang dengan gigi faring ektopik
hidup di seluruh dunia dan sering tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi ini
sehingga ada kemungkinan bahwa Perempuan Pacung juga tidak tahu bahwa dia memiliki
faring ektopik
Analisis tengkorak termasuk perhitungan berbagai indeks seperti Indeks cephalic (kepala
lebar x 100/kepala panjang) merupakan fitur biologis relatii stabil dalam kelompok populasi
yang berbeda. Langkah-langkah ini mengungkap bahwa Perempuan Pacung dapat berafiliasi
dengan Ball Aga, penduduk asli Ball. Pewarnaan merah di luar giginya menunjukkan bahwa
Perempuan Facung mungkin juga mengunyah Pinang, yang merupakan praktek budaya dan
masih dinikmati oleh banyak orang lokal di wilayah Pulau Asia Tenggara.
Metode Aproksimasi Wajah
Melode Aproksimasi Wajah digunakan untuk memperkirakan wajah Perempuan Pacung yang
didasarkan pada lebih dari 10 tahun pengalaman penelitian dengan forensik, arkeologi dan
palaeo-antropologi sisa-sisa manusia. Pendekatan khusus inl-aproksimasi wajah-berbasis
bukti, dan sebagal ilmu terapan bergantung pada hasil penelan diverifikasi (misalnya palaeo-
antropologi, geo-kronologi, arkeologl anatomi, medis-gigi ilmu pengetahuan. antropometri
dan ilmu forensik).
Meskipun pendekatan wajah Perempuan Pacung Ini didasarkan pada banyak pengetahuan
lokal dan Internasional, hasilnya hanya dapat dilihat sebagal perkiraan. Beberapa hubungan
jaringan lunak tengkorak belum diteliti, dan tetap ada aspek lainnya yang mungkin tidak akan
pernah diketahul, dan banyak dari hubungan yang diverifikasi secara ilmiah adalah rata-rata
statistik yang berasal dari populasi modern (wajah hidup. pembedahan anatomi, prosedur
bedah dan CT scan medis).
Meskipun pendekatan wajah Perempuan Pacung Ini didasarkan pada banyak pengetahuan
lokal dan Internasional, hasilnya hanya dapat dilihat sebagal perkiraan. Beberapa hubungan
jaringan lunak tengkorak belum diteliti, dan tetap ada aspek lainnya yang mungkin tidak akan
pernah diketahul, dan banyak dari hubungan yang diverifikasi secara ilmiah adalah rata-rata
statistik yang berasal dari populasi modern (wajah hidup. pembedahan anatomi, prosedur
bedah dan CT scan medis).