Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN MUSEUM GEOPARK

DISUSUN OLEH:
I GUSTI AYU IDA MAYUARI (02)
I LUH ARNITA JULIANTARI (07)
IDA AYU PARAMITA (18)
IDA AYU PRAMITA ULANDARI (19)
NI WAYAN GIRIASTUTI (35)

SMA NEGERI 1 ABIANSEMAL


Tahun Ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang
Hyang Widhi Wasa karena limpahan berkat dan rahmat serta karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah PPKN yang berjudul “LAPORAN
MUSEUM GEOPARK” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan
terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas. Selain itu makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai apa saja yang ada di museum
geopark khususnya tentang berbagai hal yang terdapat dalam museum geopark
bagi para pembaca dan juga bagi kami sebagai penulis.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Abiansemal, 5 Maret 2023


LATAR BELAKANG
Geopark Global UNESCO adalah wilayah geografis tunggal yang
menyatu, di mana situs geologi dan bentangalamnya yang bermakna
internasional dikelola secara holistik untuk tujuan perlindungan, pendidikan,
penelitian, dan pembangunan berkelanjutan. Geopark Global UNESCO harus
memiliki batas yang jelas, dengan ukurannya yang memadai guna memenuhi
fungsinya, selain mengandung warisan geologi penting yang taraf
keinternasionalannya akan Warisan Dunia atau Cagar Biosfer, maka hal itu
harus jelas dan dibuktikan bahwasanya status Geopark Global UNESCO
Geopark Global UNESCO harus melibatkan masyarakat diverifikasi oleh para
ilmuwan profesional secara independen. Jika daerahnya bertumpang-findih
dengan situs fain yang penetapannya juga dilakukan oleh UNESCO, seperti
Situs akan menambah nilai keduanya secara sendiri-sendiri dan saling
bersinergi.
Geopark Global UNESCO harus melibatkan masyarakat setempat dan
masyarakat setempat dan masyarakat adat sebagai pemangku kepentingan
utama di Geopark. Dalam kemitraan dengan masyarakat setempat maka rencana
pengelolaan Bersama kebutuhan sosial dan ekonomi mereka, melindungi
bentangalam yang menjadi tempat tinggal mereka, serta melestarikan identitas
budaya yang mereka miliki. setempat dan masyarakat adat sebagai pemangku
perlu dirancang dan diimplementasikan guna memenuhi Disarankan agar semua
pelaku dan pemerintahan setempat atau regional yang relevan terwakili dalam
kegiatan pengelolaan Geopark. Pengetahuan setempat, pengetahuan adat,
praktik dan sistem pengelolaan, serta ilmu pengetahuan harus dimasukkan di
dalam perencanaan dan pengelolaan kawasan.
1. PENDAHULUAN
1.2 DEFINISI GEOPARK

(BeED | Batur Geopark Museum -)

Ide Global Geoparks diadopsi oleh semakin banyak Negara Anggota. Geopark menjadi
sangat populer karena kombinasi konservasi, pembangunan berkelanjutan, dan keterlibatan
masyarakat. UNESCO mulai aktif di bidang ini pada tahun 1999 ketika Geopark diusulkan
sebagai program UNESCO (lihat dokumen 156 EX/11 Rev). Namun, pada tahun 2001, pada
sesi ke-161 Dewan Eksekutif UNESCO, mayoritas Delegasi memutuskan 'untuk tidak
mengejar pengembangan program geopark UNESCO, melainkan untuk mendukung upaya ad
hoc dalam masing-masing Negara Anggota sebagaimana mestinya'.
Dengan demikian, hari ini UNESCO memberikan dukungan ad hoc-nya kepada inisiatif
Geopark nasional yang dikoordinasikan melalui Jaringan Global Geopark Nasional (Global
Geoparks Network [GGN]) di mana inisiatif warisan geologi nasional mendapat manfaat
penuh dari keanggotaan mereka dalam jaringan pertukaran dan kerja sama global. Konferensi
Geopark Internasional Pertama berlangsung di Beijing, PR China pada tahun 2004; pada
Februari 2014 GGN memiliki 100 anggota di 30 negara.
1.3 TUJUAN GEOPARK
Tujuan geopark adalah untuk mengeksplorasi, mengembangkan, dan merayakan
hubungan antara warisan geologis itu dan semua aspek lain dari warisan alam, budaya, dan
takbenda di daerah tersebut. Ini adalah tentang menghubungkan kembali masyarakat manusia
di semua tingkatan dengan planet yang kita semua sebut rumah dan untuk merayakan
bagaimana planet kita dan sejarahnya yang panjang selama 4,600 juta tahun telah membentuk
setiap aspek kehidupan kita dan masyarakat kita.
1.4 MANFAAT GEOPARK
Pendidikan (tautan dan contoh)
-Ilmu
-Budaya
-Komunikasi
Pendidikan dan mempopulerkan sains memainkan peran penting dalam berbagai kegiatan
pendidikan yang terjadi di Geopark untuk semua kelompok populasi.
Geo-Science-dan penelitian berdasarkan pengaturan geologi, dengan dukungan dari
akademisi - datang secara alami di Geopark Aspek budaya dalam Geopark, signifikan untuk
identitas regional, adalah komponen berwujud dan tidak berwujud yang hidup, dan
merupakan bagian integral dari Geopark: mereka terkait erat dengan lanskap tempat orang
tinggal. Komunikasi yang baik dan strategi PR adalah bagian penting dari Jaringan Geoparks
Global, dan anggota bukan hanya anggota daftar; keanggotaan berarti komunikasi aktif antara
Geopoarks melintasi batas-batas fisik dan politik, yang mengarah ke proyek kerja sama dan
pertukaran sejati.
1.5 MANFAAT PENGEMBANGAN GEOPARK
1. Tercapainya tujuan konservasi sumberdaya alam melalui upaya pelestarian yang dilakukan
oleh masyarakat setempat yang tinggal di dalam kawasan Geopark.
2. Terselenggaranya pendidikan informal tentang alam secara menyeluruh, sehingga akan
tumbuh apresiasi dan perasaan ikut memiliki dari masyarakat setempat dan pengunjung
Geopark
3. Tersosialisasikannya potensi sumberdaya alam daerah melalui kegiatan pengembangan
ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh para peneliti dari badan/lembaga/instansi pemerintah
terkait perguruan tinggi dan organisasi profesi ilmiah
4. Dikenalinya budaya adiluhung yang menjad identitas daerah, baik yang berwujud maupun
nirwujud, yang terkait dengan keadaan lingkungan hayati dan nithayal (geologi) di
sekitarnya.
5. Terpicunya pertumbuhan nilai sosio-ekonomi masyarakat setempat melalui kegiatan
pariwisata berkelanjutan dan penciptaan geo-products (kerajinan ukiran, anyaman makanan
minuman khas daerah produk pertanian dan sebagainya) sebagai kreativitas ekonomi lokal.
1.6 JARINGAN GEOPARK GLOBAL UNESCO
Tujuan Jaringan Geopark Global adalah:
1. Mempromosikan perataan geografis pengembangan dan pengelolaan Geopark
Global secara professional
2. Memajukan pengetahuan dan pemahaman tentang alam fungsi dan peran Geopark
Global.
3. Membantu masyarakat setempat untuk menghargai warisan alam
dan budaya mereka
4. Melestarikan warisan bumi untuk generasi sekarang dan mendatang.
5. Mendidik dan mengajarkan kepada masyarakat luas tentang permasalahan ilmu
pengetahuan kebumian serta hubungannya dengan lingkungan dan bencana alam.
6. Memastikan keberlanjutan sosial-ekonomi dan budaya yang ferdapat di dalam
sistem alam (atau geologi)
7. Membina hubungan multi-budaya antara warisan dan konservasi serta penjagaan
keragaman geologi dan keragaman budaya dengan menggunakan skema partisipatit
kemitraan dan pengelolaan.
8. Merangsang penelitian
9. Mempromosikan inisiatif bersama di antara Geopark-Geopark Global (contoh
komunikasi, publikasi, pertukaran informasi, kembaran).
1.7 TENTANG GEOPARK BATUR
Nilai Penting Taman Bumi
Taman Bumi atau geopark adalah pola pengembangan kawasan Herkelanjutan yang
memadukan secara serasi tiga keragaman, geologi, hayati dan budaya. Tujuan
pengelolaannya adalah membangun dan mengembangkan ekonomi masyarakat setempat
dengan berasaskan perlindungan atas geologi, hayati, dan budaya yang terdapat dalam
kawasan itu. Pada dasarnya Taman Bumi adalah pola pengembangan kawasan yang
memadukan prinsip atau nilai perlindungan, pendidikan, dan penumbuhan ekonomi setempat
berbasis geo wisata. Untuk menjamin agar ketiga nilai tersebut dapat di terapkan pada suatu
kawasan, maka rencana geopark untuk pengembangan kawasan itu harus dapat diintegrasikan
ke dalam rencana tata ruang wilayah pada daerah yang telah terbangun dari kawasan
tersebut.Indonesia melalui Taman Bumi Global Batur kini telah memasuki era
pengembangan kawasan dengan pola geopark.
Di negeri yang terkenal dengan julukan "Untaian Jamrud di Khatulistiwa ke depan
diharapkan Pemerintah melalui Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Komite Nasional
Geopark Indonesia (KNGI) membantu proses pengusulan suatu kawasan yang memiliki
keragaman geologi untuk menjadi geoparkke GGN UNESCO. Sebelum suatu kawasan
diajukan ke UNESCO, terlebih dahulu dilakukan penetapan kawasan tersebut menjadi Taman
Bumi Nasional (National Geopark) oleh KNGI Untuk itu, sebelum menjadi Taman Bumi
Nasional, terlebih dahulu dilakukan penentuan kawasan tersebut sebagai keragaman geologi
dan warisan geologi oleh Kepala Badan Geologi, dan penetapan sebagai warisan geologi oleh
Menteri ESDM.
Setelah berhasil menjadi anggota GGN, umur keanggotaan hanya empat tahun. Sesudah
empat tahun, dilakukan validasi ulang, yaitu telaah atas kegiatan yang sudah dilakukan
sebagai sebuah geopark, oleh UNESCO. Oleh karena itu, untuk setiap geopark yang telah
diakui GGN
1.8 PETA KAWASAN GEOPARK BATUR

Situs Geologi di Taman Bumi Batur


Dalam rangka menumbuh-kembangkan geowisata dan sebagai bentuk pemeliharaan atas apa
yang telah disayaratkan pada saat pengajuan kawasan Kaldera batur sebagai geopark dunia,
di Taman Bumi Batur telah diidentifikasi 21 (dua puluh satu) Situs Geologi (geosite)
perjalanan bumi Taman Bumi Batur. Nantinya situs geologi tersebut menjadi dasar sekaligus
obyek atau daya tarik wisata pada setiap jalur Jelajah Bumi dalam kegiatan geowisata Di
bawah ini disajikan beberapa diantara ke-21 Situs Geologi tersebut diantaranya yaitu:
Lava 1849
Di Situs Geologi 13 terdapat keragaman geologi berupa lava hasil letusan tahun 1849. Lava
terletak di lereng bagian selatan dari Gunung Api Batur. Aliran lava tersebut tertahan oleh
dinding Kaldera Il dan menumpuk di kawasan seluas 6 kilometer persegi. Lava 1849 ini
sangat berlubang (lubang vesikuler), dan di beberapa tempat mungkin ya mengandung skoria,
terutama di bagian puncak dari aliran lava tersebut.
Lava 1888
Di Situs Geologi 14 terdapat lava hasil letusan tahun 1888 yang tersusun dari batuan andesit
basal yang mengalir keluar ke arah timur laut dari lubang letusan. Lava ini mengandung
SiO2sebesar 52,33 persen, dan merupakan lava yang sangat berlubang (vesikuler) dengan
permukaan yang sangat tak teratur dan di puncaknya banyak mengandung skoria.
Kenampakan umum lava ini berbentuk seragam dibanding lava lainnya.
Lava 1905
Lava hasil letusan 1905 (Lava 1905) tersebar secara luas di sayap selatan dan barat gunung
Batur, salah satunya di lokasi Situs Geologi 16. Lava ini tersusun atas lava yang memiliki
permukaan tak teratur. Sebagian besar permukaan lava ditutupi oleh aliran lava hasil letusan
1921, 1961, dan 1963. Analisis kimia dari lavaini memberikan hasil kandungan SiO sebesar
50,45 persen.
Lava 1926
Situs Geologi 18 menampilkan lava hasil letusan 1926. Lava ini tersebar secara luas di sayap
barat dan alirannya tertahan oleh dinding Kaldera II. Sebagian dari aliran lava ini mengalir ke
sisa kawah Payang Tua. Alirannya relatif datar dan ujungnya terpotong di bagian utara dan
selatan secara tegak lurus oleh sumbat lava Payang. Batuan ini berwarna kelabu- kelabu
gelap, tersusun oleh andesit basal yang sangat berlubang dengan SiO2 sebesar 52,15 persen.
Lava 1963
Lava hasil letusan 1963 terdapat di Situs Geologi 19. Lava ini merupakan yang paling luas
penyebarannya. Alirannya ke tiga arah: arah selatan yang merupakan aliran terpanjang; arah
barat yang menutupi lava 1904 dan lava 1926, dan arah barat laut sebagai aliran tercepat.
Aliran lava yang ke arah utara adalah lava yang lebih tipis dibanding lain, diricirikan oleh
satuannya yang tak menerus atau menghilang. Letusan tahun 1963 dimulai pada 5 September
dan berhenti pada 10 Mei 1964 (Kusumadinata, 1964). Luas area keseluruhan yang ditutupi
aliran lava ini adalah 5.865.000 m2 dengan volume total sebesar 35 juta m3
Lava 1974
Situs Geologi 21 dicirikan oleh batuan lava hasil letusan 1974. Lava ini merupakan lava
terakhir yang diketahui yang merupakan hasil letusan pada 5 Mei 1974. Lava yang mengalir
ke bawah arah sayap barat, melampar sejauh 2 km dari lubang kawah. Satuan batuan ini
dicirikan oleh garis-garis hitam dengan kenampakkan pasta gigi yang warna-warni, dikenal
dengan istilah Lava Pahoehoe. Lava ini menutupi lava lain hasil letusan 1904, 1905, dan
1963 di bawahnya. Satuan batuan ini mengandung andesit basal berwama kelabu dan sangat
berlubang dengan kandungan silika 53,85 persen.
1.9 SEJARAH LETUSAN GUNUNG API BATUR
1804
Terjadi letusan dari kawah utamanya
1821
Terjadi letusan dari kawah utamanya
1849
Letusan dengan aliran lava ke jurusan selatan sampai danau
1888
Terjadi letusan celah pada lereng tenggara, lava mengalir kejurusan tenggara sampai danau.
1897
Terjadi letusan dari kawah utamanya.
1904
Letusan parasit di sebelah barat, yaitu sekitar G. Anti dan G. Pandang, lavanya tersebar di
sekitarnya
1905
Letusan dari Kawah Batur I, Batur II dan Batur III. Lavanya mengalir ke jurusan selatan dan
baratdaya
1921
Letusan dimulai pada tanggal 29 Januari dan berakhir tanggal 17 April 1921, aliran lavanya
ke arah baratdaya dan selatan.
1922
Pada tanggal 30 Agustus 1922 terjadi letusan dari kawah utamanya
1923
Peningkatan kegiatan selama 2 hari.
1924
Letusan abu terjadi pada bulan Maret 1924.
1925
Awal Januari 1925 terjadi letusan abu, dikuti feleran lava pijar selama 1 hari
1926
Letusan dimulai pada tanggal 2 Agustus dan berakhir tanggal 21 September 1926.
1963
Letusan dimulai pada tanggal 5 September dan berakhir tanggal 10 Mei 1964, letusan disertai
leleran lava.
1965
Pada tanggal 18 Agustus 1965 terjadi letusan abu
1966
Pada tanggal 28 April 1966 terjadi letusan abu
1968
Letusan dimulai pada tanggal 23 Januari dan berakhir tanggal 15 Februari 1968, leleran lava
ke arah selatan.
1970
Pada akhir bulan Januar 1970 terjad letusan abu sangat ps sampai di daerah Kintamani
1971
Mulai tanggal 11 Maret 1971 terjadi letusan abu. Letusan abu berlangsung sampai bulan Mei
1971
1974
Letusan terjadi pada tanggal 12 Maret 1974, leletan lava terjadi pada tanggal 17 Maret ke
arah barat sekitar daerah Yehmampeh.
1994
Letusan dimulai pada tanggal 7 Agustus 1994 kegiatan letusan 1994 bersifat eksplosif yang
pada awal letusan berupa letusan abu, kemudian letusan-letusan berikutnya disertai lontaran
material pijar, mengahsilkan kawah baru (Kawah 1994). Produk letusan lapili dan bom
vulkanik hanya mengendap di sekitar kawah dengan radius lebih kurang 300 meter dari pusat
letusan, sedangkan abu letusan mengendap ke arah barat sampai di Kintamani. Tinggi asap
letusan berkisar antara 25-300 meter di atas bibir kawah.
1995
Letusan terjadi pada tanggal 26 Mei 1995, pusat letusan dari Kawah 1994, kegiatannya
berupa letusan-letusan eksplosif disertal lontaran material pijar. Sifat letusannya sama dengan
kegiatan letusan 1994.
1997
Letusan terjadi mulal tanggal 8 November 1997, pusat letusan dari Kawah Batur Ill. Kegiatan
letusan berupa pelepasan gas kering yang teramati berwarna kebiru-biruan yang dikeluarkan
dari Kawah Batur III
1998
Letusan dimulai pada tanggal 2 Juni 1998, menghasilkan kawah baru (Kawah 1998), yang
lokasinya terletak di antara Kawah Batur III dengan Kawah 1994. Letusa-letusan selama Juni
1998 dicirikan oleh letusan-letusan gas kering yang teramati berwama kebiru-biruan, yang
pada malam hari termali sebagai semburan/sinar api.
1999
Letusan dimulai pada tanggal 1 Pebruari 1999, menghasilkan kawah baru (Kawah 1999),
kegiatan vulkanik dari kawah ini berupa letusan/hembusan asap. Pada tanggal 15 Maret 1999
pematang yang memisahkan Kawah 1998 dengan Kawah 1999 amblas, sehingga kedua
kawah tersebut menjadi satu
2000
Pada tanggal 7 Juli 2000, pukul 12:16 Wita, kembali terjadi letusan sebanyak 3 kejadian,
pusat letusan dari Kawah 1999. Tinggi asap letusan mencapai maksimum 300 meter di atas
bibir kawah, condong ke arah baratlaut. Asap letusan berwarna abu-abu kehitaman. Letusan
disertai lontaran piroklastik seperti pasir, lapili dan bongkah, mengendap dengan radius
kurang lebih 100 meter dari pusat letusan.
1.9.2 LAVA BOLA SALJU
Lava bola (lava bola akresi atau lava bola salju) terbentuk ketika ujung aliran lava
bergerak terlepas dari aliran induknya, berguling-guling dan semakin lama semakin
membesar dengan membawa material lepas yang berada di sekitarnya. Kejadian ini sering
terjadi pada gulungan bola salju sehingga penamaan lava dengan fenomena ini disebut
sebagai lava bola salju. Karakteristik lava bola salju, diantaranya adalah mengerak bagian
permukaannya dan sering memperlihatkan pola akresi (garis melingkar) pada bagian dalam
tubuh lava sebagai pengaruh gerakan berguling.

(contoh lava)
1.9.3 LAVA TUMULI
Permukaan lava pahoehoe pada daerah datar atau miring sering memperlihatkan bentuk
elips seperti struktur kubah yang sering disebut sebagai tumuli (atau tumulus dalam bentuk
kata tunggal). Morfologi lava ini terbentuk karena adanya tekanan horizontal dari bagian hulu
aliran lava sehingga mengakibatkan adanya tekanan membumbung sebagai pengaruh tekanan
hidrostatik. Pada akhirnya tekanan ini membentuk morfologi perbukitan elips atau seperti
struktur antiklin. Lava Tumuli banyak dijumpai di kawasan Seked yang direncanakan sebagai
Laboratorium Alam Gunungapi Batur.

( contoh lava)
1.9.4 GEO RELIGIUS
( barang yang terbuat dari lava)
2.PEMBAHASAN
2.1 RUANG KEBUMIAN
Ruangan pada museum geopark dibagi menjadi 3 bagian yaitu ruang kebumian, ruang
hayati dan ruang kebudayaan. Yang pertama yang akan saya bahas adalah ruang kebumian
disini terdapat berbagai macam materi diantaranya yaitu adalah pembentukan bumi, gunung
api, berbagai macam lava dan lainnya yang berkaitan dengan kebumian.

2.1.1 ALAM SEMESTA DAN PEMBENTUKAN PLANET BUMI


Alam Semesta, hamparan luas tak berbatas di angkasa, tak dapat diketahui seluruh
misterinya. Alam semesta terdiri dari triliunan bintang dan benda langit lainnya. Bintang-
bintang ini bergerak saling menjauh, mempunyai ukuran yang berbeda-beda dan
berkelompok membentuk berbagai galaksi.
Teori Big Bang. Terbentuknya alam semesta memunculkan beragam asumsi, eksperimentasi,
nalar dan uji logika.. Menurut Teori Big Bang, alam semesta berasal dari suatu ledakan 13,7
milyar tahun yang lalu dari suatu benda yang maha padat dan maha panas sebagai akibat dari
adanya reaksi inti. Material yang terhempas dengan cepat menjauhi pusat ledakan, yang
kemudian berevolusi menjadi berbagai bintang yang masing-masing berkelompok dalam
berbagai galaksi.
Proses pembentukan bumi berkaitan erat dengan proses pembentukan alam semesta dan
pembentukan tata surya. Berdasarkan Teori Kabut (Nebula) yang dikemukakan oleh
Imamanuel Kant (1755) dan Pierce de Laplace (1796) yang kemudian dikenal dengan teori
Kant-Laplace, tata surya berasal dari kabut raksasa yang terdiri dari partikel padat dan gas
dengan temperatur sangat panas dan berpilin (berputar) pada porosnya. Bagian terluar dari
nebula tersebut terlempar, terpisah kemudian menggumpal membentuk sejumlah planet salah
satunya Planet Bumi.
Menurut Teori Kabut (Nebula), proses inilah yang membentuk berbagai planet pada sistem
tata surya, salah satunya adalah Bumi, sementara planet lainnya adalah Merkurius, Venus,
Mars, Jupiter Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Pada tahun 2006 para ahli menyatakan
bahwa Pluto tidak termasuk dalam kedelapan planet di tata surya atau susunan keluarga
matahari karena garis edarnya ternyata sangat berbeda dengan planet-planet lainnya.

HAMPARAN LUAS TAK BERBATAS

Perbandingan Matahari dengan Bintang lainnya


Sistem bintang yang terdekat dengan Matahari adalah Alpha Centauri, sementara bintang

dalam sistem tersebut yang memiliki posisi ferdekat dengan malahari adalah Proxima
Centauri, dengan jarak sejauh 4.24 tahun cahaya (39,9 hillun km).
Terbentuknya Planet Bumi

1. Tata Surya masih dalam bentuk kabul terdiri dari partikel & gas yang berpilin
(berputar pada peresnya)
2. Partikel di bagian luar mulal mengelompok, sementara di bagian tengahnya terjadi
konsentrasi gas yang memanas
3. Partikel di bagian luar lebih mengelompok, sementara di bagian tengahnya terjadi
konsentrasi gas yang lebih intensif
4. Partikel di bagian luar membentuk sabuk, sementara di bagian tengahnya mulai
terbentuk matahari
5. Partikel di bagian luar membentuk sabuk, sementara di bagian tengahnya mulai
terbentuk matahari
Pada awal pembentukan kulit bumi terjadi pembekuan mineral dengan titik beku tinggi
yaitu mineral berat yang bersifat ultra basa sampai basa. Batuan ini menjadi Kerak Samudra
(Silikat Magnesium).
Pada awal pembentukan kulit bumi terjadi pembekuan mineral dengan titik beku tinggi yaitu
mineral berat yang bersifat ultra basa sampai basa. Batuan ini menjadi Kerak Samudra
(Silikat Magnesium).
Karena itu secara vertikal, kulit bumi terdiri dari Kerak
Samudera yang relatif lebih berat berada di bagian
bawah dan Kerak Benua yang relatif lebih ringan berada
di bagian atas.
( llustrasi permukaan bumi pada awal pembekuan
permukaannya. Batuan yang pertama kali membeku
menjadi Kerak Samudera.)
Perkembangan Pembentukan Bumi

Bumi berasal dari partikel padat dan gas yang berpilin dan sangat panasTemperaturnya
terus menurun sehingga massa gas menjadi massa cair pijar dan panas Kemudian, sebagai
akibat dari penurunan temperatur yang menerus, bagian permukaan bumi membeku,
sementara bagian
dalamnya sampai sekarang
masih merupakan cairan
yang pijar dan panas,
disebut magma.
Seperti gambar diatas
berikut tahapan evolusi
bumi ;
1. Bumi masih pijar
2. Sebagian kecil
permukaan bumi
mulai memadat
3. Bagian permukaan
bumi yang
memadat menjadi
semakin luas
4. Sebagian besar
permukaan bumi
sudah padal
5. Bagian luar bumi sudah padat
Penampang Bumi Saat Ini

Bagian dalam bumi saat ini masih cair pijar disebut magma. sedangkan bagian luarnya padal
yang disebut Kerak Bumi.
Kerak Bumi Hanya Selubung Tipis. Karena gaya elektro-statis. banyak partikel padal dan
gas dari nebula saling menempel satu dengan lainnya. Semakin lama, jumlah partikel yang
menempel semakin banyak. begitu pula ukurannya menjadi semakin besar yang kemudian
menjadi butiran.

Butiran-butiran tersebut
kemudian saling
bertabrakan dan
menempel satu sama
lainnya membentuk
bongkahan batu. Apabila
bongkahan balu tersebut
saling bertabrakan maka
dampaknya menimbulkan
panas dan batvan tersebut
saling menempel sehingga
terbentuklah batuan yang
semakin lama semakin
besar. Batuan yang besar menjadi semakin besar karena
mempunyal gaya grafitasi sehingga menarik batuan yang lain disekitarnya, yang akhirnya
membentuk Planet Bumi. Panas yang timbul akibat tabrakan tersebut tersimpan terus,
sehingga batuan di dalam perut bumi merupakan massa car pijar dan panas yang disebut
magma.
Sebagian bution don bongkahon balu tersebut ada yang mash tersisa sampai sekarang
membentuk sabuk. dinamakon Asteroid mengelingi matahari terdapat diantare planet Mars
dan Yupiter Apobla balvan dan Asteroid itu tertarik oleh gaye gravitost dan jatuh ke bumi
disebut meteorit
Meteorit
Terdapat beberapa meteorit yang ditemukan
Gunung Berapi
Indonesia merupakan salah satu negara yang dilewati oleh jalur merah atau ring of fire yang
mengakibatkan di Indonesia banyak terdapat gunung berapi yang masih aktif.
Terdapat beberapa gunung berapi yang phenomenal di Indonesia diantaranya yaitu :
-Merapi terakhir Meletus pada tahun 2012, biasanya meletus 2 sampai 5 tahun sekali.
- Tambora meletus pada tahun 1815, suara letusannya terdengar sampai 2.500 ribu kilo meter.
Terdapat 117 ribu korban.
- Krakatau Meletus pada tahun 1853, 36 ribu orang meninggal dunia dan mengakibatkan
tsunami yang dasyat.
- Toba Meletus dan letusannya sangat besar hingga menciptakan danau.
Terdapat beberapa lava yang mengeras yang ditemukan dan vulkanik yang telah membatu:

Bentuk Gunung Api

1. KERUCUT PIROKLASTIK
Kerucul gunung opi yang tersusun material piroldastik (bahan-bahan lepas gunung
api) berupa bom, lopil, dan abu gunung opi. Poda umumnya bentuk kerucut gunung
opi ini memiliki kawah di bagian pancak dan tubuh gunung opi tidak terlalu singgi
korena endapan piraldastik yong masih lepas dan mudah tererosi
2. MAAR
Gunung
api
berbentuk
kerucut
terpancung yang memilik kawah berbentuk mangkuk dengan lebar kawah relatif lebih
besar dibandingkan tinggl kawah. Pada umumnya gunung api ini memd lereng rela
londal das kowah yang terisi air membentuk danau kawah.
3. KALDERA
Suatu gunung api berbentuk kerucut terpancung, dengan lebar kawah berdiameter
lebih dari 2 km yang terbentuk akibat runtuhnya tubuh gunung apl setelah terjadi
lelusan.
4. KUBAH LAVA
Tonjolan batuan lava berbentuk membundar dengan kemiringan lereng relatit sama ke
segala arah, yang ferbentuk akibat penerobosan magma ke permukaan bumi. Pada
umumnya kubah lava terbentuk dal lava yang sangat kental Besar dan luasnya
tergantung pada volume lava dan sifat kekentalan.
5. GUNUNG API PERISAI
Gunung api yang tersusun alas perlapisan aliran lava yang sangat encer sebagai hasil
erupsi yang benang Biasanya bentuk gunung api ini memilld lereng yang landau.
6. GUNUNG API STRATO
Gunung api berbentuk kerucut yang tersusun perlapisan antara aliran lava dan
endapan plakias Bentuk gunung api ini sangat umum dijumpai di Indonesia.
Proses Pembentukan Pulau Bali

Lahirya Pulau Ball diawali dengan adanya kegiatan gunung opi di bawah laut Lebih dari dua
puluh tiga juta tahun yang lalu (Oligo-Miosen) di sebelah timur Pulau Jawa di bawah kulit
burni terdapat magma yong sangat panas lebih panas dan magma di seki farnya sehingga
melelehkan kerak bumi di atasnya alau yang dikenal sebagai "hot spot" Magma yang
bercampur dengan lelehan kerak buni ini kemudian menerobos relakan yang ada membentuk
gunung api. Karena gunung api ini terdapat di bawah laut, di lereng gunung api tersebut
tumbuh terumbu karang (koral). Oleh karena itu pada hasil letusannya yang terdiri dari breksi
gunung api, lava dan tut juga terdapat batuan sedimen gampingan Batuan ini sekarang berada
di bagian tenggara Pulau
Bali, salah satunya di Desa
Ulakan, sehingga para ahli
geologi menamakan
batuan ini sebagai Formasi
Ulakan. Pada Peta Geologi
diberi simbol Tomu.

Kemudian
pada Kala Miosen
Akhir terjadi
pengen dapan tuf,
napal dan batupasir
sedikit

konglomerat dan batulanau. Pengendapan ini terjadi di bawah laut, diduga berasal dari erosi
batuan yang terda pat di Pulau Jawa bagian timur Endapan batuan ini sekarang terdapat di
bagian tengah agak ke sebelah barat Pulau Bali yang dinamakan Formasi Sorga, pada pela
geologi diberi simbol Ims. Pada saat di bagian barat Pulau Bali Terjadi pengenda- pan
Formasi Sorga, di bagian selatan mulai tumbuh subur terumbu karang. Terumbu karang ini
pertume buhannya terhenti pada Kala Pliosen Awal yang sekarang menjadi batugamping
ferumbu, seba- gian berlapis, terdapat di bagian selatan Pulau Bali dan di Pulau Nusa Penida,
disebut Formasi Selatan diberi simbol tmps.
Pada Kala Pliosen Awal di bagian barat laut Pulau Bali terjadi kegiatan gunung api yang
menghasil- kan endapan lava dan breksi bersusunan andesit- basal. Batuan ini sekarang
terdapat di bagian utara Pulau Bali barat. Para ahli geologi meny ebutnya Batuan Gunung Api
Pulaki. Pada peta g- eologi diberi simbol Tpvp

Pada Kala Pliosen


Tengah di ujung barat
laul Pulau Bali terjadi
pengendapan batugamping, batupasir gampingan dan napal yang disebut Formasi Pra-
patagung. Pada peta geologi diberi simbol Tpsp.
Pada Kala Pliosen Atas di bagian utara Pulau Bali diendapkan lava, breksi gunung api dan
batu- apung bersisipan batuan sedimen gampingan yang disebut Formasi Asah, pada peta
geologi diberi simbol Tpva.

Pada Kala Plio-Plistosen terjadi pengangkatan, sehingga batuan yang telah disebutkan di atas
yang kesemuanya diendapkan di bawah laut, sebagian muncul ke permukaan. Kemungkinan
besar pada kala inilah sebagian Pulau Bali untuk pertama ka linya muncul di atas permukaan
laut. Karena pen- gangkatan ini terjadi secara perlahan-lahan, ten- tunya Pulau Bali
bentuknya tidak seperti yang sekarang, begitu pula ukurannya masih jauh lebih keci kalau
dibandingkan dengan Pulau Bali sekarang.

Pada Kala Plistosen di bagian barat Pulau Bali terdapat 3 gunung api, yaitu Gunung
Kelatakan, tiga gunung api ini berada di atas permukaan laut, namun karena waktu itu Pulau
Bali tidak seluas Pulau Bali sekarang, maka hasil letusan ke tiga gunung api tersebut sebagian
terendapkan di bawah permukaan laut. Hasil letusan ke tiga gunung api ini terdiri dari lava,
breksi dan tuf, terda- pat di bagian tengah B&i barat disebut Batuan Gunung Api Jembrana.
Pada peta geologi diberi simbul Qpvj.

Kegiatan gunung api di Pulau Bali, berikutnya bergeser ke arah timur dengan aktifnya
Kelompok Gunung Buyan Bratan Purba yang menghasilkan endapan breksi, lava dan tuf
(ignimbrit). Hasil letu- sannya diendapkan di sekitar Gunung Buyan Bratan Purba. Pada peta
geologi diberi simbol Qvbb.

Kegiatan gunung api di Pulau Bali terus bergeser ke arah timur dengan aktifnya Gunung
Batur Purba yang menghasilkan endapan breksi, lava dan tuf (ignimbrit). Hasil letusannya
diendapkan di sekitar Gunung Batur Purba. Pada peta geologi diberi simbol Qvbb.
Kegiatan gunung api di Pulau Bali berikutnya bergeser lagi ke ujung timur yaitu terjadinya
aktifi- tas Gunung Seraya yang menghasilkan endapan breksi berselingan dengan lava.
Batuan ini seka- rang terdapat di ujung timur Pulau Bali yang dis- ebut sebagai Batuan
Gunung Api Seraya. Pada peta geologi diberi simbol Qpvs.

Di bagian barat Pulau Bali, di atas Batuan Gunun- gapi Jembrana yang terdapat di bawah
permu- kaan laut, pada Kala Plistosen tumbuh terumbu karang. Pada terumbu karang ini
diendapkan juga pasir dan konglomerat. Kemungkinan besar pasir dan konglomerat ini
merupakan hasil erosi dari Batuan Gunung Api Jembrana itu sendiri. Karena proses
pengangkatan, endapan tersebut sekarang menjadi batugamping terumbu, konglomerat dan
batupasir yang disebut sebagai Formasi Palasari. Pada pela geologi diberi simbol QTsp.
Aktivitas Gunung Api Buyan-Bratan dan Batur ru- panya tidak berhenti. Lebih dari 30.000
tahun yang lalu Gunung Buyan-Bratan meletus mengeluarkan ignimbrit dan lahar, Akibat
letusan yang dahsyat ini terbentuk Kaldera Buyan Bratan. Endapan hasil le- tusan Gunung
Buyan-Bratan ini penyebarannya sampai ke pantai selatan Pulau Bali sekarang. batuannya
disebut Batuan Gunung Api Kelompok Buyan-Bratan dan Batur. Pada peta geologi diberi
simbol Qpbb.

Kemudian sekitar 30.000, 20.000 dan 5.500 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus yang
mengeluar kan ignimbrit, lahar dan lava. Letusan yang terjadi pada 30.000 dan 20,000 tahun
yang lalu me nyebabkan runtuhnya sisa tubuh Gunung Batur Purba sehingga terbentuk dua
kaldera. Endapan hasil letusan Gunung Batur ini penyebarannya sampai ke pantai selatan
Pulau Bali sekarang. batuannya disebut Batuan Gunung Api Kelompok Buyan Bratan dan
Batur. Pada pela geologi diberi simbol Qpbb.
Selanjutnya, kegiatan Gunung Buyan Bratan ber- henti, namun kegiatan Gunung Batur
berlanjut di dasar kaldera membentuk kerucut Gunung Batur yang baru, menghasilkan
berbagai endapan sep- erti endapan piroklastik, maar dan lava. Pada peta geologi diberi
simbol Qhvb.

Aktivitas gunung api terus bergeser ke arah limur yaitu ke Gunung Agung. Erupsi Gunung
Agung ini menghasilkan endapan aglomerat, tut, lava, lahar dan ignimbrit yang disebut
sebagai Batuan Gunung Api Agung. Pada pela geologi diberi simbol Qhva,
Kegiatan gunung api kemudian terjadi di selatan Gunung Buyan-Bratan, yaitu Gunung
Batukaru yang menghasilkan endapan breksi, lava dan tuf yang disebut sebagai Batuan
Gunung Api Batu karu. Pada pela geologi diberi simbol Qvb.

Kegiatan gunung api kemudian bergeser lagi ke arah timur dimana lava Gunung Agung
menero- bos ke bagian tenggara menjadi Gunung Pawon sebagai gunung api parasit dari
Gunung Agung. Gunung Pawon ini menghasilkan lava yang disebut sebagai Lava Gunung
Pawon. Pada peta geologi diberi simbol Qvip

Kegiatan gunung api yang terakhir menyusun Pulau Bali adalah Gunung Api Lesong, Pohen
dan Sen- gayang yang berada di bagian tengah Pulau Bali. Batuan ini disebut sebagai Batuan
Gunung Api Kelompok Lesong-Pohen-Sengayang, pada peta geologi diberi simbol Qv(l,p,s).
Sejalan dengan berbagai aktivitas gunung api tersebut di atas, Pulau Bali terus mengalami
pengangkatan; akibatnya, berbagai material hasil erosi yang terdiri dari kerakal, kerikil, pasir,
lanau dan lem- pung muncul di permukaan yang terdapat di bagian utara, barat dan selatan
Pulau Bali, batuan ini disebut sebagai aluvium, pada peta geologi diberi simbol Qa. Akibat
dari proses erosi dan pen- gangkatan ini pulalah, Pulau Bali menjadi ter hubung dengan
daerah Nusa Dua, Pecatu, Unggasan dan lain-lainnya. Bondar Udara Internasional Ngurah
Rai, berada di atas endapan aluvium ini,
Batuan – Batuan yang Menyusun Pulau Bali
Peta Geologi Pulau Bali

Batuan Gunung Api dan Lava yang Telah Membatu


Ada beberapa batuan gunung api lan lava yang ditemukan oleh badan geologi diantaranya
yaitu:
Proses Terbentuknya Gunung Batur Purba
Sekitar 500.000 tahun yang lalu, terjadi
pembentukan gunung api purba dengan
ketinggian ± 3.000 m (di atas permukaan laut),
gunung api ini disebut sebagai Gunung Batur
Purba.
Tahap 1
Awal munculnya Gunung Batur Purba bermula dari satu hamparan tanah (permukaan bumi).

Tahap 2

Akibat adanya tenaga teksorik bagian permukaan


bumi itu terangkat dan menimbulkan retakan di
bawahnya

Tahap 3

Retakan yang terbentuk, menjadi jalan bagi


magma untuk keluar ke permukaan
bumi..lembentuk Gunung Apl Batur.

Tahap 4

Karena adanya relakan lain ke arah samping, magma


menerobos melalui retakan tersebut membentuk
gunung api parasit, Gunung Abang
Tahap Akhir
Gunung Batur Purba (Pra Kaldera) Gunung ini adalah gunung stratovolcano dengan diameter
oktor 20 km dan trkomposisi basallik-andesk

Batuan Gunung Batur Purba


Semua batuan yang ada di
dalam potret ini berasal dari
dalam perut Gunung Batur
Purba. Batuan ini muncul ke
permukaan setelah Gunung
Batur Purba meletus.
Ignimbrit Ubud
Erupsi yang membentuk kaldera I 30,000 Tahun yang lalu. Letusan yang terjadi 30.000 tahun
yang lalu menyebabkan kosongoya dapur magma sehingga tubuh Gunung Batur Purba
amblas membentuk Kaldera 1. Material letusan dihempaskan ke arah selatan. Endapan
jatuhan dari letusan gunung api disebut ignimbrit. Endapan ini tersingkap sangat baik di
Sungai Petanu Ubud, karena itu para ahli gunung api menamakannya sebagai Ignimbrit
Ubud.
Beberapa ignimbrit ditemukan seperti berikut :

PROSES TERBENTUKNYA KALDERA II


GUNUNG BATUR
Sekitar 20.000 tahun yang lalu, terjadi letusan dahsyat Gunung Balur Purba yang
menyebabkan amblasnya dasar kaldera i yang
kemudian membentuk Kaldera II
Tahap 1

Sekitar 20.000 tahun yang lalu terjadi


penambahan volume magma bersifat dasifik pada
kedalaman 5-10 km yang menyebabkan letusan
besar ke li di tengah Kaldera I. Letusan ini
memuntahkan 19 km² material letusan ke selatan
sampai Silakarang, menghasilkan Ignimbrit
Gunungkawi,

Tahap 2

Pada bagian tenggara dasar Koldera


terdapat cekungan sehingga terbentuk
danau

Tahap 3

Akibat letusan, terjadi retakan melingkar yang akan menjadi dinding Kaldera II. Adanya
aktivitas magma menyebabkan terbentuknya Gunung Payang dan Gunung Bunbulan.

Tahap 4
Segera setelah terbentuknya Gunung Payang dan Bunbulan terjadi amblasan di bagian dalam
retakan. Amblasan ini menyebabkan terbentuknya
Kaldera dan terpotongnya tubuh Gunung Payang dan
Bunbulan. Kaldera Il yang ferbentuk berdiameter 7,5 km
dengan tinggi dinding kaldera rata-rata 280 m

2.2 RUANG HAYATI


Yang kedua adalah ruang hayati di rruangan ini
terdapat tentang keberagaman hayati yang ada di
daerah kintamani- Batur.
Keanekaragaman hayati (Biodiversity) adalah
organisme yang hidup di darat dan di perairan, atau di
antaranya yang mencakup mikroba, tumbuhan, hewan,
termasuk material genetika dan ekosistem dimana
mereka hidup, Indonesia merupakan salah satu negara
yang memiliki keanekaragaman hayati tedinggi di
dunia (mega biodiversity country), debabkan karena
Indonesia memiliki hutan hujan tropis perairan yang
luas dan berbagai tipe ekosistem baik darat maupun perairan. Letak geografis dan iklim tropis
juga mendukung Indonesia sebagai pusat keanekaragaaman hayati dunia.
Mengapa Keanekaragaman Hayati Penting?
Keanekaragaman hayat sangat berkaitan erat dengan lingkungan dan kehidupan manusia baik
langsung maupun tidak langsung Manusia bergantung dengan keanekaragaman hayati untuk
memenuhi semua kebutuhannya untuk bertahan hidup dan menjalankan kehidupan
bermasyarakat. Material, makanan obat-obatan, sandang don sebagainya. Keanekaragaman
hayati juga sangat menentukan keberlanjutan evolusi makhluk hidup. penemuan-penemuan
material, obat dan pangan baru sat menjaga lingkungan global
Tidak kurang dari 159 jenis tumbuh-tumbuhan diinformasikan digunakan dalam Upacara
Yadnya, baik yang tumbuh di darat maupun tumbuh di air digunakan dalam berbagai upacara
Panca Yadnya. Selain sebagai sarana upakara, tumbuhan telah banyak dimanfaatkan
masyarakat sebagai bahan pangan, obat-obatan (usada). pewarna alami dan material
bangunan.
Flora dan Fauna yang ada di Kawasan geopark Batur diantaranya yaitu:
Di bagian fauna diantaranya ada:
Anjing Kintamani
adalah ras anjing yang berasal dari daerah pegunungan Kintamani pulau Bali. Anjing yang
memiliki sifat pemberani ini sudah lama mulai dibiakan sehingga dapat diakui oleh dunia
internasional.
Ayam Hutan

adalah nama umum bagi jenis-jenis ayam liar yang


hidup di hutan. ayam hutan merupakan leluhur dan
ayam kampung.

Landak

adalah hewan pengerat (Rodenita) yang


memiliki rambut yang tebal dan berbentuk
duni tajam. hewan ini ditemukan di Asia,
Afrika. maupun Amerika, dan cenderung
menyebar di kawasan tropika.

Menjangan
adalah hewan mamalia pemamah
biak (numinen) yang termasuk
famili Cervidae. Salah satu cin khas
rusa adalah adanya antler (tanduk
rusa), dan bukan tanduk, yang
merupakan pertumbuhan tulang
yang berkembang setiap tahun
(biasanya pada musim panas)
terutama pada rusa jantan

Tekukur

adalah sejenis burung merpat kecil yang mempunyai


paruh, berekor agak panjang, berdarah panas. dan
bereproduksi dengan cara bertelur.
Adapun beberapa fauna lainnya yaitu:

( Monyet )

(Kijang)

(Kucing Hutan)

(Buaya)
Beberapa
flora yang

ada di Kawasan Geopark Batur:


Interaksi Masyarakat dan Lingkungan di Kawasan Geopark Batur
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi
fisik yang mencakup keadaan sumber
daya alam seperti tanah, air, matahari,
mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di
atas tanah maupun di dalam lautan, termasuk
ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan
fisik tersebut. Ekosistem ditinjau aspek
komponen pembentuknya terdiri at
lingkungan biotik dan abiotik.
Lingkungan Blotik
Kawasan Geopark Batur
Lingkungan Biotik terdiri dari seluruh mahluk
hidup yang terlibat dalam ekosistem, seperti
tumbuhan hijau, binatang dan pengurai.
Lingkungan Abiotik Kawasan Geopark Batur
Lingkungan Abiotik terdiri dari bahan tak hidup berupa unsur-unsur fisik (lingkungan) dan
unsur-unsur kimia (senyawa organik dan senyawa anorganik), misalnya tanah, air, udara,
sinar matahari dan sebagainya, yang berada di lingkungan dan berperan melangsungkan
kehidupan.
Masyarakat dan Ekosistem
Sebagai Kawasan Geopark, masyarakat Geopark Batur berinteraksi dengan lingkungan,
dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungannya dengan hubungan yang bersifat sirkuler.
Berbagai kegiatan manusia dari sekedar beralas hingga membendung danau, sedikit banyak
akan mengubah lingkungannya dan perubahan lingkungan itu pada saatnya akan kembali
mempengaruhi manusia.

2.3 RUANG KEBUDAYAAN


Kebudayaan Bali
Pada saat kehidupan masih di gua manusia mengumpulkan
makanannya dengan cara
berburu (hunting and gathering). Untuk mengatasi
keterbatasannya manusia memerlukan alat alat untuk berburu.
Berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya manusia mampu
mengolah bahan mentah tersebut dan memproduksinya
sebagai alat. Alat-alat ini merupakan wujud dari penguasaan
teknologi dan ilmu pengetahuan manusia pada masa itu Hasil
pengolahan dan produksi alat-alat yang bersumber dari
Setelah manusia menetap dan mulai bercocok tanam, manusia
memiliki pengetahuan dan teknologi yang berkembang sesuai
dengan kondisi alam dan lingkungannya. Selain mengolah dan
memproduksi alat-alalu memenuhi kehidupan sehari-hari
manusia juga mulai pengetahuan tentang sistem kepercayaan
(religi). Pengetahuan religi ini merupakan wujud kesadaran
Adapun beberapa arca dan peninggalan pada zaman itu yaitu :
ALAT BATU DAN TANAH LIAT
Koleksi koleksi ini menunjukan kemampuan, pengetahuan, dan teknologi orang Bali dalam
beraptasi dengan alam. Proses adaptasi ini menghasilkan keanekaragaman ekspresi budaya
yang diwujudkan dalam berbagai bentuk benda kebudayaan. Benda kebudayaan ini dibuat
untuk mengatasi keterbatasan manusia dalam mengelola dan mengolah sumber daya alam
untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
spiritual
Berdasarkan dari arkeologis.
Bali telah dihuni sejak masa
batu tua (masa Paleolitik).
Hal ini dibuktikan dengan
ditemukannya alat-alat batu
paleolitik seperti Kapak
Genggam dari Trunyan.
Sembiran, dan Desa Abang
pada tahun 196. 1962 dan
1965. Kapak genggam hanya
memiliki satu sisi bidang
tajaman digunakan untuk
menetak dan memotong benda yang keras.

Koleksi beliung persegi, sebagai alat potong dan penggembur tanah dari Nusa Penida. Klusu.
dan Tampaksiring Membuktikan orang Bali telah memasuki masa batu baru (masa Neolitik).
Masa ini orang Bali telah menetap beternak dan memperhalus dan meperindah bentuk alat
(diasah/diupam) seperti adanya hiasan bangunan dari tanah liat (Kemuncak), alat permaianan
anak-anak (Gacuk) Manusia juga telah percaya adanya kekuatan supranatural seperti Arca
Sederhana, sebagai media pemujaan terhadap nenek moyang agar selalu memberi
perlindungan kepada keturunannya dan Arca Bhatari sebagai perwujudan seorang perempuan
yang meninggal dan telah disucikan melalui rangkaian upacara Pitrayadnya.
WADAH GERABAH
Berdasarkan data arkeologis di Bali telah dihuni sejak masa batu tua. dibuktikan dengan
temuan alat Paleolitik bepa kapak genggam di Desa Trunyan. Sembiran, dan Desa Abang
pada decade 1960-an. Masa berikutnya yaitu masa Neolitik, ditemukan beberapa jenis
beliung sebagai alat potong dan penggembur tanah di beberapa tempat seperti Nusa Penida,
Klusu dan Tampak siring. Hal ini mengindikasikan bahwa penghuni Pulau Bali telah
melakukan kegiatan bertani yang dimungkinkan karena tersedianya bentangan lahan subur di
wilayah dataran. Mereka juga membuat gerabah dengan bentuk yang sangat sederhana seperti
ditemukan di beberapa situs gua di perbukitan Jimbaran dan Gua Gede Nusa Penida.
Gerabah Gilimanuk memiliki bentuk yang beragam antara lain periuk, cawan. kendi
tempayan, piring dan tutup. Berdasarkan teknik pembuatannya dapat dibedakan menjadi tiga,
teknik pijit, teknik tatap landas dan teknik roda putar. Motif hiasnya berbentuk motif jala,
garis, duri ikan, geometris, pinggir kerang (gelombang tunggal), bunga, dan pita
bergelombang, sedangkan teknik pembuatan motif hias tersebut yaitu teknik tera. gores dan
temple. Teknik pemberian warna hiasan ada sebagian gerabah dengan teknik slipping yaitu
melapisi permukaan dengan cairan warna atau tanah yang berbeda warna. Temuan pada
beberapa situs di Bali terutama gerabah situs Gilimanuk menunjukkan adanya pengaruh
kebudayaan Sahuynh-Kalanay yang merupakan pusat perkembangan gerabah di Vietnam dan
Pilipina. Gerabah diyakini berfungsi sebagai perlengkapan rumah tangga untuk kebutuhan
ritual dan bekal kubur
Habitasi Masyarakat Bali
1. Bukti bukli awal hunian di daerah bali ditemukan di beberapa lempat seperti alat alot
paleolitik difrumyan dan lempat-tempat di sekitar Danau Batur juga di sembiran.
2. Bukti lain berupa gua hunian di Kawasan karst Bukit Jimbaran di wilayah Kabupaten
Badung dan pulau Nusa Penida. Bukti hadirnya manusia purba itu berupa penemuan
kulit kerang sisa makan dan alat-alat, terbuat dari tulang, tanduk, dan gigi binatang.
3. Penemuan Gua tempat tinggal mereka, beserta alat-alatnya, merupakan indikasi telah
dimulainya usaha manusia untuk menetap di pulau Bali. Lokasi hunian dipilih dengan
pertimbangan tersedianya sumber makanan, tidak jauh dari sumber air, dan aman dari
gangguan alam. binatang, serta gangguan lainnya.
4. Setelah berhasil mengatasi segala kesulitan hidup pada masa berburu dan mengumpul
makanan selama ribuan tahun, penghuni awal pulau Bali sampai pada tingkat
kehidupan yang lebih baik yaitu bercocok tanam dengan cara yang amat sederhana
dan berpindah-pindah tergantung kesuburan tanahnya.
5. Kemajuan yang dicapai pada masa ini merupakan suatu loncatan yang besar sekali
artinya bagi Kehidupan karena mereka berhasil. mencapai tingkat kemajuan
menguasai teknologi pembuatan alat penunjang kehidupan sehari-hari yang jauh lebih
kompleks.
6. Hampir semua alal dikerjakan dengan baik, digosok sampai halus dan mengkilap.
Mereka mulai bertempat tinggal atau menela di dalam komunitas kecil.
7. Tinggalan dari masa ini berupa alat batu berbentuk beliung ditemukan tersebar hampir
di seluruh Ball misalnya di Palasari, Kediri, Bantiran, Pulukan, Kerambitan, Pupuan,
Kesiman, Selat, Nusa Penida, Payangan, Ubud, Pejeng, Selulung. Tamblingan
Keramas. dan beberapa tempat lainnya
8. Kemajuan keahlian masyarakat yang dasar yang kuat bagi keberlangsung pada masa
ini dipercaya menjadi perkembangan kemajuan masyarakat Ball pada masa
perundagian.
9. Silus-situs yang menjadi jejak munculnya permukiman di Ball ini berusia tiga ribu
delapan ratus tahun yang lalu.
KALENDER BALI DAN NASKAH LONTAR
Kedua benda budaya ini saling berkaitan berkenaan dengan kegiatan pertanian yang
dilakukan oleh masyarakat Bah masa lalu Dasar-dasarnya telah dimulai sejak masa bercocok
tanam (Neolitik) yang merupakan revolusi peradaban masa itu. Kegiatan ini terus dilakukan
sampai saat in dengan mempertimbangkan kemajuan teknologi Tika dan Lontar Aji Pari
merupakan pengaruh India dengan budaya Hindunya yang digunakan oleh masyarakat Bali
hingga kini
Tika merupakan sistem pertanggalan atau kalender yang didasarkan har pasaran (pawkon)
purnama-bulan mati yang dituangkan dalam bentuk simbol-simbol. Tika digunakan untuk
menentukan hari baik kegiatan untuk partanian
Lantar Aji Pari berisi tentang petunjuk mengenai kegiatan pertanian mula dari tahap
pengolahan lahan penanaman benih pemeliharaan sampai yang semuanya disertai dengan
upacara Jika kegiatan ini dilakukan sesuai dengan petunjuk fontar ini diharapkan hasilnya
akan meningkat Kedua benda budaya ini menggunakan aksara dan Bahasa Bali.

Untuk bercocok tanam dan budaya masyarakat bali menggunakan beberapa alat dari besi
untuk melalukan bercocok tanam alat-alatnya dapat dilihat sebagai berikut:
Konsepsi Gunung dalam Kebudayaan
Dakam Doktrin Brahma dan Buddha jagat raya ini berbentuk ngkaran gunung dan samudra
yang berlapis-lapis dalam susunan wilayah yang berpusat pada pusat lingkaran dengan
mengellingi Gunung Meru. Gunung Meru merupakan gunung kosmis yang diedari oleh
matahari bulan dan bintang bintang Di atas Gunung Meru terdapat kota dewa-dewa yang
dikelilingi oleh tempat tinggal dar lokapala (dewa penjaga mata angin).
Diversitas Wujud Ekspresi Budaya Masyarakat Bali
Masyarakat Baali memiliki keberagaman yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Perbedaan
tersebut dapat dari segi Bahasa, Rumah Adat, Kesenian, Organisasi Sosial, Sistem Mata
Pencaharian, dan Makanan Khas.
Sebagai upaya bertahan hidup budaya berkembang, memunculkan beragam ekspresi seiring
dengan pertumbuhan peradaban dan pesatnya teknolog memengaruhi pola pikir masyarakat
Som pengolahan sumber daya alam
Diversitas wujud ekspresi budaya masa ki nampak pada kesenian Bali.
KERAMIK CINA, RELIEF BUDHA, dan MANIK-MANIK
Hubungan Bali dengan India telah terjalin sejak awal Maschi dengan ditemukannya fragmen
gerabah India di Situs Sembiran dan Pacung dengan pola hias rolet, fragmen tepian gerabah
Arkamedu dan fragmen gerabah dengan tulisan Kharashthi atau Brahmi. Hal ini diperkuat
oleh prasasti prasasti tembaga yang dikeluarkan oleh raja-raja Bali yang berkuasa pada masa
Bali Kuna seperti Prasasti Bebetin A 1 (096 Masehi), Pengotan A i (924 Masehi), Prasasti
Sembiran (1065 Masehi).
Temuan stupika berisi materai tanah at yang ditulisi mantera agama tudha relief stupa dan
Budha ditemukan di Desa Pejeng. Gianyar, Desa Kalibukbuk dan Umahanyar. Buleleng.
Temuan ini mengindikasikan bahwa agama Buddha yang berasal dari India menyebar ke Bali
melalui pantai utara yang secara geografis memungkinkan untuk dilayart. Penyebaran agama
Buddha dilakukan melalui Jawa Tengah terbukti ditemukannya stupika yang sama di daerah
ini
Berkaitan dengan manik-manik yang ditemukan pada berbagai situs di Bali Manik-manik
biasanya terbuat dari kaca, batu, kerang, tulang dan tanah liat. yang digunakan sebagai
perhiasan dalam bentuk gelang dan kalung. Perhiasan ini berkaitan dengan sistim penguburan
sebagai bekal kubur. Cepuk Cina yang ditemukan di Semawang Sanur mengindikasikan
bahwa telah terjadi kontak dengan Cina melalui Pantai Selatan, yang sekarang dikenal
dengan nama Blanjong Sanur pada abad ke X Masehi. Hal ini dibuktikan dengan tugu
peringatan Raja Kessari Warmadewa mengenai kemenangannya terhadap musuh-musuhnya
yaitu Gurun dan Suwal
Perempuan Pacung

Lokasi Penggalian
Perempuan Pacung ditemukan pada tahun 1988 di Pacung, sebuah desa di Tejakula
Kecamatan Kabupaten Bueleng Ball Penggalian ini dilakukan oleh Tim Arkeologi dari
Universitas Udayana, yang dipimpin oleh Profesor Dr I Wayan Ardika Meskipun Perempuan
Pacung dimakamkan sekitar 2.000 tahun yang lalu, tulang-fulananya berada dalam kondisi
sangat baik dan mengalami pelestarian sempurna.
Setiap tengkorak adalah bagian unik yang dimiliki setiap orang, namun Perempuan Pacung
memiliki kondisi yang sangat langka. Mungkin karena tidak adanya cukup ruang di rahang
atas gigi faring dewasanya bermigrasi ke sinus maksilaris. Gigl Ini dapat jelas terlihat
kemunculannya dari tulang di kedua sisi hidung aperture. Orang dengan gigi faring ektopik
hidup di seluruh dunia dan sering tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi ini
sehingga ada kemungkinan bahwa Perempuan Pacung juga tidak tahu bahwa dia memiliki
faring ektopik
Analisis tengkorak termasuk perhitungan berbagai indeks seperti Indeks cephalic (kepala
lebar x 100/kepala panjang) merupakan fitur biologis relatii stabil dalam kelompok populasi
yang berbeda. Langkah-langkah ini mengungkap bahwa Perempuan Pacung dapat berafiliasi
dengan Ball Aga, penduduk asli Ball. Pewarnaan merah di luar giginya menunjukkan bahwa
Perempuan Facung mungkin juga mengunyah Pinang, yang merupakan praktek budaya dan
masih dinikmati oleh banyak orang lokal di wilayah Pulau Asia Tenggara.
Metode Aproksimasi Wajah
Melode Aproksimasi Wajah digunakan untuk memperkirakan wajah Perempuan Pacung yang
didasarkan pada lebih dari 10 tahun pengalaman penelitian dengan forensik, arkeologi dan
palaeo-antropologi sisa-sisa manusia. Pendekatan khusus inl-aproksimasi wajah-berbasis
bukti, dan sebagal ilmu terapan bergantung pada hasil penelan diverifikasi (misalnya palaeo-
antropologi, geo-kronologi, arkeologl anatomi, medis-gigi ilmu pengetahuan. antropometri
dan ilmu forensik).
Meskipun pendekatan wajah Perempuan Pacung Ini didasarkan pada banyak pengetahuan
lokal dan Internasional, hasilnya hanya dapat dilihat sebagal perkiraan. Beberapa hubungan
jaringan lunak tengkorak belum diteliti, dan tetap ada aspek lainnya yang mungkin tidak akan
pernah diketahul, dan banyak dari hubungan yang diverifikasi secara ilmiah adalah rata-rata
statistik yang berasal dari populasi modern (wajah hidup. pembedahan anatomi, prosedur
bedah dan CT scan medis).
Meskipun pendekatan wajah Perempuan Pacung Ini didasarkan pada banyak pengetahuan
lokal dan Internasional, hasilnya hanya dapat dilihat sebagal perkiraan. Beberapa hubungan
jaringan lunak tengkorak belum diteliti, dan tetap ada aspek lainnya yang mungkin tidak akan
pernah diketahul, dan banyak dari hubungan yang diverifikasi secara ilmiah adalah rata-rata
statistik yang berasal dari populasi modern (wajah hidup. pembedahan anatomi, prosedur
bedah dan CT scan medis).

Pengolahan Sumber Daya Alam


Ketersediaan sumber daya alam urduk memenuhi kebutuhan dasar keterssedianya cukup
ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung lingkungan.
Pandangan orang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memang da bedek antara lain
dipengaruhi oleh faktor ekonomi pertimbangan kebutuhan sosial budaya dan waktu.
Semakin meningkat pemenuhan kebutuhan untuk kelangsungan hidup, maka semakin baik
pula mutu hidup. Derajat pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam kondigen disebut mutu
lingkungan. Dengan karakteristik pulau dan wilayah yang khas, kawasan Satur Bali memiliki
SDA yang terkelola secara balk.
Material vulkanik yang terlontar dari letusan Gunung Batur dan tercatat sebanyak 26 kali
letusan selama kurun tahun 1804-2000, menjadi sumber tambang dan pendapatan masyarakat
di Kawasan Batur. Pasir dan sebagian besar lain berupa ignimbrit (endapan aliran piroklastika
yang berasosiasi dengan pembentukan kaldera) digali dan dimanfaatkan warga untuk
membuat patung, pura, dan benda hias. Teknologi pengolahan SDA di Kawasan Batur Ball
tergantung pada potensi penggunaannya.
ALAT-ALAT PERTANIAN LAHAN BASAH
Orang Bali beradaptasi dengan lingkungan (cultural adaptation) menggunakan pendekatan
spiritual, membagi ruang secara konseptual dan teknologi tradisional dipakai untuk
kepentingan pertanian lahan basah Konsepsi ini juga dijalankan dengan membagi peran sosial
masyarakat yang terkait dengan sistem subak secara sadar dibangun untuk membagi air dan
melakukan konservasi atas sumber-sumber air. Subak menjadi hasil karya masyarakat Bah
yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya air yang saat ini menjadi salah satu
warisan dunia (World Heritage).
Masyarakat Bali memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam mengelola air. salah satunya
untuk persawahan Subak menjadi hasil karya masyarakat Bali yang berhubungan dengan
pengelolaan sumber daya air Melalui pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya,
masyarakat Bali menghasilkan berbagai alat pertanian seperti alat-alat untuk membuat
saluran air seperti Panyong Srampang. Tambah Penampad Kapak, Caluk Alat-alat untuk
mengolah lahan setelah dialiri air antara lain Tambah. Penampad Arit dan Sorok Alat-alat
yang digunakan untuk bertanam Penyepit bulih dan Suah buth Alat-alat untuk membersihkan
padi dari gulma menggunakan Pengelondoan Kikis dan Arit. Alat-alat yang digunakan pada
waktu panen pad Ane ane dan Penatapan
Adapun alat pertanian lainnya yaitu sebgai berikut:
PENUTUP

Geopark Global UNESCO adalah wilayah geografis tunggal yang menyatu, di


mana situs geologi dan bentangalamnya yang bermakna internasional dikelola
secara holistik untuk tujuan perlindungan, pendidikan, penelitian, dan
pembangunan berkelanjutan. Geopark Global UNESCO harus memiliki batas
yang jelas, dengan ukurannya yang memadai guna memenuhi fungsinya, selain
mengandung warisan geologi penting yang taraf keinternasionalannya akan
Warisan Dunia atau Cagar Biosfer, maka hal itu harus jelas dan dibuktikan
bahwasanya status Geopark Global UNESCO Geopark Global UNESCO harus
melibatkan masyarakat diverifikasi oleh para ilmuwan profesional secara
independen. Jika daerahnya bertumpang-findih dengan situs fain yang
penetapannya juga dilakukan oleh UNESCO, seperti Situs akan menambah nilai
keduanya secara sendiri-sendiri dan saling bersinergi.
Geopark Global UNESCO harus melibatkan masyarakat setempat dan
masyarakat setempat dan masyarakat adat sebagai pemangku kepentingan
utama di Geopark. Dalam kemitraan dengan masyarakat setempat maka rencana
pengelolaan Bersama kebutuhan sosial dan ekonomi mereka, melindungi
bentangalam yang menjadi tempat tinggal mereka, serta melestarikan identitas
budaya yang mereka miliki. setempat dan masyarakat adat sebagai pemangku
perlu dirancang dan diimplementasikan guna memenuhi Disarankan agar semua
pelaku dan pemerintahan setempat atau regional yang relevan terwakili dalam
kegiatan pengelolaan Geopark. Pengetahuan setempat, pengetahuan adat,
praktik dan sistem pengelolaan, serta ilmu pengetahuan harus dimasukkan di
dalam perencanaan dan pengelolaan kawasan.

Kesan dari kelompok


I Gusti Ayu Ida Mayuari :
kesannya seru karena rame" sm klean
trus jadi pemandu wisata
walaupun akhirnya duduk di belakang xixixi
cuma pas di geopark aga gimana gtu feel nya karena pegunungan (i ga terlalu demen
mountain)
*paling seru pas di bus soalnya ngabisin perjalanan pulang sm dia hihih
Ida Ayu Paramita :
Kesan saya selaku pengunjung di museum geopark museum ini lumayan membuat saya
tertarik terhadap bagaimana penyampaian materi yang di terangkan terutama di bidang
geologi itu membuat saya terkesan atas bagaimana sesuatu dapat terjadi di dunia ini.di antara
ketiga ruangan yang ada pada museum geopark memiliki ketertarikan tersendiri terhadap
saya ada beberapa hal di setiap ruangan mebuat saya sangat terkesan.
SARAN
Tentunya kami selaku penyusun dari makalah ini menyadari bahwa makalah ini masih
banyak ada kesalahan maupun kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Tetapi kami sudah
membuat makalah ini semampu dan sepemahaman kami. Maka dari itu, jika ada pembahasan
yang tidak sesuai kami memohon maaf sebesar-besarnya. Adapun nantinya kami akan segera
melakukan perbaikan susunan makalah dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber
lainnya dan kritik yang membangun dari para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai