GUNUNGAPI
Oleh:
Oman Abdurahman
Pengajar pada Prodi Teknik Geologi PEP Bandung
2) …?
3) …?
*) Sumber:
Edward A. Keller. 2012. Introduction to Environmental Geology. Pearson Prentice Hall ISBN-13: 978-0-321-72751-0
https://inarisk.bnpb.go.id/pdf/
Buku%20RBI_Final_low.pdf
https://www.youtube.com/watch?v=apKMXX84TB4
https://www.youtube.com/watch?v=8qZwBQ1uBD4
Letusan 2022 Hutan Mati, produk (dampak) letusan 2022 yang kini menjadi
destinasi wisata alam/ geowisata di kawasan Papandayan
Sumber: Sumbangan dari Arini Murwindarti, S.Si., M.Sc., KK Perencanaa Wilayah dan Pedesaan – SAPPK, ITB, 2021
Perbukitan dengan lereng sedang hingga terjal, dengan jenis tanah lolos air
tinggi dan kurangnya vegetasi berakar kuat dan dalam, wilayah tersebut
rentan terjadi gerakan/tanah longsor.
PRO DI TEKNOLOGI GEO LOGI SMESTER II 2021/2022
KONSEKUENSI DARI POSISI TEKTONIK INDONESIA
ERUPSI EFUSIF
terjadi jika erupsi dengan tekanan
gas yang lemah, menghasilkan
leleran atau aliran lava.
ERUPSI CAMPURAN
erupsi yang melibatkan keduanya
(eksplosif dan efusif).
EKSPLOSIF EKSPLOSIF
EKSPLOSIF EKSPLOSIF
EKSPLOSIF EKSPLOSIF
Volume
VEI Description Plume height Occurrence
ejected
0 Non-explosive < 100 m > 1,000 m³ Daily
TIPE-A
gunungapi yang pernah mengalami erupsi sekurang-
kurangnya satu kali sesudah 1600 m
TIPE-B
gunungapi yang sesudah 1600 m belum mengalami erupsi
magmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan
misalnya solfatara
TIPE-C
gunungapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah
manusia namun masih terlihat tanda-tanda kegiatan masa
lampau berupa lapangan fumarola
2. Tipe B 11 10 3, 3 2, 29
Bur Ni Geureudong, Pulosari,Karang, Ile Muda , Labalekan, Sempu, Klabat, Emperor of China,
Sibayak, Pusuk Patuha, Wayang- Yersey Todoko, Manuk
Bukit,Bual-Buali, Windu, Talaga Bodas,
Talakmau, Kunyit, Merbabu,Ungaran,
Belerang-Beriti,Bukit Lawu, Wilis, Iyang
Daun, Lumut-Balai, Argopura
Sekincau Belirang,
RajaBasa
3. Tipe C 6 5 5 5 - 21
Pulau Weh, Gayolesten, Kiara Beres- Wai Sano, Poco Leak, Batu Kolok- Tempang,
Helatobi-Tarutung, Gagak,Perbakti, Kawah Sukaria, Ndetu Napi, Tompasu, Lahendong,
Marga Bayur, Pematang Manuk, Kawah Riang Kotang Sarongsong
Bata, Hulu Belu Kamojang, Kawah
Karaha
Jumlah 30 34 30 19 14 127
Gunungapi
3. MITIGASI GUNUNGAPI :
MENGENAL BAHAYA GUNUNGAPI
DAN PEMANTAUANNYA
3 6
1 4 PAPANDAYAN
8
1 LONTARAN BATU PIJAR/ LETUSAN ABU
5
2
7
6 LONGSORAN PAPANDAYAN
Lava Hawaii
3. HUJAN ABU G. PAPANDAYAN
Banjir lava (lava flood) yang terjadi pada jalur tengah samudera
dan jalur tengah benua serta jalur tepi benua
PRO DI TEKNOLOGI GEO LOGI SMESTER II 2021/2022
Lava AA, Krakatau
GAS NILAI
VULKANIK AMBANG
Karbondioksida/
0,05%
CO2 Gunungapi Kejadian Dampak Referensi
G. Rokatenda
Lahar
G. Karangetang
G. Semeru
ALIRAN LAVA
adalah magma yang naik
permukaan, bersuhu tinggi
(antara 600 – 1200oC) dan
mengalir menuju ke tempat
yang lebih rendah.
PEMANTAUAN DEFORMASI
PEMERIKSAAN/PENGUKURAN SUHU
SAMPLING GAS/AIR
GN. TANGKUBANPARAHU
PRO DI TEKNOLOGI GEO LOGI SMESTER II 2021/2022
PEMANTAUAN VISUAL KAMERA TERMAL INFRA MERAH
untuk mengetahui
perubahan/peningkatan temperatur-asap
hembusan kawah
25 Februari 2013
26 Februari 2013
28 Februari 2013
19 Okt 2012
29 Okt 2012
27 Nov 2012
20 Nov 2012
Seismogram digital dan analog yang memperlihatkan Gempa Letusan pada 4 Maret 2013 pukul 17.43 WIB
REFLEKTOR
GPS TILT
MISI
• Melakukan pemantauan gunungapi secara
berkesinambungan.
VISI • Melakukan inventarisasi, penelitian,
penyelidikan dan pemetaan tematik
Mitigasi bencana gunungapi
letusan gunungapi • Melakukan mitigasi yang dalam upaya
dalam upaya meminimalkan korban jiwa dan harta
meminimalkan korban benda
• Membantu Pemda dan masyarakat dalam
jiwa dan harta benda memperoleh informasi kegunungapian.
serta memberi rasa • Memberikan rekomendasi teknis kepada
aman kepada Pemerintah Daerah.
masyarakat • Meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia, sarana dan prasarana untuk
menunjang pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi organisasi.
Tujuan:
Mengurangi korban jiwa, hartabenda dan lainnya
yang disebabkan oleh erupsi gunungapi.
Peringatan Dini Erupsi
Gunungapi
Sosialisasi
Penyelidikan /Riset
Pemetaan Kawasan Rawan Bencana
Gunungapi
Pemantauan Gunungapi
PENGOLAHAN PENGAMBILAN
KOMUNITAS
DATA KEPUTUSAN
PETA KRB
PEMODELAN
SIMULASI
Kebutuhan eksternal
Kebutuhan internal
Level I Peningkatan
NORMAL aktivitas gunungapi
Tidak ada aktivitas di
KRB II, III
Tidak ada
indikasi
Aktivitas dibatasi di
KRB II, III
1. Perilaku dan potensi bahaya gunung api yang berbeda satu dengan
yang lain, tergantung antara lain dari posisinya dalam siklus (evolusi)
gunung api, struktur dan komposisi magma;
2. Tanda-tanda (precursor) letusan berbeda satu dengan yang lain.
Sehubungan dengan hal itu, faktor ’kedekatan’ kantor lembaga
pengamatan dan pengamat dengan lokasi gunung api sangat penting
dalam memahami perilaku gunungapi.
Pemberlakuan Bersyarat
Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi hanya berlaku untuk :
- Erupsi yang terjadi di kawah aktif atau termuda.
- Tidak terjadi erupsi yang mengarah.
- Tidak terjadi pembentukan kaldera.
- Morfologi puncak gunungapi relatif tidak berubah.
Peta KRB Gunungapi direvisi kembali apabila terjadi erupsi/kegiatan baru yang
menyimpang atau lebih besar dari erupsi/kegiatan normal.
Sosialisasi langsung
Pameran
Wajib Latih
Rencana Kontijensi
AIRPORT TERDEKAT
KASUBID DAN INSTANSI TERKAIT
BUPATI
KABID
(BPBD Tk II)
MASYARAKAT
GUBERNUR DI SEKITAR
(BPBD Tk I) GUNUNGAPI
KA PVMBG
BNPB
KA BG
KETERANGAN :
S-H. AIRPORT
TINGKAT I (NORMAL)
MET. OFFICE DIRECT OF
TINGKAT II/III (WASPADA & SIAGA) AVIATION SAFETY
TINGKAT IV (AWAS)
https://slideplayer.com/slide/7073543/
PRO DI TEKNOLOGI GEO LOGI SMESTER II 2021/2022
Mengulang