Dosen Pembimbing :
Bambang Wijatmoko, S.Si., M.Si.
Disusun oleh :
Denis Candra
140710140033
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Karya Tulis
2. Disusun oleh :
a. Nama Lengkap
: Denis Candra
b. NIM
: 140710140033
c. Jurusan
: Geofisika
d. Perguruan Tinggi
: Universitas Padjadjaran
: denis.candra7@gmail.com
3. Dosen Pembimbing
a. NamaLengkap
b. NIDN
: 0013037001
d. Alamat Email
: bwmoko@geophys.unpad.ac.id
Dosen Pembimbing
Penulis
Denis Candra
NPM.140710140033
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah
memberikan
rahmat
dan
hidayah-Nya
sehingga
penulis
mampu
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL,..,.........i
LEMBAR PENGESAHAN ,,,,.........ii
KATA PENGANTAR,,,,.....iii
DAFTAR ISI..,.....iv
ABSTRAK.......,...vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
,..1
Latar Belakang...,..
1
1.2.
Rumusan Masalah.......
..2
1.3.
Tujuan...........
.2
1.4.
Manfaat........
..3
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................15
4.1. ANALISIS DAN SINTESIS.........15
4.1 Mikrotremor Pada Tanah................................................................15
4.2 HVSR..............................................................................................16
4.3 Mikrotremor Pada Bangunan..........................................................17
4.4 METODE FSR................................................................................18
4.5 METODE RDM..............................................................................19
4.6 INDEKS KERENTANAN BANGUNAN......................................20
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................24
5.1. KESIMPULAN...................................................................................24
5.2. SARAN.............................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA........25
Abstrak
Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang memiliki potensi
bencana alam yang sangat tinggi ini disebabkan posisi geografisnya yang terletak
diantara lempeng tektonik dunia bencana alam itu terutama gempa bumi dan
tanah longsor .Bencana ini sering terjadi di Indonesia dan tidak sedikit memakan
korban jiwa dan kerusakan infrastruktur .Bencana alam memang sesuatu yang
tidak bisa kita hentikan atau kita selesaikan namun satu satunya cara adalah
mencegah dengan upaya mitigasi yang baik.Analisis Mikrotremor merupakan
salah satu metode yang sangat potensi untuk digunakan sebagai upaya mitigasi
bencana gempa bumi dan tanah longsor. Mikrotremor sendiri adalah salah satu
metoda geofisika untuk menghitung efek karakteristik tanah dan karakteristik
dinamika tanah ditinjau dari kecepatan gelombang seismik dengan menitik
beratkan pada variasi amplitude dan perioda serta frekuensi terhadap waktu yang
disebabkan oleh gempa bumi maupun sumber getaran yang lain. Metoda ini
sangat berguna untuk mengklasifikasikan tanah akibat gempa dan perhitungan
faktor amplikasi lapisan sedimen permukaan.Metode ini digunakan untuk
mengetahui kekuatan bangunan sehingga kita bisa tahu apakah suatu bangunan
bisa tahan dengan gempa bumi atau tidak dan setelah gempa bumi terjadi apakah
bangunan itu masih layak untuk digunakan.Mikrotremor juga digunakan untuk
mengetahui kekuatan tanah berdasarkan frekuensi alami dari tanah tersebut
sehingga bisa digunakan untuk mengidentifikasi daerah rawan longsor .Metode
analisis ini sangat potensi sebagai informasi awal dan referensi bagi penerintah
BAB I
PENDAHULUAN
upaya
diperlukan
terutama
untuk
mengatasi
1.4 Manfaat
Sebagai upaya mitigasi dan pertimbangan kebijakan pemerintah
tentang suatu daerah rawan bencana alam terutama gempa bumi dan tanah
longsor
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
uap dan Iainnya) dari dalam bumi menuju ke permukaan, di sekitar gunung api,
disebut gempa bumi gunung api/vulkanik. Getaran tersebut menyebabkan
kerusakan dan runtuhnya struktur bangunan yang menimbulkan korban bagi
penghuninya. Getaran gem-pa ini juga dapat memicu terjadinya tanah longsor,
runtuhan batuan dan kerusakan tanah Iainnya yang merusakkan permu-kiman
disekitarnya. Getaran gempa bumi juga dapat menyebabkan bencana ikutan yang
berupa kebakaran, kecelakaan industri dan transportasi dan juga banjir akibat
runtuhnya bendungan dan tanggultanggul penahan lainnya.
Di Indonesia sendiri, gempa bumi seolah telah menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat. Hal ini wajar mengingat Indonesia memang dilalui pegunungan
Sirkum dan juga Mediterania yang menjadikannya titik potensial gempa bumi.
2.3 Pengaruh efek lokal terhadap gempa bumi
Nakamura et al. (2000), Herak (2009) dan Warnana et al. (2011)
menyebutkan bahwa yang terjadi pada sebagian besar gempabumi terhadap
bahaya kerusakan struktur tanah dan banyaknya jumlah korban jiwa yang
diakibatkan oleh gempa bumi sangat signifikan. Hubungan intensitas gempabumi
terhadap kerusakan suatu wilayah dipengaruhi oleh jarak dari sumber gempa,
skala gempa, ukuran zona patahan, energi yang dilepaskan batuan, jenis geologi
antara
sumber
dan
lokasi
setempat
serta
kondisi
geologi
A=
b V
s V
sb
ss
10
gelombang
sinusoidal
tersebut
dikenal
dengan
Deret
(2.2)
Dimana X() adalah fungsi dalam domain frekuensi, adalah frekuensi
radial 0 2f, atau dapat dituliskan bahwa = 2f
11
gempa, untuk memperkecil resiko kerugian dan kecelakaan yang timbul akibat
terjadinya gempa, mengingat tingginya pengaruh gempa di Surabaya.
Ada
12
melalui metode inversi. Inversi kurva HVSR telah dilakukan oleh Garca-Jerez et
al. (2007), Dal Moro (2010), Pilz et al. (2010) dan Arai dan Tokimatsu (2008).
Hasilnya, kurva HVSR ini mampu digunakan untuk mencitrakan struktur bawah
permukaan dengan menggunakna parameter kecepatan gelombang geser sebagai
fungsi kedalaman.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan studi literatur
yang diambil dari berbagai sumber.
14
BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS
kuat
pertama.Sedangkan
menurut
Nakamura
(2008)
dalam
Vs
(2.3)
4h
16
mikrotremor, maka rasio spektrum horisontal terhadap vertikal (HVSR) pada data
mikrotremor suatu tempat sama dengan fungsi transfer gelombang geser yang
bergetar antara permukaan dan batuan dasar di suatu tempat. Nakamura menduga
bahwa mikrotremor berperiode pendek sebagian besar terdiri dari gelombang
geser dan gelombang permukaan dianggap sebagai noise.Dari hasil analisis data
gempa menunjukkan bahwa nilai maksimum rasio getaran horizontal dan vertikal
dalam setap pengamatan (H/V) ada kaitannya dengan kondisi tanah dan hampir
setara dengan satu kekuatan tanah dengan beberapa gataran ke semua arah.
4.3 Mikrotremor pada bangunan
Analisisini dilakukan dengan pengukuran mikrotremor pada bangunan, setiap
lantai bangunan digunakan peralatan yang sama ketika mengukur lapisan
sedimen. Dua komponen horisontal diarahkan terhadap arah utara-selatan (NS)
dan timur-barat (EW). Peralatan pengukuran dimungkinkan diletakkan di dekat
pusat massa bangunan dan dekat dengan dinding bangunan tersebut. SESAME
(2004) menyarankan, lama pengukuran 10 sampai 15 menit, karena biasanya
bangunan memliki frekuensi natural rata-rata lebih dari 1Hz dan kurang dari 8 Hz,
sedangkan frekuensi dibawah 1Hz dianggap tidak menarik. Jarak pengukuran
bangunan dengan struktur tanah diusahakan dekat dan pada kondisi geologi yang
sama. Selama ini belum ada referensi yang menyebutkan parameter jarak
minimum pengukuran antara bangunan dengan tanah.Pengukuran dilakukan apada
seluruh lantai bangunan. SESAME (2004) menyarankan, lama pengukuran 10
sampai15 menit, karena biasanya bangunan memliki frekuensi natural rata-rata
lebih dari 1Hz dan kurang dari 8 Hz, sedangkan frekuensi dibawah 1Hz dianggap
tidak menarik (Gosar, 2007; Gosar, 2010; Sungkono et al., 2011). Pengolahan data
yang digunakan pada pengukuran bangunan menggunakan metode FSR (Floor
Spectral Ratio) yang direkomendasikan oleh Gosar (2010).Menurut Herak et al.
(2009; 2011), dalam menentukan frekuensi bangunan tidak direkomendasikan
menggunakan metode HVSR meskipun hasil estimasi frekuensinya masuk akal.
Hal ini karena tidak ada dasar teori dalam aplikasinya sehingga tidak bisa
diasumsikan bahwa spektrum vertikal dan horizontal tidak
17
berbeda pada level bawah tanah. Hal ini secara khusus berbahaya jika amplifikasi
tanah kuat secara signifikan.
Pada analisis HVSR sedimen mungkin terkontaminasi respon bangunan,
sehingga identifikasi resonansi dimungkinkan salah. Metode ini dilakukan dengan
cara membandingkan rasio selisih spektrum masing-masing komponen horizontal
bangunan dan tanah yang kondisi geologinya sama dengan kondisi tanah di bawah
bangunan dengan komponen horizontal masing-masing spektrum bangunan.
Menurut (Nakamura et al,2008) mengidentifikasi bahwa kerusakan bangunan
menggunakan index kerentanan untuk mengestimasi struktrur dari parameter
fungsi perpindahan. Frekuensi dan rasio redaman bangunan sebelum gempa lebih
kecil dari pada setelah gempa.Ini berarti menunjukkan bahwa parameter frekuensi
dan rasio redaman berbanding lurus dengan kekuatan bangunan.Sementara
menurut (Nakamura et al,2009) indeks kerentanan mampu menilai kerusakan
bangunan pada saat gempa, menunjukkan bahwa kelemahan bangunan dari
getaran gempa adalah langsung sebanding dengan indeks kerentanan.
4.4 FSR (Floor Spectral Ratio)
Metode FSR (Floor Spectral Ratio) ini digunakan untuk menganalisis dan
mengetahui frekuensi natural dan amplifikasi bangunan. Konsep dari metode FSR
adalah sebagai berikut:
18
spektrum tanah. Fungsi transfer bangunan bisa diestimasi dari rasio spektum
bangunan dan spektrum tanah atau spektrum bidang bebas, ini disebut floor
spektral rasio (FSR). Menurut Gosar (2007, 2010), metode Floor Spectral Ratio
(FSR) merupakan metode standart.Untuk evaluasi kekuatan bangunan yang
disebabkan getaran seismik dan karakteristik bangunan dapat dilakukan dengan
pencatatan rekaman mikrotremor.
19
indeks
kerentanan
bangunan
dapat
diestimasikan
dengan
menggunakan sudut drift. Percepatan gempa input dan perpindahan dari setiap
lantai(Nakamura, 2001).Terkait dengan percepatan gempa masukan dalam cm/s2.
bagian yang mempengaruhi struktur dari seluruh gerak gempa yaitu,
= ea (2.4)
dengan e menunjukkan efisiensi gerak gempa untuk struktur. Sebuah kinerja
deformasi dan derajat gempa amplifikasi gerak dapat diperkirakan dari dinamika
karakteristik struktur. i adalah perpindahan horisontal, hi adalah tinggi, Ai adalah
amplifikasi faktor ke-i adalah kolom, H adalah ketinggian struktur lantai ke-n, dan
a adalah percepatan horizontal pondasi tanah. Frekuensi natural struktur yang
tampaknya memiliki pengaruh terhadap kerusakan gempa dianggap.pemindahan
20
ike-i lantai diperkirakan dari F frekuensi natural dan amplitudo Ai-i lantai
sebagai berikut (Lihat gambar 2.6)
Gambar 2.9 Skema model-n lantai bangunan bertingkat dan bentuk modenya jika
terjadi respon getaran gempa (Nakamura, 2001).
jadi, sudut penyimpangan i ke-i lantai ditampilkan sebagai,
i=
Aix
(2 f )2
(2.5)
=( i +1 )hi (2.6)
21
Aix
(2 f )2
(2.7)
e Khi a (2.8)
Dimana:
Khi= Ai/ (2 f )2 /i/10000 (2.9)
Dimana Aiadalahdeltaamplifikasi dari tiap lantai dan hi tinggi tiap lantai.
Jadi, sudut drift i untuk setiap lantai adalah perkiraan dari kerentanan indeks KBI
dikalikan dengan percepatan maksimal tanah permukaan di cm/s2 dan e efisiensi
gerak rata-rata untuk struktur masing-masing.
evKb=
A 10000
2
(2 f ) H
(2.10)
22
kekuatan
bangunan
perpustakaan
ITS
dengan
maupun kota besar masih jauh dari standart bangunan yang aman dari gempa
namun dengan menggunakan analisa mikrotremor ini kita dapat mengetahui
bangunan bangunan mana saja yang harus diwaspadai dan juga harus diperbaiki
untuk mengurangi kerusakan maupun korban jiwa yang diakibatkan bencana
gempa,dan bukan itu saja dengan menggunakan mikrotremor kita juga bisa
menganalisa kekuatan bangunan pasca terjadi gempa sehingga kita bisa
menentukan kelayakan sebuah bangunan apakah setelah bencana terjadi bangunan
ini masih layak dipergunakan atau tidak.Diindonesia tentunya banyak sekali
bangunan bangunan yang bersejarah dimana bukan hanya sekedar warisan budaya
namun juga merupakan ciri khas sebuah daerah diindonesia yang tentunya harus
dijaga,dengan menggunakan mikrotremor kita dapat mengetahui kekuatan sebuah
bangunan
bersejarah
ini
dibandingkan
dengan
kemampuan
tanah
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
24
terjadi.
2. Analisa Mikrotremor dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan
tanah berdasarkan frekuensi natural dari tanah tersebut untuk
mengetahui potensi longsor.
3. Analisa mikrotremor merupakan tool yang sangat berpotensi untuk
upaya mitigasi bencana alam baik gempa bumi maupun tanah longsor
5.2 Saran
Analisa mikrotremor bisa digunakan sebagai salah satu sarat atau
standar wajib
DAFTAR PUSTAKA
25
Dian Nur Aini,Tugas akhir .2012 Penaksiran resonasi tanah dan bangunan
menggunakan analisis mikrotremor wilyah Surabaya jawa timur ITS
Surabaya
Wulandari,Vivi. Tugas Akhir 2012, Analisa kekuatan bangunan dengan
menggunakan
mikrotremor
studi
kasus
perpustakaan
ITS
Surabaya,ITS Surabaya.
Bonnefoy-Claudet, S., Cotton, F., Bard, PY. 2006. The nature of noise wavefield
and its applications for site effects studies. Earth- Science Reviews,
doi:10.1016/j.earscirev.2006.07.004.
Dal Moro, G., 2010. Insights on surface wave dispersion and HVSR: Joint
analysis
via
Pareto
optimality,
J.
Appl.
Geophys.doi:10.1016/j.jappgeo.2010.08.004
Garcia-Jerez,A., Navarro, M., Alcala, F.J., Luzon, F., Perez-Ruiz, J.A., Enomoto,
T., Vidal, F., and Ocana, E.,2007. Shallow velocity structure using joint
inversion of arry and h/v spectral rasio of ambient noise: the case of
Mula town (SE of Spain), Soil Dynamic and Erathquake Engineering,
27, 907-919.
Gosar, A., Roer, J., ket-Motnikar, B., and Zupani, P. 2010. Microtremor study
of site effects and soil-structure resonance in the city of Ljubljana
(central Slovenia), Bull. Earth. Eng., doi:10.1007/s10518-009-9113-x,
in press, 2010.
Karnawati, D., S. Pramumijoyo, S. Hussein, R. Anderson and A. Ratdomopurbo;
2007, The Influence of Geology on Site Response in the Bantul
District, Yogyakarta Earthquake, INDONESIA. AGU 2007 Joint
Assembly. Acapulco.
26