NIM 043622647
Tahun 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahaesa. Yang atas rahmat dan
karunia – Nya lah saya dapat menyelesaikan laporan ini. Adapun tema dari Laporan ini adalah
“Rekonstruksi Kota Bengkulu Utara Pasca Bencana Gempa”.
Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan terimakasih sebesar besarnya kepada dosen
mata kuliah perencanaan kota yang telah memberikan tugas kepada saya.
Kritik dan saran yang membangun senantiasa saya harapkan semoga dengan Laporan ini
dapat berguna bagi orang banyak.
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Bengkulu merupakan daerah yang sering terkena gempa. Kabupaten Bengkulu Utara dan
Kota Bengkulu dianggap sebagai daerah rawan gempa dan tsunami karena sering mengalami
gempa. Provinsi Bengkulu secara geografis terletak di daerah yang rentan terhadap gempa bumi
Pada tahun 2009, Bengkulu Utara menjadi salah satu daerah yang terdampak parah oleh gempa.
Gempa-gempa yang terjadi di Bengkulu memiliki dampak yang signifikan. Selain kerusakan
fisik pada bangunan dan infrastruktur, gempa juga dapat menyebabkan kerugian jiwa dan luka-
luka. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat di daerah ini untuk meningkatkan kesiapan dalam
menghadapi gempa, termasuk mempersiapkan rumah sebagai tempat tinggal yang tahan gempa.
Pemerintah daerah dan lembaga terkait telah melakukan berbagai upaya untuk
mengurangi risiko gempa di Bengkulu. Salah satu upaya yang dilakukan adalah identifikasi
zonasi bahaya gempa bumi di wilayah Kota Bengkulu. Selain itu, juga dilakukan pemodelan dan
penentuan daerah rawan tsunami sebagai upaya mitigasi bencana. Semua upaya ini bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman
gempa.
Meskipun Bengkulu merupakan daerah yang rawan gempa, pemerintah terus berupaya
untuk meningkatkan infrastruktur dan sistem peringatan dini guna mengurangi dampak yang
ditimbulkan oleh gempa. Selain itu, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat juga menjadi
bagian penting dalam menghadapi ancaman gempa. Dengan adanya upaya mitigasi yang terus
dilakukan, diharapkan bahwa Bengkulu dapat menjadi daerah yang lebih siap menghadapi
gempa dan mengurangi risiko kerugian yang ditimbulkan.
Penyebab Bencana Gempa
Penyebab gempa bumi dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor alam dan geologis. Berikut
adalah beberapa penyebab umum terjadinya gempa bumi:
b. Rumusan Masalah
Rumusan masalah terkait Bengkulu sebagai daerah yang terkena bencana gempa adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana profil geografis dan geologis Bengkulu yang membuatnya rentan terhadap gempa
bumi?
2. Apa dampak yang ditimbulkan oleh gempa bumi di Bengkulu, baik secara fisik maupun
sosial-ekonomi?
3. Bagaimana upaya mitigasi dan penanggulangan bencana gempa yang telah dilakukan di
Bengkulu?
4. Apa saja langkah-langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan
ketahanan masyarakat Bengkulu dalam menghadapi gempa bumi?
5. Bagaimana peran pemerintah dan lembaga terkait dalam mengurangi risiko dan dampak
gempa bumi di Bengkulu?
Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita dapat memahami lebih dalam tentang masalah
gempa bumi di Bengkulu dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko serta
meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapinya.
c. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian terkait Bengkulu sebagai daerah yang terkena bencana gempa adalah untuk
memahami bahaya dan risiko gempa bumi di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
memberikan informasi kepada pemerintah dan masyarakat mengenai bahaya gempa bumi serta
risiko yang terkait, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan terkait
mitigasi dan penanggulangan bencana gempa di Bengkulu.
Selain itu, penelitian juga dapat bertujuan untuk mencari solusi dan metode yang efektif
dalam pembangunan kembali daerah yang terkena bencana gempa. Salah satu contoh adalah
penggunaan instrumen sukuk sebagai solusi untuk pembangunan pasca bencana di Bengkulu.
KAJIAN LITERATUR
Bengkulu merupakan daerah yang rawan gempa. Provinsi Bengkulu sering mengalami
gempa bumi dan menjadi pusat aktivitas serta sumber risiko bencana gempa. Wilayah Bengkulu
termasuk dalam daftar wilayah di Indonesia yang rawan gempa dan tsunami. Terdapat juga
penelitian yang mengkaji mitigasi gempa di Bengkulu dengan membangun rumah tahan gempa.
Selain itu, dalam kajian pustaka yang dilakukan, ditemukan bahwa di daerah Bengkulu
terdapat bangunan vernakular yang rentan terhadap gempa. Infrastruktur fisik dan bangunan di
Bengkulu juga menjadi perhatian karena daerah ini telah digoncang oleh gempa tektonik
berskala besar dalam kurun waktu tertentu.
Untuk mengurangi risiko bencana gempa di Bengkulu, perlu dilakukan upaya mitigasi
yang tepat. Hal ini meliputi pembangunan rumah tahan gempa, peningkatan kesadaran
masyarakat tentang bahaya gempa, serta peningkatan infrastruktur dan sistem peringatan dini
Dalam upaya mitigasi, pendekatan kajian risiko bencana yang melibatkan analisis bahaya,
kerentanan, dan kapasitas daerah juga dapat digunakan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji Bengkulu sebagai daerah rawan gempa dapat
bervariasi tergantung pada tujuan penelitian dan pendekatan yang digunakan. Berikut beberapa
metode penelitian yang mungkin digunakan dalam mengkaji Bengkulu sebagai daerah rawan
gempa:
1. Metode Fuzzy Tsukamoto: Penelitian menggunakan metode ini bertujuan untuk memetakan
daerah rentan gempa bumi di Kota Bengkulu dengan mengimplementasikan sistem yang
menggunakan logika fuzzy.
2. Analisis Bahaya dan Risiko Bencana: Metode ini melibatkan analisis bahaya dan risiko
bencana gempa bumi di Provinsi Bengkulu. Penelitian ini menggunakan aplikasi InaRISK untuk
melakukan analisis tersebut.
4. Studi Analisis Faktor Penyebab Masyarakat Lama: Penelitian ini menganalisis faktor-faktor
penyebab masyarakat lama dalam membangun rumah yang tahan gempa di Provinsi Bengkulu.
Metode penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui survei dan wawancara.
5. Sosialisasi Tanggap Darurat dan Keselamatan: Metode penelitian ini melibatkan sosialisasi
kepada masyarakat di daerah rawan gempa, termasuk di Provinsi Bengkulu. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang tanggap darurat dan
keselamatan dalam menghadapi gempa bumi.
BAB IV
PEMBAHASAN
Penanggulangan bencana merupakan bagian yang penting dari pembangunan nasional, yaitu
serangkaian kegiatan penanggulangan bencana sebelum, pada saat, dan sesudah terjadinya bencana
(Widyanto et al, 2018).
Tahapan – tahapan dalam manajemen mitigasi bencana (dalam Kusumusari, 2014) antara
lain:
1. Pra Bencana Pra bencana merupakan tahapan bencana pada saat sebelum terjadi bencana
yaitu:
a. Pencegahan dan Mitigasi Mitigasi diartikan sebagai tindakan yang diambil sebelum
bencana terjadi dengan tujuan untuk mengurangi dampak bencana terhadap masyarakat
dan lingkungan.
b. Kesiapsiagaan Kesiapsiagaan merupakan rencana tindakan untuk menanggapi jika
terjadi bencana. Kesiapsiagaan dikaitkan dengan kegiatan dan sikap yang diambil
sebelum terjadi bencana.
2. Pada Saat Bencana Tahapan yang paling menentukan dalam manajemen bencana adalah saat
bencana terjadi. Hal yang dilakukan ialah tanggap darurat atau respon kejadian bencana.
3. Pasca Bencana Tahapan yang dilakukan setelah terjadinya bencana antara lain:
a. Rehabilitas, ialah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan dan masyarakat
untuk normalisasi pemerintahan dan kehidupan masyarakat.
b. Rekonstruksi, ialah pembangunan kembali semua sarana dan prasarana pada wilayah
pasca bencana baik tingkat Provinsi ataupun Kabupaten.
Penanggulangan bencana oleh pemerintah untuk mengurangi risiko dampak bencana alam
telah diatur dalam undang - undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Dari
yang bersifat tanggap darurat dalam menangani bencana diubah menjadi suatu kegiatan bersifat
preventif, sehingga risikonya dapat diminimalisir atau disebut mitigasi (Faturahman, 2017).
KESIMPULAN
"Azis-et-al-Pembangunan-berkelanjutan-peran-dan-kontribusi-Emili" – Sumber
"Sipahutar, A.M.J. 2013. Tanpa Mitigasi Bencana Indonesia 2014 Masih Menangis. "
"Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008 Tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana. "
"Permana, R.C.E. 2011. Kearifan Lokal Tentang Mitigasi Bencana Pada Masyarakat Baduy.
Jakarta: Jurnal Penelitian Makara, Sosial Humaniora. Vol. 15: 67 – 76. "