HIDROLISIS GARAM
Anggota kelompok :
Kelas XI IPA 2
Website : sman1-pemalang.sch.id
I. JUDUL : Hidrolisis Garam
II. TUJUAN :
1. Menentukan sifat asam-basa larutan garam
2. Menghitung pH larutan garam yang terhidrolisis
Pengertian Hidrolisis
Hidrolisis merupakan istilah yang umum digunakan untuk reaksi zat dengan air (hidrolisis
berasal dari kata hydro yang berarti air dan lysis yang berarti penguraian). Menurut konsep
ini, komponen garam (kation atau anion) yang berasal dari asam lemah atau basa lemah
bereaksi dengan air (terhidrolisis) membentuk ion H 3O+ (=H+) atau ion OH-. Hidrolisis
kation menghasilkan ion H3O+, sedangkan hidrolisis anion menghasilkan ion OH-.
Sebagaimana kita ketahui bahwa larutan asam direaksikan dengan larutan basa akan
membentuk senyawa garam.
1. Pelarutan sabun
Garam natrium stearat, C 17H 35COONa (sabun cuci) akan mengalami hidrolisis jika
dilarutkan dalam air , menghasilkan asam stearat dan basanya NaOH.
Reaksi: C17H 35COONa + H 2O --> C 17H 35COOH + NaOH
Oleh karena itu, jika garam tersebut digunakan untuk mencuci, airnya harus bersih
dan tidak mengandung garam Ca 2+ atau Mg 2+. garam Ca2+ dan Mg 2+ banyak terdapat dalam
air sadah. Jika air yang digunakan mengandung garam garam Ca 2+, terjadi reaksi
2(C 17H 35COOH) + Ca 2+ --> (C 17H 35COO) 2 + H +
Sehingga buih yang dihasilkan sangat sedikit. Akibatnya, cucian tidak bersih karena
fungsi buih untuk memperluas permukaan kotoran agar mudah larut dalam air.
3. Sebagai Pupuk
Agar tanaman tumbuh dengan baik, maka pH tanaman harus dijagam pH tanah di
daerah pertanian harus disesuaikan dengan pH tanamannya. Oleh karena itu diperlukan pupuk
yang dapat menjaga pH tanah agar tidak terlalu asam atau basa. Biasanya para petani
menggunakan pelet padat (NH 4 ) 2 SO 4 untuk menurunkan pH tanah. Garam
(NH 4 ) 2 SO 4 bersifat asam, ion NH 4 + akan terhidrolisis dalam tanah membentuk NH 3 dan
H + yang bersifat asam.
4. Pemutih Pakaian
Kita juga sering memakai bayclin atau sunklin untuk memutihkan pakaian kita.
Produk ini mengandung kira-kira 5 % NaOCl yang sangat reaktif sehingga dapat
menghancurkan pewarna, sehingga pakaian menjadi putih kembali. Garam ini terbentuk dari
asam lemah HOCl dengan basa kuat NaOH. Ion OCl - terhidrolisis menjadi HOCl dan OH-,
sehingga garam NaOCl bersifat basa.
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. 1 Pelat tetes
2. 2 Pipet tetes
3. 2 gelas kimia
4. Ph meter universal
5. Lakmus merah dan biru
6. Mortar
Bahan :
1. Kaporit 8. MSG
2. Obat Maag 9. Keju
3. Na Benzoat 10. Racun Tikus
4. Pemutih 11. Shampoo
5. Garam Dapur 12. Tawas
6. Sabun Mandi 13. Pasta Gigi
7. Pupuk ZA 14. Sunlight
V. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mencampurkan masing - masing bahan yang sudah di sediakan dengan air ke
dalam gelas kimia.
3. Meneteskan larutan tersebut ke dalam plat tetes menggunakan pipet
4. Mengamati larutan dengan menggunakan PH universal untuk menentukan pH
larutan
5. Mengamati larutan dengan mencelupkan kertas lakmus merah dan lakmus biru
yang telah dicelupkan ke dalam plat tetes
6. Mengamati perubahan warna lakmus
7. Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel
VII. PEMBAHASAN
Dari data diatas telah di ketahui bahwa percampuran larutan asam dengan larutan basa
akan menghasilkan garam dan air. Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun
netral. Sifat garam bergantung pada jenis komponen asam dan basanya. Garam dapat
terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan
basa lemah, maupun dari asam lemah dengan basa lemah. Jadi, sifat asam dalam suatu garam
dapat ditentukan dari kekuatan asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan
garam ini disebabkan oleh sebagian garam bereaksi dengan air. Proses larutan sebagian
garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis.
Hidrolis parsial yang terjadi dari garam yang bersifat asam dan Hidrolisis parsial yang
tejadi dari garam yang bersifat basa. Dan yang terakhir hidrolisis total adalah garam yang
baik anion maupun kationnya terhidrolisis.
VIII. KESIMPULAN
Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis
sebagian (parsial), sifat larutan garamnya adalah asam, dengan pH < 7
Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis
sebagian (parsial), sifat larutan garamnya adalah basa, dengan pH > 7
Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah akan mengalami hidrolisis
sempurna (total), sifat garamnya bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa
penyusunnya (Ka dan Kb)
Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa) maka anion akan terhidrolisis
lebih banyak dan larutan bersifat basa dan pH > 7
Jika Ka > Kb (asam lebih kuat dari pada basa) maka kation akan terhidrolisis lebih
banyak dan larutan bersifat asam dan pH < 7
Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat netral dan
pH = 7
Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis, maka sifat
larutan garamnya netral, sehingga pH = 7.
IX. DOKUMENTASI
Pengamatan
Data Hasil Percobaan