Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

HIDROLISIS GARAM

Anggota kelompok :

1. Dwi Noviana (13)


2. Fiki Nafidza (18)
3. Ilham Firmansyah (21)
4. M.Humam Nawwafi (25)

Kelas XI IPA 2

SMA NEGERI 1 PEMALANG

Jl Jend. Gatot Subroto, Pemalang 52319. Telp (0284)321437. Fax (0284)325226.

Website : sman1-pemalang.sch.id
I.          JUDUL                    : Hidrolisis Garam
II.      TUJUAN                 :  
1. Menentukan sifat asam-basa larutan garam
2. Menghitung pH larutan garam yang terhidrolisis

III. LANDASAN TEORI

Pengertian Hidrolisis
Hidrolisis merupakan istilah yang umum digunakan untuk reaksi zat dengan air (hidrolisis
berasal dari kata hydro yang berarti air dan lysis yang berarti penguraian). Menurut konsep
ini, komponen garam (kation atau anion) yang berasal dari asam lemah atau basa lemah
bereaksi dengan air (terhidrolisis) membentuk ion H 3O+ (=H+) atau ion OH-. Hidrolisis
kation menghasilkan ion H3O+, sedangkan hidrolisis anion menghasilkan ion OH-.
Sebagaimana kita ketahui bahwa larutan asam direaksikan dengan larutan basa akan
membentuk senyawa garam.

Ada Empat Jenis Garam, Yaitu;


1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat.
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam
berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisi, sehingga larutan ini bersifat netral, Ph =7.
Contoh :
Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna membentuk kation dan
anionnya. KOH terionisasi menjadi H+ dan Cl- . Maing-masing ion tidak beraksi dengan air,
reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :
KCl (aq) K+ (aq) + Cl- (aq)
K+ (aq) + H2O(l)
Cl- (aq) + H2O (l)
2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah.
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis
sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis.
Larutan garam ini bersifat asam, pH <7.
Contoh :
Amonium klorida (NH 4 Cl) merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat, HCl
dalam basa lemah NH 3 . HCl akan terionisasi sempurna menjadi H  + dan Cl - sedangkan
NH 3 dalam larutannya akan terionisasi sebagian membentuk NH 4 + dan OH - . Anion
Cl - berasal dari asam kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan kation NH  4 +berasal dari basa
lemah dapat terhidrolisis.
NH 4 Cl (aq) → NH 4 + (aq) + Cl - (aq)
Cl - (aq) + H 2 O (l) →
NH 4 + (aq) + H 2 O (l) → NH 3(aq) + H 3 O + (aq)
Reaksi hidrolisis dari amonium (NH 4 + ) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini
menghasilkan ion oksonium (H 3 O + ) yang bersifat asam (pH<7). Secara umum reaksi
ditulis:
BH + + H 2 O → B + H 3 O +
3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial
dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini
bersifat basa (pH > 7).
Contoh :
Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk dari asam lemah CH 3COOH dan basa kuat
NaOH. CH 3 COOH akan terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO - dan Na + . Anion
CH 3 COO - berasal dari asam lemah yang dapat terhidrolisis, sedangkan kation Na + berasal
dari basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis.
CH 3 COONa (aq) → CH 3 COO - (aq) + Na + (aq)
Na + (aq) + H 2 O (l) →
CH 3 COO - (aq) + H 2 O(l) → CH 3 COOH (aq) + OH - (aq)
Reaksi hidrolisis asetat (CH 3 COO - )merupakan reaksi kesetimbangannya. Reaksi ini
menghasilkan ion OH - yang bersifat basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis:
A - + H 2 O → HA + OH –
4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total
(sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan garam
ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan
kation terhadap anion dalam reaksi dengan air.
Contoh
Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah, NH 3 akan terbentuk garam
NH 4 CN. HCN terionisasi sebagian dalam air membentuk H  + dan CN - sedangkan
NH 3 dalam air terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH-. Anion basa CN  - dan kation
asam NH4 + dapat terhidrolisis di dalam air.
NH 4 CN (aq) → NH 4 + (aq) + CN - (aq)
NH 4 + (aq) + H 2 O → NH 3(aq) + H 3 O (aq) +
CN - (aq) + H 2 O (e) → HCN (aq) + OH - (aq)
Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya (Ka dan Kb)
- Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa) maka anion akan terhidrolisis lebih banyak
dan larutan bersifat basa.
- Jika Ka > Kb (asam lebih kuat dari pada basa) maka kation akan terhidrolisis lebih banyak
dalam larutan bersifat asam.
- Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat netral.

Aplikasi Hidrolisis Garam dalam Kehidupan

1. Pelarutan sabun
Garam natrium stearat, C 17H 35COONa (sabun cuci) akan mengalami hidrolisis jika
dilarutkan dalam air , menghasilkan asam stearat dan basanya NaOH.
Reaksi: C17H 35COONa + H 2O --> C 17H 35COOH + NaOH
Oleh karena itu, jika garam tersebut digunakan untuk mencuci, airnya harus bersih
dan tidak mengandung garam Ca 2+ atau Mg 2+. garam Ca2+ dan Mg 2+ banyak terdapat dalam
air sadah. Jika air yang digunakan mengandung garam garam Ca 2+, terjadi reaksi
2(C 17H 35COOH) + Ca 2+ --> (C 17H 35COO) 2 + H +
Sehingga buih yang dihasilkan sangat sedikit. Akibatnya, cucian tidak bersih karena
fungsi buih untuk memperluas permukaan kotoran agar mudah larut dalam air.

 2. Penjernihan air


Penjernihan air minum oleh PAM berdasarkan prinsip hidrolisis, yaitu menggunakan
senyawa aluminium fosfat yang mengalami
hidrolisis total. 

3. Sebagai Pupuk
Agar tanaman tumbuh dengan baik, maka pH tanaman harus dijagam pH tanah di
daerah pertanian harus disesuaikan dengan pH tanamannya. Oleh karena itu diperlukan pupuk
yang dapat menjaga pH tanah agar tidak terlalu asam atau basa. Biasanya para petani
menggunakan pelet padat (NH 4 ) 2 SO 4 untuk menurunkan pH tanah. Garam
(NH 4 ) 2 SO 4 bersifat asam, ion NH 4 + akan terhidrolisis dalam tanah membentuk NH 3 dan
H + yang bersifat asam.

4. Pemutih Pakaian
Kita juga sering memakai bayclin atau sunklin untuk memutihkan pakaian kita.
Produk ini mengandung kira-kira 5 % NaOCl yang sangat reaktif sehingga dapat
menghancurkan pewarna, sehingga pakaian menjadi putih kembali. Garam ini terbentuk dari
asam lemah HOCl dengan basa kuat NaOH. Ion OCl  - terhidrolisis menjadi HOCl dan OH-,
sehingga garam NaOCl bersifat basa.
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. 1 Pelat tetes
2. 2 Pipet tetes
3. 2 gelas kimia
4. Ph meter universal
5. Lakmus merah dan biru
6. Mortar
Bahan :
1. Kaporit 8. MSG
2. Obat Maag 9. Keju
3. Na Benzoat 10. Racun Tikus
4. Pemutih 11. Shampoo
5. Garam Dapur 12. Tawas
6. Sabun Mandi 13. Pasta Gigi
7. Pupuk ZA 14. Sunlight

V. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mencampurkan masing - masing bahan yang sudah di sediakan dengan air ke
dalam gelas kimia.
3. Meneteskan larutan tersebut ke dalam plat tetes menggunakan pipet
4. Mengamati larutan dengan menggunakan PH universal untuk menentukan pH
larutan
5. Mengamati larutan dengan mencelupkan kertas lakmus merah dan lakmus biru
yang telah dicelupkan ke dalam plat tetes
6. Mengamati perubahan warna lakmus
7. Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel

VI. HASIL PENGAMATAN

Perubahan Lakmus Ket.


Senyawa Garam Perkiraan (Terhidrolis
NO Sifat
PH is atau
Merah Biru
tidak)
1. Kaporit Biru Biru Basa 9 √
2. Obat Maag Biru Biru Basa 10 √
3. Na Benzoat Biru Biru Basa 8 √
4. Pemutih Biru Biru Basa 8 √
5. Garam Dapur Merah Biru Netral 7 X
6. Sabun Mandi Biru Biru Basa 10 √
7. Pupuk ZA Merah Merah Asam 6 √
8. MSG Biru Biru Basa 8 √
9. Keju Merah Merah Asam 6 √
10. Racun Tikus Merah Biru Netral 7 X
11. Shampoo Biru Biru Basa 8 √
12. Tawas Merah Merah Asam 4 √
13. Pasta Gigi Biru Biru Basa 8 √
14. Sunlight Biru Biru Basa 8 √

VII. PEMBAHASAN

Dari data diatas telah di ketahui bahwa percampuran larutan asam dengan larutan basa
akan menghasilkan garam dan air. Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun
netral. Sifat garam bergantung pada jenis komponen asam dan basanya. Garam dapat
terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan
basa lemah, maupun dari asam lemah dengan basa lemah. Jadi, sifat asam dalam suatu garam
dapat ditentukan dari kekuatan asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan
garam ini disebabkan oleh sebagian garam bereaksi dengan air. Proses larutan sebagian
garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis.
Hidrolis parsial yang terjadi dari garam yang bersifat asam dan Hidrolisis parsial yang
tejadi dari garam yang bersifat basa. Dan yang terakhir hidrolisis total adalah garam yang
baik anion maupun kationnya terhidrolisis.

Analisis Pada Tabel (pengamatan pH)


Pada tabel diatas, pengamatan pH dengan menggunakan kertas lakmus merah dan
kertas lakmus biru. Jika larutan memiliki warna yang dominan merah berarti larutan tersebut
bersifat asam dan jika larutan tersebut memiliki warna dominan biru, berarti larutan tersebut
bersifat basa, tetapi jika larutan tersebut memiliki warna merah dan biru berarti larutan
tersebut memiliki sifat netral = 7
Dari tabel telah diketahui dan di uji bahwa larutan garam yang memiliki sifat larutan
basa adalah Kaporit, Obat Maag, Na Benzoat, Pemutih, Sabun Mandi, MSG, Pasta Gigi,
Sunlight dan Shampo. Diketahui dari perubahan warna indikator pada perubahan kertas
lakmus yaitu memiliki warna dominan biru dan pH menunjukan > 7 maka larutan tersebut
bersifat basa. Kemudian larutan garam yang memiliki sifat asam adalah Pupuk ZA, Keju dan
Tawas. Diketahui dari indikator pada kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru
menunjukan warna dominan merah pH larutan tersebut yaitu ¿ 7 maka sifat yang dimiliki
larutan tersebut adalah asam. Dan yang terakhir adalah garam yang memiliki sifat larutan
netral yang artinya larutan garam tersebut memiliki kadar yang sama, yaitu Garam dapur dan
Racun Tikus karena di ketahui perubahan warna indiktor pada kertas lakus merah dan biru
menunjukan warna yang sama dan pH yang dimiliki larutan tersebut = 7, maka larutan garam
tersebut bersifat netral.

VIII. KESIMPULAN
 Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis
sebagian (parsial), sifat larutan garamnya adalah asam, dengan pH < 7
  Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis
sebagian (parsial), sifat larutan garamnya adalah basa, dengan pH > 7
  Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah akan mengalami hidrolisis
sempurna (total), sifat garamnya bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa
penyusunnya (Ka dan Kb)
 Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa) maka anion akan terhidrolisis
lebih banyak dan larutan bersifat basa dan pH > 7
 Jika Ka > Kb (asam lebih kuat dari pada basa) maka kation akan terhidrolisis lebih
banyak dan larutan bersifat asam dan pH < 7
 Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat netral  dan
pH = 7
   Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis, maka sifat
larutan garamnya netral, sehingga pH = 7.
IX. DOKUMENTASI

 Alat dan Bahan

 Pengamatan
 Data Hasil Percobaan

Anda mungkin juga menyukai