Anda di halaman 1dari 2

Dunia Berubah Akupun Berubah

Ketika pulang sekolah, aku merasa lega karena esok hari adalah hari libur pertamaku.
Aku merasa senang karena akan ada pelaksanaan USBN dan UNBK bagi kelas 12 SMA, jadi
kami kelas 11 dan 10 diliburkan. Tiba-tiba datang berita hangat yaitu virus Covid-19 sudah
masuk ke Indonesia.

Pertama aku mengira berita ini hanya hoax tetapi faktanya berita ini benar. Orang
yang terpapar pun masih sedikit jumlahnya dan aku berpikir bahwa penyakit ini cepat untuk
disembuhkan. Virus ini sebetulnya sudah ada ketika bulan Desember dan berasal dari Negara
China. Setelah virus ini masuk ke Indonesia, aku mendapat kabar dari sekolah kalau libur
ditambah dan aku merasa senang. Biasanya kami melakukan pembersihan sekolah ketika
kelas 12 melaksanakan ujian tetapi tahun ini tidak ada pembersihan karena menghindari
penularan virus Covid-19.

USBN telah selesai dan ada beberapa hari menuju UNBK tetapi jeda hari tersebut
tetap diliburkan karena menghindari penyebaran virus Covid-19. Kemudian ada
pemberitahuan dari Kemendikbud bahwa UNBK ditiadakan sehingga kelas 12 tidak jadi
mengikuti UNBK dan langsung dinyatakan lulus oleh sekolah. Libur tahun ini adalah libur
terlama sepanjang sejarah karena dari USBN sampai UNBK disambung. Kemudian muncul
isu bahwa kegiatan belajar mengajar diganti dengan sekolah online atau dikenal dengan
daring (dalam jaringan).

Awal datangnya isu ini akupun tidak percaya karena aku mengira virus Covid-19
akan cepat selesai dan kembali sekolah normal. Seiring berjalannya waktu, sekolah online
dilaksanakan dan aku mengikutinya dengan penuh semangat. Aku tidak mau ketinggalan
informasi sehingga aku melihat layar gawai dari pagi sampai malam nonstop. Dua bulan
kemudian tugas daring semakin banyak dan menumpuk dengan waktu yang singkat. Aku
merasa lelah dengan sekolah online karena tugas yang menumpuk dan metode belajarnya
berbeda sehingga agak sulit untuk memahami pelajaran.

Pada bulan Mei ujian akhir semester semakin dekat dan bertepatan dengan bulan
puasa. Aku yang masih belum paham tentang materi sudah lelah karena memikirkan tugas
yang sangat banyak, jam istirahat dan pola makan mulai tidak teratur, ditambah lagi situasi
pandemi yang mengharuskan kita menjaga kesehatan dan pola makan. Lama-kelamaan aku
merasa resah dirumah terus dan malas sekolah karena tidak pernah lagi ketemu teman-teman
disekolah. Aku menyadari kalau libur yang kita inginkan tidak enak rasanya dan lebih seru
jika pergi sekolah.

Ujian akhir semester pun tiba, dan aku bersyukur nilaiku meningkat, tetapi masih ada
yang salah dengan metode belajar online karena masih susah untuk mengatur waktu antara
belajar, istirahat, dan berkumpul dengan keluarga. Aku naik kelas ke kelas 12 dan ini tahun
terakhirku di bangku SMA. Ketika menjadi kelas 12 aku stress setiap hari karena memikirkan
mau lanjut kemana di jenjang selanjutnya. Ketika kelas 12 aku juga merubah metode belajar
yang efektif dalam memahami pelajaran. Proses pendewasaan juga terjadi dan bertepatan
dengan situasi pandemi. Di masa pandemi seperti ini anak-anak hingga remaja rentang
terserang psikisnya atau mentalnya. Sehingga kita harus kuat mengontrol emosi kita karena
dunia perkuliahan lebih berat dari yang aku alami sekarang. Jadi kuncinya adalah sabar dan
tetap selalu beribadah kepada Allah SWT. karena Allah tidak menguji hamba-Nya diluar
kemampuan hamba-Nya itu sendiri.

Jangan melupakan Ibadah karena satu-satunya yang bisa menolong kita hanya Allah SWT.

Mirza Faris Rahman

XII B

Anda mungkin juga menyukai