Contoh Pertimbangan Hakim
Contoh Pertimbangan Hakim
NARKOTIKA
OLEH
JAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN KERTAS KERJA PERORANGAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : ADITYA SYAUMMIL PATRIA, S.H.
PANGKAT : YUANA WIRA TU
NI/NRP : 19940722 201902 1 008/ 61994222
PPPJ / KELAS : LXXVIII / V
NO. PESERTA : 03
ii
KATA PENGANTAR
ta’aalaa, Tuhan Yang Maha esa, karena atas karunia dan rahmat-Nya,
iii
3. Bapak Dr. ENDI AROFAH, S.H., M.H selaku penguji Kertas Kerja
Perorangan kelas V;
5. Keluarga Penulis;
kekurangan oleh karena itu saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga kertas kerja
.
Jakarta, November 2021
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Lembar Pengesahan...........................................................ii
Kata Pengantar....................................................................iii
Daftar Isi...............................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................1
A. Latar Belakang.............................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................4
C. Maksud dan Tujuan.....................................................4
1. Maksud....................................................................4
2. Tujuan.....................................................................5
A. Kasus Posisi................................................................19
B. Landasan Teori............................................................23
1. Teori Keadilan.........................................................23
2. Teori Pemidanaan...................................................27
C. Fakta dan Analisa Yuridis............................................33
1. Fakta.......................................................................33
2. Analisa Yuridis........................................................36
BAB IV PENUTUP................................................................47
A. Kesimpulan..................................................................47
B. Saran...........................................................................49
DAFTAR PUSTAKA.............................................................vi
BIODATA PENULIS.............................................................ix
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
umumnya yaitu 1 (satu) hari dan pidana penjara maksimum paling lama
15 (lima belas) tahun sampai 20 (dua puluh) tahun dalam hal pemberatan.
pidana yang diatur khusus (Lex spesialis) di luar KUHP namun tidak
minimum khusus.
penerapan pidana yang tidak sama terhadap tindak pidana yang sama
1
Muladi, “Politik dan Sistem Peradilan Pidana” Universitas Dipenegoro,
Semarang, 2002,hlm. 154
atau terhadap tindak pidana yang sifatnya berbahaya yang dimilikinya
dijatuhkan oleh hakim yang tidak memberikan efek jera bagi pelakunya.
2
Muladi dan Barda Nawawi Arief, “Teori-Teori dan Kebijakan Pidana” Alumni,
Bandung, 1998, hlm. 52.
2
yang telah ditentukan dalam undang-undang tersebut sehingga
Bpd tanggal 3 Oktober 2019 atas nama terdakwa Syamsul Rizal Bin
pidana Pasal 111 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
oleh Penuntut Umum di dakwa dengan dakwaan Primer Pasal 114 ayat
apabila denda tidak dibayar diganti dengan pidana penjara selama 3 (tiga)
bulan.
3
B. Rumusan Masalah
berikut :
1. Maksud
bermaksud untuk :
dibenarkan.
4
2. Tujuan
dapat dibenarkan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
maupun internasional.1 Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sitensis maupun semi sitensis maupun
1
http://republik-ycna.weebly.com/gerbang-articel/tindak-pidana-narkotika-dalam-
hukum positifindonesia, Diunduh pada tanggal 20 Oktober 2021 pukul 19.00 Wib
2
Soedjono Dirdjosisworo, “Hukum Narkotika Indonesia” Alumni, Bandung, 1987,
hlm.7.
dimanfaatkan bagi pengobatan dan kepentingan manusia di bidang
pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.
masak, seperti candu, jicing, jicingko, opium obat, morfina, tanaman koka,
ganja, garam-garam atau turunannya dari morfin dan kokaina. Bahan lain,
baik alamiah, atau sitensis maupun semi sitensis yang belum disebutkan
kokaina, atau bahanbahan lain yang alamiah atau olahan yang ditetapkan
yaitu :
7
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan
1. Pengedar
111, Pasal 112, Pasal 114 dan Pasal 116 untuk Narkotika
Narkotika Golongan II. Serta Pasal 122, Pasal 124 dan Pasal
2. Produsen
8
dan Pasal 123 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika.
3. Penyalahguna
9
B. Pidana Minimum Khusus
pidana yang tidak sama terhadap tindak pidana yang sama atau terhadap
pada Pasal 12 ayat (2) untuk pidana penjara selama satu hari sedangkan
untuk pidana kurungan pada Pasal 18 ayat (1) dan lamanya adalah satu
hari juga, hal ini berlaku secara umum. Namun dalam pidana minimum
khusus tidak diatur secara khusus di dalam KUHP, namun pada Pasal 103
3
Muladi, “Politik dan Sistem Peradilan Pidana” Universitas Dipenegoro,
Semarang, 2002,hlm. 154
4
Muladi dan Barda Nawawi Arief, “Teori-Teori dan Kebijakan Pidana” Alumni,
Bandung, 1998, hlm. 52.
10
Menurut Barda Nawawi Arief, secara teoritis pembahasan mengenai
pidana meliputi tiga hal, yaitu jenis pidana (strafsoort), lamanya sanksi
berkaitan dengan sanksi pidana minimal dalam setiap tindak pidana yang
C. Hakim
1. Pengertian Hakim
dengan hakim, adalah:
2. Fungsi Hakim
5
Mahrus Ali, “Hukum Pidana Korupsi Di Indonesia” UII Press, Yogyakarta, 2011.
hlm. 56.
11
Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang
kemandirian peradilan”.
suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada
mengadilinya.
12
masyarakat di bidang hukum. Dalam menjalankan fungsinya hakim
a. Independensi (independence)
dapat terhidar dari intervensi dari luar diri hakim yang bersifat
diterima sebagai solusi hukum yang adil bagi semua pihak yang
berperkara.
c. Integritas (integrity)
7
Ashhiddiqe, “Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia” Cet. 2 PT.Bhuana
Ilmu Populer, Jakarta, 2008. hal.513.
13
Integritas merupakan sikap batin yang mencerminkan
e. Kesetaraan (equality)
14
3. Pertimbangan Hakim
a. Pertimbangan yuridis
8
M. Ranuhandoko, “Terminologi Hukum Inggris-Indonesia” Sinar Grafika,
Jakarta, 2003. hlm. 475.
9
Mukti Aro, “Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama” Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2004. hlm. 140.
10
AL. Wisnubroto, “Praktik Persidangan Pidana” Universitas Atmajaya,
Yogyakarta, 2014. hlm. 148.
15
delik. Apakah perbuatan Terdakwa memenuhi dan sesuai
Hakim.11
(pertimbangan non-yuridis).12
11
Lilik Mulyadi, “Kompilasi Hukum Pidana dalam Perspektif Teoristis dan Praktek
Peradilan” Mandar Maju, Bandung, 2007. hlm. 193.
12
Adami Chazawi, “Kejahatan terhadap Tubuh & Nyawa” PT Raja Grafindo,
Jakarta, 2004. hlm. 73.
16
b. Pertimbangan non-yuridis
yuridis/sosiologis.
17
meringankan Terdakwa ini diatur dalam Pasal 197 huruf d dan
18
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kasus Posisi
Maret 2019 sekira jam 10.00 WIB terdakwa menuju Tripa Kecamatan
terdakwa kemudian sekira jam 15.00 WIB pada saat terdakwa hendak
menyerahkan uang Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) kepada Sdr. Dek
Gam dan 1 (satu) bungkus narkotika jenis ganja yang dibungkus dengan
Selanjutnya sekira jam 19.30 WIB terdakwa memakai ganja yang telah
terdakwa beli tersebut di lapangan bola Desa Padang Baru dengan cara
Pada hari Selasa tanggal 26 Maret 2019 sekira jam 22.00 WIB,
Pada hari Rabu tanggal 27 Maret 2019 sekira pukul 10.00 WIB, saksi
Kabupaten Aceh Barat Daya dan saksi Dena E.S. Ketaren dan saksi
10.30 WIB ketika sudah sampai ditempat yang dituju tepatnya di rumah
terdakwa, saksi Dena E.S. Ketaren dan saksi Jusriadi beserta anggota
terdakwa yang mana pada saat itu terdakwa sedang duduk didepan
dibungkus dengan kertas bungkus nasi yang disimpan di saku sebelah kiri
celana terdakwa.
Lab : 4307/ NNF /2019 tanggal 26 April 2019, barang bukti 1 (satu)
bungkus warna coklat berisi daun dan biji kering dengan berat bruto 3,20
(tiga koma dua puluh) gram milik atas nama SYAMSUL RIZAL Bin
20
Golongan I nomor urut 8 Lampiran I Undang- Undang Republik Indonesia
Tahun 2009 tentang Narkotika, Subsidair Pasal 111 ayat (1) Undang-
golongan I dalam bentuk tanaman dan melanggar Pasal 111 ayat (1)
selama 6 (enam) tahun dan denda Rp. 800.000.000,00 (delapan ratus juta
terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 2 (dua) tahun
ratus juta rupiah), apabila denda tidak dibayar diganti dengan pidana
21
penjara selama 3 (tiga) bulan. Namun Pasal 111 ayat (1) Undang-undang
tahun.
22
ratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar diganti
B. Landasan Teori
1. Teori Keadilan
0
Juhaya Praja, “Teori Hukum dan Aplikasinya” Pustaka Setia, Bandung, 2014.
hlm. 1.
0
Ibid, hlm. 53
23
Menurut Aristoteles Keadilan adalah kelayakan dalam tindakan
ujung eksterm yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung
eksterm itu menyangkut 2 (dua) orang atau benda. Bila 2 (dua) orang
1. Keadilan Komutatif
2. Keadilan Distributif
apa yang menjadi haknya, dimana yang menjadi subyek hak adalah
0
Manullang E.fernando M, “Menggapai Hukum Berkeadilan” Kompas, Jakarta,
2007. Hlm.57
24
Melainkan, yang ditetapkan adalah asas proporsionalitas atau
3. Keadilan Legal
4. Keadilan Vindikatif
yang dilakukan.
5. Keadilan Reaktif
kehidupan.
6. Keadilan Protektif
25
kehidupan pribadi-pribadi warga masyarakat wajib dilindungi dari
relativitas dari keadilan ini sering mengaburkan unsur lain yang juga
26
dengungkan adalah suum jus, summa injuria, summa lex. Summa
2. Teori Pemidanaan
prinsip keadilan.0
0
Ibid., Hlm. 102
0
Muladi, “Lembaga Pidana Bersyarat” Alumni, Bandung, 2002. Hlm.13
27
menunjukan suatu tuntutan keadilan. Tuntutan keadilan yang
28
baik yang berkaitan dengan orang yang bersalah maupun yang
29
maksud untuk menakut-nakuti. Artinya pencegahan
1) Pengaruh pencegahan;
2) Pengaruh untuk memperkuat larangan-larangan moral;
3) Pengaruh untuk mendorong suatu kebiasaan pembuatan
patuh pada hukum.
1) Menegakan Kewibawaan;
2) Menegakan Norma;
3) Membentuk Norma. 0
0
Muladi dan Barda Nawawi Arief, Op.Cit., Hlm. 16
0
Muladi dan Barda Nawawi Arief, Op.Cit., Hlm. 16
30
bahwa kedua teori tersebut memiliki kelemahan-kelemahan
yaitu:0
melaksanakan.
masyarakat.
0
Koeswadji, “Perkembangan Macam-macam Pidana Dalam Rangka
Pembangunan Hukum Pidana” Cetakan I Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1995. Hlm. 11-
12.
0
Prakoso dan Nurwachid, Studi Tentang Pendapat-pendapat Mengenai
Efektifitas Pidana Mati di Indonesia Dewasa Ini, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984), hal. 24
31
penderitaan yang beratnya sesuai dengan beratnya
1. Fakta
Narkotika:
0
Muladi dan Barda Nawawi Arief, Op.Cit., Hlm. 22
32
Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum
menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi
perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika
Golongan I, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah).
2019, pada tanggal 25 Maret 2019 sekira pukul 19.30 WIB terdakwa
hisap.
sekira pukul 22.00 WIB, terdakwa pergi ke kolam ikan milik ayah
33
kemudian terdakwa lenting atau balut dengan menggunakan kertas
34
Syamsul Rizal Bin Zainal terbukti secara sah dan meyakinkan
relatif kecil seberat 3,20 (tiga koma dua puluh) gram (SEMA Nomor 4
2. Analisa Yuridis
35
Majelis hakim dalam pertimbangannya menyatakan
narkotika.
36
Tahun 2009 tentang Narkotika dengan pidana penjara selama 6
37
berkaitan dengan disiplin moral, teologi, sosiologi dan politik
38
Kehakiman menyebutkan ketentuan memperhatikan nilai-nilai
39
residenti yang tepat terhadap suatu kasus dengan melihat skala
kecil seberat 3,20 (tiga koma dua puluh) gram (SEMA Nomor 4
Tahun 2010).
40
Bahwa Mahkamang Agung, dalam Rapat Pleno kamar
41
(delapan ratus juta rupiah), apabila denda tidak dibayar diganti
Undang-undang
alat bukti yang sah, melainkan juga masih harus ditambah adanya
diberikan itu memberikan rasa keadilan maka hal tersebut dapat saja
dilakukan.0
0
Achmad Ali, “Menguak Teori Hukum (Legal Theory) & Teori Peradilan (Judicial
Prudence): Termasuk Interpretasi Undang-Undang (Legisprudence)” Kencana
Prenadamedia Group, Jakarta, 2009. hlm. 481.
42
perundang-undangan, hukum kebiasaan, yurisprudensi atau doktrin
hukum.0
yang di putus oleh Hakim tentu tidak terlepas dari kewajiban Hakim
0
M. Yahya Harahap, “Hukum Acara Perdata” Sinar Grafika, Jakarta, 2005. hlm.
798
0
Mukti Arto, “Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama” Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2004. hlm.140"
0
Darmoko Yuti Witanto, “Diskresi Hakim: Sebuah Instrumen Menegakkan
Keadilan Substantif dalam Perkara-perkara Pidana” ALFABETA, Bandung, 2013. hlm.
123.
43
diamanatkan dalam Pasal 5 Undang-Undang RI Nomor 48 Tahun
dengan fakta hukum yang ada. hasil Rumusan Hukum Rapat Pleno
44
Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 3 Tahun 2015 Tentang
Bagi Pengadilan.
legal resening atau ratio residenti yang tepat terhadap suatu kasus
pemidanaan.
45
Agung Tahun 2015 Sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi
46
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
berbunyi:
48
yang mana pasal ini tidak didakwakan, Terdakwa terbukti
sebagai pemakai dan jumlahnya relatif kecil (SEMA 4 Tahun
2010), maka hakim memutus sesuai surat dakwaan tetapi
dapat menyimpangi ketentuan pidana minimum khusus dengan
membuat pertimbangan yang cukup.
B. Saran
RI, Mentri Sosial RI, Jaksa Agung RI, Kapolri, Kepala BNN
49
2. Agar adanya peraturan perundang-undangan yang kongkrit
50
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Achmad, Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) & Teori Peradilan
(Judicial Prudence): Termasuk Interpretasi Undang-Undang
(Legisprudence), Kencana Prenadamedia Group, Jakarta, 2009.
vii
Ranuhandoko M., Terminologi Hukum Inggris-Indonesia, Sinar Grafika,
Jakarta, 2003.
http://www.PengertianAhli.com /2014/01/Pengertian-Keadilan-Apa-Itu-
Keadilan. Html #. Di akses pada tanggal 12 Oktober 2021 pukul
20.34 WIB.
http://republik-ycna.weebly.com/gerbang-articel/tindak-pidana-narkotika-
dalam-hukum positifindonesia, Diunduh pada tanggal 20 Oktober
2021 pukul 19.00 Wib
viii
BIODATA PENULIS
Diklat : PPPJ
ix