DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
KETUA : FRASSTIA EKA PUTRI
HAIKAL PRATAMA
IVO EREKSEN PIDILA
JUPITA MAHARANI
JUWITA BIRANDA
KEVIN DENI VALENDRA
LINTANG DELKO ANDORA
KELAS : XI MIPA 1
GURU PEMBIMBING : YUNIARTI,S.Pd
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah kimia ini dengan judul
“PERAN ADVOKAD SEBAGAI PENEGAK HUKUM ”. Makalah ini, disusun guna
memenuhi tugas Kimia.
Dengan penyusunan makalah ini diharapkan agar siswa - siswi dapat lebih
meningkatkan pengetahuan tentang unsur – unsur kimia khususnya unsur periode ketiga, dan
pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan perolehan hasil belajar.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk meningkatkan kualitas makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 2
3.2 Saran..................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sistem peradilan pidana, advokat berperan membantu tersangka dan terdakwa
untuk memahami proses hukum yang dijalaninya, meliputi tahap pra-ajudikasi,
ajudikasi, dan purna-ajudikasi. Selain itu, advokat juga ikut mengawasi dan
membantu penyidik serta penuntut umum untuk menjalani proses menjaga
keseimbangan antara kepentingan publik dan semua hak serta jaminan yang
diberikan hukum pada tersangka dan terdakwa.
“Saya melihat permohonan uji materiil atas Pasal 54 KUHAP terhadap Pasal 28D ayat
(1) UUD 1945 memiliki alasan konstitusionalitas yang kuat. Maka permohonan
Pemohon meminta kepada Mahkamah Konstitusi menyatakan Pasal 54 KUHAP
konstitusional bersyarat berdasarkan sepanjang dimaknai termasuk Saksi dan
Terperiksa sejalan dengan semangat yang terkandung dalam Pasal 28D ayat (1) UUD
1945, yaitu ‘Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum’”, tandas
Ifdhal.
1.2 Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Dalam sistem peradilan pidana, advokat berperan membantu tersangka dan terdakwa
untuk memahami proses hukum yang dijalaninya, meliputi tahap pra-ajudikasi,
ajudikasi, dan purna-ajudikasi. Selain itu, advokat juga ikut mengawasi dan
membantu penyidik serta penuntut umum untuk menjalani proses menjaga
keseimbangan antara kepentingan publik dan semua hak serta jaminan yang
diberikan hukum pada tersangka dan terdakwa.
Demikian keterangan yang disampaikan Ifdhal Kasim selaku Ahli yang dihadirkan
oleh Octolin H. Hutagalung dan sebelas Pemohon lainnya (Pemohon) dalam sidang
ketujuh pengujian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Hukum Acara
Pidana (KUHAP) pada Selasa (6/9/2022). Dalam sidang Perkara Nomor 61/PUU-
XX/2022 tersebut, Wakil Ketua MK Aswanto menjadi Ketua Panel Hakim dengan
didampingi oleh tujuh hakim konstitusi lainnya.
“Saya melihat permohonan uji materiil atas Pasal 54 KUHAP terhadap Pasal 28D
ayat (1) UUD 1945 memiliki alasan konstitusionalitas yang kuat. Maka
permohonan Pemohon meminta kepada Mahkamah Konstitusi menyatakan Pasal
54 KUHAP konstitusional bersyarat berdasarkan sepanjang dimaknai termasuk
Saksi dan Terperiksa sejalan dengan semangat yang terkandung dalam Pasal 28D
ayat (1) UUD 1945, yaitu ‘Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
hadapan hukum’”, tandas Ifdhal.
“Oleh karena itu, para pencari keadilan bukan saja seseorang dalam
kedudukannya sebagai tersangka/terdakwa, melainkan juga mereka yang menjadi
korban atau saksi yang terlibat dalam proses peradilan pidana,” kata Lies.
“Sehingga fungsi advokat dan LPSK dapat dilakukan sepanjang proses peradilan,
karena karakter fungsi yang melekat secara subjektif pada situasi dan kondisi
pihak yang didampinginya. Sementara itu, fungsi advokat dalam memberikan
nasihat dan pendampingan terhadap saksi tidak akan meniadakan fungsi LPSK,
sebab fungsi yang dijalankan oleh advokat yakni fungsi pembelaan yang berbeda
dengan fungsi LPSK yang melaksanakan perlindungan terhadap saksi dan/atau
korban tindak pidana pada kasus-kasus yang mengakibatkan posisi saksi dan/atau
korban dihadapkan pada situasi yang sangat membahayakan jiwanya. Oleh karena
itu, advokat dan LPSK dalam menjalankan fungsinya meski berpotensi saling
bersinggungan namun sesungguhnya dapat saling men-support dan bersinergi,”
jelas Lies.