2022
i
HALAMAN PENGESAHAN/PERSETUJUAN
Surat Pengesahan / Persetujuan Kepala Sekolah
PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, mengesahkan / menyetujui karya ilmiah
berupa makalah yang berjudul :
“KESETARAAN DAN KESENJANGAN HUKUM PIDANA DALAM
PENEGAKKAN HUKUM DI INDONESIA”
Adalah Makalah ilmiah yang di buat oleh
KELOMPOK 4 (12 MIPA 5)
1. Veronike Alya Dwira (34)
2. Elingga Puja P (11)
3. Persia Andrespa D P (26)
4. Rifa’ul Jannah (29)
5. Ayunda Kholifatuz Z (06)
ANTON SUWITO S. Pd
NIP. 19750927 199903 2 005
ii
ABSTRAKSI
Hukum adalah Kumpulan peraturan yang terdiri atas norma dan sanksi-
sanksi. Hukum ialah sesuatu yang berkaitan erat dengan kehidupan manusia
merujuk pada sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
penegakan hukum oleh kelembagaan penegak hukum karena segala kehidupan
manusia dibatasi oleh hukum. Pada masa sekarang , kesetaraan hukum
diindonesia memang perlu di tegakkan. Karena mengingat beberapa waktu
terakhir banyak terjadi kasus yang ketidakadilan dalam hukum. Oleh karena itu,
pengamalan dari UU pasal 27 (1) “Segala warga negara bersamaan kedudukannya
di dalam Hukum dan Pemerintahan dan wajib menjunjung Hukum dan
Pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya “ perlu ditegakkan, agar
menjadikan hukum diindonesia menjadi lebih baik.
iii
KATA PENGANTAR
Terimaksih kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena atas perkenan
beliau lah kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Semua itu hanya karena berkat serta tutunan Tuhan dalam kehidupan
kami. Dalam makalah yang kami susun ini berisi tentang “KESETARAAN DAN
KESENJANGAN HUKUM PIDANA DALAM PENEGAKKAN HUKUM DI
INDONESIA”.
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat digunakan
dengan sebaik-baiknya, kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini
belumlah sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dalam rangka
penyempurnaan untuk pembuatan makalah selanjutnya. Sesudah dan sebelumnya
kami ucapkan terimakasih.
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................................... i
Halaman Pengesahan .......................................................................................................ii
Abstraksi ..........................................................................................................................iii
Kata Pengantar .................................................................................................................iv
Daftar Isi ..........................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................................2
C. Pembatasan Masalah .............................................................................................2
D. Perumusan Masalah ..............................................................................................3
E. Tujuan Penulisan Makalah ...................................................................................3
F. Manfaat Penulisan Makalah .................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..........................................................................................4
A. Pengertian Hukum Pidana....................................................................................4
B. Problematika Penegakan Hukum di Indonesia.....................................................5
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................7
A. Konsep Penegakan Hukum di Indonesia ..............................................................7
B. Masalah Dalam Penegakan Hukum di Indonesia................................................10
C. Tantangan dan Hambatan Dalam Penegakan Hukum di Indonesia ....................10
D. Upaya Mengatasi Kesetaraan dalam Penegakan HUKUM DI Indonesia ..........11
E. Solusi dalam Menghadapi atas Krisisnya Penegakan Hukum di Indonesia
.............................................................................................................................12
F. Permasalahan Utama Yang Menyebabkan Lemahnya Penegakan Hukum
di Indonesia..........................................................................................................12
G. Keuntungan dari Adanya Penegakan Hukum DI Indonesia................................13
H. Contoh Kasus Kesetaraan dan Kesenjangan Hukum Pidana dalam
Penegakan Hukum di Indonesia..........................................................................13
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................
A. KESIMPULAN......................................................................................................
B. SARAN...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah penegakan hukum dewasa ini sederhana, karena sistem hukum ini
saling berkaitan dengan sistem sosial masyarakat lainnya. Pada hakekatnya
penegakan hukum keadilan, namun pada kenyataannya penegakan hukum
di Indonesia saat ini disebabkan oleh kurangnya keadilan. Sampai saat ini
hukum Indonesia mengalami kemerosotan yang sangat besar, adanya
keinginan masyarakat akan keadilan yang dapat dijalankan dengan baik
1
namun sebenarnya hanya wacana yang tidak kunjung muncul, membuat
hukum Indonesia mencengangkan. Selain itu, permasalahan lain yang
membuat lemahnya penegakan hukum di Indonesia adalah para penegak
hukum tidak menjalankan hukum dengan baik.
Dari kasus ini terlihat bahwa penegakan hukum di Indonesia masih lemah,
dan aparat penegak hukum harus lebih adil dalam menjatuhkan suatu
hukuman. Selain itu, tingkat kesadaran dan kepatuhan hukum masyarakat
juga akan mempengaruhi tingkat penegakan hukum di Indonesia.
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
2
D. Perumusan Masalah
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa dan orang
yang membaca makalah ini. Berikut ini diuraikan manfaat-manfaat kepada
pihak-pihak tersebut :
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
of just law”. Dalam istilah “the rule of law and not of man”,
dimaksudkan untuk menegaskan bahwa pada hakikatnya pemerintahan
suatu negara hukum modern itu dilakukan oleh hukum, bukan oleh
orang. Istilah sebaliknya adalah “the rule by law” yang dimaksudkan
sebagai pemerintahan oleh orang yang menggunakan hukum sekedar
sebagai alat kekuasaan belaka.
Eksistensi hukum saat ini sudah mulai mendapat perhatian dari publik.
Hal itu dapat dilihat dari respon masyarakat di sosial media yang selalu
update tentang kasus hukum yang terjadi di Indonesia. Kasus hukum
berkaitan dengan penegakan hukum merupakan sebuah elemen yang
tidak dapat dipisahkan.
Kasus serupa dialami oleh remaja asal Palu yang mencuri sandal butut
milik seorang anggota brimob bernama Briptu Ahmad Rusdi Harahap.
Vonis hukuman maksimal 5 tahun penjara. Namun, remaja yang
mencuri sandal itu dibebaskan hukumannya karena dianggap belum
cukup umur untuk menjalani hukuman.
5
Kasus sepele ditindak tegas sedang kasus yang merugikan banyak
orang bahkan negara ditindak seadanya. Hal ini dapat dilihat dari
pemberian vonis yang tidak wajar terhadap para koruptor.
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
mencapai suatu tertentu yang merupakan suatu jalinan mata rantai aktifitas
yang tidak termasuk bersumber dari nilai-nilai dan bermuara pada pidana
dan pemidanaan.
8
berpedoman pada peraturan perundang-undangan pidana yang
telah dibuat oleh pembuat undang-undang dan Undang-undang
daya guna.
9
2. Faktor penegak hukum Penegak hukum mempunyai kedudukan dan
peranan. Penegak hukum merupakan salah satu pilar terpenting dalam
proses penegakkan hukum, sering melakukan berbagai tindakan yang
bertentangan dengan ketentuan hukum sehingga menimbulkan
berbagai masalah.
3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakkan hokum
penegakkan hukum tidak mungkin berjalan dengan lancar tanpa
adanya faktor sarana atau fasilitas. Sarana atau fasilitas tersebut antara
lain tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil, organisasi yang
bbaik, peralatan yang memadai dan keuangan yang cukup.
4. Faktor masyarakat Penegakkan hukum berasal dari masyarakat.
Bertujuan untuk mencapai kedamaian dalam masyarakat, oleh karena
itu dipandang dari sudut tertentu masyarakat dapat mempengaruhi
penegakkan hukum.
5. Faktor kebudayaan Kebudayaan hukum masyarakat merupakan suatu
proses internalisasi nilai-nilai dalam rangka memahami hukum dan
berupaya untuk menerapkannya secara baik demi kepentingan
bersama. Kebudayaan pada dasarnya mencakup nilai-nilai yang
mendasari hukum yang berlaku, nilai-nilai yang merupakan konsepsi
abstrak mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap
buruk.
10
1. Substansi Hukum, kini masih banyak peraturan perundangan merupakan
warisan kolonial Belanda dan masih banyak tumpang tindih peraturan
perundang-undangan; mis: untuk penyidikan tindak pidana korupsi, bisa
dilakukan oleh kepolisian, kejaksaan dan KPK; Aparatur penegak hukum
tidak memiliki kapasitas, kompetensi, integritas dan komitmen dalam
penegakan hukum yang berwibawa dan terpercaya;
2. Penegakan hukum oleh masing-masing aparatur penegak umum, lebih
menonjolkan ego-sektoral daripada penerapan check and balances
system, guna mencegah penyalahgunaan wewenang oleh aparatur penegak
hukum;
3. Budaya hukum, adanya degradasi penghargaan dan kepatuhan terhadap
hukum dan aparatur penegak hukum ; serta pada akar rumput maraknya
kasus main hakim sendiri, pembakaran pelaku kriminal, pembalakan liar
dalam perkara kehutanan, perkebunan, dan pertambangan,
pembangkangan terhadap hukum, dan sebagainya.
Dan ada alasan kenapa Indonesia sulit menegakkan hukum yang adil, yaitu
:
11
disembuhkan maka dalam jangka panjang akan mengakibatkan lumpuhnya
penegakkan hukum di Indonesia.
1. Supremasi Hukum
Supremasi hukum merupakan hukum yang memiliki kekuasaan mutlak dalam
mengatur tindakan atau pergaulan seseorang dalam kehidupannya. Dengan
12
kata lain bahwa semua tindakan warga negarai hingga pemerintah sekalipun
berjalan sesuai dengan hukum yang telah berlaku.
Sayangnya tegaknya supremasi hukum ini tidak bisa berjalan sendiri. Butuh
yang namannya aturan yang harus ditegakan. Tentu aturan itu sendiri tidak
dapat ditegakan dengan sendiri. Butuh yang namanya aparat hukum, dan
masyarakat itu sendiri yang menjadikan supremasi hukum bisa ditegakan.
2. Tegaknya Keadlian
Tegaknya keadilan ini demi mewujudkan keselarasan dan keadilan bagi warga
Negara. Tampaknya mewujudkan keadilan itu sesuatu yang tidak mudah. Pada
realitanya menegakan sebuah keadilan itu bukan perkara yang mudah. Butuh
yang namannya melek hukum.
Salah satu faktor kenapa hukum tidak ditegakan dengan adil karena banyak
yang tidak melek hukum. Sehingga orang-orang yang tidak melek hukum
dimanfaatkan.
3. Perdamaian
Pentingnya perlindungan dan penegakan hukum tentu saja demi mewujudkan
perdamaian dalam kehidupan masyarakat. Yang menyatakan bahwa
perlindungan dan penegakan hukum tidak semata-mata hukum yang berlaku.
Tetapi bergantung pada beberapa faktor. Diantarannya adalah faktor hukum,
faktor penegak hukum, faktor masyarakat, faktor sarana dan fasilitas hukum
dan faktor kebudayaan juga menjadi penentu.
Sayangnya, kehadiran penegak hukum atau aturan hukum yang di dasarkan
oleh Undang-undang masih diambil celahnya. Kemudian celah itu digunakan
untuk melemahkan kasus atau untuk menyerang lawan.
Sehingga bagi lawan yang tidak melek teknologi pun bisa terjerat hukuman
lebih berat daripada hukuman yang sebenarnya. Itu sebabnya masyarakat
penting sekali diberikan edukasi tentang aturan hukum.
13
Irfan yang sedang berlibur ke Bekasi menjadi korban begal saat sedang
berada di jalan bersama seorang temannya. Tak hanya ponsel yang
dirampas, pelaku begal yang berjumlah dua orang tersebut juga menyerang
Irfan dan temannya dengan celurit.
Irfan pun membela diri dan menyerang balik dengan celurit yang berhasil
direbut. Salah satu dari pelaku begal tersebut kemudian meninggal saat
perjalanan menuju rumah sakit.
Jaksa kemudian menarik tuntutan tersebut atas dasar hati nurani dan rasa
keadilan. Hakim lalu memvonis bebas Valencya karena tidak terbukti
bersalah.
14
3. Nenek Asyani Terdakwa Pencuri Kayu Divonis 1 Tahun
Penjara
“Saya sudah bersumpah mati tidak ada gunanya. Pasti ada suap. Saya tidak
mencuri. Sumpah pocong, Pak,” kata Nenek Asyani seperti dikutip dari
Liputan6.com.
Perempuan yang bekerja sebagai tukang pijat ini sempat ditahan di Lapas
Situbondo selama tiga bulan sebelum akhirnya lepas setelah Bupati
Dadang Wigarto menjadi penjamin.
Ahli hukum dan mantan hakim konstitusi yang pernah menjadi saksi untuk
Asyani, Achmad Sodiki, pun meragukan bukti yang digunakan dalam
pengadilan.
15
Menurutnya, undang-undang tersebut didesain untuk menjerat pelaku
perusakan hutan yang masif dan berskala besar, bukan untuk menjerat
warga di sekitar hutan yang kerusakannya tak signifikan.
16
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Saran yang dapat penulis berikan adalah perlu adanya usaha pemerintah
dalam mengurangi kasus kesenjangan hukum di Indonesia . Upaya yang
dilakukan salah satunya adalah melakukan penyeleksian yang ketat dalam
pemilihan aparat penegak hukum.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/03/24/01150041/mengapa-
penegakan-hukum-di-indonesia-lemah
https://news.detik.com/berita/d-1775253/10-kasus-yang-mengguncang-hukum-
indonesia
https://deepublishstore.com/pentingnya-perlindungan-dan-penegakan-hukum/
https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/03/24/01150041/mengapa-
penegakan-hukum-di-indonesia-lemah
http://pasca.unhas.ac.id
https://kawanhukum.id/problematika-penegakan-hukum-di-indonesia/
https://brainly.co.id/tugas/40030719?
utm_source=android&utm_medium=share&utm_campaign=question
18
19