Bronkhiolitis
Bronkhiolitis
PENDAHULUAN
yang disebabkan oleh infeksi pernapasan yang berpengaruh pada saluran napas kecil
yang disebut bronkiolus, yang berdampak pada paru. Bila saluran pernapasan
meradang maka akan membengkak dan berisi mukus sehngga membuat anak kesulitan
Penyakit ini lebih sering meyerang bayi dan anak-anak kecil karena saluran
nafas kecil pada bayi dan anak-anak lebih mudah tersumbat dari pada saluran nafas
kecil pada orang dewasa atau anak-anak yang lebih besar. Meskipun penyakit ini
sering ringan namun pada beberapa bayi bisa menjadi lebih berat dan parah sehingga
terhadap infeksi yang lebih berat meliputi prematuritas, penyakit jangtung atau paru
kronis yang sebelimnya, dankelemahan sistem imun akibat penyakit atau karena obat.1
II. DEFINISI
disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan kecil yang disebut (bronchiolitis), yang
berperan penting pada paru-paru saluran nafas tersebut meradang , membengkak dan
Bronkhiolitis akut, penyakit saluran pernapasan bayi yang lazim, akibat dari
obstruksi radang saluran napas kecil. Penyakit ini terjadi selama umur 2 tahun pertama,
dengan insiden puncak sekitar umur 6 bulan, dan pada banyak tempat penyakit ini
1
musim dingin dan pada awal musim semi. Penyakit terjadi secara sporadik dan
epidemik. 2 (Crist WM, Smithson WA, The Bronchiolitis dalam : Nelson Text Book of Pediatrics-16th Ed, Philadelphia, WB Saunders
Company,2000.)
III. ETIOLOGI
Infeksi Insiden
2.Parainfluenza virus 3 ++
3. Parainfluenza virus 1 +
4. Parainfluenza virus 2 +
5. Adenovirus +
6. Influenza virus (A or B) +
7. Mycoplasma pneumonia +
8. Enterovirus +
10. Rhinovirus +
Simbol : ++++,> 75% dari kasus, ++25% dari kasus, <25% dari kasus
2
Infeksi primer oleh RSV biasanya tidak menimbulkan gejala klinik, tetapi
infeksi sekunder pada anak-anak tahun pertama kehidupan akan bermanifestasi berat2.
Virus RSV lebih virulen dari pada virus lain dan menghasikan imunitas yang
tidak bertahan lama. Infeksi ini pada orang dewasa tidak menimbulkan gejala klinik.
RSV adalah galongan paramiksovirus dengan bungkus lipid serupa dengan virus
parainfluenza, tetapi hanya mempuyai satu antigen permukan berupa glikoprotein dan
nekleokapsid RNA helik linear. Tidak hanya genom yang bersegmen dan hanya
mempunyai satu antigen bungkus berarti bahwa komponen antigen RSV relative stabil
Bronchiolitis yang disebabkan oleh virus jarang terjadi pada masa neonatus.
Hal ini karena antibody neutralizing dari ibu masih tinggi 4-6 minggu kehidupan,
kemudian akan menurun. Antibody tersebut mempunyai daya proteksi terhadap infeksi
merupakan penyebab pada lebih dari 50% kasus. Penyebab lainnya meliputi
Epidemiologi
hujan meskipun kasus sporadik dapat terjadi sepanjang tahun. RSV terbagi dalam
strain Adan strain B. Strain A yang paling sering mentebabkan epidemik, penyakit
3
berat dan angka rawat inap yang lebih tinggi dari pada strain B. Kedua strain ini dapat
bersama-sama dalam satu iklim dan bayi dapat terinfeksi oleh kedoanya dalam tanun
yang sama1
Bronchilitis paling sering terjadi pada bayi laki-laki antara umur 2-6 bulan
pada bayi yang belum disusui ibunya dan pada bayi yang hidup pada keadaan yang
penuh sesak. Sumber infeksi virus biasanya anggota keluarga dengan penyakit
pernafasan yang minor. Anak yang lebih tua dan orang dewasa mentoleransi edema
bronkiolus lebih baik dari bayi dan tidak berkembang menjadi bronchiolitis kronik
V. Patofisiologi
Infeksi oleh virus dapat mengakibatkan respons IgE spesifik. Timbulnya IgE
spesifik berhubungan dengan derajat penyakit. Respon ini disertai peningkatan kadar
histamin pada sekret hidung yang ditemukan pada anak dengan mengakibatkan infiksi
saluran nafas bawaan oleh virus RSV 5,9. hal ini menunjukan keterlibatan IgE pada
infeksi virus, walaupun pda orang dewasa dikeluarkannya histamin oleh sel basofil
hubungan antara serum anti RSC IgE dengan kadar IgG4 dengan kecendrungan
bukan merupakan faktor resiko terjadinya bronkiolitis, tetapi respons IgE merupakan
salah satu faktor resiko terjadinya Bronkiolitis, tetapi respon IgE merupakan salah satu
4
Efek Infeksi Virus Terhadap Saluran Nafas2
Sel Epitel. Sel epitel merupakan tempat hidup virus saluran nafas. Adanya
infeksi ini akan menyebabkan kerusakan selama teolikasi virus. Virus ini juga akan
menyebutkan inflamasi.
Sel endotel. Kelainan sel endotel akan memberikan gangguan pada saluran
Kedua zat tersebut dapat meningkatkan puncaknya 2-4 hari setelah infeksi oleh virus.
Granulosit. Sel neutrofil merupakan sel inflamasiyang muncul pada saat akut
oleh virus. Sel ini berfungsi sebagai kemotaksis faktor seperti IL-8 dan leukotrin B4.
Kopleks virus RSV dan antibody akan merangsang IL-6 dan IL-8 yang sekresi oleh sel
5
neutrofil, sehingga akan melepaskan sikotin. Selain itu virus dapat juga mengaktifkan
Makrofag dan monosit. Adanya infeksi pada saluran pernapasan oleh virus
akan menyebabkan dikeluarkannya mediator kimia dari sel mikrofag dan monosit.
Selama infeksi saluran nafas sikotin : IL-q, TNF alfa, dan IL-8 dapat ditemukan pada
secret hidung. Pada fase akut ini, sikotin yang dikeluarkan akan menyebabkan gejala
sistemik seperti demam dan malaise. Adanya interleukin I dan TNF alfa berhubungan
erat dengan timbulnya mengi pada anak-anak dan dapat berkembamg menjadi reaksi
alergi padapada anak-anak dan dapat berkembang menjadi reaksi alergi serta asma
dikemudian hari.
T-sel. Infeksi virus dapat merangsang spesifik dan non-spesipik T-sel ini dapat
asma.
asma. Virus T-sel spesifik dapat menyebabkan gejalaasma, tetapi bila infeksinya telah
berat
edema dan kumpulan mucus serta puing-puing seluler dan oleh inovasi bagian-bagian
bronkus yang lebihkecil oleh virus karena tahanan/resistensi terhadap aliran udara
didalam saluran besarnya berbanding terbalik dengan radius/ jari-jari pangkat empat,
6
maka penebalan yang sedikit sekali pun pada dinding bronkiolus bayi dapat sangat
mempengaruhi aliran udara. Tahana pada aliran udara kecil bertambah selama fase
inspirasi dan ekspirasi , namun karena ekspirasi radius jalan nafas menjadi lebih kecil,
maka hasilnya adalah obtruksi pernafasan katup bola yang menimbulkan perangkap
udara awal dan overinflasi. Atelektasi dapat terjadi ketika obstruksi menjadi total dan
terjadi pada penderita yang terkena berat. Makin tinggi frekuensi pernafasan makin
takipnea5.
Mula-mula bayi mendapatkan infeksi saluran nafas ringan berupa pilek encer,
batuk, bersin-bersin, dan kadang-kadang demam. Gejala ini berlangsung beberapa hari,
kemudian timbul distrees respirasi yang ditandai oleh batuk paroksimal, mengidispneu
dan iritabel. Timbul kesulitasn minum karena nafas cepat sehingga menghalangi proses
menelan dan menghisap. Pada kasus ringan, gejala menghilang 1-3 hari pada kasus
berat, gejalanya dapat timbul beberapa hari dan perjalannya sangat cepat2.
7
Kadang-kadng bayi tidak demam sama sekali, bahkan hipotermi. Terjadi
biasanya tidak dalam karena adanya hiperinflasi paru. Memungkinkan terdengar ronki
pada akhir inspirasi dan awal ekspirasi. Ekspirasi memanjang dan mengi kadang –
Biasanya sel darah putih dan homogram sel ada dalam batas-batas
1. Asma
lebih dari yang berikut ini yang mendukung diagnosis asma : riwayat keluarga asma,
episode berulang pada bayi yang sama, mulai mendadak tanpa infeksi yang
mendahului, ekspirasi sangat menunjang, eosinofilia, dan respon perbaikan segera pada
satu dosis aerosol. Sedangkan berulang mengakibatkan titik pembeda yang penting :
virus.
4. Pertusis
8
5. Keracunan organofosfat
6. Kistik firbrosis
menyeluruh.
VIII. KOMPLIKASI
kekainan paru yang tidak kentara dapat berlangsung sampai beberapa minggu. Sebuah
pertanyaan penting apakah bronchiolitis pada masa bayi pada masa bayi
yang menemukan resiko tinggi dari wheezing berulang semas kanak-kanak, setelah
kecil telah dapat diidenfikasi pada anak-anak usia sekolah dengan riwayat bronchiolitis
saat bayi1.
berkurang. Kelainan saluran nafas kecil dapat terjadi 13 tahun setelah bronchiolitis,
terutama bila bronchiolitis di dapat sebelum usia 6 bulan dan tidak berewspon terhadap
bronchiolitis obliteran dan sindrom paru hiperlusen yang sering disebabkan oleh virus
Adeno2.
bronchilitis adalah2:
9
1. Infeksi virus akan merusak saluran nafas atau sistem imim penderita
2. Anak dan bayi sendiri telah mempunyai faktor genetik seperti atopi atau
Berdasarkan bukti-bukti yang ada saat ini maka tampaknya hipotesis pertama
yang banyak dianut, yaitu terjadinya inflamasi dan hiperaktivitas bronkus. Hal inilah
Komplikasi jangka panjang lain yaitu bronkiolitis obliterans dan syndrom paru
IX. PENATALAKSANAAN
Infeksi oleh virus RSV biasanya sembuh sendiri (self limited) sehingga
1. Oksigenasi 2
mengoreksi hipoksia.
2. Cairan 2
10
cairan lewat lambung karena dapat terjadiaspirasi dan menambah sesak nafas akibat
3. Obat-obatan
untuk mengurangi berat dapat diberikananti virus. Ribavirin adalah obat anti
virus yang bersifat static. Tetapi penggunaan obat ini masih kontroversial
jantung, fibrosis kistik, penyakit paru kronik, imunodefisiensi dan pada bayi-
menurutkan angka kesakitan dan kematian jika diberikan pada saat awal.
b. Antibiotik 2
karena sebagian besar disebabkab oleh virus kecuali ada tanda-tanda infeksi
c. Bronkodilator 7
11
Dahulu dipercayai bahwa obat-obat bronkodilator seperti preparat
simpatmimetik atau devirat atropin tidak mempunyai efek yang besar pada
X. PROGNOSIS 7
angka kematian 1%, biasanya pada penderita dengan tanda-tanda penyakit jantung
paru atau meraka dengan kelainan imunologi. Kekambuhan sering terjadi dan harus
12