Anda di halaman 1dari 8

KETAHANAN PANGAN

Nama Kelompok
 Julian Ariela Lolo E28121269
 Anastasya E28121263
 NurFadhilla E32121107
 Rudianto E32121114
 Andy Makmur E28121265
 Ida Bagus Nyoman Ari Punia E32121106
 M. Rijal E28121266
 Wahyu Pratama E28121262
 Khalil Gibran E28121268
 Wafiq Azizah E32121111
 Stefri Tolie E28121264
 Firdayani Latimbangi E32121105
 Elsa Mowemba E28121267
 Misrawati A. Makur E32121110
 Moh. Firli E32121108
KETAHANAN PANGAN
Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk dapat mempertahankan hidup.
Kecukupan pangan merupakan hak azasi yang layak dipenuhi. Ketahanan pangan sudah di
atur dalam UU No. 17 Tahun 2015. Rawan pangan adalah situasi yang berbahaya. Kondisi itu
ditandai oleh rendahnya ketersediaan kalori untuk konsumsi per kapita. Sangking pentingnya,
kondisi rawan pangan membuat kasus penggulingan pemerintahan lebih mungkin terjadi.
Dalam sejarah Indonesia, pada tahun 1997-1998 pernah terjadi keruntuhan politik dan ekonomi
hingga menggerogoti ketahanan pangan Indonesia. Hal tersebut merupakan efek domino
dari krisis ekonomi yang terjadi di Asia Tenggara dan Asia Timur sejak Juli 1997. Terjadi
peningkatan inflasi dan pengangguran serta turunnya daya beli masyarakat sehingga semakin
sedikit orang yang mampu mengakses makanan. Selain krisis ekonomi, krisis pangan juga
dapat terjadi karena kekeringan besar, terutama disebabkan oleh fenomena cuaca El Nina.
Kekeringan ini secara substansial mengurangi produksi makanan, khususnya beras yang
merupakan sumber makanan pokok. Faktor lainnya adalah kurangnya input pertanian (seperti
pupuk dan pestisida). Ancaman terhadap ketahanan pangan mengakibatkan Indonesia
sering mengimpor produk-produk pangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Masalah ketahanan pangan harus serius ditangani oleh pemerintah karena
menanyangkut keberlangsungan negara dan kehidupan generasi penerus bangsa.
Jika krisis pangan terjadi, stabilitas negara akan terganggu.
Dampaknya kekurangan pangan dirasakan langsung karena dapat memicu
kelaparan, kemiskinan, dan kurangnya gizi pada generasi muda. Generasi muda
menjadi kekurangan gizi sehingga tidak dapat tumbuh optimal. Padahal generasi
muda adalah calon pemimpin bangsa. Mereka menentukan kemajuan dan
ketahanan negara.
Namun, penetapan UU Nomor 23 Tahun 2014 membawa perubahan pada kewenangan
penyelenggaraan urusan pemerintah antar susunan pemerintah. Konsekuensi logisnya,
daerah akan mempunyai prioritas urusan pemerintahan sesuai karakter daerah dan
kebutuhan masyarakat setempat.
Pembagian urusan pemerintahan konkruen antara pusat dan daerah dibagi menjadi dua,
yakni urusan pilihan dan wajib. Urusan pemerintahan yang bersifat wajib harus
dilaksanakan oleh pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Urusan pemeritahan
wajib meliputi dua hal yaitu urusan wajib yang terkait pelayanan dasar dan urusan
pemerintahan wajib yang tidak terkait pelayanan dasar. Bidang pangan termasuk dalam
urusan pemerintah wajib yang tidak terkait dengan pelayanan dasar.
Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah bidang pangan, pemerintah
daerah perlu memetakan prioritas urusan untuk membagi kewenangan dengan
pemerintah pusat. Pembagian kewenangan bidang urusan pangan bertujuan untuk
memastikan setiap pelayanan dalam bidang pangan mampu menjangkau seluruh pihak
yang harus dilayani serta menciptakan organisasi yang ideal, efisien dan efektif.
STRATEGI MEWUJUDKAN KETAHANAN
PANGAN
A. Meningkatkan produktivitas sumber daya hewani dan nabati sebagai sumber pangan
Untuk memperhatikan aspek produksi dan ketersediaan pangan, Kementerian Pertanian telah
mengupayakan untuk melakukan pencegahan terhadap potensi masuk dan tersebarnya
hama dan penyakit serta organisme pengganggu tumbuhan. Hal ini diwujudkan dengan terus
mendorong inovasi benih-benih unggul yang dikembangkan dan juga teknologi pertanian
yang akan memudahkan petani dalam bercocok tanam sehingga ketahanan pangan di
Indonesia semakin kuat.
B. Mencegah masuk dan keluarnya pangan dan pakan yang mengandung bahan berbahaya
Langkah lain yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian dalam aspek aspek distribusi dan
aspek konsumsi untuk mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia adalah dengan
mencegah pemasukan dan pengeluaran pangan dan pakan yang mengandung cemaran
biologis, kimia dan fisik yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan konsumen
dan organisme yang dijadikan komoditas pertanian.
C. Mengoptimalkan pembangunan di bidang pertanian dan kesejahteraan keluarga
petani
Langkah pemerintah dalam memperhatikan aspek ekonomi dan kemiskinan sebagai
strategi memperkuat ketahanan pangan di Indonesia adalah dengan gencar
mendorong pembangunan di bidang pertanian lewat optimalisasi lahan rawa menjadi
lahan pertanian aktif dan produktif. Setelah mengetahui luas, sebaran, dan potensi
lahan rawa yang ternyata besar dan bisa dimanfaatkan menjadi lumbung padi,
Kementerian Pertanian terus mendorong daerah-daerah dengan lahan rawa yang
potential dibangun menjadi lahan pertanian produktif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai