Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum
2.1.1 Kalsium Klorida (CaCl2)
Kalsium klorida merupakan jenis garam komponen ionik dari kalsium (Ca)
dan klorin (Cl). Kalsium klorida memiliki sifat yang mudah larut dalam air dan
berwarna transaparan. Kalsium klorida termasuk dalam garam yang padat pada
suhu kamar, dan bertindak sebagai ion halida. Sama seperti kebanyakan garam
pada umumnya, CaCl2 bersifat higroskopis sehingga kalsium klorida harus
disimpan dalam kontainer kedap udara yang rapat dan tertutup. Gambar kalsium
klorida dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kalsium Klorida


Sumber : id.wikipedia.org

Kalsium klorida merupakan salah satu jenis senyawa alami yang paling
banyak ditemukan di air laut dan mata air pegunungan. Namun sifat higroskopis
yang dimiliki kalsium klorida memiliki banyak jenis hidrat CaCl2 seperti
CaCl2.H2O, CaCl2.2H2O, CaCl2.4H2O, dan CaCl2.6H2O. Salah satu bentuk
kalsium klorida yang paling umum terdapat di alam adalah kalsium klorida
dihidrat (CaCl2.2H2O) pada penempatan kondisi lingkungan luar.Kemampuan
kalsium klorida dalam menyerap cairan membuat produk ini menjadi sangat
bermanfaat. Kalsium klorida dapat dimanfaatkan sebagai pembesih kliring
salju/es dari trotoar dan jalan raya, mencegah korosi pada pompa maupun pipa
didalam air, sumber ion Ca2+ dalam larutan, dan manfaat lainnya. Kalsium klorida
dapat menghilangkan ion fosfat yang bersifat asam penyebab korosi dengan
persamaan:

17
18

3 CaCl2 (aq) + 2 K3PO4 (aq) ↔Ca3(PO4)2 (s) + 6 KCl (aq)


Selain itu kalsium klorida cair juga dapat dielektrolisis (electronic
precipitator) untuk memperoleh kalsium padat dan gas klorin. Berikut adalah
persamaan reaksinya:
CaCl2 (l) ↔ Ca (s) + Cl2 (g)
Kalsium klorida memiliki sifat iritan terhadap kulit serta dapat menyebabkan
luka pada mulut, kerongkongan maupun saluran pencernaan jika tertelan dalam
konsentrasi yang besar. Namun berdasarkan aturan BTP (Bahan Tambahan
Pangan), penggunaan CaCl2 dalam jumlah dibawah batas maksimum sangat
diijinkan untuk mempengaruhi sifat dan kualitas pangan. Nilai konsentrasi CaCl2
maksimal yang diijinkan adalah 800 mg/kg bahan pangan.Pada industri, kalsium
klorida tersedia dalam berbagai bentuk seperti serpih, pelet, serbuk, maupun
kerikil. Kalsium klorida pelet merupakan bahan berbentuk lingkaran yang paling
umum dipakai dalam proses pencairan es dan salju, karena kontaknya terhadap es
yang dianggap paling baik. Kalsium klorida dalam bentuk cair bersifat
eksotermik, tidak berbau, serta tidak mudah terbakar. Kalsium klorida cair dipakai
dalam transformasi genetik sel dengan meningkatkan permeabilitas membran
serta dalam aplikasi penyerapan DNA dalam sel makhluk hidup.
2.1.2 Kegunaan Kalsium Klorida (CaCl2)
Kalsium klorida yang sifatnya sangat higroskopis memiliki banyak
kegunaan. Hal tersebut membuat perkembangan kebutuhan CaCl2 terus meningkat
sekitar 6-7,2 % setiap tahunnya, khususnya di Indonesia hingga mencapai
9.035.777 ton pada tahun 2013. Berikut adalah kegunaan CaCl2 dalam berbagai
aplikasi.
1. Sebagai zat pengering (dessicant)
Kalsium klorida memiliki sifat higroskopis sehingga sangat sering
diaplikasikan pada tabung/ reaktor dalam menghapus kadar air terlarut. Kalsium
klorida anhidrat juga terlah banyak disetujui oleh FDA (Food and Dining
Administration) sebagai bahan penyerap kelembapan ruangan. Sifat pengering
yang dimiliki CaCl2 dapat dipakai sebagai pengikat partikel debu pada jalan.
2. Aplikasi De-icing dan peningkatan titik beku
Kristal CaCl2 banyak dimanfaatkan sebagai pembersih salju/es pada jalan
19

raya. Hal ini disebabkan karena aplikasi kalsium klorida yang banyak berperan
dalam meningkatkan titik beku, sehingga memudahkan pencairan es pada
permukaan jalan. Kalsium klorida juga lebih relatif aman digunakan dibandingkan
garam lainnya dalam aplikasi de-icing. Selain itu kalsium klorida juga lebih
efektif dipakai pada suhu lebih rendah dari NaCl dengan titik beku -52°C (-62°F)
sehingga mampu mencairkan salju dengan lebih efektif.
3. Sumber ion kalsium
Kalsium klorida sering diaplikasikan sebagai pencegah terjadinya erosi beton
di kolam renang. Hal tersebut disebabkan karena peningkatan jumlah kalsium
larut dalam air kolam renang. Berdasarkan prinsip Le Chatelier, peningkatan
kadar ion Ca2+ dalam air dapat mengurangi terjadinya erosi dari dinding kolam
renang. Kalsium klorida berperan sebagai sumber nutrisi bagi kehidupan hewan
laut, yakni penyedia kalsium yang akan sangat berdampak pula terhadap
kebutuhan nutrisi makhluk hidup.
4. Bahan zat aditif dalam industri pangan
Senyawa kalsium klorida juga banyak diaplikasikan sebagai bahan aditif
makanan yang dianggap aman oleh FDA. Setiap tahunnya diperkirakan sekitar
160-345 mg / hari diperlukan oleh setiap individu untuk dikonsumsi dan
dibutuhkan tubuh. Garam CaCl2 juga sering diaplikasikan sebagai bahan elektrolit
tambahan dari beberapa jenis makanan dan minuman kemasan seperti Nestle,
Pocari Sweat, dan lainnya. Pada industri bir, kalsium klorida terkadang diperlukan
untuk menambah kadar mineral, rasa, serta reaksi kimia dalam pembuatan bir.
Kalsium klorida juga dapat mengubah kualitas ragi selama fermentasi, sehingga
meningkatkan kualitas produk. Pada industri pembuatan susu, senyawa kalsium
klorida juga ditambahkan dalam susu untuk mengembalikan ion Ca2+ yang hilang
saat proses pembuatan dan menjaga keseimbangan protein dan kasein keju.
5. Bidang medis
Kalsium klorida dalam dunia medis banyak digunakan untuk mengobati
hipokalsemia, yang merupakan penyakit akibat sensitivitas gigitan serangga
tertentu yang mengakibatkan berkurangnya kadar kalsium dalam tubuh. Senyawa
ini juga dapat mengukur kinerja jantung dari toksisitas.
20

6. Perusahaan pengeboran minyak


Komponen air dan lumpur yang keluar sebagai produk samping bersamaan
dengan minyak bumi perlu diselesaikan lebih lanjut. Insinyur umumnya
melakukan pengeboran dengan bahan kimia seperti CaCl2 untuk memberi
fleksibilitas dalam pengolahan lumpur keluaran proses produksi industri
perminyakan. Dengan penghilangan air dengan kinerja CaCl2 maka susunan ion
pada lumpur akan lebih mudah dipisahkan berdasarkan perbedaan viskositasnnya
dengan minyak.
2.1.3 Bahan Baku
Bahan baku dan senyawa kimia yang digunakan yaitu Kalsium Oksida
(CaO) dan asam klorida (HCl)
a. Kalsium Oksida (CaO)
Kalsium oksida atau biasa dikenal dengan kapur tohor merupakan hasil
kalsinasi/pembakaran dari batugamping. Rumus umum dari kalsium oksida adalah
CaO dengan berat molekul 56,0774 g/mol. Kalsium oksida merupakan salah satu
bahan kimia industri yang paling penting. Kalsium oksida banyak digunakan
dalam bahan pembuatan bangunan dan konstruksi, industri semen, pembuatan
baja, pengolahan air, pertanian dan lain sebagainya. Kalsium oksida berupa bubuk
putih hingga kuning/coklat pucat, dengan kristal berbentuk kubik. Kalsium oksida
memiliki densitas 3,34 g/cm3, larut dalam air membentuk Ca(OH)2, dan kelarutan
CaO dapat ditingkatkan dengan penambahan asam.
b. Asam Klorida (HCl)
Asam klorida merupakan suatu larutan akuatik yang terdapat dari gas
hidrogen klorida (HCl). Ia ialah asam kuat, Senyawa ini juga difungsikan secara
luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan mewanti keselamatan
yang tepat karena termasuk cairan yang sangat korosif.
Asam klorida pernah menjadi suatu zat yang sangat penting dan sering
dipergunakan saat awal sejarahnya. Ia ditemui oleh alkimiawan Persia Abu Musa
Jabir bin Hayyan di tahun 800an. Senyawa ini dipakai sepanjang abad
pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya mencari batu filsuf, dan lalu
diakai juga oleh ilmuwan Eropa termasuk Glauber, Priestley, and Davy dalam
rangka membangun pengetahuan kimia modern.
21

Pada Revolusi Industri, senyawa ini sangat penting dan dipakai untuk
berbagai tujuan, meliputi sebagai pereaksi di produksi massal senyawa kimia
organik seperti vinil klorida untuk bahan plastik PVC dan MDI/TDI untuk
poliuretana. Kegunaan yang lainnya meliputi penggunaan dalam pembersih
rumah, produksi gelatin, aditif makanan, dan pengolahan kulit. kisaran 20 juta ton
gas HCl dihasilkan setiap tahun. Gambar asam klorida dapat dilihat pada gambar
2.3.

Gambar 2.1 Asam Klorida


Sumber : Poltekkesbengkulu.ac.id

2.2 Tinjauan Proses


Pemilihan proses dalam perancangan pabrik Kalsium Klorida sangatlah
penting. Hal ini akan berdampak pada ke optimalan produksi Kalsium Klorida ini,
serta dapat menghemat pengeluaran modal yang dikeluarkan. Sebelum
menentukan pilihan proses yang akan di implementasikan pada pendirian pabrik
Kalsium Klorida, mempelajari proses-proses yang telah ada merupakan hal yang
sangat penting. Proses-proses tersebut memiliki ke unggulan serta kelemahannya
masing-masing, begitu juga dengan kecocokan pada pabrik Kalsium Klorida yang
akan didirikan.
2.2.1 Proses Solvay
Proses pertama ini diambil dari Paten Solvay US (2013) dengan bahan
baku yang digunakan yaitu Batu Kapur (CaCO3), Brine, Ammonia dan Coke.
Adapun blok diagram untuk proses pembuatan Kalsium Klorida dapat dilihat pada
Gambar 2.4.
22

Gambar 2.2 Blok diagram proses pembuatan Kalsium Klorida Metode Solvay
Pada proses ini pertama-tama,garam harus dimurnikan terlebih dahulu
untuk menghilangkan garam-garam kalsium,magnesium, dan heavy metal ion
dalam konsentrasi rendah agar tidak terbentuk deposit pada peralatan. Soda ash
ditambahkan untuk mengendapkan kalsium dan air kapur serta caustid soda untuk
mengendapkan magnesium.
Brine yang telah murni diumpankan kedalam absorber untuk penyerapan
ammonia yang masuk dari bawah kolom absorber. Ammonited brine ( campuran
ammonia yang terserap oleh garam ) keluar meninggalkan kolom absorber pada
suhu 200 – 250C . Kemudian dipompa menuju ke deretan kolom carbonating
yang disusun seri. Produk samping dari kolom absorber ammonia adalah larutan
brine yang mengandung garam calcium chloride untk kemudian dimurnikan
dengan penambahan calcium hydroxide sehingga mengendapkan garam
lainnya,sedangkan calcium chloride yang dihasilkan berupa larutan calcium
chloride 55%.( Keyes,1960 )
23

2.2.2 Proses Asidifikasi


Untuk proses pembuatan Kalsium Klorida yang kedua ini diambil dari
patent netralisasi US (2007). Bahan baku dari proses ini yaitu Kalsium Oksida
(CaO) dan Asam Klorida (HCl). Adapun blok diagram untuk proses
pembuatanKalsium Klorida dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.3 Blok diagram proses pembuatan Kalsium Klorida Metode


Asidifikasi
Pada proses ini kalsium oksida (CaO) solid dimasukkan di slurry tank
dengan penambahan H₂O kemudian di reaksikan di reaktor dengan asam klorida
(HCl) konsentrasi 37%. Reaksi yang terjadi :
Reaksi utama :
CaO(s) + H₂O(l) →Ca(OH₂)(s) ∆H°r = -65,1574 kJ/mol
Ca(OH₂)(s) + 2HCl(Aq) →CaCl₂(s) + 2H₂O(l) ∆H°r = -127,7174 kJ/mol
Metode sintesis kalsium klorida ini dilakukan dengan mereaksikan padatan
batu kapur dengan larutan asam klorida. Proses ini merupakan proses yang cukup
banyak dilakukan di dunia karena bahan bakunya yang mudah ditemukan dan
cukup murah jika dibandingkan proses Solvay.
Proses ini merupakan proses sintesis batu kapur dengan bahan baku
larutan asam klorida menghasilkan kalsium klorida, magnesium kloida, gas CO2
dan air. Kemurnian CaCl2 yang dihasilkan sangat tinggi, Dalam proses ini juga
dihasilkan magnesium hidroksida (Mg(OH)2) sebagai produk samping akibat
reaksi dengan kandungan garam alkali. Dalam proses acidifikasi, konsentrasi
24

larutan asam klorida yang digunakan adalah 37%, dengan perolehan (yield)
kalsium klorida yang tertinggi. Proses ini dilanjutkan dengan berbagai
pengeringan dan teknologi pemisahan untuk menghasilkan kalsium klorida kering
dalam bentuk serbuk sebelum dijual ke konsumen.
Dari kedua proses yang telah dibahas maka diperoleh perbedaannya, yang dapat
dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Perbandingan Proses 1 dan 2
Nama Proses
Parameter
Solvay (Us Patent, 2013) Netralisasi (Us Patent,2007)
Batu Kapur , Ammonia dan NaCl
Bahan Baku Batu Kapur dan Asam Klorida
Brine
Suhu 32-250⁰C 32-110⁰C
Tekanan 1-7 atm 1 atm
Kadar Produk 14-55% 78-98%
Biaya investasi dan operasi rendah
Biaya investasi sangat mahal karena
Proses dan kondisi operasi tidak terlalu
banyaknya proses dan instalasi alat
ekstrim

Dari Tabel 2.1 dapat disimpulkan serta mempertimbangkan kelebihan


dan kekurangan dari kedua proses di atas, maka dalam pra rancangan pabrik
ini, proses yang digunakan adalah proses netralisasi dalam pembuatan kalsium
klorida dari batu kapur dan asam klorida. Pemilihan ini didasarkan pada kelebihan
proses ini, jika dibandingkan dengan proses pemurnian air garam alami dan proses
Solvay, yaitu :
1. Biaya bahan baku murah.
2. Bahan baku mudah didapat.
3. Kemurnian CaCl2 relatif lebih tinggi.
4. Biaya investasi dan operasi rendah

2.3 Sifat Fisik dan Sifat Kimia


Bahan baku yang digunakan terdiri dari Batu kapur (CaO) dan Asam
Klorida (HCl) untuk produknya berupa Kalsium Klorida (CaCl2) Adapun sifat
fisik dan kimia bahan yang digunakan, yaitu
25

a. Kalsium Oksida
Untuk sifat fisik dan kimia dari Batu Kapur dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2. 2. Sifat Fisik dan Kimia dari Kalsium Oksida (CaO)
Sifat Fisik Sifat Kimia
Warna Putih
Bentuk Bubuk, granula  Larut dalam asam, gliserol, larutan
Titik didih 2850⁰C gula. Praktis dan tidak larut dalam
Titik leleh 2613°C alcohol.
Densitas 3,34 g/cc  Larut dalam air membentuk
Bau Tidak berbau Ca(OH)₂
Berat molekul 56,08 g/mol  Menyerap CO₂ dari udara
Kelarutan 1,19 g/l (25°C)
Sumber :MSDS Kalsium Oksida, 2021

b. Asam klorida
Untuk sifat fisik dan kimia dari Asam Klorida dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2. 3. Sifat Fisik dan Kimia dari Asam Klorida (HCl)
Sifat Fisik Sifat Kimia
Berat Molekul 36,5 g/mol  Gas berwarna kuning kehijauan dan
Warna Tak berwarna berbau merangsang
Bentuk Cair  Dapat larut dalam alkali hidroksida,
Titik didih 50,5 oC kloroform, dan eter
Titik leleh -114,18 oC  Merupakan zat beracun (karsinogen).
pH Asam  Sangat korosif dihadapan aluminium,
Densitas 1,18 g/cm3 tembaga, stainless steel.
Sumber : MSDS asam klorida, 2020

c. Kalsium Klorida
Untuk sifat fisik dan kimia dari Kalsium Klorida dapat dilihat pada Tabel
2.4.
Tabel 2.4. Sifat Fisik dan Kimia Kalsium Klorida (CaCl2.2H2O)
Sifat Fisik Sifat Kimia
Bau Tidak berbau
 Dapat dielektrolisis untuk
Berat Molekul 146 g/mol
memberikan logam kalsium dan gas
Bubuk putih,
klor.
Bentuk serpihan dan
kristal  Memiliki perubahan entalpi yang
sangat tinggi dari solusi.
Warna Putih
 Bersifat higroskopis yang berarti
Titik didih 1670 °C
dapat dengan mudah menyerap
Titik leleh 772 °C
kandungan air.
Spesific Gravity 2,15 g/cm3
 Dapat dihsasilkan dari reaksi kalsium
pH 4.5-8.5 (5%)
karbonat dengan asam klorida
Densitas, 25°C 1,84 g/cm3
Sumber : MSDS Kalsium Klorida, 2020
26

2.4 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk


Untuk spesifikasi bahan baku dan produk dari pra rancangan pabrik ini, yaitu
a. Spesifikasi Kalsium Oksida (CaO)
Untuk spesifikasi bahan baku Batu Kapur dapat dilihat pada tabel 2.6.
Tabel 2.5. Spesifikasi Batu Kapur (CaO)

Komponen Keterangan

Wujud Padatan
Warna Putih
CaO 95,71%
MgO 0,16%
Fe2O3 4%
Sumber : PT. Putra Lima Jaya

b. Spesifikasi Asam Klorida (HCl)


Untuk spesifikasi bahan baku Asam Klorida dapat dilihat pada Tabel 2.7.
Tabel 2.5. Spesifikasi Asam Klorida (HCl)

Komponen Keterangan
Kemurnian 32%
Wujud Cair
Warna Tidak Berwarna
Kadar SO₄ 0,012%
Kadar Pb 0,0005%
Kadar Cl₂ 0,005%
Sumber : PT. Petrokimia Gresik

c. Spesifikasi Kalsium Klorida (CaCl2.2H2O)


Untuk spesifikasi produk Kalsium klorida dapat dilihat pada tabel 2.8.
Tabel 2.6. Spesifikasi Kalsium klorida (CaCl2.2H2O)

Komponen Keterangan
Kemurnian 99%
Kadar Air 0,2%
Wujud Padatan
Warna Putih
27

Titik lebur 772 °C


Kelarutan 7,45 g/L
Sumber Labchem, 2020

Anda mungkin juga menyukai