Anda di halaman 1dari 2

Pendidikan bela negara sudah menjadi kewajiban bagi seluruh rakyat Indonesia, hal ini

disebutkan dalam undang-undang dasar 1945 pasal 27 ayat (3) “Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara” dan Pasal 30 Ayat (1 dan 2)
“tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara”.
Bela negara di laksanakan oleh TNI dan POLRI sebagai garda terdepan dan di lanjut dengan
rakyat sebagai garda pembantu, adapun peran rakyat sebagai garda pembantu sudah tertera
dalam UU No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat (1 dan 2) dinyatakan
(1) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwajudkan
dalam Penyelenggaraan Pertahanan Negara. (2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya
bela negara dimaksud Ayat (1) diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan, pelatihan
dasar kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib, dan
Pengabdian sesuai dengan profesi.

Pendidkan bela negara sudah semetinya di ajarkan kepada seluruh masyarakat Indonesia mulai
dari usia belia dengan tujuan untuk menanamkan rasa cinta tanah air. Hal ini bisa di lakukan
mulai dari bangku taman kanak-kanak dengan mulai mengenalkan budaya-budaya lokal dan juga
lagu-lagu nasional. Selanjutnya di bangku sekolah dasar kurikulum nya juga sudah berbeda,
dengan adanya upacara bendera yang rutin diadakan tiap pekannya bisa menumbuhkan sikap
disiplin peraturan dan sikap patriotisme di tambah dengan adanya mata pelajaran ppkn. Adapun
di masa SMP dan SMA kurang lebih juga sama.

Lalu apakah pendidikan bela negara di lingkungan sekolah hanya meliputi kegiatan upacara
bendera dan duduk di kelas sembari menyimak mata pelajaran ppkn ? , tentu saja tidak
sebagaimana kata bapak pendidikan Indonesia bahwasanya untuk menjadikan siapapun dan di
manapun menjadi tempat kita untuk belajar,

Dan di tahun pelajaran 2022-2023 atas perintah menbudristek muncullah kurikulum baru pada
dunia pendidikan Indonesia dan selanjutnya kurikulum tersebut di namai dengan Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila ( selanjutnya di sebut dengan P5.untuk dasar pelajarannya
sendiri yaitu menjadikan siapapun orangnya sebagai tempat belajar dan menjadikan tempat
manapun sebagai tempat pembelajaran. Lalu bagaimanakah wujud implementasi dari profil
penguatan pelajar Pancasila tadi ?, melalui kegiatan yang sudah di rancang oleh masing –
masing tenaga pengajar di setiap sekolah, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah
atas. Contohnya seperti kunjungan ke tempat produksi batik lokal sekaligus belajar tentang
sejarah , asal-usul dan makna filosofis dari tiap corak batik lokal yang di kemudian hari dilanjut
dengan praktik membuat batik dan di acara puncak diadakan pagelaran pameran batik karya
tiap siswa yang terdiri dari beberapa kelompok.

Sebagai penutup penulis ingin mengajak siapapun yang membaca tulisan ini untuk terus menerus
mencintai dan membela tanah air kita dan tak lupa untuk menjadikan siapapun menjadi tempat
belajar dan juga sebagai seorang mahasiswa kita harus terus menerapkan nilai – nilai dasar
Pancasila di lingkungan sekitar kita baik itu di lingkungan kampus, lingkungan rumah hingga
lingkungan tempat kita bermain ingat kata kata bung karno Negeri ini, Republik Indonesia,
bukanlah milik suatu golongan, bukan milik suatu agama, bukan milik suatu kelompok etnis,
bukan juga milik suatu adat-istiadat tertentu, tapi milik kita semua dari Sabang sampai
Merauke!"

OLEH :AFDHLOLUL ROKHMAN ROSYIDI

NIM : 23041184119

JURUSAN : ILMU KOMUNIKASI

KELOMPOK : H.O.S TJOKROAMINOTO

Anda mungkin juga menyukai